31
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Kepemilikan Keluarga dengan Biaya Utang Cost of Debt
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anderson et. al., 2002:2 perusahaan dengan kepemilikan keluarga memiliki biaya utang
yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan dengan kepemilikan keluarga
memiliki dorongan yang lebih besar untuk mengurangi agency conflict antara pemegang saham dan manajer. Semakin besar proporsi kepemilikan
dari keluarga diperusahaan, maka semakin besar resiko yang harus ditanggung jika perusahaan tidak berjalan dengan baik Demsetz dan
Lehn, 1985:1168. Rebecca dan Siregar 2013:23 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance Index, Kepemilikan
Keluarga, dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang
” menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, kepemilikan keluarga juga dianggap dapat meningkatkan biaya utang perusahaan. Dalam
penelitiannya, Perdana dan Kusumastuti 2011:150 menemukan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya
utang. Pada umumnya, perusahaan dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat ditemukan pada perusahaan milik keluarga dimana
perusahaan ini dimiliki secara mayoritas oleh keluarga tertentu atau kepemilikan sahamnya terkonsentrasi pada keluarga tertentu. Ketika
32 kepemilikan keluarga adalah pemegang saham mayoritas perusahaan,
mereka cenderung menggunakan kontrol yang dimiliki untuk
meningkatkan keuntungan pribadi pada beban yang ditanggung oleh pemegang saham minoritas sehingga investor akan menginginkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi untuk mengompensasi risiko tersebut Dyck dan Zingales, 2004 dalam Rebecca dan Siregar, 2013:5.
Perusahaan dengan kepemilikan keluarga juga cenderung untuk menggunakan utang dalam membiayai perusahaan daripada menerbitkan
saham baru karena mereka ingin melindungi kontrol yang dimilikinya terhadap perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan tingkat utang
perusahaan menjadi lebih tinggi dan resiko yang ditanggung oleh perusahaan pun menjadi lebih besar sehingga pihak kreditur
mengantisipasi resiko tersebut dengan biaya utang yang lebih tinggi. Kepemilikan saham dalam jumlah besar berarti bahwa tingkat
pengendalian yang dimiliki terhadap perusahaan pun besar Lease et. al., 1988:269. Oleh sebab itu, perusahaan dengan kepemilikan keluarga
sebagai pemegang saham mayoritas memiliki insentif untuk melakukan transfer kekayaan melalui aktivitas pendanaan, seperti pembayaran dividen
yang melebihi batas tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak kreditur. Dengan demikian, kepemilikan keluarga diyakini berpengaruh positif
terhadap biaya utang perusahaan karena adanya insentif-insentif tersebut akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh kreditur sehingga biaya
33 utang perusahaan pun menjadi lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas,
maka diajukan hipotesis alternatif yang pertama sebagai berikut:
Ha
1
: Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.
2. Kepemilikan Institusional dengan Biaya Utang Cost of Debt