ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

SKRIPSI

Oleh :

SITI KUSNIYAH 0513010338/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Oleh :

SITI KUSNIYAH 0513010338/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

yang diajukan :

SITI KUSNIYAH 0513010338/FE/EA

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. H.E. Achsan, AK Tanggal : ………. NIP. 030 181 665

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP. 030.194.437


(4)

dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Bapak Drs. Ec. H.E. Achsan, AK, selaku Dosen Pembimbing Utama, yang

telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.

5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Uneversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(5)

7. Buat Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Mei 2010

Penulis


(6)

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

ABSTRAKSI... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 6

2.2. Landasan Teori ... 8

2.2.1. Laporan Keuangan ... 8

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 8

2.2.1.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan... 9

2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan... 10

2.2.1.4. Manfaat Laporan Keuangan... 11

2.2.1.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan ... 13

2.2.2. Analisis Rasio Keuangan ... 16

2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 16


(7)

2.2.3. Pertumbuhan Laba ... 25

2.2.4. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba . 26 2.3. Kerangka Pikir ... 29

2.4. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 32

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 34

3.2.1. Populasi ... 34

3.2.2. Sampel... 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 36

3.3.1. Jenis Dan Sumber Data ... 36

3.3.2. Pengumpulan Data ... 36

3.4. Uji Kualitas Data... 36

3.4.1. Uji Normalitas... 36

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 36

3.5. Teknik Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 38

3.5.1. Teknik Analisis ... 38

3.5.2. Uji Hipotesis... 39

3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model... 39

3.5.2.2. Uji Parsial... 40


(8)

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 49

4.3.1. Uji Normalitas... 49

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 50

4.3.3. Teknik Analisis ... 53

4.3.4. Uji Hipotesis... 56

4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model... 56

4.3.4.2. Uji Parsial... 57

4.4. Pembahasan... 59

4.4.1. Implikasi... 59

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 62

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat... 63

4.4.4. Keterbatasan Penelitian... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 65

5.2. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

Tabel. 1 Data Tingkat “Pertumbuhan Laba” Perusahaan Farmasi

Tahun 2005 - 2008 ... 4

Tabel. 2 Rekapitulasi Data : “Cash Ratio (X1)” Periode 2005 – 2008... 44

Tabel. 3 Rekapitulasi Data : “Debt Rasio (DR) (X2)” Periode 2005 – 2008... 45

Tabel. 4 Rekapitulasi Data : “Perputaran Aktiva (X3)” Periode 2005 – 2008... 46

Tabel. 5 Rekapitulasi Data : “Return On Assets (ROA) (X4)” Periode 2005 – 2008... 47

Tabel. 6 Rekapitulasi Data : “Pertumbuhan Laba (Y)” Periode 2005 – 2008... 48

Tabel. 7 Hasil Uji Normalitas... 50

Tabel. 8 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 52

Tabel. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 53

Tabel. 10 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 54

Tabel. 11 Hasil Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat … ... 56

Tabel. 12 Koefisien Determinasi (R Square / R2) … ... 56

Tabel. 13 Hasil Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat … ... 57


(10)

Gambar. 1. Diagram Kerangka Pikir ... 30


(11)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh : SITI KUSNIYAH

Abstrak

Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan itu. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari perusahaan tersebut, kemudian menganalisisnya, sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. (Sunariyah, 1997 : 2). Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio

leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan

laba di masa yang akan datang

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2008. Sumber data yang digunakan berasal dari Bursa Efek Indonesia, dan Pusat Refrensi Pasar Modal. dan data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0

For Windows

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa untuk Rasio Likuiditas dan Rasio Keuntungan mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis 1 dan hipotesis 4, terbukti kebenarannya, sedangkan untuk Rasio

Leverage dan Rasio Aktivitas tidak mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa

yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis 2 dan hipotesis 3, tidak terbukti kebenarannya.


(12)

FINANSIAL RATIO ANALYSIS FOR THE TO PREDICT OF PROFIT GROWTH of AT PHARMACY COMPANY WHICH ENLIST

IN EFFECT EXCHANGE INDONESIA

Oleh : SITI KUSNIYAH

Abstrak

Before doing an invesment, a investor have to consider some factor among other things by doing assessment to that company's finance performance. Given the performance of company's finance hence can obtain;get the picture of about growth financial from the company, later;then analyse it, so that we have an eye for the matter of what reached in the past and in a period of which is walk the. (Sunariyah, 1997 : 2). Ratio analysis represent an form or way of used occasionally in analysing report financial of an company. By using analyzer in the form of this ratio will be able to explain or give the picture to analyst of about pros and cons of circumstance or financial position of an company. According to Sutrisno (2003: 247-254) there are some way of classifying from ratio analysis, that is Ratio likuiditas, ratio of Leverage of Ratio of activity and advantage Ratio. This research aim to to test and prove the ability of finance ratio consisted of by the Ratio likuiditas, ratio Leverage, Activity Ratio, and advantage Ratio in predict of profit growth in the future.

Sampel used in this research is 4 Pharmacy company enlisted in Effect Exchange of Indonesian in the year 2005 - 2008. Data source used come from Effect Exchange Indonesian, and Center the Refrensi Capital Market. and data obtained the analysed by using Doubled Linear Test Regresi by means of ... assist the computer, using program SPSS. 16.0 For Windows.

From inferential analysis result that predict of Ratio of Likuiditas and Advantage Ratio able to mempred of profit growth in the future at Pharmacy company which is enlisted in Effect Exchange Indonesian, so that hypothesis 1 and hypothesis 4, proven by its truth, while for the Ratio of Leverage and Activity Ratio unable to predict of profit growth in the future at Pharmacy company which is enlisted in Effect Exchange Indonesian, so that hypothesis 2 and hypothesis 3, unprovable is its truth.


(13)

1.1. Latar Belakang

Pasar Modal merupakan pertemuan pihak yang memerlukan dana (borrower) dengan pihak yang bisa menyediakan dana atau yang mempunyai kelebihan dana (lender). Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana bagi perusahaan. Manfaat lebih lanjut dari adanya pasar modal adalah meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menentukan struktur modal yang optimal. Sementara itu, bagi para investor, pasar modal merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan dananya sebagai sumber pendapatan. (Husnan, 1998 : 4)

Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan prestasi perusahaan itu. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari perusahaan tersebut, kemudian menganalisisnya, sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. (Sunariyah, 1997 : 2).

Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Penganalisa harus mampu untuk


(14)

menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih.

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang dipergunakan untuk membayar hutang.

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva.


(15)

Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolah (manajemen) perusahan yang ditunjukan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi seperti profit margin, earning power, return on total

assets, return on equity, return on investment

Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang (Harahap, 2006 : 297).

Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui analisa rasio keuangan tersebut dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari perusahaan, sehingga kita dapat menilai hal apa yang telah dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, digunakan pertumbuhan laba, karena laba merupakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan, yang memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab menajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. (Munawir, 2000 : 68).

Dipilihnya perusahaan Farmasi sebagai sampel dikarenakan perusahaan tersebut memiliki persaingan bisnis yang kuat akibat dari aktivitas perdagangan saham yang tinggi. Selain itu perusahaan tersebut merupakan bagian dari kebutuhan pokok yang memiliki perubahan yang sangat cepat seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi serta selera masyarakat yang berubah – ubah.


(16)

Berikut ini merupakan pertumbuhan laba perusahaan Farmasi selama peride 2005 – 2008, yang dapat disajikan pada tabel 1, sebagai berikut : Tabel 1 : Data Tingkat “Pertumbuhan Laba” Perusahaan Farmasi

Tahun 2005 - 2008

No Nama Perusahaan Tahun Laba

Setelah Pajak

Pertumbuhan Laba 1 PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. 2004 49.810.964,00

2005 71.576.356,00 43,70

2006 52.508.646,00 -26,64

2007 49.917.853,00 -4,93

2008 70.819.094,00 41,87

2 PT. IndoFarma (Persero) Tbk 2004 7.238.989,72

2005 9.594.742,65 32,54

2006 15.240.676,14 58,84

2007 11.076.807,05 -27,32

2008 5.031.898,68 -54,57

3 PT. Kimia Farma, Tbk. 2004 77.754.621,34

2005 52.826.570,67 -32,06

2006 43.989.948,29 -16,73

2007 42.189.435,35 -4,09

2008 55.393.774,87 31,30

4 PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk. 2004 324.469.792,12

2005 296.824.571,61 -8,52

2006 272.583.806,58 -8,17

2007 278.357.723,40 2,12

2008 320.647.898,37 15,19

Sumber : Bursa Efek Indonesia 2005 - 2008

Berdasarkan tabel. 1. terlihat bahwa tingkat pertumbuhan laba selama periode 2005 - 2008, sebagian besar perusahaan mengalami penurunan, sehingga menyebabkan investor ragu dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini bisa menjadi ukuran seberapa besar tingkat resiko yang akan dihadapi, serta seberapa besar dividen yang akan mereka terima dimasa yang akan datang (Husnan, 1998 : 7)

Sesuai dengan latar balakang yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(17)

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan suatu masalah, yaitu apakah rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio

leverage Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan mampu memprediksi

pertumbuhan laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia.?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1 Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.

2 Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan khasanah perpustakaan, bahan referensi, dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada. 3 Bagi Peneliti

Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya.


(18)

2.1.Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, pernah dilakukan oleh :

1. Meythi (2005)

Judul penelitian : “Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”

Perumusan Masalah :

Manakah diatara rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba?

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :

Bahwa diantara current ratio, quick ratio, debt ratio, equity to total

asset, equity to total liabilities, equity to fixed asset, profit margin, return

on asset, return on equity, fixed asset turnover, total asset turnover, dan

profit growth menujukkan bahwa retun on asset yang paling baik dalam

memprediksi pertumbuhan laba.

2. Rahmawati (2002)

Judul penelitian : “Pengaruh Rasio Solvabilitas Dan Rasio Aktivitas Terhadap Rasio Kemampulabaan Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Surabaya (BES)“


(19)

Perumusan Masalah :

a. Apakah Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh secara simultan terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya (BES) ?

b. Apakah Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh secara parsial terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya (BES) ?

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :

a. Secara simultan Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di BES.

b. Secara parsial Rasio Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di BES. c. Secara parsial Rasio Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap

KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di BES.

3. Risyanti (2008)

Judul penelitian : “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman Yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta”

Perumusan Masalah :

”Apakah rasio keuangan memiliki kemampuan untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta?


(20)

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :

Berdasarkan analisis dalam penelitian ini berhasil membuktikan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio keuntungan memiliki kemampuan untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sama - sama membahas mengenai factor – factor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi variabel yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio keuntungan, periode penelitian yaitu tahun 2005 – 2008 dan objek penelitian yaitu perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian yang pernah dilakukan tersebut di atas digunakan sebagai pendukung penelitian yang dilakukan sekarang ini, oleh karena itu penelitian sekarang bukan merupakan duplikasi.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar data keuangan atau aktivitas suatu peusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2000: 3).


(21)

Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan, selain itu laporan keuangan juga merupakan alat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan (Harahap, 2002 : 105).

Menurut Baridwan (2000 : 17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, laporan keuangan inilah yang menjadi dasar bagi para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan.

Selanjutnya Sutrisno (2003: 243) mendefinisikan Laporan Keuangan adalah merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat keuangan suatu perusahaan kita bisa melihat bagaimana prestasi manajemen dalam periode tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pembukuan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi dan dinyatakan dalam satuan uang.

2.2.1.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 6), penyusunan untuk penyajian laporan keuangan mendasarkan pada dua asumsi dasar, yaitu: 1. Dasar Akrual

Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain


(22)

diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan, serta sumber dana yang mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi yang paling berguna untuk pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan, jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen yang merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang memuat tentang posisi keuangan dengan tujuan untuk : (Munawir, 2000 : 3),

1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai perusahaan yang bersangkutan.


(23)

3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab.

4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Selanjutnya menurut Prastowo (2005 : 5) laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan perubahan-perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.1.4. Manfaat Laporan keuangan

Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut, yaitu antara lain (Munawir, 2000 : 2)

1. Pemilik perusahaan

Pemilik perusahan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan, karena dengan laporan keuangan perusahaan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses atau tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Laporan keuangan juga diperlukan untuk menilai kemampuan yang akan dicapai di masa datang sehingga bisa menaksir keuntungan yang akan diterima.


(24)

2. Manajer atau pimpinan perusahaan

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahan, manajer dapat menyusun rencana yang lebih baik dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

3. Kreditur dan bankers

Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, kreditur atau bankers perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan tersebut, sehingga dapat diketahui kemampuannya untuk membayar hutang dan beban bunganya, serta untuk mengetahui apakah kredit yang diberikan cukup mendapat jaminan yang terlihat pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang.

4. Investor

Mereka (para investor) berkepentingan terhadap prospek keuntungan perusahaan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya, dan menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh selanjutnya. 5. Pemerintah

Laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus di tanggung oleh perusahaan, selain itu juga diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.


(25)

2.2.1.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Di dalam penyajian suatu informasi keuangan perusahaan, biasanya mencakup semua laporan keuangan, yang terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan :

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing laporan keuangan yang dihasilkan pada tiap periode sebagai berikut:

1. Neraca (Balance Sheet)

Menurut Baridwan, (2000 : 18) Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.

Selanjutnya Munawir (2000 : 13) mendefinisikan neraca sebagai laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa neraca (Balance Sheet) adalah merupakan daftar yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan yang disusun secara sistematis yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada saat tertentu.

2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Menurut Baridwan (2000 : 30) Laporan Laba Rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.


(26)

Selanjutnya Munawir (2000 : 26) mendefinisikan laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang di peroleh oleh perusahaan selama periode tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan laba-rugi (Income Statement) adalah laporan yang menggambarkan hasil dari aktivitas operasional perusahaan yang berupa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya untuk suatu perioda tertentu

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Owners Equity)

Menurut Munawir (2000 : 30) laporan perubahan modal adalah merupakan laporan atau ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan-perubahan tersebut.

Selanjutnya menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 1.17) laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam aporan keuangan

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu


(27)

perusahaan selama periode tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan, dan kegiatan usaha. (Baridwan, 2000 : 43-44)

Selanjutnya menurut Munawir (2000 : 32), laporan arus kas adalah merupakan laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan pengeluarannya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas (Statement of Cash Flow) adalah laporan yang menggambarkan aliran kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas untuk periode tertentu..

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial Statements)

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. (PSAK 2009, No. 1: Alenia 69). Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting


(28)

b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.2.2. Analisis Rasio Keuangan

2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Menurut Harahap (2002 : 297). Analisis rasio adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang. Sedangkan bagi investor merupakan bahan pertimbangan apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak.


(29)

2.2.2.2. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang Iain adalah

"future oriented", oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk

menyesuaikan faktor-faktor yang sudah ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterpretasikan data yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Menurut Alwi (1993 : 95-96) Analisa Rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi intern perusahaan, tetapi juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau kreditor yang akan menanamkan dana mereka kedalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli saham perusahaan yang go public. Bagi manajer finansial, dengan menghitung resiko-resiko tertentu akan diperoleh suatu informasi, kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang sedang dimiliki dibidang finansial sehingga dapat ditentukan cara-cara mengatasinya, sedangkan bagi calon investor maupun kreditur, dapat dijadikan pegangan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada perusahaan yang bersangkutan atau tidak.

2.2.2.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk


(30)

memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan (Prastowo dan Juliaty, 2005 : 52).

Menurut Harahap (2002: 298). Analisa Rasio memiliki keunggulan di banding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut adalah

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri Iain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score)

5. Menstandarisir size perusahaan

6. Lebih mudah membandingkan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.2.2.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2002 : 298) Disamping keunggulan yang dimiliki analisa rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaanya. Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat untuk digunakan untuk kepentingan pemakainya.


(31)

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dan laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

a Bahan perhitungan rasio keuangan atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bebas atau subyektif.

b Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

c Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

d Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi Keuangan bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika data yang tersedia untuk menghitung rasio keuangan, maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

a Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

b Jika dua perusahaan dibandingkan, maka bisa saja teknik dan Standar Akuntansi yang dipakai oleh perusahaan tersebut tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan akan menimbulkan kesalahan.

2.2.2.5. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.


(32)

Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar adalah rasio yang paling sering membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus dibayar.

Rasio Lancar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Lancar Hutang

lancar Aktiva lancar

Rasio 

Sumber : Sutrisno (2003 : 247)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa dipergunakan untuk melunasi hutang lancar.


(33)

Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Lancar Hutang Persediaan Lancar Aktiva Cepat

Rasio  

Sumber : Sutrisno (2003 : 248). c. Cash Ratio (CR)

Cash ratio (CR) adalah merupakan rasio yang

membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.

Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Lancar Hutang

Efek Kas

Ratio

ash  

C

Sumber : Sutrisno (2003 : 248). Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah Cash Ratio, dengan alasan bahwa semakin kuat posisi kas suatu perusahaan, hal ini menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan laba suatu perusahaan juga mengalami peningkatan.

2. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

a. Debt Ratio (DR)

Debt ratio (DR) digunakan untuk mengukur berapa besar

aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.

Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 289).

Aktiva Total

Hutang Total


(34)

b. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan di belanjai oleh pihak kreditur.

Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 250) Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan adalah Debt Ratio (DR), dengan alasan bahwa semakin tinggi Debt

Ratio (DR) maka semakin besar jumlah modal pinjaman yang

digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Modal Hutang Total

DER

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin tinggi persediaan.

Perputaran persediaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Persediaan Penjualan Pokok

Harga Persediaan

Perputaran 


(35)

b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Perputaran piutang merupakan ukuran efektifitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya.

Perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Piutang Penjualan Piutang

Perputaran 

Sumber : Sutrisno (2003 : 252) c. Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover)

Perputaran aktiva merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Perputaran Aktiva dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Aktiva Total

Penjualan Aktiva

erputaran

P 

Sumber : Sutrisno (2003 : 253) Dalam penelitian ini jenis rasio Aktivitas yang digunakan adalah Perputaran aktiva, dengan alasan bahwa semakin besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelolah aktivanya untuk menghasilan keuntungan

4. Rasio Keuntungan

Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit margin (NPM) merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.


(36)

Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : % 100 Penjualan Bersih Laba

NPM x

Sumber : Sutrisno (2003 : 254) b. Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) juga disebut sebagai rentabilitas

ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki.

Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

% 100 Aktiva Total Bersih Laba

ROA x

Sumber : Sutrisno (2003 : 254)

c. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.

Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 255) Dalam penelitian ini jenis rasio keuntungan yang digunakan adalah Return on assets (ROA), dengan alasan bahwa semakin tinggi ROA, maka efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan semakin baik.

% 100 Sendiri Modal Bersih Laba


(37)

2.2.3. Pertumbuhan Laba

Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan, selain itu laporan keuangan juga merupakan alat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan (Harahap, 2002 : 105). Inti dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba (earning), earning sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan, memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam melakukan penaksiran atas kemampulabaan (earning power) perusahaan dimasa yang akan datang. (Widyastuti, 2004 : 25)

Menurut Choriri dan Ghozali, (2001) (dalam Widyastuti, 2004 : 27) mendefinisikan earning adalah perubahan dalam capital perusahaan diantara dua investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik, dimana capital dinyatakan dalam bentuk nilai dan didasarkan pada skala pengukuran tertentu.

Selanjutnya menurut Sumarso (1994) dalam Susiono, 2002 : 11) laba bersih adalah selisih bersih pendapatan atas biaya - biaya yang dibebankan dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha. (Sumarso (1994) dalam Susiono, 2002 : 11)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih anatara pendapatan dengan biaya, dimana pendapatan lebih besar daripada biaya


(38)

Menurut Sharpe (1995 : 220 - 221) menjelaskan bahwa: Pertumbuhan laba yang baik mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai laba yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Dalam penelitian ini tingkat pertumbuhan laba adalah selisih laba pada saat sekarang dikurangi laba tahun sebelumnya dibagi dengan laba sebelumnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah rupiah (%).

Pertumbuhan Laba dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Meythi (2005 : 260)

% 100 Awal) (Periode Laba Awal) (Periode Laba -Akhir) (Periode Laba 1 -t 1 -t t x n Laba Pertumbuha

2.2.4. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba

Analisa rasio keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio yang tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk


(39)

mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih (Sutrisno (2003: 247) Para investor sebelum menanamkan modalnya, mereka harus mengetahui bagaimana keadaan dari rasio tersebut, hal ini dilakukan untuk memperkecil resiko yang akan dihadapi dimasa yang akan datang, rasio ini membandingkan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijadikan jaminan utang yang dimilik oleh perusahaan, semakin besar aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, maka resiko pengembalian dana investasi dari para investor akan sedikit, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan..hal ini didukung oleh “Teory Keuangan menyatakan “penggunaan hutang mengakibatkan penghasilan setelah pajak yang tersedia bagi pemegang saham menjadi lebih besar daripada perusahaan tidak menggunakan hutang. (Merton Miller, 1963)

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Seorang investor tidak hanya melihat kemungkinan tingkat pengembaliannya tetapi juga melihat seberapa besar resiko yang ditanggung perusahaan. Semakin besar hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan maka tingkat resikonya juga semakin tinggi. Tetapi apabila perusahaan dapat mempertahankan tingkat resiko serendah mungkin maka membuat investor tidak akan khawatir dalam melakukan investasi. Sehingga kepercayaan investor akan tinggi terhadap suatu perusahaan. Hal ini didukung oleh


(40)

bahwa orang dimotivasi untuk bekerja bila mengharapkan usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarah kebalas jasa tertentu dan menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka. Teori ini menunjukan bahwa perusahaan dapat mempertahankan tingkat resiko serendah mungkin dalam menggunakan hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan dengan harapan investor tidak akan khawatir dalam melakukan investasi

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Untuk itu pihak manajemen harus bisa mengelola aktiva dan modal yang dimiliki perusahaan dalam operasional perusahaan semaksimal mungkin agar menghasilkan laba yang maksimal, selain itu pihak manajemen harus menekan tingkat risiko sekecil mungkin dari besarnya hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan, misalnya untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan hutang jangka pendek, sedangkan aktiva tetap yang tidak berputar (misalnya tanah) pada prinsipnya dibiayai dengan modal sendiri dan untuk aktiva tetap yang berputar secara berangsur – angsur (misalnya gedung atau mesin) dapat dibiayai dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri.

