52
Bagan Tugas Guru
3. Anak Didik
Anak didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah.
33
Anak didik adalah subyek utama dalam pendidikan. Merekalah yang belajar setiap saat.
Belajar anak didik tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi edukatif. Anak juga bisa belajar mandiri tanpa harus menerima pelajaran
dari guru di sekolah. Bagi anak didik belajar seorang diri merupakan kegiatan yang dominan. Setelah pulang sekolah anak didik harus belajar di rumah. Mereka
mungkin menyusun jadwal belajar pada malam, pagi atau sore hari. Demikianlah, anak selalu belajar dengan jadwal yang telah diprogramkan.
33
Bahri Zain, Strategi ..., h. 113 .
TUGAS GURU
PROFESI
KEMANUSIAAN N
KEMASYARAKATAN MENDIDIK
MENGAJAR RRR
MELATIH
Meneruskan dan mengembangkan
nilai nilai hidup
Meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan teknologi
Mengembangkan keterampilan dan
penerapannya
Menjadi orang tua kedua
Auto – Pengertian
- homoludens - homopuber
- homosapiens
Translomasi diri Autoidentifikasi
Mendidik dan mengajar masyarakat untuk
menjadi WNI yang
Mencerdaskan Bangsa Indonesia
53
Anak yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap mereka karena
minat yang berlainan. Biasanya pelajaran yang disenangi, dipelajari anak dengan senang hati pula. Sebaliknya, pelajaran yang kurang disenangi jarang dipelajari
oleh anak didik, sehingga tidak heran bila isi dari pelajaran itu kurang dikuasai oleh siswa. Akibatnya, hasil ulangan anak didik jelek. Sederetan angka yang
terdapat di buku rapor adalah bukti keberhasilan belajar mengajar. daya serap anak bermacam-macam, karena itu dikenallah tingkat keberhasilan yang maksimal
istimewa, optimal baik sekali, minimal baik, dan kurang untuk setiap bahan yang dikuasai oleh anak didik.
34
4. Kegiatan Belajar Mengajar KBM KBM adalah inti dari kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam KBM ini akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan
menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik. Dalam interaksi ini anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya
berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Mulyasa, menjelaskan agar diterapkan sistem belajar tuntas, dimana belajar tuntas ini merupakan strategi yang dapat dilaksanakan di dalam kelas,
dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari dengan
cara : a. Pembelajaran harus dilaksanakan dengan belajar sistematis.
b. Tujuan pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil belajarprestasi.
c. Bahan perlu dijabarkan d. Setiap peserta didik harus tuntas sebelum melanjutkan bahan materi ke
tahap berikutnya dengan cara guru melakukan evaluasi. e. Evaluasi dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu
kegiatan belajar tertentu sebagai dasar untuk memperoleh feedback.
34
Ibid., h. 114.
54
Hasil belajar digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta didik perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan,
sehingga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan dan menguasai bahan belajar secara maksimal belajar tuntas.
Belajar tuntas dilandasi oleh dua asumsi yaitu; Pertama, adanya korelasi tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial bakat. Kedua, apabila pembelajaran
dilaksanakan secara sistematis, maka semua peserta didik akan mampu menguasai bahan disajikan kepadanya.
Sehubungan dengan kegiatan pembelajaran dikelas, prestasi yang dicapai oleh pererta didik disamping dipengaruhi oleh bakat, juga dipengaruhi oleh
kesempatan belajar, kemampuan memahami bahan dan kualitas pembelajaran. Strategi pembelajaran tuntas dapat diterapkan secara tuntas sebagai upaya
meningkatkan mutu
pendidikan, terutama
dalam level
mikro, yaitu
mengembangkan individu dalam proses pembelajaran di kelas, hal ini tidak menuntut perubahan besar-besaran baik dalam kurikulum maupun pembelajaran,
tetapi yang penting adalah mengubah strategi guru terutama berhubungan waktu. Perhatian guru terhadap waktu bukan waktu yang dibutuhkan untuk mengajar,
melainkan waktu yang digunakan peserta didik untuk belajar sampai taraf penguasaan bahan sepenuhnya belajar tuntas.
35
5. Bahan dan Alat Evaluasi