Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Metode yang pertama adalah yang paling umum. Atasan langsung memiliki tanggung jawab penuh terhadap penilaian dalam organisasi, meskipun merupakan suatu hal yang paling umum dilakukan untuk meninjau dan mendapatkan persetujuan dari petinggi atasan langsung tersebut. Sistem manapun harus termasuk langsung di dalamnya diskusi atau tatap muka langsung antara penilai dari pihak yang dinilai. Oleh karena itu, penggunaan yang semakin bertambah terhadap input dari pihak konsumen, dua sumber informasi penilaian yang semakin meningkat pemanfaatannya adalah anggota kelompok dan sumber- sumber di luar organisasi.

2.2.5. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Higgins dalam Umar, 1998: 259 berpendapat bahwa terdapat hubungan langsung antara stres kerja dan kinerja,sejumlah besar riset telah menyelidiki hubungan stres kerja dengan kinerja di sajikan dalam model stres – kinerja hubungan U terbalik yakni hukum Yerkes Podson Mas’ud, 2002:20.Pola U terbalik tersebut menunjukkan hubungan tingkat stres rendah-tinggi dan kinerja rendah-tinggi.Bila tidak ada stres,tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun.Sejalan meningkatnya tres,kinerja cenderung naik,karena stres membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja,adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong para karyawan untuk menanggapi tantangan pekerjaan.Akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan prestasi karyawan.Selanjutnya,bila menjadi terlalu besar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber kinerja akan mulai menurun karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan.Karyawan kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya.Akibat yang paling ekstrem kinerja menjadi nol,karyawan menjadi tidak kuat lagi dalam bekerja,putus asa,keluar atau menolak bekerja untuk menghindari stres. Menurut Robbins 1998 : 314, terdapat pengaruh langsung antara stres kerja terhadap kinerja karyawan,di mana stres tersebut bisa berpengaruh positif atau berpengaruh negatif dalam pelaksanaan kerja. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 50

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Berdasarkan uraian di atas, variabel-variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Stres X Adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan Davis dan Newstrom, 1996:95. Dimensi dari variabel ini adalah : a. Subjektif X1 Adalah suatu hal yang berkaitan dengan psikis emosional individu. Indikator pada dimensi ini dikembangkan berdasarkan penelitian Widyatmoko 2007 : X1.1. Kekhawatiran yaitu seringkali merasa khawatir saat sedang bekerja dihinggapi rasa khawatir yang berlebihan terhadap pekerjaannya. X1.2. Peledakan emosi, memperlihatkan sikap amarah yang meledak-ledak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber