Komponen-Komponen Keaksaraan Fungsional Kajian tentang Keaksaraan Fungsional

25 maka penilaian pembelajaran dalam program KF mencakup penilaian awal, penilaian proses dan penilaian hasil belajar Depdiknas, 2005: 1. Menurut Umberto Sihombing 2001: 43, untuk mengetahui tingkat kemajuan program pembelajaran keaksaraan, dilakukan penilaian yang terencana dan berkesinambungan, diantaranya : a Penilaian dilakukan pada saat proses pembelajaran, tujuannya untuk melihat kesesuaian pembelajaran dengan acuan yang digunakan apabila ditemukan kesalahan dapat segera diperbaiki. b Penilaian harian pada saat setiap program belajar selesai, ini dilakukan oleh tutor pembimbing untuk melihat tingkat penguasaan warga belajar. c Penilaian setiap triwulan untuk melihat tingkat pemahaman peserta dan pada akhir tahun untuk mendapatkan surat tanda serta belajar.

3. Peran Tokoh Masyarakat

Konsep tentang peran role menurut Komarudin dalam R.B. Sihombing 2008: 1, sebagi berikut : a. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manjemen b. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status c. Bagian dari fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata d. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya e. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat 26 Abdul Latif 2007: 33 menyatakan masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup di suatu wilayah yang memiliki aturan atau norma yang mengatur hubungan satu sama lain. Setiap masyarakat mempunyai penilaian yang berbeda mengenai berbagai jabatan dan kedudukan yang ada di dalam masyarakatnya, sehingga suatu kedudukan yang dianggap paling terhormat di suatu masyarakat, mungkin berada di peringkat di bawahnya dalam masyarakat lain, dan yang di anggap rendah di satu masyarakat, mungkin sangat dihormati dalam masyarakat lain. Dengan demikian ada masyarakat yang menentukan tinggi- rendahnya kedudukan seseorang berdasarkan besar kecilnya kekuasaannya, dan ada masyarakat yang menilai kekayaan, kepandaian, ketrampilan, pengetahuan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk menentukan tinggi-rendahnya kedudukan masyarakat Koentjaraningrat, 2005: 158. Sondang P. Siagian 2003: 9-13 mengemukakan ada beberapa pendapat mengenai sebab-sebab timbulnya pemimpin antara lain: a. Teori Genetis Pemimpin itu dilahirkan leaders are born, seseorang akan menjadi pemimpin karena dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Seseorang ditakdirkan sebagai pemimpin, akan timbul situasi yang menempatkan orang yang bersangkutan dalam sebuah kepemimpinan. b. Toeri Sosial Pemimpin dibentuk dan ditempa leaders are made, kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dengan memberikan kesempatan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan tersebut melalui pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Kepemimpinan dapat dimiliki oleh siapapun tanpa ia harus dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. 27 3 Teori Ekologi Kepemimpinan seseorang dilandasi oleh bakat yang telah dibawa sejak lahir untuk memimpin dan dikembangkan melalui kesempatan untuk memimpin serta menempuh pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Wahyudin Sumpeno 2009: 86 menyatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang dapat menggerakkan, membimbing, memimpin, memberi kemudahan, contoh teladan bagi individu, kelompok dan masyarakat yang ada di sekelilingnya. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi seseorang atau kelompok dalam usaha mengarahkan tingkah laku orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Sondang P. Siagian 2003: 27-45 menyatakan tipe kepemimpinan ada beberapa, diantaranya : a. Tipe yang otokratik Gaya kepemimpinan yang digunakan menuntut ketaatan dari bawahannya, menunjukkan kekakuan dalam menegakan disiplin, dalam memberi perintah menggunakan nada keras dan apabila terjadi kesalahan yang dilakukan bawahannya maka diberlakukan hukuman. b. Tipe yang paternalistik Sikap kebapakan menyebabkan hubungan atasan dan bawahan lebih bersifat informal. Hal tersebut dilandasi pandangan bahwa orang yang dipimpin belum mencapai tingkat kedewasaan sehingga memerlukan bimbingan dan tuntunan terus menerus. 28 c. Tipe yang kharismatik Kemampuan menggerakkan orang lain dengan mendayagunakan keistimewaan atau kelebihan dalam sifat atau aspek kepribadian yang dimiliki pemimpin sehingga menimbulkan rasa hormat, segan dan kepatuhan pada orang- orang yang dipimpinnya. d. Tipe yang laisserz faire Pemimpin berkedudukan sebagai simbol dan penasihat. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kekebasan penuh pada orang yang dipimpin untuk mengambil keputusan dan melaksanakan kegiatan sesuai kehendak dan kepentingan masing-masing. e. Tipe yang demokratik Kepemimpinan yang demokratik adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggungjawab. Pembagian tugas disertai pelimpahan wewenang dan tanggungjawab yang jelas sehingga memungkinkan setiap anggota berpartisipasi aktif. Tipe-tipe kepemimpinan dalam masyarakat menurut Wahyudin Sumpeno 2009: 8-87, antara lain : a. Demokratis, merupakan gaya kepemimpinan yang lebih berorientasi kepada partisipasi aktif anggota atau kelompok yang dipimpinnya dengan memberikan peluang yang lebih luas dalam pengambilan keputusan. 29 b. Otoriter, yaitu pola atau gaya kepemimpinan yang cara pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh kewibawaan, otoritas dan kekuasaan. c. Masa bodoh, ialah pola atau gaya kepemimpinan yang cara melaksanakan hubungan tanpa pengarahan, rencana atau kontrol lebih lanjut. Secara umum ciri pemimpin yang baik digambarkan dalam perilaku berwibawa, jujur, dapat dipercaya, bijaksana, mengayomi, berani dan mawas diri, mampu melihat jauh ke depan, berani dan mampu menghadapi kesulitan, bersikap wajar dan sederhana dalam bertindak, penuh pengabdian kepada tugas, dinamis, kreatif dan pembelajar. Menurut M. Karyadi Ngadiyono, 2000: 22-23, fungsi yang harus dilaksanakan pemimpin adalah : a. Fungsi perencanaan Perencanaan yang dibuat harus dapat menggambarkan proyeksi waktu yang akan datang beserta faktor pendukung dan penghambat serta cara mengatasinya. b. Fungsi memandang ke depan Mampu menangkap kemungkinan yang akan terjadi selama proses mencapai tujuan yang ditetapkan dan hambatan atau gangguan yang mungkin terjadi serta kemajuan masyarakat.