dikatakan sebagai peranan media massa yang pragmatis, atau gabungan dari keduanya.
Salah satu teori tentang efektivitas media massa menyatakan bahwa media massa yang efektif ialah yang mampu memenuhi selera khalayak.
Melvin L. De Fleur dan Sandra Ball-Rokeach 1982 berpendapat bahwa efektifitas media massa ditentukan oleh tingkat pelayanannya dalam
memberikan informasi seluas-luasnya sehingga memuaskan khalayaknya. Kalau kita setuju dengan pendapat De Fleur dan Rokeach tersebut, peranan
memang lebih memiliki peluang untuk memuaskan khalayak daripada fungsi media massa yang idealis itu. Tetapi, sebagai suatu idealis me, fungsi media
massa hendaknya disosialisasikan terus menerus , secara utuh sesuai prinsip four in one, empat dalam satu fungsi, tidak dipisah-pisahkan. Pareno, 2005 :
19
2.2 Kerangka Berpikir
Persepsi adalah inti dari komunikasi, Sebuah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan
rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku manusia. Persepsi bisa berubah menjadi stereotipe, hal tersebut disebabkan
karena pada dasarnya komunikasi terbentuk setelah seseorang mempersepsikan sesuatu yang member rangsangan pada inderanya, dan jika
persepsi seseorang terhadap suatu objek bersifat negative maka terbentuklah stereotipe. Biasanya, stereotipe terbentuk berdasarkan keterangan-keterangan
yang kurang lengkap dan subjektif.
Stereotipe merupakan pelabelan terhadap pihak tertentu yang selalu berakibat merugikan pihak lain dan menimbulkan ketikadilan Narwoko,
2004 : 342. Stereotipe menyebabkan persepsi selektif tentang orang-orang dan segala sesuatu disekitar kita.
Dengan adanya stereotipe maka kesulitan komunikasi pun sering muncul. Dan biasanya stereotipe terjadi karena :
1. Sebagai manusia, seseorang cenderung membagi dunia ini ke
dalam dua kategori, yaitu kita dan mereka. Ketika kategori tersebut terbentuk, seringkali seseorang mempersepsi dirinya yang
ternasuk dalam kelompok dan parahnya mereka disamaratakan. 2.
Stereotipe pada dasarnay bersumber dari kecenderungan seseorang untuk melakukan kerja kognitif sesedikit mungkin
dalam berpikir mengenai orang lain. Mulyana, 2004 : 220
Melalui penjelasan di atas peneliti melihat banyaknya permasalahan yang menyangkut tentang stereotipe Bonek. Kelompok suporter sebesar
Bonek seharusnya menjadi panutan bagi kelompok seporter lainnya dan masyarakat luas, Namun pada kenyataanya seperti ini justru suporter
memberikan image negative kepada masyarakat. Image yang mereka bangun sketika luntur setelah para bonek terlibat aksi kekerasan dan kerusuhan.
Masyarakat cenderung melihat sisi negatif kepada para suporter daripada kekreatifitasan mereka di stadion dalam mendukung tim kesayangannya. Jika
diamati hal yang sering dipermasalahakan oleh masyarakat adalah bahwa setiap adanya pertandingan sepak bola maka akan terjadi kerusuhan dan
kekerasan yang membuat masyarakat takut terhadap suporter. Peneliti ingin membuktikan apakah benar stereotipe yang melekat pada suporter bonek.
Karena masalah diatas peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang stereotipe suporter Bonek. Sesuai dengan permasalahan yang dikaji, penelititian ini
bersifat deskriptif yaitu penelitian tanpa mencari atau menjelaskan hubungan antar variable, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Rakmat, 2004
: 24. Dengan tujuan untuk mengetahui dan membuktikan stereotipe suporter Bonek dari sudut pandang masyarakat Surabaya.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini, penulis tidak membicarakan hubungan antara variabel, sehingga tidak ada pengukuran variabel bebas dan variabel terikat.
Penelitian ini difokuskan pada stereotipe suporter Bonek dengan kekerasan dan kerusuhan serta persepsi masyarakat Surabaya terhadap stereotipe
tersebut. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dan menggunakan metodologi analisis kualitatif.
Tipe penelitian deskriptif adalah suatu metode yang berupaya untuk memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejernih mungkin tanpa
adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti. Tipe penelitian deskriptif bertujuan membuat gambaran atau deskripsi
secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penulis sudah memiliki konsep dan kerangka
konseptual. Melalui kerangka konseptual landasan teori, penulis melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta
indikatornya. Penelitian ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel. Rakhmat, 2006:69
Pada penelitian ini yang akan dipaparkan adalah bagaimana pendapat masyarakat Surabaya tentang stereotipe yang melekat terhadap stereotipe
suporter Bonek juga untuk mengetahui dan membuktikan adanya stereotipe dalam Bonek. Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstereotipean