Alur Penelitian Identifikasi Variabel Variabel bebas Definisi Operasional

diusapkan pada tempat suntikan. Bekas suntikan ditutup dengan plester tip. 7. Sampel darah tanpa antikoagulan dimasukkan kedalam tabung. Seluruh tabung yang telah berisi sampel darah subjek dikumpulkan dan dimasukkan dalam cool box dengan suhu 2 – 8 C, selanjutnya dikirim ke Laboratorium Klinik Thamrin Medan yang berjarak ± 80 km dari lokasi penelitian. Setelah tiba di laboratorium sampel darah segera diproses dan dijadikan serum, selanjutnya diperiksa kadar IgE total dengan analyzer Vidas ® 8. Anak dengan hasil pemeriksaan telur cacing yang positif diberikan pengobatan dengan dosis tunggal albendazol 400 mg. Total IgE produksi Biomerieux.

3.9. Alur Penelitian

Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi Pemeriksaan kadar serum IgE total Pemeriksaan Kato Katz Telur cacing - Telur cacing + Pemeriksaan kadar serum IgE total Universitas Sumatera Utara

3.9. Identifikasi Variabel Variabel bebas

Skala Infeksi STH Nominal, Ordinal Penyakit atopi Nominal Variabel tergantung Skala Kadar serum IgE total Numerik

3.10. Definisi Operasional

1. Infeksi STH disebutkan bila dijumpai telur cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Ancylostoma duodenale dan atau Necator americanus pada dengan pemeriksaan mikroskopis tinja dengan teknik hapusan tebal kuantitatif Kato-Katz. 2. Kadar serum IgE total diperiksa dari sampel darah vena dengan alat Vidas ® 3. Penyakit atopi adalah kelainan imunologi herediter terhadap alergen lingkungan sehari-hari yang terhirup atau tertelan dan menimbulkan gejala kelainanpenyakit alergi seperti dermatitis atopieksim, asma, dan atau rinitis alergi. Total IgE produksi Biomerieux yang menggunakan metode enzyme linked fluorescent immunoassay ELFA dengan nilai normal 200 IUml untuk anak usia 15 tahun. 4. Dermatitis atopi merupakan penyakit kulit yang ditandai adanya reaksi inflamasi pada kulit dan didasari oleh faktor herediter dan lingkungan, Universitas Sumatera Utara bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula, vesikel, krusta, skuama, dan pruritus hebat. Pada studi ini seorang anak dianggap menderita dermatitis atopi jika terdapat jawaban kadang-kadang atau sering atas pertanyaan “pernahkah anak bapak ibu mengalami ruam kemerahan yang terasa gatal pada pipi, leher atau lipatan kulit siku atau antara paha dan betis?”. 5. Asma menurut Konsensus Nasional Asma Anak KNAA adalah mengi berulang danatau batuk persisten dengan karakteristik timbul secara episodic, cenderung pada malam haridini hari nokturnal, musiman, setelah aktifitas fisik, serta mempunyai riwayat asma atau atopi lain dalam keluarga atau pada penderita sendiri. Pada studi ini seorang anak dianggap menderita asma jika terdapat jawaban kadang-kadang atau sering atas pertanyaan “pernahkah anak bapak ibu mengalami batuk, sesak dengan adanya suara nafas yang berbunyi mengi yang muncul jika berhubungan dengan perubahan suhu udara hujan atau terhirup debu dan lain-lain?”. 6. Rinitis alergi bermanifestasi klinis pada usia diatas 4-5 tahun. Pada anak manifestasinya bisa berupa rinosinusitis berulang, adenoiditis, otitis media, dan tonsillitis. Gejalanya bisa berupa rasa gatal pada hidung dan mata, bersin, sekresi hidung, hidung tersumbat, dan bernafas melalui mulut. Pada studi ini seorang anak dianggap menderita rinitis alergi jika terdapat jawaban kadang-kadang atau sering atas pertanyaan “pernahkah anak bapak ibu mengalami pilek, Universitas Sumatera Utara hidung berair, tersumbat atau perasaan gatal di hidung atau mata yang terjadi terutama pada saat malam atau pagi hari ?”. 7. Status nutrisi dinilai dengan menggunakan standar WHO NCHS CDC tahun 2000. Klasifikasi status nutrisi berdasarkan BBTB yaitu : - obesitas : bila berat badan tinggi badan 120 - overweight : bila berat badan tinggi badan 110 – 120 - normal : bila berat badan tinggi badan 90 – 110 - malnutrisi ringan: bila berat badan tinggi badan 80 - 90 - malnutrisi sedang: bila berat badan tinggi badan 70 – 80 - malnutrisi berat: bila berat badan tinggi badan 70 8. Intensitas infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura menurut WHO Expert Committee pada tahun 1987 adalah sebagai berikut: Infeksi ringan Infeksi sedang Infeksi berat A. lumbricoides 1-4.999 epg 5000-49.999 epg ≥50.000 epg T. trichiura 1-999 epg 1000-9.999 epg ≥10.000 epg epg : egg per gram Jika terdapat infeksi oleh beberapa spesies cacing maka intensitas infeksi ditentukan oleh spesies yang dominan. 9. Jumlah telur per gram tinja epgegg per gram adalah jumlah telur yang ditemukan pada sediaan slide hapusan tebal metode Kato-katz dikalikan dengan 24. Universitas Sumatera Utara

3.11. Pengolahan dan Analisa Data