Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
2 seseorang tentang olahraga di masa mendatang. Seseorang yang mempunyai
kemampuan motorik tinggi kemungkinan besar akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan. Kemampuan motorik seseorang berbeda-beda
tergantung pada banyaknya pengalaman gerakan yang dikuasai Yudanto, 2006: 32. Kemampuan motorik yang dimiliki seseorang menurut Toho Cholik Mutohir
Yudanto, 2006: 35 terdiri dari beberapa unsur yang saling mendukung, seperti kekuatan, koordinasi, kecepatan, keseimbangan, kelincahan. Unsur–unsur
kemampuan motorik tersebut dapat dikembangkan dengan latihan yang benar. Keseimbangan merupakan salah satu unsur motorik yang sangat penting
dan dibutuhkan anak. Keseimbangan menurut U. Z Mikdar 2006: 48 merupakan kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat dan saat berdiri
diam static balance atau pada saat melakukan gerakan dinamic balance. Meningkatnya keseimbangan tubuh, dapat meningkatkan pula keleluasaan
rentangan gerak anak dalam melakukan berbagai gerakan ketrampilan. Karakteristik fisik anak usia 4-6 tahun B.E.F Montolalu, 2009: 4.11 adalah
perkembangan fisik anak agak lambat dibanding periode sebelumnya sehingga kegiatan yang dibutuhkan anak adalah pengalaman dalam berbagai aktivitas salah
satunya adalah untuk mengembangkan keseimbangan. Berdasarkan hasil observasi, pada proses pembelajaran TKIT Bakti Insani
Sleman, ditemukan permasalahan tentang keseimbangan anak yang masih belum optimal. Ketika pembelajaran melompat dengan satu kaki kedalam tiga simpai
sebagian besar anak belum mampu mempertahankan posisi tubuh dengan tumpuan satu kaki. Anak sesekali menjatuhkan kaki yang diangkat ketika
3 melakukan gerakan melompat dengan satu kaki tersebut. Sebagian besar anak
masih kurang stabil, goyang ketika melakukan kegiatan melompat dengan satu kaki. Kemudian ketika pembelajaran bermain bebas dengan alat permainan
edukatif outdoor sebagian besar anak masih ragu dalam bermain permainan yang menantang yang membutuhkan keberanian dan keseimbangan yang baik seperti
memanjat pada jaring-jaring, bermain bola dunia dengan bergelantung, yang semuanya dilakukan saat bersosialisasi dengan teman sepermainannya.
Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelompok AI. Guru menyatakan bahwa pembelajaran melatih keseimbangan
dilakukan dalam kegiatan pengembangan motorik kasar diantaranya melompat kedalam simpai, menirukan gerakan hewan seperti melompat menirukan kelinci.
Dengan stimulasi yang masih monoton, membuat pengalaman gerak anak menjadi kurang, terutama dalam hal gerakan latihan keseimbangan.
Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan perlunya diadakan kegiatan yang dapat menstimulasi perkembangan keseimbangan. Banyak hal yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan keseimbangan anak usia dini, di antaranya untuk anak kelompok A terdapat indikator berjalan di atas papan titian dan
menirukan gerakan pesawat dengan berdiri di atas satu kaki, sehingga dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk melatih keseimbangan anak dengan
menggunakan media papan titian. Alasan peneliti menggunakan papan titian karena papan titian merupakan
alat untuk melatih keseimbangan tubuh dan terdapat di indikator anak kelompok A. Selain itu, berdasarkan pengamatan di TK, papan titian merupakan alat
4 permainan yang menantang dan dapat membuat anak tertarik dan merasa senang.
Menurut Ika PH 2010, bermain papan titian adalah salah satu kegiatan bermain aktif. Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas
tubuhgerakan tubuh. Selain itu, kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang dapat memberikan rasa senang atau gembira dan rasa puas bagi anak, karena
aktivitas yang telah mereka lakukan sendiri. Papan titian mudah didapat, dibuat dan di TK dalam upaya mengembangkan keseimbangan belum pernah
menggunakan media papan titian. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul
“mengembangkan keseimbangan melalui bermain papan titian pada anak kelompok A di TKIT Bakti Insani Sleman Yogyakarta”.