disekolah. Sebelum ditetapkan kurikulum 2013, pemerintah masih menggunakan kurikulum 2006 biasa disebut dengan kurikulum KTSP.
Pelaksanaan KTSP masih sedikit tersendat. Sama seperti pelaksanaan kurikulum KBK 2004, pencapaian target kompetensi pelajaran hingga teknis
evaluasi kurang memadai. Sehingga pemerintah menetapkan kurikulum 2013, perbedaannya adalah guru akan lebih memberikan kebebasan bagi
siswa untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah dan lingkungan siswa. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan
karakter bagi siswa. Pendidikan karakter diintegritaskan pada setiap pembelajaran bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan
karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan, lingkungan, serta pembiasaan melalui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif.
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi KBK yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK
dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.
Guru menjadi faktor utama dalam proses belajar siswa karena guru merupakan pendidik yang dijadikan contoh bagi para siswanya.
Kepribadian guru dapat berpengaruh untuk sikap peserta didiknya. Dengan demikian, pada kurikulum 2013 ini kepribadian guru masuk pada kegiatan
inti 2 KI 2 yang berbicara tentang sikap jujur, disiplin, gotong royong, santun atau sopan, percaya diri. Sikap guru dapat mencerminkan sikap
peserta didiknya. Bagaimana siswa berperilaku begitulah pula sikap yang ada pada guru. Misalnya, apabila saat masuk kelas pada jam pertama guru
masuk kelas dengan tepat waktu, sehingga siswa akan mengikuti sikap guru, yang masuk kelas dengan tepat waktu. Begitupun sebaliknya apabila
guru terlambat masuk kelas, siswa akan mengikuti sikap guru yang terlambat itu.
Untuk melihat fenomena yang terjadi di sekolah maka Penelitian ini diberi judul
“HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PERILAKU GURU SESUAI KOMPETENSI INTI KI
2 SISWA DAN NILAI AFEKTIF DI SMP N 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh identifikasi masalah yang diteliti tentang persepsi siswa terhadap
perilaku guru sesuai dengankegiatan inti 2, yaitu berkaitan dengan sikap social misalnya jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong,
sopan santun, serta percaya diri.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku guru yang
sesuai dengan kompetensi inti 2 jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gotong royong, santun atau sopan, percaya diri dengan hasil belajar yang afektif pada mata pelajaran IPS?
D. Tujuan Penelitian
Bedasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai dengan kompetensi inti 2 jujur, disiplin, tanggung jawab,
toleransi, gotong royong, santun atau sopan, percaya diri dengan hasil belajar yang afektif pada mata pelajaran IPS
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi kepala sekolah
Kurikulum harus dapat dijadikan pedoman dalam melakukan tugas-tugas sebagai
administratorManager merencanakan,
melaksanakan, mengontrol, mengevaluasi kegiatan pendidikan dan pengajaran dan
supervisor pengawasan dan bimbingan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam rangka memaksimalkan pencapaian
tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah tersebut.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan kurikulum 2013 ditinjau
Kompetensi Inti-2 dengan hasil belajar siswa SMP
3. Bagi Guru
Bagi guru sebagai tenaga kependidikan utama di sekolah, kurikulum harus mampu menjadi:
a. Pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan tugas
mendidik-melatih dan Mengajar, dalam bentuk penyusunan dan pengorganisasian pengalaman belajar yang akan disajikan kepada
peserta didik.
b. Pedoman dalam merencanakan dan melakukan evaluasi terhadap
perkembangan daya serap peserta didik terhadap pengalaman
belajar yang telah disajikan kepada mereka.
c. Bagi Siswa
Dengan adanya pengembangan kurikulum para perserta didik nasibnya banyak yang tertolong. Mereka dapat mengembangkan
potensinya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan mudah dan tujuan akan sering tercapai. Dengan pengembangan
potensi tersebut peserta didik dapat bergerak dengan optimal dilingkungan masyarakat. Berdasarkan prinsip relevansi, isi
kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangan masyarakat. para peserta didik diharapkan dapat hidup ditengah-tengah masyarakat secara luas dan dapat
memenuhi harapan semua pihak baik kebutuhan siswa, masyarakat dan pengguna lulusan Stakeholders. Apa artinya
sebuah pendidikan jika tidak dapat menjamin kesejahteraan para peserta didik. Karena peserta didik adalah makhluk social yang
akan dihadapkan berbagai masalah dalam kehidupannya, dengan diadakannya pengembangan kurikulum diharapkap proses
pembelajaran lebih bermanfaat dan integral dengan lapangan masyarakat.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi Persepsi berasal dari Bahas Inggris yaitu perception
yang artinya tanggapan, penglihatan, daya memahami, atau menanggapi sesuatu yang diawali dengan penginderaan dan
kemudian ditransfer ke otak Echols, 1996: 424. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan, persepsi adalah
“tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu; serapan”. Sementara itu perlu diketahui bahwa persepsi merupakan
“suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu
indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang
diindera
oleh individu,
diorganisasikan kemudian
diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera”.
Menurut Slameto 2010:102 mengatakan bahwa persepsi
adalah “proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi
kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini