49 d.
pengaturan pemeliharan alat-alat praktik, e.
laporan tentang alat, atau modul yang rusak dalam rangka perbaikan dan penggantian peralatan yang baru,
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pengelola fasilitas praktik atau pengelola unit produksi memiliki kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan, antara lain adalah: a.
menyediakan bahan atau alat praktik yang akan digunakan oleh peserta praktikan,
b. menginventarisasi keberadaan bahan praktik,
c. mengadakan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan dan mesin
praktik, Pengelolaan fasilitas praktik bukan hanya menjadi tanggung jawab dari
pengelola bengkel saja melainkan juga menjadi tanggung jawab dari siswa praktikan itu sendiri, karena siswa praktikan
4. Kelayakan Unit Produksi
Kelayakan menyatakan layak sebagai hal patut, wajarsudah pantas, jadi kelayakan berarti kondisikeadaan sudah pantas Purwodarminto, 1989:
53. Suatu subyek dianggap memenuhi kriteria kelayakan apabila memenuhi
kriteria yang ditentukan atau kriteria spesifik yang terdaftar. Suatu penelitian dinilai layak jika terdapat suatu kriteria tertentu dalam
proses penelitian kriteria digunakan sebagai pembanding untuk data yang didapat. Dari hasil perbandingan tersebut dan berdasarkan kesesuaian data
50 dengan kriteria akan dapat ditentukan pengambilan keputusan Amin,
2009:60. Menurut Edi Trianto 2008: 35 kelayakan mempunyai arti kata yang sesuai atau baik.
Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan peralatan praktek dilihat dari kondisi alat yang secara keseluruhan standar sarana dan prasarana
pada Permendiknas No. 40 tahun 2008 telah termuat. Hanya saja standar mengenai spesifikasi sarana peralatan praktek belum tersedia secara
terperinci. Untuk itulah diperlukan standar yang lebih mendetail mengenai spesifikasi minimal sarana yang harus tersedia dalam ruang praktek unit
produksi
.
Kelayakan sarana unit produksi dianggap memenuhi kriteria kelayakan apabila memenuhi kriteria yang ditentukan atau kriteria spesifik yang
terdaftar dalam peraturan Permendiknas No. 40 tahun 2008. Berdasarkan pembahasan di atas kelayakan sarana unit produksi yaitu
kelayakan berarti kondisikeadaan sudah pantas berdasarkan kesesuaian data dengan kriteria yang ditentukan ditentukan atau kriteria spesifik yang
terdaftar dalam peraturan Permendiknas No. 40 tahun 2008.
5. Prestasi Belajar Siswa Jurusan Tata Busana
Prestasi belajar siswa sekolah menengah kejuruan terdapat tiga jenis nilai, yaitu prestasi belajar mata pelajaran normatif, adaptif, dan produktif.
Sumadi Suryabrata 2002: 297 mengartikan prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait
dengan kemajuan atau prestasi belajar siswa selama waktu tertentu. Menurut
51 Poerwadarminto 1995: 787 prestasi belajar adalah pengukuran pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari suatu proses belajar selama waktu tertentu
meliputi pengetahuan, dan sikap yang diwujudkan dalam angka nilai atau huruf setelah dievaluasi. Usaha untuk mengetahui berprestasi atau tidaknya
siswa dalam pelajaran kejuruan dapat dilakukan dengan mengukur proses dan hasil belajarnya. Tingkat kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk angka
sebagai hasil penilaian yang dilakukan oleh guru pengajar. Menurut Djemari Mardapi 2008: 65 kriteria tingkat penguasaan
siswa dilihat dari nilai mata pelajaran wirausaha yaitu: 1
Sangat Baik Sekali yaitu apabila 90-100 siswa dapat menguasai atau memenuhi KKM.
2 Baik yaitu apabila 80-89 siswa dapat menguasai atau memenuhi
KKM. 3
Cukup apabila minimal 70-79 siswa dapat menguasai atau memenuhi KKM.
4 Kurang yaitu siswa kurang dari 70 yang belum menguasai atau
belum memenuhi KKM. Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP, 2006: 12 maka
ada beberapa rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah. Adapun rambu-rambu yang dimaksud adalah :
52 1 KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran,
2 KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah, 3 KKM dinyatakan dalam bentuk persentase berkisar antara 0-100, atau
rentang nilai yang sudah ditetapkan, 4 Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar
antara 75 5 Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah kriteria ideal sesuai
kondisi sekolah, 6 Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya pendukung,
7 KKM dapat dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang ditetapkan atau dipilih sekolah.
Berdasarkan standar kompetensi siswa di SMK Negeri 3 Magelang, ditentukan dengan menggunakan batas minimal KKM Kriteria Ketuntasan
Minimal sesuai dengan BSNP dalam mata pelajaran yang tergabung dalam kategori produktif sebesar 75. Berikut adalah predikat nilai mata pelajaran
produktif Tata Busana. Tabel 4. Predikat Nilai Mata Pelajaran Produktif
Nilai Predikat
75 – 100
Kompeten – 74
Belum Kompeten Kriteria ketuntasan minimal kompetensi pada mata pelajaran
kewirausahaan adalah 75. Apabila siswa belum mencapai nilai KKM, maka siswa tersebut dinyatakan belum kompeten.
Pelaksanaan penilaian pencapaian prestasi belajaran pada mata pelajaran kewirausahaan dalam penelitian ini melalui prestasi belajar mata
pelajaran kewirausahaan semester ganjil dengan batas KKM 75 sebagai batas minimal penilaian.
53
6. Efektivitas