Rasio Keuntungan ini dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.. apabila nilai rasio ini tinggi, maka perusahaan tersebut dikatakan menggunakan assets yang ada dengan efisiensi dan efektif, sehingga para pemegang saham percaya akan tingkat pengembalian atas modal yang mereka tanamkan dan


(41)

hal ini berarti perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, hal ini didukung oleh Teori Path Goal yang menyatakan “Goal theory

indicated that an individual behavior is regulated by his or her conscious

idea intention” (Luthans, 1995), yang artinya bahwa penilaian kinerja ini

dapat memberikan umpan balik bagi manajemen bawah dan manajemen menengah tentang bagaimana manajemen puncak menilai kinerja mereka dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas maka dapat di buat premis-premis sebagai berikut :

Premis 1 : Retun On Asset yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba.(Meythi, 2005)

Premis 2 : Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh Terhadap Rasio Kemampulabaan (Anita Rahmawati, 2002)

Premis 3 : Teory Keuangan menyatakan “penggunaan hutang mengakibatkan penghasilan setelah pajak yang tersedia bagi pemegang saham menjadi lebih besar daripada perusahaan tidak menggunakan hutang. (Merton Miller, 1963)

Premis 4: Expectany Value theory yang dikemukakan oleh Vroom (1964)

menyatakan perusahaan dapat mempertahankan tingkat resiko serendah mungkin dalam menggunakan hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan dengan harapan investor tidak akan khawatir dalam melakukan investasi


(42)

Premis 5 : Teori Path Goal yang menyatakan “penilaian kinerja ini dapat

memberikan umpan balik bagi manajemen bawah dan manajemen menengah tentang bagaimana manajemen puncak menilai kinerja mereka dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Berdasarkan perumusan masalah serta fakta-fakta pendukung yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah kerangka pikir seperti ini ditunjukkan pada gambar 1, sebagai berikut :

Rasio Likuiditas

Pertumbuhan Laba (Y)

Quick Ratio Cash Ratio

Rasio Leverage Debt Ratio

Debt to Equity Ratio

Rasio Aktivitas

Inventory Turnover

Receivable Turnover Total Assets Turnover

Rasio Keuntungan

Net Profit Margin Return On Assets

Return On Assets

(X4)

Total Assets Turnover

(X3)

Debt Ratio

(X2)

Cash Ratio (X1)

Return On Equity Current Ratio

Uji Regresi Linier Berganda Gambar 1


(43)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang dapat digunakan sebagai dugaan sementara adalah

H1 : Diduga bahwa Rasio Likuiditas mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (didukung oleh premis 3)

H2 : Diduga bahwa Rasio Leverage mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (didukung oleh premis 4)

H3 : Diduga bahwa Rasio Aktivitas mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.(didukung oleh premis 2)

H4 : Diduga bahwa Rasio Keuntungan mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang.pada perusahaan Farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (didukung oleh premis 1, premis 2 dan premis 5)


(44)

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan (Nazir, 2005: 126).

Penelitian ini menggunakan Rasio Keuangan sebagai variabel bebas (X) dan Pertumbuhan Laba sebagai variabel terikat (Y).

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Bebas (X)

Rasio Keuangan, terdiri dari : 1. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah Cash Ratio (CR)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah kali (x).

Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

HutangLancar

Efek Kas

Ratio

ash  

C

Sumber : Sutrisno (2003 : 248)


(45)

2. Rasio Leverage

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam penelitian ini jenis rasio Leverage yang digunakan adalah Debt Ratio (DR).

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah kali (x).

Debt Ratio (DR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sutrisno (2003 : 289) Aktiva

Total

Hutang Total

Ratio Debt 

3. Rasio Aktivitas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Dalam penelitian ini jenis rasio Aktivitas yang digunakan adalah Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah kali (x).

Perputaran Aktiva dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Aktiva Total

Penjualan Aktiva

Perputaran 

Sumber : Sutrisno (2003 : 253)

4. Rasio Keuntungan

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Dalam penelitian ini jenis rasio Keuntungan yang digunakan adalah Return On Assets (ROA)


(46)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah persen (%).

Return On Assets (ROA)dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

% 100 Aktiva Total Bersih Laba Assets On

Return  x

Sumber : Sutrisno (2003 : 254)

Variabel Terikat (Y) Pertumbuhan Laba

Laba merupakan kenaikan modal yang diperoleh perusahaan sebagai dampak dari transaksi perusahaan pada periode tertentu. (Baridwan, 2000: 31). Sedangkan pertumbuhan laba adalah selisih laba pada saat sekarang dikurangi laba tahun sebelumnya dibagi dengan laba sebelumnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah rupiah (%).

Pertumbuhan Labadapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Meythi (2005 : 260)

% 100 Awal) (Periode Laba Awal) (Periode Laba -Akhir) (Periode Laba 1 -t 1 -t t x n Laba Pertumbuha

3.2.Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu, unit, elemen, yang memiliki ciri atau karakteristik yang sama (Sugiyono, 2006 : 55), Dari pengertian tersebut maka populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan Farmasi yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2008, tercatat sebanyak 9 perusahaan.


(47)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian, untuk itu teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive

Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang ditujukan untuk tujuan tertentu dan berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2006 : 78).

Adapun kriteria – kriteria dalam pengambilan sampel tersebut yaitu antara lain :

1. Perusahaan sampel adalah perusahaan Farmasi yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008, serta yang masih aktif dalam melakukan perdagangan saham 2. Perusahaan sampel adalah perusahaan Farmasi yang mempunyai

laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen

3. Perusahaan sampel adalah perusahaan Farmasi yang selama 4 (empat) tahun berturut – turut yaitu tahun 2005 – 2008 memperoleh laba.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan sampel tersebut di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 perusahaan.

Adapun nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk 2. PT. IndoFarma (Persero), Tbk 3. PT. Kimia Farma, Tbk


(48)

3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi perusahaan Farmasi per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008, dan sumber data berasal dari PT. Bursa Efek Indonesia.

3.3.2. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu mengkopi, mencatat, mempelajari, dan menganalisa laporan keuangan tahunan (Anual report), dari perusahaan yang dijadikan sampel dan tersedia di PT. Bursa Efek Indonesia dan terdiri dari laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008, sedangkan untuk pertumbuhan laba adalah Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2004 sampai per 31 Desember 2008.

3.4.Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali, (2002 : 74) Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov

Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka data tersebut


(49)

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Dalam persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan

melalui uji regresi ini tidak bias (Sesuai dengan tujuan) Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu tidak boleh ada autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas (Gujarati, 1999 : 153)

1. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2002 : 61). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi adalah uji Durbin Watson.

Menurut Santoso (2001 : 218) deteksi adanya Autokolerasi adalah :

a. Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti ada Autokolerasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada

Autokolerasi.

2. Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. (Ghozali, 2002 : 57). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF).


(50)

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance

Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi

tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2002 : 57-59)

3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2002: 69). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman.

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) >

0,05, maka maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 301)

3.5.Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Adapun model persamaan regresi yang digunakan yaitu sebagai berikut

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e

(Djarwanto, 2001 : 176) Keterangan :

Y = Pertumbuhan laba X1 = Cash Ratio (CR)


(51)

X2 = Debt Ratio (DR)

X3 = Total Assets Turnover

X4 = Return On Assets (ROA)

bo = Konstanta b1,2,3,,4 = Koefisien regresi

e = Standart Error

3.5.2. Uji Hipotesis

3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model

Uji F ini dilakukan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio

keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

Prosedur Uji F :

1. H0 : b1,,,b4 = 0 (artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok

guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas,

dan Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

H1 : b1,,,b4≠ 0 (artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna

melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan

Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang


(52)

3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan

dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam

memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

3.5.2.2. Uji Parsial

Uji t ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam

memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang Prosedur Uji t :

1. H0 : bj = 0 (artinya rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,

Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan

secara parsial mempunyai kemampuan dalam

memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang H1 : bj≠ 0 (artinya rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,

Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan secara parsial tidak mempunyai kemampuan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang


(53)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 3. Kriteria keputusan :

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak,

yang berarti rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan secara

parsial tidak mempunyai kemampuan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima,

yang berarti rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan secara

parsial mempunyai kemampuan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang


(54)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Berdasarkan pada teknik penentuan sampel, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2008 dan untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan gambaran dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel, yaitu :

1. PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk

PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk, didirikan pada tanggal 5 Febuari 1976, dengan berdasarkan akta Notaris No. 5 yang dibuat dihadapkan Abdul Latief, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan dan distribusi, produk – produk farmasi, produk – produk kimia yang berhubungan dengan farmasi dan perawatan kesehatan, dengan kantor pusat yang berkedudukan di Bogor dan Jakarta, dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1976.

2. PT. IndoFarma (Persero), Tbk

PT. IndoFarma (Persero), Tbk, didirikan pada tanggal 2 Januari 1996 dan diubah dengan akta No 134 tanggal 26 Januari 1996 keduanya dari notaris Sutjipto, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang memproduksi bahan baku dan bahan penolong farmasi serta bahan kimia termasuk agrokimia, baik


(55)

sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah, selain itu perusahaan juga memproduksi obat jadi, seperti obat – obatan esensial, atau generik, serta produk makanan baik yang ada hubungannya dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, dengan kantor pusat dan pabrik yang berkedudukan di Jalan Indofarma No. 1 Cibitung, Bekasi, dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1983.

3. PT. Kimia Farma, Tbk

PT. Kimia Farma, Tbk, didirikan pada tanggal 16 Agustus 1971, dan diubah dengan akta No 18 tanggal 11 Oktober 1971 keduanya dari notaris Soelaeman Ardjasasmita, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku obat, dengan kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta, dan memiliki unit produksi yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon (Mojokerto), dan Tanjung Morawa Medan dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1817.

4. PT. Tempo Scan Pasific Tbk

PT. Tempo Scan Pasific, Tbk, didirikan pada tanggal 20 Mei 1970, dengan berdasarkan akta Notaris No. 37 yang dibuat dihadapkan Ridwan Suselo, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang usaha Farmasi, dengan kantor pusat yang berkedudukan di Gedung Bina Mulia II, Lantai 5, Jl Rasuna Said, Kav 11 Jakarta, dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1970.


(56)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Sumber data berasal dari Bursa Efek Indonesia dan berikut ini merupakan hasil dari rekapitulasi data yang diperoleh selama periode penelitian yang ditabulasikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut :

1. Cash Ratio (X1)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah kali (x).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama periode penelitian, dapat dilihat pada tabel 2, sebagai berikut :

Tabel. 2 : Rekapitulasi Data : “Cash Ratio (X1)” Periode 2005 – 2008

Satuan (x) Cash Ratio

Periode Penelitian

No Nama Perusahaan

2005 2006 2007 2008

1 PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. 1,49 1,95 2,18 1,93

2 PT. IndoFarma (Persero) Tbk 0,11 0,24 0,53 0,41

3 PT. Kimia Farma, Tbk. 0,44 0,60 0,52 0,49 4 PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk. 2,06 2,30 2,07 1,88 Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan pada tabel 2 dapat diinterprestasikan bahwa besarnya nilai Cash Ratio tertinggi untuk tahun 2005 dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk yaitu sebesar 2,06 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) Tbk yaitu sebesar 0,11 kali, begitu juga untuk tahun 2006 besarnya nilai Cash Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk yaitu sebesar 2,30 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) Tbk yaitu sebesar 0,24 kali, sedangkan untuk tahun 2007 besarnya nilai Cash


(57)

sebesar 2,18 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Kimia Farma, Tbk yaitu sebesar 0,52 kali, Dan untuk tahun 2008 besarnya nilai

Cash Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk,

yaitu sebesar 1,93 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) yaitu sebesar 0,41 kali.

2. Debt Ratio (DR) (X2)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah kali (x).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama periode penelitian, dapat dilihat pada tabel 3, sebagai berikut :

Tabel. 3 : Rekapitulasi Data : “Debt Ratio (DR) (X2)” Periode 2005 – 2008

Satuan (x) Debt Ratio (DR)

Periode Penelitian

No Nama Perusahaan

2005 2006 2007 2008

1 PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. 0,29 0,26 0,82 0,80

2 PT. IndoFarma (Persero) Tbk 0,49 0,59 0,71 0,69 3 PT. Kimia Farma, Tbk. 0,28 0,31 0,35 0,34 4 PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk. 0,20 0,18 0,20 0,22

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan pada tabel 3 dapat diinterprestasikan bahwa besarnya nilai Debt Ratio (DR) tertinggi untuk tahun 2005 dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero), Tbk yaitu sebesar 0,49 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk yaitu sebesar 0,20 kali, dan begitu juga untuk tahun 2006 besarnya nilai Debt Ratio (DR) tertinggi dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero), Tbk yaitu sebesar 0,59 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik,


(58)

Tbk yaitu sebesar 0,18 kali, untuk tahun 2007 besarnya nilai Debt Ratio (DR) tertinggi dimiliki oleh PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk, yaitu sebesar 0,82 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk yaitu sebesar 0,20 kali, begitu juga untuk tahun 2008 besarnya nilai Debt Ratio (DR) tertinggi dimiliki oleh PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk, yaitu sebesar 0,80 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk yaitu sebesar 0,22 kali.

3. Total Assets Turnover (X3)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah kali (x).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama periode penelitian, dapat dilihat pada tabel 4, sebagai berikut :

Tabel. 4 : Rekapitulasi Data : “Total Assets Turnover (X3)” Periode 2005 – 2008

Satuan (x) Total Assets Turnover

Periode Penelitian

No Nama Perusahaan

2005 2006 2007 2008

1 PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. 0,98 1,03 0,88 0,91 2 PT. IndoFarma (Persero) Tbk 1,32 1,49 1,26 1,53 3 PT. Kimia Farma, Tbk. 1,54 1,74 1,71 1,87

4 PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk. 1,06 0,41 0,46 0,50

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan pada tabel 4 dapat diinterprestasikan bahwa besarnya nilai Total Assets Turnover tertinggi untuk tahun 2005 dimiliki oleh PT. Kimia Farma, Tbk yaitu sebesar 1,54 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. yaitu sebesar 0,98 kali, begitu juga untuk tahun 2006 besarnya nilai Total Assets


(59)

Turnover tertinggi dimiliki oleh PT. Kimia Farma, Tbk yaitu sebesar

1,74 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk yaitu sebesar 0,41 kali, Untuk tahun 2007 besarnya nilai

Total Assets Turnover tertinggi juga dimiliki oleh PT. Kimia Farma, Tbk

yaitu sebesar 1,71 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk yaitu sebesar 0,46 kali, dan untuk tahun 2008 besarnya nilai Total Assets Turnover tertinggi juga dimiliki oleh PT. Kimia Farma, Tbk yaitu sebesar 1,87 kali, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk yaitu sebesar 0,50 kali.

4. Return On Assets (ROA) (X4)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah persen (%).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama periode penelitian, dapat dilihat pada tabel 5, sebagai berikut :

Tabel. 5 : Rekapitulasi Data : “Return On Assets (ROA) (X4)” Periode 2005 – 2008

Satuan (%) Return On Assets (ROA)

Periode Penelitian

No Nama Perusahaan

2005 2006 2007 2008

1 PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. 13,00 9,42 8,90 11,11

2 PT. IndoFarma (Persero) Tbk 1,85 2,22 1,10 0,52

3 PT. Kimia Farma, Tbk. 4,49 3,49 3,76 3,83 4 PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk. 12,65 10,99 10,04 10,81 Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan pada tabel 5 dapat diinterprestasikan bahwa besarnya nilai Return On Assets (ROA) tertinggi untuk tahun 2005 dimiliki oleh PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk, yaitu sebesar 13,00%, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) Tbk,


(60)

yaitu sebesar 1,85%, Sedangkan untuk tahun 2006 besarnya nilai Return

On Assets (ROA) tertinggi dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk,

yaitu sebesar 10,99%, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) Tbk, yaitu sebesar 2,22%, untuk tahun 2007 besarnya nilai Return On Assets (ROA) tertinggi dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk,. yaitu sebesar 10,04%, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) Tbk, yaitu sebesar 1,10%, Dan untuk tahun 2008 besarnya nilai Return On Assets (ROA) tertinggi dimiliki oleh PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. yaitu sebesar 11,11%, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) Tbk, yaitu sebesar 0,52%.

5. Pertumbuhan Laba (Y)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah persen (%)

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama periode penelitian, dapat dilihat pada tabel 6, sebagai berikut :

Tabel. 6 : Rekapitulasi Data : “Pertumbuhan Laba (Y)” Periode 2005 – 2008

Satuan (%) Return On Assets (ROA)

Periode Penelitian

No Nama Perusahaan

2005 2006 2007 2008

1 PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk. 43,70 -26,64 -4,93 41,87

2 PT. IndoFarma (Persero) Tbk 32,54 58,84 -27,32 -54,57

3 PT. Kimia Farma, Tbk. -32,06 -16,73 18,64 6,14

4 PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk. -8,52 -8,17 2,12 15,19

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan pada tabel 6 dapat diinterprestasikan bahwa besarnya nilai Pertumbuhan Laba tertinggi untuk tahun 2005 dimiliki


(61)

oleh PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk, yaitu sebesar 43,70%, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Kimia Farma, Tbk, yaitu sebesar -32,06%, Sedangkan untuk tahun 2006 besarnya nilai Pertumbuhan Laba tertinggi dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) Tbk, yaitu sebesar 58,84%, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Darya - Varia Laboratoria, Tbk, yaitu sebesar -26,64%, Begitu juga untuk tahun 2007 besarnya nilai Pertumbuhan Laba tertinggi dimiliki oleh PT. Kimia Farma, Tbk, yaitu sebesar 18,64%, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) Tbk, yaitu sebesar -27,32%, Dan untuk tahun 2008 besarnya nilai Pertumbuhan Laba tertinggi dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk. yaitu sebesar 15,19%, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. IndoFarma (Persero) Tbk, yaitu sebesar -54,57%.

