28
Dari data tersebut juga dapat diketahui jumlah siswa yang mampu mandapatkan nilai di atas nilai ketuntasan mencapai 17 siswa.
Berdasarkan data capaian hasil belajar dan refleksi hasil penelitian pada perbaikan pembelajaran siklus II, penulis bersama teman sejawat sepakat menghentikan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas hingga siklus II saja.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian merupakan uraian dari pelaksanaan tindakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang meliputi perbaikan pembelajaran siklus
1 dan prerbaikan pembelajaran 2.
4.2.1 Pembahasan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Sesuai dengan bentuk dan alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan berdasarkan keresahan
penulis setelah melakukan kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran awal yang belum mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan.
Upaya peneliti memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada perbaikan pembelajaran siklus I adalah dengan menerapkan metode diskusi. Menurut Soenaryo
1989 diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang meliputi sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan berbagai pengalaman atau
informasi mengambil suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah. Karakteristik diskusi kelompok adalah: melibatkan kelompok yang anggotanya 4– 9 siswa, berlangsung
dalam interaksi secara bebas, tidak ada tekanan dan paksaan serta langsung, artinya semua kelompok mendapat kesempatan untuk berargumentasi, saling mendengar, dan
berkomunikasi satu dengan yang lain, mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama anggota kelompok. Sedangkan tujuan metode Diskusi memupuk
keberanian anak untuk mengemukakan pendapat, meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi suatu masalah, memupuk perasaan toleransi, memberi
kesempatan dan menghargai pendepat orang lain, siswa dapat menyumbangkan potensinya dalam menghadapi masalah bersama.
Hasil pengamatan terhadap perilaku siswa pada perbaikan pembelajaran Siklus I telah menunjukkan peningkatan ke arah perubaikan yang diharapkan. Siswa aktif
29
bertanya, berani mengeluarkan pendapat dan senang sekali apabila diberi tugas. Perubahan tingkah laku menurut Whiterington 1976 meliputi; perubahan ketrampilan,
kebiasaan, sikap, pengetahuan, dan pemahaman. Perubahan tingkah laku guru dalam proses pembelajaran Siklus 2 tampak maksimal dalam menggunakan keterampilan
mengajar dalam kelas yaitu mampu menjabarkan bahan pengajaran dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang problematic untuk didiskusikan siswa.
Seperti disampaikan pada uraian sebelumnya, pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa.
Pada perbaikan pembelajaran 1 terjadi perubahan dalam pembelajaran. Hasil dari pengamatan untuk siswa terdapat perubahan yang menggembirakan,
di antaranya: -
siswa sudah aktif di dalam kelompok belajar dan -
siswa merasa tidak canggung merespon pertanyaan dari guru tanpa rasa takut dan ragu-ragu
- siswa sudah dapat menjawab soal-soal tes yang diberikan guru dengan dibuktikan
dengan peningkatan capaian hasil belajar. Berdasarkan analisis hasil belajar dalam tes formatif, penulis merasa gembira,
karena adanya peningkatan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun peningkatan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I masih belum mencapai kriteria
ketuntasan yang diharapkan, dimana capaian rata-rata klasikal 74,2 sedangkan nilai ketuntasan yang ditetapkan 75. Ketuntasan klasikal pada perbaikan pembelajaran siklus 1
yang diharapkan adalah 75, ternyata pada perbaikan pembelajaran siklus I hanya 63,2.
Oleh sebab itu peneliti tetap melajutkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.
4.1.2 Pembahasan Perbaikan Pembelajaran Siklus II