Mutu proses SBI harus mengembangkan proses belajar mengajar yang mendorong a keingintahuan a sense of curiosity and wonder, b
keterbukaan pada kemungkinan-kemungkinan baru, c prioritas pada fasilitas kemerdekaan dan kreativitas dalam mencari jawaban atau
pengetahuan baru meskipun jawaban itu salah atau pengetahuan baru dimaksud belum dapat digunakan; dan d penerapan pendekatan yang
diwarnai oleh
eksperimentasi untuk
menemukan kemungkinan-
kemungkinan baru. Berbagai pendekatan harus dikembangkan antara lain: student centred learning, recognition of prior leraning, competency based
training, production based trining. Mutu Input penyelenggaraan Sekolah bertaraf Internasional yang
ideal untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang bertaraf internasional meliputi siswa baru yang diseleksi secara ketat dan didukung
oleh kurikulum, pendidik, kepala sekolah, tenaga pendukung, sarana prasarana, dan lingkungan sekolah. Siswa baru SBI harus memiliki potensi
kecerdasan unggul yang ditujukan oleh kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual serta berbakat luar biasa.
7. Model–model Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional
Model penyelenggaraan SBI yang dapat diadaptasi atau ditiru oleh satuan pendidikan di Indonesia sesuai dengan kebutuhan, kekhasan,
karakteristik, keunikan dan kemampuan yang dimilikinya. Pemilihan model penyelenggaraan diharapkan memberikan kemudahan kepada
pemerintah daerah untuk memilih yang paling sesuai. Walaupun demikian
diharapkan tidak memperbolehkan pendidikan asing melakukan invansi terhadap sistem pendidikan nasional. Menurut Yunianti 2009 model
penyelenggaran SBI antara lain: a. Model Sekolah Baru Newly developed SBI.
Dalam model ini SBI didirikan dengan segala isinya baru. Model ini sangat ideal karena dapat memenuhi keseluruhan persyaratan yang
bertaraf internasional. Pendirian model ini dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli dari negara maju yang telah berpengalaman mengelola
SBI. Dengan model ini akan memerlukan biaya yang sangat besar. b. Model Pengembangan Sekolah yang ada Existing Developed SBI.
Pengembangan SBI dapat dilakukan dengan mengembangkan sekolah yang telah ada saat ini, khususya sekolah yang memiliki mutu
bagus dan memiliki guru yang professional, kepala sekolah yang tangguh, dan sarana serta prasarana yang memungkinkan dapat dikembangkan lebih
lanjut. Menerapkan pengembangan model ini biaya yang diperlukan lebih murah namun memerlukan tahapan yang jelas, terencana, dan sistematis.
Menggunakan model ini berarti mengubah sekolah dengan kondisi seperti saat ini menjadi SBI dengan cara membangun sarana dan prasarana
serta meningkatkan mutu guru, menyiapkan sistem manajemen dan mengubah budaya sekolah. Hal ini menjadi tantangan yang cukup besar
dan harus disadari sejak awal.
c. Model Terpadu Penyelenggaraan model ini dilakukan secara terpadu, missal : SD,
SMP, SMASMK dibangun dalam satu kelompok dan dengan satu manajemen. Model dapat dipimpin oleh seorang kepala sekolah untuk
keseluruhan satuan pendidikan atau masing-masing satuan pendidikan dipimpin oleh masing-masing kepala sekolah. Dalam jangka panjang
model ini sangat efisien karena fasilitas sekolah digunakan secara bersama-sama antar satuan pendidikan. Digunakannya fasilitas secara
bersama-sama akan meringankan biaya operasional. d. Model Kemitraan
Pada model ini Sekolah Bertaraf Internasional dipilih dari yang ada saat ini maupun sekolah baru untuk bekerja sama atau bermitra dengan
salah satu sekolah baru untuk bekerja sama atau bermitra dengan salah satu sekolah diluar negeri atau Negara maju yang memiliki reputasi
internasional. Khusus untuk sekolah kejuruan kemitraan dengan luar negeri tidak terbatas dengan sekolah tetapi juga dengan lembaga pelatihan,
perusahaan, dan lembaga-lembaga sertifikat seperti ISO. Calon SBI harus mengajak mitranya memformulasikan penyelenggaraan sekolah mulai dari
perumusan mutu, lulusan yang diharapkan, penyusunan kurikulum, pengembangan model pembelajaran, penyiapan guru, pengadaan sarana
dan prasarana, pengadaan buku, hingga pengembangan cara-sara penilaiannya. Dalam kemitraan dengan sekolah-sekolah dari luar negeri
dapat menerapkan model-model seperti siter school, twins program, atau
nama lain yang disepakati bersama dengan sekolah diluar negeri yang berkelas dunia.
Dalam sister school Sekolah Bertaraf Internasional tetap menggunakan Standar Nasional Pendidikan tetapi boleh mengadaptasi
pola-pola dari sekolah mitra, denga cara itu standar nasional pendidikan diperluas dan diperdalam berdasarkan masukan dari sekolah mitra diluar
negeri. Model twins program yaitu Sekolah Bertaraf Internasional bersama
mitra diluar negeri menyusun program yang merupakan kombinasi dari program Sekolah Bertaraf Internasional dengan program dari sekolah
mitranya diluar negeri. Kesepakatan kombinasi tersebut akan menjadi ikatan bagi penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional.
8. Prinsip Pegembangan Sekolah Bertaraf Internasional