4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 4.3.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali, (2002 : 74) Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov

Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka data tersebut berdistribusi normal (Sumarsono, 2004 :40)


(62)

Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0, dapat dilihat pada tabel 7, sebagai berikut:

Tabel 7: Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 16

Mean .0000000

Normal Parametersa

Std. Deviation 17.58150411

Absolute .146

Positive .099

Most Extreme Differences

Negative -.146

Kolmogorov-Smirnov Z .584

Asymp. Sig. (2-tailed) .885

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan pada tabel 7 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig -

(2-tailed) lebih besar dari 0,05, dan sesuai dengan dasar pengambilan

keputusan, maka data tersebut berdistribusi normal

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier

Unbiased Estimator), artinya dalam pengambilan keputusan melalui uji F

dan uji t tidak boleh bias (Sesuai dengan tujuan)

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0 For Windows. diperoleh hasil sebagai berikut

1. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu


(1)

keputusan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.

4.4.4. Keterbatasan Penelitian

1. Sampel yang diambil relatif kecil, sehingga kurang dapat mengukur pengaruh kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dapat dirasakan peneliti pada saat melakukan penelitian, yang mana pada saat ini situasi negara dalam keadaan krisis ekonomi sehingga dapat mempengaruhi kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.

3. Dari hasil penelitian juga dapat dilihat adanya pengaruh dari variabel – variabel lain yang diteliti, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.


(2)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis pada uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hipotesis I yang menyatakan diduga bahwa Rasio Likuiditas mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, terbukti kebenarannya

2. Hipotesis 2 yang menyatakan diduga bahwa Rasio Leverage mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tidak terbukti kebenarannya

3. Hipotesis 3 yang menyatakan diduga bahwa Rasio Aktivitas mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tidak terbukti kebenarannya

4. Hipotesis 4 yang menyatakan diduga bahwa Rasio Keuntungan mampu memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, terbukti kebenarannya


(3)

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dimasa yang akan datang, yaitu antara lain :

1. Dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan, diharapkan manajemen keuangan akan segera mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga manajemen dapat segera melakukan tindakan koreksi yang diperlukan, dengan begitu rencana-rencana yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

2. Perusahaan harus tetap mempertahankan dan meningkatkan jumlah aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan untuk mencapai hasil yang efisien, selain itu perusahaan juga harus dapat menurunkan hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan meningkatkan total aktiva perusahaan dan menggunakannya secara optimal untuk menghasilkan laba.

3. Para investor atau calon investor sebelum menginvestasikan modalnya hendaknya memperhatihkan beberapa faktor yaitu faktor fundamental berupa informasi laporan keuangan, selain itu faktor non fundamental juga perlu dipertimbangkan, misalnya faktor politik, ekonomi, tingkat suku bunga, dan kebijakan pemerintah, hal ini perlu dilakukan agar modal yang akan di investasikan, mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang diinginkan .


(4)

67

4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan dari adanya pengaruh dari variabel – variabel lain yang diteliti, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang


(5)

”Veteran” Jawa Timur, Surabaya

Alwi, Syafaruddin, 1993, Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan. Edisi Revisi. Penerbit Andi offset, Yogyakarta

Arifin, Zaenal, 2005, Teori dan Pasar Modal. Edisi Pertama. Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

Astuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit PT. Ghalia, Bogor.

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting. Edisi 7. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Belkaoui, Ahmed, 2007, Teori Akuntansi. Edisi 5. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi II, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2007, Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia , 2009, Standar Akuntasi Keuangan. Penerbit Salemba Empat , Yogyakarta.

Kartika, Andi dan Sunarto, 2003, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Deviden Kas Di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Staf Pengajar, STIE Stikubank, Semarang

Kieso, Donald, E., 2002, Akuntansi Intermediate. Penerbit Erlangga, Jakarta. Kuncoro, Mudrajat, 2003, Metode Kuantitatif. Edisi Pertama. Penerbit UPP

AMP, Yogyakarta.

Lukviarman, Niki, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Penerbit Andalas University, Padang.


(6)

Meythi, 2005, ”Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba : Suatu Studi Empiris Pada Perusahaaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Juranal Bisnis dan Ekonomi, Vol. XI, No. 2, September 2005, Hal 254-271.

Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Prastowo, 2005, Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Akuntansi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Rahmawati, Anita, 2002, “Pengaruh Rasio Solvabilitas Dan Rasio Aktivitas Terhadap Rasio Kemampulabaan Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Surabaya “, Jurna Ekonomi Dan Bisnis.

Risyanti, Auridha, 2008, ”Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman Yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol. 6, No. 3, Desember 2008, Hal 366-384.

Riyanto, Bambang, 1998, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik. Cetakan Pertama. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi. Edisi kedelapan. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi. Edisi Revisi. FE UPN ’’Veteran”, Surabaya.

Suhardito, Irot, dan Wahyuni, ”Analisis Kegunaan Rasio-rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Emiten dan Industri Perbankan di PT. Bursa Efek Surabaya”, SNA, Sesi Kedua.

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi 1. Penerbit EKONISIA, Yogyakarta.

Syamsuddin, Lukman, 1998, Manajemen Keuangan Perusahaan. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 76 95

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 58 103

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 8 38

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 3 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 15

SKRIPSI Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

PENDAHULUAN Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 8

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 20

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 17