Analisis Rasio Keuangan LANDASAN TEORI
4. Rasio
leverage Leverage
adalah perbandingan antara total kewajiban dengan total aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva perusahaan
yang dibiayai dengan hutang. Rumus rasio
leverage
adalah sebagai berikut:
Leverage
= D.
Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi
dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman
pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia IAI audit yang dilaksanakan
auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu berdasarkan Standar Profesional Akuntansi
SPAP. Standar auditing mencakup mutu profesional auditor, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor.
1. Standar Umum
a. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2.
Standar Pekerjaan Lapangan a.
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keungan yang
diaudit. 3.
Standar Pelaporan a.
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. b.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor. Natalie 2007 menyebutkan ada sembilan elemen pengendalian kualitas
yang harus diterapkan oleh kantor akuntan dalam mengadopsi kebijakan dan prosedur pengendalian kualitas untuk memberikan jaminan yang memadai
agar sesuai dengan standar profesional di dalam melakukan audit, jasa akuntansi, dan jasa
review
. Sembilan pengendalian tersebut sebagai berikut: 1.
Independensi Seluruh
auditor harus
independen terhadap
klien ketika
melaksanakan tugas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah dengan mengkomunikasikan aturan mengenai independensi kepada staf.
2. Penugasan personel
Personel harus memiliki pelatihan teknis dan profesionalisme yang dibutuhkan dalam penugasan. Prosedur dan kebijakan yang digunakan
yaitu dengan mengangkat personel yang tepat dalam penugasan untuk melaksanakan perjanjian serta memberi kesempatan
partner
memberikan persetujuan penugasan.
3. Konsultasi
Jika diperlukan personel yang dapat mempunyai asisten dari orang yang mempunyai keahlian,
judgement,
dan otoritas yang tepat. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah mengangkat individu sesuai dengan
keahliannya. 4.
Supervisi Pekerjaan pada semua tingkat harus disupervisi untuk meyakinkan
telah sesuai dengan standar kualitas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah menetapkan prosedur-prosedur untuk me-
review
kertas kerja dan laporan serta menyediakan supervisi pekerjaan yang sedang
dilaksanakan. 5.
Pengangkatan Karyawan baru harus memiliki karakter yang tepat untuk
melaksanakan tugas secara lengkap. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah selalu menerapkan suatu program pengangkatan
pegawai untuk mendapatkan karyawan pada level yang akan ditempati. 6.
Pengembangan profesi Personel harus memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk
memenuhi tanggung jawab yang disepakati. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan
adalah menyediakan
program peningkatan
keahlian spesialisasi serta memberikan informasi kepada personel tentang aturan
profesional yang baru.
7. Promosi
Personel harus memenuhi kualifikasi untuk memenuhi tanggung jawab yang akan mereka terima di masa depan. Prosedur dan kebijakan
yang diterapkan adalah menetapkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk setiap tingkat pertanggungjawaban dalam kantor akuntan serta secara
periodik membuat evaluasi terhadap personel. 8.
Penerimaan dan kelangsungan kerjasama dengan klien Kantor akuntan publik harus meminimalkan penerimaan penugasan
sehubungan dengan klien yang memiliki manajemen dengan integritas yang kurang. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menetapkan
kriteria dalam mengevaluasi klien baru serta me-
review
prosedur dalam kelangsungan kerja sama dengan klien.
9. Inspeksi
Kantor akuntan harus menentukan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan elemen-elemen lain yang akan diterapkan secara
efektif. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah mendefinisikan luas dan isi program inspeksi serta menyediakan laporan hasil inspeksi
untuk tingkat yang tepat. Menurut SK. Menkeu No.43KMK.0171997 tertanggal 27 Januari 1997
sebagaimana diubah dengan SK. Menkeu No.470KMK.0171999 tertanggal 4 Oktober 1999, Kantor Akuntan Publik KAP adalah lembaga yang memiliki
izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya.
Bentuk usaha KAP yang dikenal menurut hukum di Indonesia ada dua macam yaitu:
1. KAP dalam bentuk Usaha Sendiri. KAP bentuk ini menggunakan
nama akuntan publik yang bersangkutan. 2.
KAP dalam bentuk Usaha Kerjasama. KAP bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi
rekanpartner dalam KAP yang bersangkutan. Berikut Kantor Akuntan Publik Asing yang termasuk
Big Four
: Tabel 2.1 Kantor Akuntan Publik Asing
No Nama KAPA
Pendapatan miliar
Tahun Fiskal
Kantor Pusat 1.
Deloitte Tuoche Tohmatsu
28,8 2011
Amerika Serikat
2.
Pricewaterhouse Coopers
26,6 2010
Inggris 3.
Ernst Young Global
21,3 2010
Inggris 4.
KPMG Internasional
20,6 2010
Belanda
Sumber: www.wikipedia.org
Berikut KAP yang bekerjasama dengan KAPA sampai tahun 2011: Tabel 2.2 KAP yang Bekerjasama dengan KAPA
No Nama KAP
Nama KAPA Mulai
Bekerjasama 1.
Osman Bing Satrio Rekan
Delloitte Tuoche Tohmatsu
5 November 2007 2.
Haryanto Sahari Rekan
Pricewaterhouse Coopers
13 April 2004 3.
Purwantono, Sarwoko Sandjaja
Ernst Young Global
4 Oktober 2006 4.
Siddharta Widjaja KPMG Internasional
11 Mei 2009
Sumber : www.iapi.or.id