33 utang perusahaan pun menjadi lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas,
maka diajukan hipotesis alternatif yang pertama sebagai berikut:
Ha
1
: Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.
2. Kepemilikan Institusional dengan Biaya Utang Cost of Debt
Juniarti dan Sentosa 2009:96 menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional dengan biaya utang perusahaan.
Hubungan ini juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Roberts dan Yuan 2009 serta oleh Bhojraj dan Sengupta 2003 yang
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya utang secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kepemilikan
institusional memberikan pengaruh yang berarti sebagai tindakan monitoring
yang dilakukan kepada pihak manajemen. Semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin efektif pula
mekanisme kontrol terhadap kinerja manajemen. Sehingga kreditur memandang resiko perusahaan rendah dan tentu saja hal ini berdampak
pada cost of debt yang ditanggung perusahaan sebagai return yang diminta oleh kreditur.
Elyasiani et. al., 2007:2 menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peran penting terhadap biaya utang. Hal ini
dikarenakan investor institusional berada pada posisi yang lebih baik untuk mempelajari kondisi perusahaan dan mendapat manfaat yang lebih besar.
Perhatian yang diberikan oleh investor institusional dapat menciptakan
34 reputasi perusahaan yang lebih baik di pasar modal sehingga
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh biaya utang yang lebih rendah. Hasil penelitian serupa juga diungkapkan oleh Rebecca dan
Siregar 2013:22 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap biaya utang. Berdasarkan penjelasan
keterkaitan kepemilikan institusional dengan biaya utang cost of debt di atas, maka diajukan hipotesis alternatif kedua sebagai berikut:
Ha
2
: Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.
3. Kepemilikan Manajerial dengan Biaya Utang Cost of Debt
Adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agent akan selalu menjadi konflik yang terus terjadi dalam perusahaan. Pihak
principal fokus terhadap kesejahteraan pribadinya melalui pembagian
dividen yang diperoleh. Sedangkan pihak agent akan komisi atas kerja kerasnya dalam menjalankan operasional. Tujuan ini terkadang saling
berlawanan. Pihak pemilik sering kali tidak dapat merealisasikan dividen atas modal ketika perusahaan dibawah kontrol manajemen telah
menggunakan utang yang relatif tinggi. Kas seharusnya dibagikan menjadi dividen justru digunakan membayar utang beserta bunganya. Dari sinilah
konflik kepentingan mulai terjadi. Salah satu penelitian mengenai kepemilikan manajerial dan biaya
utang dilakukan oleh Shuto dan Kitagawa 2010 yang menghasilkan kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan
35 terhadap biaya utang cost of debt. Bagnani et. al., 1994 dalam Shuto
dan Kitagawa 2010:13 berpendapat bahwa pada tingkat kepemilikan yang rendah, kepemilikan manajerial berkorelasi positif dengan biaya
utang karena masalah risiko-pergeseran. Namun hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Juniarti dan Sentosa 2009 yang
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang cost of debt. Berdasarkan uraian
keterkaitan kepemilikan manajerial dengan biaya utang cost of debt di atas, maka diajukan hipotesis alternatif yang ketiga sebagai berikut:
Ha
3
: Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.
4. Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan