PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PENGELOLAAN PROGRAM PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT NGUDI MAKMUR PENGASIH KULON PROGO.

(1)

PAARTISIPA PROGRAM

P

SI MASYA M PAKET B

NGUDI M Diajuk Untu Guna M PROGRAM JURUS FA UNIV ARAKAT DA B DI PUSAT MAKMUR P kan Kepada Universita uk Memenu Memperoleh NIM

M STUDI PE SAN PENDI AKULTAS VERSITAS N FEB ALAM KEB T KEGIATA PENGASIH SKRIPSI a Fakultas I

s Negeri Yo uhi Sebagia h Gelar Sar

Oleh

Sugiyono M 091022490

ENDIDIKA IDIKAN LU S ILMU PEN NEGERI Y BRUARI 20

BERHASIL AN BELAJ H KULON P

Ilmu Pendid ogyakarta an Persyarat

rjana Pendid

002

AN LUAR S UAR SEKO NDIDIKAN YOGYAKAR 013 LAN PENG JAR MASYA PROGO dikan tan dikan EKOLAH OLAH N RTA ELOLAAN ARAKAT N


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

™ “…Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar.”(QS.Al

Baqoroh, 2: 153).

™ “…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan

baginya jalan keluar.”(QS. Ath-Thalaaq, 65 : 2).

™ “…Dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu

pengetahuan.” (QS. Thahaa,20: 114).

™ “Barang siapa keluar mencari ilmu, ia berada di jalan Allah hingga

kembali.” ( HR. Imam Tirmidzi)

™ Tersenyumlah walaupun itu menyakitkan, karena senyum merupakan

salah satu ibadah. (penulis)

                 


(6)

PERSEMBAHAN

Atas Karunia Allah SWT.

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibuku terhormat yang tidak lupa

dan tak pernah lelah mendo’akan untuk keberhasilan penulis dalam menyusun karya ini.

2. Istri tercinta atas dorongan dan

motivasinya dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

3. Almamater tercinta UNY


(7)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PENGELOLAAN PROGRAM PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT

NGUDI MAKMUR PENGASIH KULON PROGO Oleh

Sugiyono NIM 09102249002

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur, 2) Faktor yang menjadi pendorong dan penghambat pelaksanaan partisipasi masyarakat terhadap program Paket B di PKBM Ngudi Makmur dan, 3) Upaya yang dilakukan pengelola PKBM Ngudi Makmur dalam menumbuhkan partisipasi di masyarakat.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah masyarakat yang berpartisipasi dalam pelaksanaan program paket B di PKBM Ngudi Makmur. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi,wawancara,dan dokumentasi (Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian dengan bantuan pedoman observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi).Teknik analisis data yang digunakan adalah display data.Teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Bentuk partisipasi tersebut berupa kontribusi ide, tenaga dan harta benda. 2) Faktor yang menjadi pendorong partisipasi Kemampuan sumber daya pengelola, Kapasitas Organisasi , Pemahaman Informasi program Paket B. Faktor penghambat: Partisipasi masyarakat masih terbatas,kurangya pendekatan dan sosialisasi pengelola Paket B pada masyarakat. 3)Upaya yang dilakukan pengelola PKBM Ngudi Makmur dalam menumbuhkan partisipasi di masyarakat dengan melakukan sosialisasi program terhadap masyarakat sekitar.

Kata Kunci : Partisipasi, Program Paket B,PKBM  


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Rabb, Sang Pemilik dunia dan seisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nya lah kita patut memohon dan berserah diri. Hanya karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah-lah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah

memberikan fasilitas dan sarana sehingga proses studi saya lancar.

2. Bapak Dr.Sujarwo,M.Pd Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,

yang telah memberikan kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Mulyadi,M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak

RB.Suharta,M.Pd selaku Dosen Pembimbing II, yang telah berkenan membimbing dan memberikan motivasi.

4. Bapak Dr.Ibnu Syamsi M.Pd yang telah berkenan sebagai Penguji Utama

skripsi ini.

5. Ibu Dra.Serafin Wisni Septiarti,M.Si. yang telah berkenan sebagai Sekretaris


(9)

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan.

7. Ketua PKBM Ngudi Makmur Pengasih Kulon Progo beserta staf jajarannya

atas ijin dan bantuan yang diberikan untuk penelitian.

8. Semua teman-teman Mahasiswa PTK- PLS angkatan 2009 yang selalu

memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan studi.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang peduli dan konsen terhadap pendidikan terutama Pendidikan Luar Sekolah dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Yogyakarta,21 Desember 2012


(10)

DAFTAR ISI   

Halaman Judul... i

Persetujuan... ii

Pernyataan... iii

Pengesahan... iv

Motto... v

Persembahan... vi

Abstrak... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar... xiv

Daftar Lampiran... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9

A. Pengertian Partisipasi Masyarakat ... 9

B. Pengertian PKBM... 15

C. Pengertian Paket B ... 22

D. Kerangka Berfikir ... 25

E. Pertanyaan Penelitian ...  27

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Pendekatan Penelitian ... 28

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 29


(11)

D. Metode Pengumpulan Data ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 38

G. Teknik Keabsahan Data...  41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 42

A. Diskripsi Lokasi Penelitian... 42

1. Sejarah Berdirinya Lembaga... 43

2. Letak Geografis... 46

3. Visi dan Misi Lembaga... 47

4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 47

5. Program yang dilaksanakan... 51

6. Tujuan dan Hasil yang telah dicapai... 51

B. Data Hasil Penelitian ... 54

1. Keadaan Masyarakat Sekitar Lembaga... 55

2. Gambaran Umum Subyek Penelitian... 55

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat... 56

4. Faktor pendorong dan Penghambat Partisipasi... 60

5. Upaya yang dilakukan dalam Menumbuhkan Partisipasi... 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 63

1. Bentuk Partisipasi Masyarakat... 63

2. Faktor pendorong dan Penghambat Partisipasi... 67

3.Upaya yang dilakukan dalam Menumbuhkan Partisipasi... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 74

A. Kesimpulan... 74

B. Saran... 76


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Teknik Pengumpulan Data... 37

Tabel 2. Data Pendidikan Formal di Desa... 45

Tabel 3. Data Pendidikan Non Formal di Desa... 45

Tabel 4. Daftar Inventaris di PKBM Ngudi Makmur... 50

Tabel 5. Program yang dilaksanakan PKBM Ngudi Makmur... 51

Tabel 6. Identitas Responden... 55

Tabel 7. Pedoman Observasi... 80


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Adminitrasi Kecamatan Pengasih... 44

Gambar 2. Struktur organisasi PKBM Ngudi Makmur... 47


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Pengumpulan data... 79

Lampiran 2. Catatan Lapangan... 87

Lampiran 3. Display Data... 106

Lampiran 4. Foto Hasil Penelitian... 110

Lampiran 5. Data Peserta didik ... 116

Lampiran 6. Ijin Penelitian... 117

Lampiran 7. Surat Keterangan... 118


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dewasa ini, pentingnya pendidikan dalam rangka pengembangan potensi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, mengingat globalisasi akan menjadikan kondisi kehidupan penuh dengan persaingan yang memerlukan kualitas sumber daya manusia sebagai penentu keberhasilan dalam menghadapi semua itu. Perkembangan Ilmu dan Teknologi yang sangat cepat, keunggulan suatu bangsa tidak dapat lagi mengandalkan pada sumber daya alam, melainkan harus pada sumber daya manusia yang aktif dan kreatif.

Tuntutan pengembangan sumber daya manusia dari waktu kewaktu semakin meningkat. Oleh karena itu layanan pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan tersebut. Selain keluarga dan sekolah, masyarakat memiliki peran tersendiri terhadap pendidikan, antara lain pendewasaan dan pematangan individu. Aktivitas pendidikan telah dimulai semenjak individu pertama kali berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Sehingga pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat, Ikut berpartisipasi dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan peran dari kelompok masyarakat. Antara lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat memiliki keterikatan yang sangat kuat. Masyarakat merupakan pembantu pada proses pematangan individu sebagai anggota kelompok dalam suatu masyarakat.


(16)

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seperti diatas maka perlu diadakan pemerataan pendidikan dan kesempatan belajar. Untuk melakukan pemerataan kesempatan belajar bagi setiap warga negara Indonesia, maka pada tahun 1994 lalu pemerintah mencanangkan program Wajar Dikdas sembilan tahun bagi seluruh warga negara. Di Indonesia upaya peningkataan pendidikan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia menjadi target utama dalam pembangunan masyarakat oleh pemerintah. Untuk mensukseskan Wajib Belajar pendidikan dasar sembilan tahun, diperlukan partisipasi semua pihak antara lain keluarga, masyarakat, pemerintah dan organisasi sosial. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam penanaman nilai-nilai yang akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu selaras dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini. Sebagaimana yang dijelaskan dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan nasional dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu: Pendidikan formal, Non formal dan In formal. Melalui pendidikan non formal pemerintah dalam hal ini Direktorat Pendidikan Masyarakat, Dirjen PLS dan pemuda, Departemen Pendidikan Nasional menyelenggarakan berbagai program yang


(17)

(1) Program Paket A, yaitu program yang memeberikan pelayanan pendidikan setara sekolah Dasar, (2) program Paket B, yaitu program yang memberikan layanan pendidikan setara sekolah menengah pertama/SMP dan (3) Program paket C, yaitu program yang memberikan layanan pendidikan setara sekolah menengah atas/SMA.

Pendidikan kesetaraan merupakan proses pemberian kekuatan atau daya dalam bentuk pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian dan kepekaan peserta didik terhadap perkembangan sosial, ekonomi, budaya dan politik, sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat. Ditegaskan pada (UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 1) bahwa “ Pendidikan non formal termasuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai pengganti (substitute), penambah (suplement), dan/atau pelengkap

(complement), pendidikan formal dalam rangka life long education.’’

Sehingga untuk mendapatkan output yang berkualitas dan mampu bersaing ditentukan oleh kapabilitas yang dimiliki oleh tenaga pendidik, lembaga pelaksana dan partisipasi dari masyarakat sekitar. Bahkan sekarang ini pendidikan luar sekolah sudah menjadi alternatif proses dan belajar mengajar dikarenakan asumsi masyarakat kelas bawah yang menganggap kurangnya jaminan yang pasti bahwa pendidikan itu dapat membawa perubahan ekonomi dan jaminan kesejahteraan keluarga.

Peran pendidikan Kesetaraan baik program Paket A, B, dan C sangat strategis dalam rangka pemberian bekal pengetahuan dan program penuntasan


(18)

wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Penyelenggaraan program ini terutama ditujukan bagi masyarakat putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, masyarakat yang bertempat tinggal di daerah-daerah khusus, seperti daerah perbatasan, daerah bencana, dan daerah yang terisolir yang belum memiliki fasilitas pendidikan yang memadai. Memahami nilai dan manfaat program pendidikan kesetaraan bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat menjadi salah satu faktor utama yang mendorong masyarakat untuk berpartisipasi pada program yang diselenggarakan.

Pendidikan kesetaraan dapat dilaksanakan pada satuan pendidikan nonformal seperti lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) pondok pesantren, komunitas sekolah rumah/ homeschooling, dan satuan pendidikan sejenis lainnya. Dari berbagai lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan tersebut, “PKBM merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih dan dijadikan ajang pemberdayaan masyarakat, PKBM diharapkan dapat menjadi sentra seluruh kegiatan pembelajaran masyarakat, kemandirian dan kehandalannya perlu dijamin semua pihak” (Sihombing,1999:104).

Data Program Pendidikan Nonformal Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011 menunjukkan jumlah sasaran program Keaksaraan 45.717 orang, sasaran program Paket A 459 orang, jumlah sasaran program Paket B 11.342 orang, sasaran program paket C 3.165 orang, kelompok belajar berjumlah 817 kelompok, jumlah


(19)

lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat 217 lembaga, jumlah organisasi pemuda 35 organisasi, dan jumlah organisasi olahraga 50 organisasi.

Melihat data diatas dapat kita ketahui bahwa sasaran program kesetaraan terutama program kesetaraan Paket B masih cukup tinggi. Hal ini mendorong lembaga pendidikan Non formal seperti PKBM yang dikelola masyarakat untuk menyelenggrakan program tersebut dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Pendidikan luar sekolah yang akan diteliti dan dalam karya ilmiah ini mengenai pendidikan kesetaraan Paket B yang diselenggarakan di PKBM.

Program layanan satuan pendidikan nonformal yang diselenggarakan ditengah masyarakat merupakan bagian dari pembangunan masyarakat lokal yang diselenggarakan oleh masyarakat itu sendiri sehingga berbagai program pendidikan Nonformal dapat menjadi layanan pendidikan yang diselenggarakan oleh, untuk, dan dari masyarakat itu sendiri. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Paket B sangat diperlukan. Penyelenggaraan pendidikan Paket B ini harus mengacu pada pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan dukungan potensi lokal dan partisipasi masyarakat sekitar lembaga penyelenggara. Keberadaan PKBM ( Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Ngudi Makmur, ikut berperan serta dalam menyelenggarakan pendidikan Paket B dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang sedang di butuhkan oleh masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mendiskripsikan bagaimana Peran masyarakat sekitar dalam membantu


(20)

PKBM Ngudi Makmur didalam melaksanakan program pendidikan program Paket B, sehingga dapat memberikan arti yang signifikan natinya bagi kemajuan daerahnya sendiri.

B.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di identifikasi beberapa permasalahan yang ada di PKBM Ngudi Makmur tersebut, sebagai berikut:

1. Pendayagunaan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan belum maksimal.

2. Peran masyarakat dalam pendidikan masih rendah dan kurang menyadari pentingnya Pendidikan.

3. Asumsi masyarakat bahwa pendidikan hanya pada jalur formal , sehingga kurangnya partisipasi masyarakat terhadap pendidikan Nonformal seperti program Paket B.

4. Warga masyarakat tidak mengetahui keberadaan PKBM di lingkungannya sebagai penyelenggara Paket B.

5. PKBM Ngudi Makmur kurang mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam kegiatan yang dilaksanakan di PKBM tersebut.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu kompleknya masalah, agar penelitian ini terfokus dan lebih mendalam maka permasalahan dibatasi pada partisipasi masyarakat dalam membantu keberhasilan program pendidikan Paket B, keberhasilan


(21)

program pendidikan berdasarkan standar kompetensi lulusan, serta peningkatan hasil belajar warga belajar dilihat dari berapa jumlah warga belajar yang mengikuti program pendidikan di PKBM tersebut.

D. Rumusan Masalah

Merujuk pada hasil identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program Paket B di PKBM Ngudi Makmur?

2. Faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat dalam partisipasi masyarakat terhadap program Paket B di PKBM Ngudi Makmur?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola PKBM Ngudi Makmur dalam menumbuhkan partisipasi di masyarakat?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Mendiskripsikan bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggarakan program Paket B di PKBM Ngudi Makmur.

2. Faktor yang menjadi pendorong dan penghambat pelaksanaan partisipasi masyarakat terhadap program Paket B di PKBM Ngudi Makmur.

3. Mendiskripsikan upaya pengelola PKBM Ngudi Makmur dalam menumbuhkan partisipasi di masyarakat.


(22)

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi tentang pendidikan luar sekolah khususnya program pendidikan

Program Paket B.

b. Mengembangkan konsep-konsep yang ada di dalam pendidikan luar sekolah khususnya mengenai konsep partisipasi juga diharapkan dapat menjadi pendorong atau bahan kajian penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis 1. Bagi Mahasiswa

Dapat memberikan informasi dan masukan yang lebih jauh tentang kegiatan tentang pelaksanaan Pembelajaran dalam Program Paket B. 2. Bagi Tutor dan Penyelenggara

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan Paket B selanjutnya.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Partisipasi Masyarakat

1.Pengertian Partisipasi

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, “Partisipasi adalah hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta.” (Departemen Pendidikan Nasional, 2005:1198). Seperti diungkapkan bahwa: “ Partisipasi adalah keterlibatan mental atau fikiran dan perasaan seseorang didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan tertentu serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.” (Sastropeotro 1988:13).

Hal senada diungkapkan bahwa: “ Partisipasi adalah keterlibatan orang secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari perintah.” Hetifah (2003: 188). Dari pendapat ini mengandung arti bahwa seseorang dikatakan turut berpatisipasi apabila hal tersebut dilakukan secara sukarela dan sadar tanpa adanya paksaan maupun tekanan, serta bukan karena ada yang memberi perintah tetapi murni dari keikhlasan seseorang dalam berpartisipasi.

Menurut FAO dalam Britha Mikkelsen yang dikutip oleh (Hiryanto, 2005:58-60) menyatakan bahwa partisipasi memiliki arti:

a. Kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan.

b. Membuat peka msayarakat untuk meningkatkan kemampuaan menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan.


(24)

c. Suatau proses aktif yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait mengambil ininsiatif dan menggunakan kebebasanya untuk melakukan hal itu.

d. Pemantapan dialog antara masyarakat setempat yang memerlukan persiapan,pelaksanaan,monitoring proyek agar semua memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial. e. Keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang

ditentukan sendiri.

f. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,kehidupan dan lingkungan mereka.

Berdasarkan beberapa pengertian partisipasi tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi bukan hanya keterlibatan yang sifatnya fisik atau lahiriah saja, tetapi keterlibatan ini menyangkut pikiran dan perasaan. Adanya kesediaan memberikan sumbagan untuk usaha untuk mencapai tujuan dengan rasa suka rela dan adanya rasa tanggung jawab.

2. Pengertian Masyarakat

“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang beriteraksi menurut suatu system adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas” (Koentjaraningrat 1981: 146-147). Sedangkan menurut (Mayo 1998:162) masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep yaitu:

a. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.

b. Masyarakat sebagai “ kepentingan bersama” yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti pada halnya pada kasus orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat fisik ) atau bekas para


(25)

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekumpulan orang yang tinggal disatu wilayah dimana setiap anggotanya mempunyai satu rasa identitas dan kepentingan bersama untuk mencapai tujuan. Adapun yang dimaksud partisipasi dalam penelitian ini adalah keterlibatan masyarakat secara fisik,mental,dan emosi seseorang dalam situasi tertentu yang mendorong masyarakat untuk menyumbang demi tercapainya tujuan. Partisipasi masyarakat ini berupa tenaga,dana, barang serta ide maupun gagasan.

3. Bentuk Partisipasi

Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dilontarkan (Sukmana, 2009:17) dan menjelaskan jenis partisipasi terdiri, yaitu:

a. Partisipasi buah fikiran, yaitu menyumbangkan ide/gagasan, pendapat,pengalaman, untuk keberlangsungan suatu kegiatan. b. Partisipasi tenaga, dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau

pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, partisipasi spontan atas dasar sukarela.

c. Partispasi harta benda, menyumbangkan materi berupa uang, barang dan penyediaan sarana atau fasilitas untuk kepentingan program.

d. Partisipasi keterampilan, yaitu berupa pemberian bantuan skill yang dia miliki untuk perkembangan program.

e. Partisipasi sosial yaitu keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sosial demi kepentingan bersama.

Pendapat senada menyoroti bentuk-bentuk partisipasi masyarakat disampaikan,menjelaskan bentuk partisipasi:


(26)

Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. (Isbandi 2007: 27).

Pendapat diatas dapat disimpulkan jenis atau bentuk partisipasi adalah tenaga,buah fikiran, ide/gagasan, pendapat,pengalaman yang disumbangkan dalam kegiatan-kegiatan sosial demi kepentingan bersama.

4. Faktor yang mempengaruhi Partsipasi Masyarakat

Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program juga dapat berasal dari unsur luar/lingkungan. Ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat yang berasal dari luar/lingkungan, yaitu:

1. Komunikasi yang intensif antara sesama warga masyarakat, antara warga masyarakat dengan pimpinannya serta antara sistem sosial di dalam masyarakat dengan sistem di luarnya;

2. Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan keluarga, pergaulan, permainan, sekolah maupun masyarakat dan bangsa yang menguntungkan bagi serta mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat;

3. Kesempatan untuk berpartisipasi. Keadaan lingkungan serta proses dan struktur sosial, sistem nilai dan norma-norma yang memungkinkan dan mendorong terjadinya partisipasi sosial;

4. Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi. Lingkungan di dalam keluarga masyarakat atau lingkungan politik, sosial, budaya yang memungkinkan dan mendorong timbul dan berkembangnya prakarsa, gagasan, perseorangan atau kelompok (Holil, 1980: 10). Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi, di pengarui faktor dari luar masyarakat (eksternal) yaitu peran aparat dan lembaga formal yang ada. Kemampuan masyarakat akan berkaitan dengan stratifikasi sosial dalam


(27)

masyarakat. Sedangakan (Hetifah,2003:188),faktor yang mendorong kerelaan orang untuk terlibat dalam partisipasi antara lain:

a. Kepentingan pribadi,yaitu seseorang turut berpartisipasi untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain guna meningkatkan

pretise

b. Solidaritas,yaitu seseorang memiliki jiwa sosial yang berusaha ikut merasakan dan membantu apa yang sedang dialami orang lain. c. Memiliki tujuan yang sama, yaitu dengan berpartisipasi dalam

bentuk apapun(fisik dan lain sebagainya) tetapi memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan masyarakat menjadi lebih baik. d. Ingin melakukan langkah-langkah yang sama walaupun tujuannya

itu berbeda.Tujuan ini disesuaikan untuk kepentingan apa masyarakat tersebut berpartisipasi.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengarui partisipasi masyarakat adalah adanya kesadaran dari masyarakat untuk berpartisipasi yang timbul dari faktor internal maupun

ekternal masyarakat itu sendiri.

5. Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan

Tingkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Peran serta tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 7 tingkatan, yang dimulai dari tingkat terendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tingkatan tersebut terinci sebagai berikut:

a. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis PSM ini adalah jenis yang paling umum. Masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah dengan memasukkan anak ke sekolah.


(28)

b. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada PSM jenis ini, masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, dan/atau tenaga.

c. Peran serta secara pasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa yang diputuskan oleh pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah memutuskan agar orangtua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orangtua menerima keputusan tersebut dengan mematuhinya.

d. Peran serta melalui adanya konsultasi. Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.

e. Peran serta dalam pelayanan. Orang tua/masyarakat terlibat dalam kegiatan sekolah, misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi banding, kegiatan pramuka, kegiatan keagamaan, dan sebagainya.

f. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan/ dilimpahkan. Misalnya, sekolah meminta orangtua/masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah jender, gizi. Dapat juga berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di lingkungannya agar sekolah siap menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu, dan sebagainya.


(29)

g. Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tua/masyarakat terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan (baik akademis maupun non akademis) dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana. Menurut Dzaki (2009) Diakses dari (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/jenis- jenis-peranserta-masyarakat.html. )

Dalam UU No.2 tahun 1989 “ Sumberdaya pendidikan adalah dukungan dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prsarana yang tersedia yang digunakan dan didayagunakan oleh keluarga, sekolah dan masyarakat, peserta didik dan pemerintah secara bersama-sama.” ( Abudin Nata, 2003:147).

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan peranserta masyarakat dalam pendidikan adalah dukungan dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarana.

B. PKBM

1. Pengertian PKBM

Menurut Direktorat PTK-PNF (2006), bahwa “Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya”. Diakses dari (http://www.jugaguru.com. 07 Maret 2012).


(30)

Pendapat senada menurut Mustofa Kamil (2011:85),yaitu:

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah sebuah lembaga pendidikan yang diselenggarakan di luar system pendidikan formal diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya.

Lebih jauh lagi menurut PKBM adalah “sebuah model pelembagaan” (Umberto Sihombing 1999:113). yang diartikan, bahwa PKBM sebagai basis pendidikan masyarakat, dikelola secara profesional oleh LSM atau organisasi kemasyarakatan lainnya, sehingga masyarakat dengan mudah dapat berhubungan dengan PKBM dam meminta informasi tentang berbagai program pendidikan masyarakat, persyaratannya, dan jadwal pelaksanaannya. Pelembagaan artinya menempatkan PKBM sebagai basis penyelenggaraan program pendidikan masyarakat di tingkat operasional (desa/kelurahan). Program pendidikan yang selama ini terpisah-pisah dan dilaksanakan di berbagai tempat seperti di rumah penduduk, gedung sekolah, balai desa, dan tempat lainnya diupayakan untuk dipusatkan di PKBM. Berdasarkan beberapa rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa PKBM adalah suatu institusi atau lembaga, satuan, wadah, tempat dan pusat kegiatan belajar masyarakat dalam menggali, mencari, menerima dan bertukar informasi mengenai berbagai macam pengetahuan yang di bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat melalui pendekatan partisipatif.


(31)

2.Tujuan PKBM

“Tujuan pelembagaan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat itu sendiri” (Sihombing 2009: 87).

Sedangkan menurut (Kamil,2009:87) menjelaskan bahwa ada tiga tujuan penting dalam rangka pendirian dan pengembangan PKBM :

Memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya), (b) meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi, (c) meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan tersebut.

Tujuan PKBM tersebut sejalan dengan tujuan PKBM menurut Direktorat PTK-PNF (2006), yaitu:

Tujuan PKBM, memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. Dalam upaya menyamakan persepsi dan menyelaraskan penyelenggaraan PKBM, dengan ide dasar PKBM sebagai pusat kegiatan pendidikan luar sekolah, PKBM yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kepentingan dan kemampuan masyarakat, maka perlu dikembangkan alat ukur kelayakan penyelenggaraan PKBM. Diakses dari (http://www.jugaguru.com. 07 Maret 2012).

PKBM dibentuk bertujuan untuk memperluas kesempatan warga masyarakat khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan tujuan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan memperdayakan dan


(32)

kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja dan mencari nafkah.

3. Fungsi PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat memiliki Fungsi Menurut Mustofa Kamil (2011:88-90), fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yaitu sebagai:

1) Tempat belajar bagi masyarakat.

2) Tempat pusaran berbagai potensi yang ada dan berkembang di masyarakat.

3) Pusat dan sumber informasi yang handal bagi masyarakat yang menumbuhkan keterampilan fungsional.

4) Ajang atau tempat tukar menukar berbagai pengetahuan dan keterampilan fungsional diantara masyarakat.

5) Tempat berkumpulnya masyarakat. 6) Loka belajar yang tidak pernah berhenti .

Terdapat beberapa fungsi PKBM yang dapat dijadikan acuan, dimana fungsi-fungsi tersebut saling berhubungan satu sama lain secara terpadu, diantaranya:

a. Sebagai tempat masyarakat belajar (learning society), PKBM merupakan tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan fungsional sesuai dengan kebutuhannya, sehingga masyarakat berdaya dalam meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya.

b. Sebagai tempat tukar belajar (learning exchange), PKBM memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai informasi (pengalaman), ilmu pengetahuan, dan keterampilan antar warga belajar, sehingga antara warga belajar yang lainnya bisa saling mengisi.

c. Sebagai pusat informasi atau taman bacaan masyarakat (perpustakaan) masyarakat, sebagai TBM. PKBM harus mampu berfungsi sebagai bank informasi, artinya PKBM dapat dijadikan


(33)

keterampilan secara aman dan kemudian disalurkan kepada seluruh masyarakat atau warga belajar yang membutuhkan.

d. Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat, fungsi PKBM dalam hal ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertemuan antar pengelola dengan sumber belajar dan warga belajar, akan tetapi PKBM berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyaraka, dalam berbagai bidang dan sesuai dengan kepentingan, masalah dan kebutuhan masyarakat serta selaras dengan azas dan prinsip belajar masyarakat atau pengembangan pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat.

e. Sebagai pusat penelitian masyarakat (community research centre) terutama dalam pengembangan pendidikan nonformal. PKBM berfungsi sebagai tempat menggali, mengkaji, menelaah berbagai persoalan atau permasalahan dalam bidang pendidikan keterampilan baik yang berkaitan dengan program yang dikembangkan di PKBM maupun berkaitan dengan program-program yang lain yang selaras dengan azas dan tujuan PKBM. (Kamil, 2009: 89).

“Fungsi utama PKBM adalah Sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan masyarakat” (BPKB Jayagiri 2003:4).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan fungsi PKBM sebagai pusat bagi warga masyarakat untuk menimba ilmu dan memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional, pusat informasi yang dapat didayagunakan secara tepat dalam upaya memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.


(34)

4. Asas PKBM

Azas-azas PKBM meliputi: “Azas kemanfaatan, Azas kebermaknaan, azas kebersamaan, Asas kemandirian, azas keselarasan, azas kebutuhan, azas tolong menolong” (Sihombing,1997:108). Asas-asas yang dianut PKBM diidentifikasi menjadi tujuh azas, dan mungkin jika dikembangkan lagi dapat lebih dari tujuh, sepanjang azas-azas itu tidak saling bertentangan dan sesuai dengan misi yang harus diemban PKBM.

5. Program-Program yang dikembangkan PKBM

Dijelaskan dalam Kamil (2009:93), terdapat beberapa program yang dikembangkan di PKBM, diantaranya adalah: “Program Keaksaraan Fungsional.Pengembangan Anak Usia Dini,Program Kesetaraan,Kelompok Belajar Usaha, Pengembangan Program Magang pada PKBM Kursus Keterampilan dan, Program PKBM di Luar Program Depdiknas.”

Sedangkan menurut Dikmas, terdapat 7 Program yang seyogyanya dikembangkan oleh PKBM, diantaranya: Kesetaraan, Keaksaraan, Pendidikan Anak Usia dini, Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar Usaha, Pendidikan Wanita dan Majelis Taklim.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PKBM sebagai pusat dalam menyelenggarakan pendidikan Masyarakat, program keaksaraan kesetaraan pendidikan anak usia dini dan pendidikan kecakapan hidup.


(35)

6. Pengelolaan PKBM

PKBM merupakan sarana untuk mengintensifkan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang pelaksanaannya dipusatkan di suatu tempat yang status pengelolaan dan kepemilikannya dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat. Pembentukan PKBM dimaksudkan untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat, dengan memperhatikan kebutuhan dan sumber-sumber potensi yang terdapat di sekitarnya terutama jumlah kelompok sasaran, jenis usaha/keterampilan yang dibutuhkan secara ekonomi, sosial dan budaya. “PKBM akan berhasil apabila pengelolaannya melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/penilaian” (Sukmana, 2009:41). Langkah-langkah perencanaan PKBM adalah sebagai berikut: “Identifikasi pembentukan PKBM , konsultasi dengan jajaran Depdikbud , koordinasi dengan instansi terkait , penyusunan usulan/proposal pembentukan PKBM ,sosialisasi PKBM ,menyusun struktur organisasi , Mekanisme kerja , uraian tugas pengelola dan menyusun program kegiatan belajar.” (Sukmana,2009:41).

Pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan dalam pelaksanaanya PKBM berupaya mengembangkan berbagai macam program mulai dari program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) , program Pendidikan Wanita, program Pemberantasan Buta Aksara Fungsional, program Pendidikan Dasar untuk menunjang wajib belaja pendidikan dasar 9 tahun yaitu program Paket A dan program Paket B setara SLTP serta


(36)

pendidikan berkelanjutan seperti kelompok belajar usaha (KBU), beasiswa/magang, dan kursus-kursus keterampilan yang pelaksanaanya tersebar ke seluruh pelosok tanah air.

C. Program Paket B

“Program Paket B merupakan program pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan formal SMP/MTs.” (Mustofa Kamil,2011:97).   Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara SMP atau MTs bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar. Pemegang ijazah program Paket B memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMP atau MTs.

Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 13 ayat (1) menyebutkan “ Bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya”. Beberapa landasan hukum yang menjelaskan bahwa program Paket B sebagai satuan program pendidikan nonformal, antara lain :

1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tenatang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat (3) “Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan parempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan


(37)

kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”.

2. PP No. 73 tentang Pendidikan Luar Sekolah, pasal 18 ayat (1) “pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan dasar diselenggarakan pada kelompok A dan kelompok belajar Paket B” dan pada ayat (3) menyebutkan bahwa “kelompok belajar Paket B diselenggarkan bagi sekumpulan warga belajar untuk memperoleh pendidikan setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama”.

Mengacu pada standar nasional pendidikan Muatan kurikulum Pendidikan Kesetaraan meliputi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Pengaturan beban belajar diatur dengan menggunakan dua sistem Jam belajar : Pertemuan sistem tatap muka (reguler), dan Satuan Kredit Kesetaraan (SKK).

Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.14 tahun 2007 tentang standar isi untuk program kesetaraan, menejelasakan bahwa isi kurikulum pendidikan kesetaraan, meliputi :”(1) Pendidikan Agama Islam (2) Pendidikan Kewarganegaraan (3) Bahasa (4) Ilmu Pengetahuan Alam (5) Ilmu Pengetahuan Sosial (6) Seni dan Budaya (7) Penjaskes, Olah Raga dan Kesehatan (8) Keterampilan dan Kejuruan (9) Muatan Lokal.”

Kurikulum pendidikan kesetaraan memiliki kekhususan isi, sekurang-kurangnya memuat mata pelajaran berorientasi akhlak mulia dan akademik yang setara dengan kompentensi minimal dasar dan menengah. Mata pelajaran yang berorientasi kecakapan hidup termasuk kemampuan


(38)

bekerja, kewirausahaan, berusaha mandiri dan membuka lapangan kerja yang disesuaikan dengan potensi daerah. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar program Kesetaraan Paket B adalah :

1) Induktif, pendekatan ini pada dasarnya adalah memilih materi pembelajaran yang khusus untuk kemudian dikembangkan menjadi hal-hal yang bersifat umum.

2) Tematik, pendekatan tematik ini mendekatkan proses pembelajaran dengan tema sehari-hari.

3) Konstruktif, adalah pola pembelajaran yang dilaksanakan memiliki sifat membina, memperbaiki, membangun dan sebagainya, yang dianggap akan memberikan kontribusi dalam perbaikan kondisi kehidupan warga belajar, baik wawasan, keterampilan maupun sikap hidup.

Menurut Mustofa Kamil (2011:97-98), sasaran Program Paket B adalah seluruh lapisan masyarakat yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Lulusan Paket A atau SD

2) Belum menempuh pendidikan di SMP atau MTs dari kelompok usia 15 – 44 tahun dengan prioritas usia 16 – 18 tahun, kecuali bagi peserta didik yang menentukan Paket B atas pilihan sendiri atau yang belum tuntas wajib belajar 9 tahun.

3) Putus SMP atau MTs

4) Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri

5) Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (waktu, geografi, ekonomi, sosial, hukum, dan keyakinan)

Pelaksanaan program Paket B dapat disimpulkan harus memiliki kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan, muatan


(39)

kurikulum pendidikan kesetaraan Paket B meliputi mata pelajaran umum dan muatan lokal,pengembangan diri dan kecakapan hidup dengan pendekatan pembelajaran yang Induktif,Tematik dan Konstruktif.

D. Kerangka Berfikir

Partisipasi bukan hanya merupakan keterlibatan yang sifatnya fisik atau lahiriah saja, tetapi keterlibatan ini menyangkut pikiran dan perasaan , adanya kesediaan memberikan sumbagan untuk usaha untuk mencapai tujuan dengan rasa suka rela dan adanya rasa tanggungjawab yang dilakukan oleh sekumpulan orang yang tinggal disatu wilayah dimana setiap anggotanya mempunyai satu rasa identitas dan kepentingan bersama untuk mencapai tujuan, keterlibatan secara fisik,mental,dan emosi seseorang dalam situasi tertentu yang mendorong masyarakat untuk menyumbang demi tercapainya tujuan. Partisipasi masyarakat ini berupa tenaga,dana, barang serta ide maupun gagasan yang disumbangkan dalam kegiatan-kegiatan sosial demi kepentingan bersama yang dipengaruhi adanya kesadaran dari masyarakat yang timbul dari faktor internal maupun ekternal masyarakat itu sendiri.

PKBM merupakan suatu institusi atau lembaga, satuan, wadah, tempat dan pusat kegiatan belajar masyarakat dalam menggali, mencari, menerima dan bertukar informasi mengenai berbagai macam pengetahuan yang di bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat melalui pendekatan partisipatif,dengan tujuan untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan memperdayakan dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat untuk memperluas


(40)

kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja dan mencari nafkah.

Fungsi PKBM sebagai pusat bagi warga masyarakat untuk menimba ilmu dan memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional, pusat informasi yang dapat didayagunakan secara tepat dalam upaya memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan Masyarakat, program keaksaraan ,program kesetaraaan ,pendidikan kecakapan hidup,pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) , program Pendidikan Wanita, program Pemberantasan Buta Aksara Fungsional, program kesetaraan dan Pendidikan Dasar untuk menunjang wajib belaja pendidikan dasar 9 tahun yaitu program Paket A dan program Paket B setara SLTP serta pendidikan berkelanjutan seperti kelompok belajar usaha (KBU), beasiswa/magang, dan kursus-kursus keterampilan yang pelaksanaanya tersebar ke seluruh pelosok tanah air.

Pelaksanaan program Paket B harus memiliki kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan, muatan kurikulum pendidikan kesetaraan Paket B meliputi mata pelajaran umum dan muatan lokal,pengembangan diri dan kecakapan hidup dengan pendekatan pembelajaran yang Induktif,Tematik dan Konstruktif.


(41)

E. Pertanyaan Penelitian

1. Apa bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program Paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Ngudi Makmur?

2. Apa faktor pendorong dan penghambat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program Paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Ngudi Makmur?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Ngudi Makmur dalam menumbuhkan partisipasi di masyarakat?


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian dari merumuskan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. (Sugiyono,2010:06), mengungkapkan bahwa “Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.”

Kemudian (Nana Sudjana,1995:64) menjelaskan bahwa “Penelitian diskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.” “ Penelitian diskriptif tidak bermaksud untuk menguji hipotesis, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan” (Suharsimi Arikunto,1995:201).

Penelitian ini dengan pendekatan driskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi sasaran penelitian pengelola ,pendidik,peserta didik dan tokoh masyarakat di sekitar PKBM Ngudi Makmur Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo, studi kasus digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci dan logis


(43)

tentang partisipasi masyarakat didalam pelaksanaan program Paket B di PKBM Ngudi Makmur.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian diperlukan sebagai pemberi keterangan data-data atau

key informan adalah orang-orang yang terlibat langsung , menjadi pelaku dan

dapat memberikan informasi kepada peneliti sesuai dengan tujuan penelitian.   1. Ketua Program Paket B PKBM Ngudi Makmur

Ketua Program Paket B PKBM sebagai penanggung jawab dan mempunyai wewenang terhadap penyelenggaraan program. Informan tersebut mengetahui data tentang masalah yang akan diteliti dan dapat memberi informasi yang lengkap dan sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Pendidik atau Narasumber Teknis

Pendidik merupakan orang yang berperan langsung dalam proses pembelajaran mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pendidik dapat memberikan informasi yang lengkap dan sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Peserta didik

Peserta didik mengetahui materi pendidikan yang diberikan oleh pendidik, peserta didik dapat memberikan informasi dengan baik kepada peneliti, responsif, mudah bergaul, dan aktif dalam proses kegiatan pembelajaran.


(44)

4. Tokoh Masyarakat

Merupakan anggota masyarakat/Kepala dukuh yang berperan langsung dalam proses partisipasi dan merupakan tokoh masyarakat yang berkontribusi dalam pelaksanan program Paket B sehingga dapat memberikan informasi yang bersumber dari luar lembaga PKBM.

Objek penelitian adalah suatu yang dijadikan sasaran untuk diteliti, adapun objek penelitian penelitian ini partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Paket B yang sedang dilaksanakan.

C. Lokasi,Waktu dan Seting Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan di PKBM Ngudi Makmur, Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena peneliti ingin memahami dan mengungkap keunikan secara mendalam bagaimana partisipasi masyarakat dalam membantu keberhasilan Program Paket B yang dilaksanakan oleh PKBM Ngudi Makmur secara komprensif dan rinci.

2. Waktu Kegiatan penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu, mulai bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Tahap pengumpulan data awal, yaitu melakukan observasi awal untuk mengetahui suasana tempat, Program Paket B dan


(45)

pemberdayaan yang dilaksanakan,wawancara formal pada obyek penelitian.

b. Tahap penyusunan proposal penelitian. Dalam tahapan ini dilakukan penyusunan proposal dari data-data yang telah dikumpulkan mulai tahap penyusunan data awal.

c. Tahap perijinan. Pada tahap ini dilakukan pengurusan perijinan untuk penelitian.

d. Tahap pengumpulan data dan analisis data. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang sudah didapat dan dilakukan analisis data untuk pengorganisasian data, tambulasi data, interpretasi dan penyimpulan data.

e. Tahap penyusunan laporan.Tahapan ini dilakukan untuk menyusun seluruh data dari hasil penelitian yang didapat,selanjutnya disusun sebagai laporan penelitian.

3. Seting penelitian ini adalah pelaksanaan Program Paket B kelas III di PKBM Ngudi Makmur. Berdasarkan dimensi dari tempat penelitian ini, peneliti memfokuskan pengamatan pada tempat lembaga PKBM berada,masyarakat sekitar,tempat pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas,guna mengetahui kebiasaan pendidik meliputi aktivitas pendidik pada waktu pembelajaran dan proses partisipasi dari masyarakat.


(46)

D. Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa metode pengumpulan data dimana satu dan yang lain mempunyai fungsi yang berbeda dan dapat digunakan secara tepat sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis data yang akan digali. (Suharsimi Arikunto, 2010:192), menjelaskan sebagai berikut:

Apabila kita katakan bahwa untuk memperoleh data kita gunakan metode wawancara,maka didalam melaksanakan pekerjaan wawancara ini,pewawancara menggunakan alat bantu. Secara minimal alat bantu tersebut berupa ancer-ancer pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan,serta alat tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima.

Ancer-ancer ini disebut pedoman wawancara (interview guide). Oleh karena

pedoman wawancara ini merupakan alat bantu, maka disebut juga instrumen pengumpulan data.

Berdasar pendapat tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode antara lain observasi atau pengamatan,wawancara atau interview,dan dokumentasi dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Observasi

“Observasi disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh panca indra” (Suharsimi Arikunto,2010:199). Observasi adalah instrumen lain yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam penelitian kuantitatif, instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain, termasuk kuesioner dan wawancara. Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra penglihatan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami,


(47)

tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subjek yang diteliti. Untuk memaksimalkan hasil observasi, peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan. Di antara alat bantu observasi tersebut misalnya termasuk buku catatan dan check list yang berisi objek yang perlu mendapat perhatian lebih dalam pengamatan. Alat lain yang juga penting yaitu kamera, film proyektor, dan sebagainya. Karena banyaknya alat bantu observasi, maka peneliti dapat memilih yang tepat dan dapat memaksimalkan pengambilan data di lapangan, Metode observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi. Observasi partisipasi ini merupakan teknik pengumpulan data yang melibatkan interaksi antara peneliti dengan informan dalam suatu latar penelitian selama pengumpulan data berlangsung,secara sistimatis tanpa menampakkan peneliti sebagai seorang peneliti. Pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dengan peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar.

Teknik wawancara ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan karena mempunyai beberapa keunggulan yang mungkin tidak dimiliki oleh instrumen penelitian lainnya. Beberapa keunggulan itu adalah Penelitian memperoleh rerata jawaban yang relatif tinggi dari responden,Peneliti dapat membantu menjelaskan lebih, jika ternyata


(48)

responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidakjelasan pertanyaan, Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses wawancara.Pencatatan data dilakukan setelah observasi atau wawancara selesai. Observasi dalam penelitiaan ini digunakan untuk mengenali data mengenai partisipasi masyarakat dalam kontek pelaksanaan Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberi jawaban atas pertanyaan (Moleong,2012:186).

Esterberg yang dikutip oleh (Sugiyono,2010:317), “mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.” Wawancara berfungsi untuk pengambilan data di lapangan adalah menggunakan teknik wawancara. Pada teknik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti dan menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian. Pada wawancara ini dimungkinkan peneliti dengan responden melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak saja misalnya dari peneliti saja.


(49)

Maksud digunakan Metode ini adalah untuk memperoleh keterangan atau data yang diperlukan untuk tujuan penelitian. Data yang digali melalui wawancara ini berkaitan dengan pendapat atau pertanyaan dari sumber data. Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tersetruktur. “ Wawancara tersetruktur adalah pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan” (Moleong,2012:190). Wawancara terstruktur yaitu wawancara di mana peneliti ketika melaksanakan tatap muka dengan responden menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan lebih dahulu. Penggunaan pedoman secara terstruktur ini penting bagi peneliti agar mereka dapat menekankan pada hasil informasi yang telah direncanakan dalam wawancara.

Wawancara diadakan dalam bentuk percakapan antara interviewer

dengan interviewee Seperti dirumuskan dalam panduan wawancara. Metode ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data primer mengenai bentuk partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur Kecamatan Pengasih Kulon Progo. Wawancara digunakan untuk menggali data secara mendalam sebagai kelengkapan untuk memproleh makna dari informasi yang dikumpulkan melalui pengmatan. Wawancara dalam penelitian ini dengan tanya jawab kepada peserta didik, tutor, pengelola ,kepala dukuh sebagai tokoh masyarakat informan yang dianggap mengerti dan mengetahaui permasalahnnya. Wawancara dengan tujuan untuk mengumpulan data


(50)

tentang partisifasi masyarakat dalam membantu keberhasilan Program Paket B yang dilaksanakan oleh PKBM Ngudi Makmur. Adapun permasalahan yang ditanyakan oleh peneliti, diantaranya: Proses partisipasi masyarakat dan hasil yang dicapai dalam keberhasilan program Paket B tersebut.

3.Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mengungkapkan data-data yang bersifat kongkrit dokumenter atau tertulis,terpampang ataupun dapat dibaca. Obyek yang diperhatikan dalam memperoleh informasi,memperhatikan tiga macam sumber yaitu: tulisan,tempat,dan kertas atau orang.

Menurut Guba dan Lincoln dalam (Lexy J.Moleong,2012:216), “dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film.” Menurut Suharsimi Arikunto (2010:274), “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.”

Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya.

Sumber dokumen yang ada pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu dokumentasi resmi, termasuk surat keputusan, surat


(51)

instruksi, dan surat bukti kegiatan yang dikeluarkan oleh kantor atau organisasi yang bersangkutan dan sumber dokumentasi tidak resmi yang mungkin berupa surat nota, surat pribadi yang memberikan informasi kuat terhadap suatu kejadian. Di samping itu dalam penelitian pendidikan, dokumentasi yang ada juga dapat dibedakan menjadi dokumen primer, sekunder, dan tersier yang mempunyai nilai keaslian atau autentisitas berbeda-beda. Dokumen primer biasanya mempunyai nilai dan bobot lebih jika dibanding dokumen sekunder. Sebaliknya dokumen sekunder juga mempunyai nilai dan bobot lebih jika dibandingkan dengan dokumen tersier, dan seterusnya. Peneliti sebaiknya memanfaatkan kedua sumber dokumentasi tersebut secara intensif, agar mereka dapat memperoleh informasi secara maksimal, yang dapat menggambarkan kondisi subjek atau objek yang diteliti dengan benar. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk menggungkap data-data mengenai hasil partisipasi dimasyarakat dalam keberhasilan Program Paket B di PKBM.

Tabel 1.

Teknik Pengumpulan Data

No Aspek Sumber Data Teknik Pengumpulan

Data 1. 2. 3. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program paket B Pelaksanaan Program Paket B

Faktor pendukung dan pengahambat

Pengelola dan Tokoh masyarakat sekitar PKBM

Pengelola,Pendidik dan Peserta didik Pengelola PKBM Tokoh masyarakat Wawancara,Observasi, Dokumentasi Wawancara,Observasi, Dokumentasi Wawancara,Observasi, Dokumentasi


(52)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau disebut juga dengan alat pengumpul data diperlukan sebagai alat pendukung bagi peneliti dalam pengumpul data. (Suharsimi Arinkunto,2010:203), mengemukakan bahwa “instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,lengkap sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri yang didukung dengan alat bantu berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisa secara diskriptif kualitatif,artinya data yang diperoleh dalam penelitian diinterpretasikan secara kualitatif untuk mengambil kesimpulan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari beberapa sumber,dari wawancara dengan responden,pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,dokumentasi,observasi yang kemudian didiskripsikan dan diinterpretasikan dari jawaban yang diperoleh.

       Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh (Moleong,2012:248), “analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang


(53)

dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Teknik Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Analisis data yang digunakan yaitu berupa display data. Display data dalam penelitiaan ini menguraikan segala sesuatu yang terkait dengan partisipasi masyarakat didalam pengelolaan Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur. Pendiskripsian ini dilakukan berdasarkan apa yang dilihat atau diperoleh selama penelitian.

Mile dan Huberman (1984) yang dikutip (Sugiyono,2011:246), mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data, yaitu: data reduction,

data display, and data conclusion drawing verification”. Secara lebih jelas

dijabarkan sebagai berikut:

1) Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang didapat dari catatan di lapangan dengan tujuan untuk menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu sehingga ditarik suatu kesimpulan. 2) Display data (Data Display)

Display data adalah hasil reduksi data kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah dibaca atau dipahami sesta memungkinkan adanya penarikan kesimpulan.


(54)

Sajian data merupakan sekumpulan informan yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui sajian data peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan yang memungkinkan untuk menganalisis dan mengambil tindakan lain berdasarkan pemahamam.

3) Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Kesimpulan yaitu peneliti mencari makna dari data yang terkumpul kemudian menyusun pola hubungan tertentu ke dalam satu kesatuan informasi yang mudah dipahami dan ditafsirkan sesuai dengan masalahnya. Dalam tahapan ini dimana peneliti harus memakai data yang terkumpul kemudian dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada masalah yang diteliti. Data tersebut dibandingkan dan dihubungkan dengan lainnya sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari setiap permasalahan yang ada.


(55)

G. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data yang telah terkumpul dalam penelitian dilakukan dengan teknik trianggulasi, yaitu dengan cara mencari data yang mendukung atau tidak bertentangan dengan tujuaan penelitian yang telah dirumuskan. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana temuan-temuan yang ada dilapangan benar-benar representatif. “Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu” (Moleong,2012:330).

(Sugiyono,2011:330), mengatakan “bahwa dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang sudah ada”. Trianggulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber data dengan melakukan pengecekan dari informan yang berbeda-beda sehingga didapatkan kesamaan informasi dari bermacam-macam informan tersebut. Pengecekan dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari hasil obsevasi,wawancara,dan dokumentasi yang berkaitan dengan topik permasalahan. Selanjutnya hasil wawancara tersebut di cross check lagi melalui hasil observasi yang telah dilakukan dan mengecek dokumen yang mendukung.


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Diskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PKBM Ngudi Makmur

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ngudi Makmur

merupakan salah satu lembaga Pendidikan Non Formal yang berada di Desa Pengasih Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Sejarah berdirinya lembaga ini berawal dari kebutuhan pendidikan yang teramat besar didaerah Pengasih, membuat beberapa tokoh pemuda berkumpul dan berinisiatif mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang berfungsi untuk mewadahi dan memfasilitasi pendidikan di masyarakat. Baik untuk kepentingan pendidikan warga belajarnya maupun untuk pendidik, tenaga kependidikan, ataupun semua warga masyarakat yang terlibat dan secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terjadinya interaksi dan komunikasi akan terserap berbagai informasi baik dari pendidik, tenaga kependidikan maupun berbagai komponen di masyarakat.

Untuk itulah beberapa tokoh masyarakat bersama dengan beberapa lembaga desa membentuk wadah pembelajaran masyarakat dengan nama ”Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ngudi Makmur” didirikan pada tanggal 02 Mei 2003. Sebab PKBM merupakan salah satu satuan pendidikan Non Formal yang dapat melaksanakan berbagai program kegiatan seperti : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Keaksaraan, Kesetaraan, Kursus (Life Skils), Pemberdayaan Perempuan, dan Taman


(57)

Bacaan Masyarakat (TBM). PKBM didirikan atas prinsip dari oleh dan untuk masyarakat, untuk itu PKBM mutlak sangat diperlukan guna memberdayakan dan membelajarkan masyarakat agar semakin cerdas, terampil, mandiri dan berakhlak mulia guna meningkatkan kualitas hidupnya.

2. Letak Geografis

a.Wilayah

PKBM Ngudi Makmur berada di Pedukuhan Jamus, Desa Pengasih, Kecamataan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, gambaran umum Desa Pengasih dengan jumlah Kepala Keluarga 2429 KK atau 8.555 jiwa. 4.220 jiwa penduduk Laki-laki, 4.335 jiwa penduduk Perempuan, terdiri dari 13 pedukuhan 28 RW dan 65 RT, Luas wilayah Desa Pengasih 676,7350 ha.

1) Batas Wilayah Desa

a)Sebelah Utara Desa Sendangsari.

b)Sebelah Selatan Desa Margosari dan Desa Wates. c)Sebelah Barat Desa Karangsari.

d)Sebelah Timur Desa Margosari. 2) Kondisi Geografis Desa

a)Ketinggian Tanah dari Permukaan laut 18 Meter. b)Banyak curah Hujan 2.550 – 3.000 Mm / Tahun.


(58)

 

d)Suhu udara rata – rata 24 – 33 Co

3) Orbitan ( Jarak dari Pusat Pemerintahan Desa ) a)Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan 0,5 Km. b)Jarak dari Ibukota Kabupaten 2Km.

c)Jarak dari Ibukota Provinsi 30Km d)Jarak dari Ibukota Negara 835 Km.

      

      Data BPS Kulon Progo 2012 

Gambar 1.


(59)

b. Kondisi Pendidikan

1) Pendidikan Umum

Tabel 2.

Data Pendidikan Formal Desa No Jenis

Pendidikan

Negeri Swasta Gedung Guru Murid Gedung Guru Murid

Buah Orang Orang Buah Orang Orang 1. Kelompok

Bermain

2 8 50

2. TK 6 12 225

3. SD 5 55 577

4. SLTP 1 24 648

5. SLTA 2 67 1458

6. Universitas 1 19 280

Jumlah 9 165 2963 8 20 275

Sumber: Profil Desa Pengasih Tahun 2012

 

2) Pendidkan Khusus

Tabel 3.

Data Pendidikan Non Formal Desa No Jenis Pendidikan Gedung

( Buah )

Guru/ Pelatih ( Orang )

Murid ( Orang )

1. Pondok Pesantren 2 4 42

2. Madrasah 1 24 360

3. Sekolah Luar Biasa : a) SLB A

b) SLB B c) SLB C

1 1 1 5 5 6 25 35 28 4. PKBM a) Keaksaraan b) Paket A c) Paket B d) Paket C

1 10 12 12 220 90 50 5. Sarana Pendidikan Non

Formal :

a) Balai Latihan Kerja b) Pusat Latihan kerja

6 7


(60)

3. Visi dan Misi Lembaga a. Visi

Terwujudnya masyarakat yang lebih cerdas, terampil, kreatif dan produktif, lebih sejahtera serta selalu ingin mengembangkan diri secara positif sebagai manusia seutuhnya ciptaan Tuhan.

b. Misi

Mengembangkan dan memfasilitasi usaha-usaha pembelajaran, pemberdayaan dan pembangunan masyarakat, antara lain :

1) Peningkatan pengetahuan, Wawasan, keterampilan dan sikap untuk hidup lebih baik.

2) Pengembangan usaha-usaha produktif di masyarakat yang menggunakan model dan pengelolaan usaha profesional, bersifat kekeluargaan dan berorientasi pada pembangunan masyarakat seutuhnya.


(61)

4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

a. Struktur Organisasi

            Gambar 2.

Struktur Organisasi PKBM Ngudi Makmur

b. Uraian Tugas dan Fungsi Pengurus PKBM Ngudi Makmur

1) Tugas Ketua PKBM

a) Menjabarkan Visi kedalam Misi Target Mutu b)Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai

SEKRETARIS

TUMIYATI

KETUA PROGRAM PAKET C

PAIRIN,A.Ma

KETUA PROGRAM PAKET B

AZIP SHABARI,S.Pd HUMAS SLAMET,S.Pd KETUA TBM ERNA SULISTYANI,S.Pd BENDAHARA SUNARTI PETUGAS PENILIK PAUDNI KETUA PKBM SUGIYONO,A.Md PEMBINA DINAS PENDIDIKAN

KETUA PROGRAM KEAKSARAAN

SUPARWANTA,A.Md

KETUA PROGRAM PAUD


(62)

c)Menganalisis peluang dan tantangan,kekuatan dan kelemahan satuan pendidikan,satuan Pendidikan Non Formal

d)Merencanakan rencana setrategis dan rencana kerja tahunan untuk peningkatan pelaksanaan mutu.

e)Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran suatun pendidikan Non Formal.

f)Mengikut sertakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan penting.

g)Berkumunikasi dengan warga satuan pendidikan non formal dan masyarakat.

h)Menjaga dan meningkatakan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan. i) Menciptakan lingkungan lingkungan yang kondusip bagi

pembelajaran.

j) Bertanggung jawab atas perencanaan kegiatan pembelajaran yang partisipatif.

k)Melaksanakan program supervisi untuk meningkatkan kinerja dan mutu suatu pendidikan nonformal.

l) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga,profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan.

m)Memfasilitasi pengembangan,penyebarluasan,dan pelaksanaan Visi sutuan pendidikan Non Formal kedalam program pembelajaran.


(63)

2) Tugas Sekretaris PKBM

a) Mencatat semua hal yang berhubungan dengan kegiatan organisasi PKBM.

b) Membuat semua kelengkapan administrasi PKBM dan pelaksanaan kegiatan belajar menagajar.

c) Membuat notulen rapat-rapat PKBM.

3) Tugas Bendahara PKBM

a) Mencatat dan membukukan sumber-sumber pemasukan, pengeluaran,dana yang dikelola.

b) Penyusunan dan dan pencairan anggaran ,serta penanggalan dana luar investasi dan operasional.

c) Bertanggung jawab pengelola satuan pendidikan non formal dan membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukanya.

d) Pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran untuk dilaporkan kepada pihak pihak yang berkepentingan.

4) Tugas Ketua Program PKBM

a) Mengkoordinasikan dengan ketua PKBM atas program yang dilaksanakan.

b) Bertanggung jawab atas keterlaksanaan program.

c) Bertanggung jawab atas administrasi kegiatan/ program. d) Memotivasi peserta didik sesuai program yang dilaksanakan.


(64)

c. Fasilitas Penunjang

1) Kondisi Tanah dan Bangunan a) Luas Tanah dan Status

Luas Bangunan gedung PKBM Ngudi Makmur yaitu 72m2, Sedangkan tempat kegiatan belajar mengajar di beberapa Pedukuhan di desa Pengasih dan menggunakan gedung Sekolah. b) Kondisi Bangunan

Kondisi Bangunan masih cukup baik, juga sarana dan prasarana masih cukup untuk sebuah PKBM.

c) Kondisi Fasilitas

Fasilitas yang dimiliki PKBM Ngudi Makmur seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.

Daftar Inventaris PKBM Ngudi Makmur

No Nama Barang Jumlah Fungsi Kondisi

1. Papan Nama 1 Kantor Baik

2. Meja Kantor 5 Kantor Baik

3. Meja Komputer 2 Kantor Baik

4. Kursi Kantor 10 Kantor Baik

5. Meja Belajar 30 Praktek / Teori Baik 6. Kursi Belajar 60 Praktek / Teori Baik 7. Listrik 900 Watt 1 Penerangan Baik

8. Rak Buku 2 Perpustakaan Baik

9. Almari File 1 Arsip Baik

10. Komputer 2 Administrasi Baik

11. Labtop 2 Administrasi Baik

12. Kamera Digital 1 Dokumentasi Baik

13. Proyektor 1 Pembelajaran Baik

14. Almari Etalase 1 Show Room Baik

15. Buku-buku 400 Bacaan Baik


(65)

5. Program yang dilaksanakan

Pada tahun 2012 PKBM Ngudi Makmur melaksanakan program- program dengan sumber dana APBN,APBD maupun Swadya dengan perincian program sebagai berikut:

Tabel 5.

Program yang dilaksanakan PKBM Ngudi Makmur

No Nama Program Jumlah Peserta

1 Pendidikan Anak Usia Dini/KB 30

2 Keaksaraan 10

3 Keaksaraan Usaha Mandiri 60

4 Paket B Semester 5-6 50

5 Paket C Kelas X Semester I 20

6 PKH -

7 Satuan Pendidikan berwawasan Gender -

Sumber data : Profil PKBM Ngudi Makmur Tahun 2012

6. Tujuan dan Hasil yang telah dicapai

a. Tujuan Program

Melaksanakan pendidikan berbasis masyarakat memberikan pelayanan pendidikan kepada seluruh warga masyarakat agar dapat mencapai kehidupan yang lebih baik, melalui program-program:

1)Program PAUD/KB, melaksanakan usaha kesejahteraan anak berbasis masyarakat.

2) Program KF dan KUM, dengan target masyarakat bebas buta aksara (Calistung), Pemberdayaan perempuan dan kelompok wira usaha mandiri berbasis potensi lokal. 


(66)

3) Program Paket B dan C melaksanakan program wajib belajar sembilan tahun bermuatan pelatihan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat.

4) Program Life Skils dengan program pembelajaran atau pelatihan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat dan menjalin kerjasama kemitraan yang melembaga, melaksanakan kegiatan ekonomi produktif dengan sumber daya alam yang ada.

5) Bidang TBM meningkatkan minat baca warga belajar dan masyarakat.

b. Hasil yang dicapai dalam Pelaksanaan Program Paket B

Pusat Kegiatan Belajar Ngudi Makmur pada tahun 2008 telah berhasil meluluskan 40 peserta didik atau dua kelompok, dan tahun 2012 PKBM Ngudi Makmur juga melaksanakan program Paket B sebanyak 50 peserta dengan kondisi peserta didik yang hiterogen baik usia maupun pencahariaanya, mereka berpencaharian pedagang, petani,buruh dan anak yang putus sekolah. Program Paket B yang dilaksanakan sangat membantu peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah desa Pengasih. Dengan adanya kegiatan tersebut meningkatkan potensi yang dimiliki seperti peningkatan keterampilan tambahan, peningkat pengetahuan, sikap hidup ke arah yang lebih baik dan produktif.


(67)

Keberhasilan pendidikan Kesetaraan Program Paket B tidak lepas dari kualitas pengelolaan dan keterlibatan masyarakat didalam proses pengelolaan maupun pelaksanaanya kontribusi berwujud bantuan tenaga pada praktik keterampilan peranserta masyarakat dalam pelaksanaan Program Paket B dengan menjadi pelatih keterampilan yang diajarkan pada peserta didik, dengan bentuk keterampilan yang sesuai dengan keadaan atau sesuai dengan potensi wilayah,bantuan yang berupa biaya pendidikan, bantuan bahan pratek,bantuan penggunaan tempat pelaksanaan pembelajaran praktek.

Idikator dari keberhasilan Program Paket B ini bila peserta didik telah selesai mengikuti pembelajaran dan mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) lulus dan memperoleh Ijasah setara SLTP dengan memperoleh bekal pengetahuan umum, dan ketrampilan. Lulusan Program Paket B PKBM Ngudi Makmur tahun lalu telah banyak yang tersalur dan bekerja di perusahaan maupun yang mandiri sebagai wirausaha, sebagai pengrajin dengan memanfaatkan potensi lokal seperti kerajinan serat,kerajinan bambu,catering yang bisa digunakan untuk meningkatkan kehidupan mereka.

Kemampuan akademik Pendidik atau Tutor sangat mendukung keberhasilan program Paket B, karena Tutor merupakan tenaga pendidik yang berperan langsung dalam mendidik peserta didik,berdasarkan penelitian Tutor di PKBM Ngudi Makmur telah mengikuti peningkatkan kompetensi kependidikan melalui diskusi,


(68)

seminar, lokakarya maupun Diklat salah satunya dengan kerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY Program Studi Pendidikan Luar Sekolah dalam program peningkatan kualifikasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam hal ini memberikan hasil yang baik bagi proses kegiatan belajar mengajar Paket B di PKBM Ngudi Makmur. Keterlibatkan masyarakat dibidang usaha atau jasa dalam perencanaan program keterampilan dalam pelaksanaan program Paket B yang dilaksanakan antaralain Koperasi Yoga Kinasih dalam bentuk kerjasama dan pelatihan perkoperasian, pelatihan kewirausahaan bagi peserta didik Paket B dan merekrut peserta Paket B sebagai anggota koperasi sehingga dapat memanfaatkan koperasi sebagai penampung produk usaha yang dijalankan oleh peserta Paket B sehingga cukup memberikan arti yang penting bagi keberhasilan pengelolaan program Paket B di PKBM Ngudi Makmur.

B. Data Hasil Penelitian

1. Keadaan Masyarakat Sekitar PKBM

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, lembaga, pemerintah dan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan kesetaraan Paket B merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu orang tua ataupun masyarakat perlu dilibatkan oleh PKBM. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan Paket B di PKBM Ngudi Makmur terdiri dari: Partisipasi masyarakat sebagai sumber dana


(69)

kelangsungan pembelajaran dan pembinaan, sumber inspirasi dalam mengembangkan sebuah program di PKBM,sebagai pengelola dan pelaksana program yang dilaksanakan di PKBM Ngudi Makmur.

Kondisi masyarakat sekitar PKBM yaitu masyarakat yang berorientasi pada ekonomi keluarga karena pada dasarnya masyarakat sekitar banyak yang putus sekolah dan bekerja sebagai buruh, pedagang, dan para petani maka dari itu masyarakat disana mementingkan perekonomian keluarga dari pada melanjutkan sekolah karena kondisi kehidupan didesa yang masih membutuhkan penyadaran akan arti pendidikan bagi peningkatan kehidupan.

2. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan aspek yang sangat berpengaruh dari suatu penelitian guna mencari jawaban penelitian. Adapun data mengenai subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin/usia/tingkat pendidikan di wilayah kerja PKBM Ngudi Makmur sebagai berikut:

Tabel 6.

Daftar Identitas Responden

No Nama L/P Usia Pendidikan Keterangan 1 Azip Shabari (Az) L 27 th S1 Ketua Program

Paket B

2 Sunarti (Sn) P 26 th SMK Bendahara PKBM 3 Waltirah (Wl) P 35 th SMK Staf PKBM

4 Suwarti (Sw) P 30 th D3 Tutor Paket B 5 Sri Supatmi (Sp) P 23 th Paket B Peserta didik 6 Sarijan (Sr) L 28 th Paket B Peserta didik 7 Paidjo ( PJ) L 51 th SMA Dukuh


(70)

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur.

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan Paket B di PKBM Ngudi Makmur terdiri dari langsung dan tidak langsung diantaranya masyarakat seperti yang diungkapkan oleh Az, selaku Ketua Program Paket B di PKBM Ngudi Makmur bahwa :

”...Partisipasi masyarakat sekitar dalam membantu Program Paket B selama ini positif, masyarakat selalu memberikan arahan motivasi agar program dilaksanakan sebaik-baiknya, dan program berjalan sesuai dengan yang diharapkan bersama.”

Hal senada juga diungkapkan oleh Wl, salah seorang Staf pada PKBM Ngudi Makmur , bahwa:

” Pada awal pelaksanaan program, masyarakat sekitar lembaga kurang begitu membantu Program Paket B yang dilaksanakan karena masyarakat belum mengetahui program yang dilaksanakan akan tetapi setelah beberapa saat program dilaksanakan masyarakat mengetahuinya dan mereka membantu berupa pikiran ide,dana bahkan tenaga.’’

Awal kegiatan Program Paket B masyarakat tidak mengetahuinya, setelah mengenal keberadaan Program Paket B yang merupakan pendidikan kesetaraan setara SMP, mereka memberikan tanggapan positif dan mendukung program tersebut, hal ini karena ada timbal balik antara pengelola dengan masyarakat karena saling membutuhkan.


(71)

Bentuk bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Paket B berupa:

a. Ide/Pemikiran

Berdasarkan wawancara peneliti dengan tokoh masyarakat setempat,selama Program Paket B ini dilaksanakan, masyarakat belum semua dilibatkan secara langsung dalam menyumbangkan aspirasi mereka dalam bentuk ide maupun gagasan-gagasan untuk program pemberdayaan dalam Program Paket B. Pj, salah satu Kepala Dukuh di Desa Pengasih.

”Selama Program Paket B ada dilaksanakan dilingkungan sini, semua masyarakat belum menyumbangkan ide atau pemikiran secara langsung pada pelaksanaan Program Paket B,sebab masyarakat tidak mengetahui kalau ada Program Paket B yang dilaksanakan.”

Pihak pengelola memang tidak pernah melibatkan semua masyarakat hanya perwakilan, untuk memberikan ide dalam Program Paket B yang dijalankan. Hal ini karena program-program yang ada merupakan program dari pemerintah, seperti diungkapkan oleh Ketua Program Paket B,Az bahwa:

”...Masyarakat tidak semua dilibatkan partisipasinya dalam memberikan gagasan untuk Program Paket B,karena Program Paket B berasal dari Juknis yang di berikan oleh Pemerintah. Selain itu masyarakat banyak yang tidak mengetahui pendidikan Kesetaraan Program Paket B.”

Hal senada juga diungkapkan oleh Sw,salah satu Tutor di PKBM Ngudi Makmur,bahwa:


(72)

” Tanpa melibatkan peran aktif masyarakat dalam bentuk gagasan-gagasan,karena program ini ditujukan untuk anak –anak yang putus sekolah dan masyarakat yang membutuhkan pendidikan dasar. Jadi masyarakat sekitar tidak begitu mengetahui Program Paket B yang dilaksanakan.”

Meskipun masyarakat belum diberi kesempatan secara langsung oleh lembaga untuk menyalurkan ide-idenya secara langsung dalam pelaksanaan program Paket B, tetapi masyarakat tetap memiliki harapan, harapan yang ada dalam masyarakat ini merupakan ide yang tidak tersampaikan. Hal ini senada dengan yang disampaikan Sp,Selaku peserta didik,bahwa:

”...Harapan saya sebagai peserta didik, Program Paket B ini dapat dijadikan program yang dapat menampung anak-anak putus sekolah yang karena keterbatasan ekonomi tidak dapat melanjukan kependidikan formal,dan dapat membantu saya dan membimbing peserta didik dalam menghadapi masa depan yang lebih baik.” Adanya harapan harapan positif terhadap pelaksanaan Program Paket B di Pusat Kegitan Belajar Masyarakat Ngudi Makmur. Akan sangat membantu dalam pelaksanaan program yang dilaksanakan. Meskipun belum dapat disampaikan secara langsung,tetapi masyarakat percaya bahwa Program Paket B di PKBM akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta didik binaan, agar dapat mampu bekerja dan mandiri di masyarakat.

b. Tenaga


(1)

Gambar 9.

Kegiatan Rapat dengan Tokoh Masyarakat

Gambar 10.


(2)

114  

Gambar 11.

Foto Kegiatan Pembelajaran Program Paket B

Gambar 12.


(3)

Gambar 13.

Foto Partisipasi berwujud Uang di PKBM Ngudi Makmur

Gambar 14.


(4)

116  

Lampiran 5

DAFTAR PESERTA DIDIK

PROGRAM PAKET B KELAS IX KELOMPOK I

PKBM NGUDI MAKMUR PENGASIH KULON PROGO TAHUN 2012

No Nama J/K Tempat Lahir Tanggal

Lahir

Nama Orang Tua

1. Achmad Nuril Imanu L Kulon Progo 23/08/1992 Dalimin

2. Burhanudin L Kulon Progo 24/12/1995 Margana 3. Dian Septianto L Kulon Progo 21/09/1995 Cilik Triyadi 4. Sarijan L Kulon Progo 09/12/1975 Prapto Sewito 5. Endang Kiswari P Grobogan 16/09/1988 Suryadi

6. Suyatmi P Kulon Progo 10/01/1976 Pujawiyono 7. Selvi Novitasari P Yogyakarta 01/11/1996 Sarwi

8. Slamet Paryati P Kulon Progo 25/04/1980 Cipto Widodo 9. Munisah P Bandar Lampung 17/10/1983 Samijo

10. Ngatini P Kulon Progo 06/02/1965 Atma Wiyadi 11. Hermawati P Kuala Tungkal 01/10/1978 Abdul Gani 12. Sukinem P Kulon Progo 18/12/1974 Marto Ikromo 13. Tukiyah P Kulon Progo 11/11/1970 Karyo Wiyadi 14. Marijem P Kulon Progo 07/03/1973 Wito Karyono 15. Purwaningsih P Sragen 17/09/1972 Kasirin

16. Ennik Sulistyani P Kulon Progo 12/11/1970 Karto Semito 17. Siti Choiroh P Pekalongan 01/01/1970 Munajat

18. Rusni P Jakarta Utara 19/05/1965 Sainun 19. Juwariyah P Kulon Progo 25/02/1975 Prapto Wiyono 20. Ngatinem P Kulon Progo 14/09/1958 Kromo Pawiro 21. Tumilah P Kulon Progo 03/09/1961 Singo Ikromo 22. Tugiyem P Kulon Progo 06/05/1962 Marto Ikromo 23. Sumarni P Kulon Progo 31/12/1963 Parkijo Utomo 24. Sudinah P Kulon Progo 11/08/1962 Kromo Wiyadi 25. Sarjiyem P Kulon Progo 31/12/1968 Karyo Ikromo 26. Partini P Kulon Progo 22/03/1975 Darmo Wiyono 27. Sri Suparmi P Karanganyar 26/02/1975 Manto Semito 28. Jemiyem P Kulon Progo 31/12/1954 Parto Dikromo 29. Giyah P Kulon Progo 26/10/1969 Karyo Dikromo 30. Bariyem P Kulon Progo 26/05/1958 Kasan Pawiro


(5)

(6)