Proses Penyelesaian Masalah Menurut Polya 1985.

Penciptaan atau kreativitas ini mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak yang baru. Dari paparan diatas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindakan belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.

B. Proses Penyelesaian Masalah

Menurut Polya 1985, pemecahan masalah sebagai satu usaha mencari jalan keluar dari satu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah segera untuk dicapai, sedangkan menurut Utari dalam hamsah 2003, 24, pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk baru. Bahkan dalam pembelajaran matematika, selain pemecahan masalah mempunyai arti khusus ialah interprestasi yang berbeda, misalnya menyelesaikan soal cerita yang tidak rutin dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Polya 1985 mengajukan empat langkah fase penyelesaian masalah adalah memahami masalah, merencanakan masalah, menyelesaikan masalah dan melihat kembali.

1. Proses Penyelesaian Masalah Menurut Polya 1985.

Langkah-langkah penyelesaian masalah menurut Polya 1985 sebagai berikut: a. Memahami masalah Pelajar seringkali gagal dalam menyelesaikan masalah karena semata-mata mereka tidak memahami masalah yang dihadapinya atau mungkin ketika suatu masalah diberikan kepada anak dan anak itu langsung dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan benar, namun soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Untuk dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memahami suatu masalah yang harus dilakukan adalah pahami bahasa atau istilah yang digunakan dalam masyarakat tersebut, merumuskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah dapat diperoleh dengan rutin menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil dari banyak penelitian, anak yang rutin dalam latihan pemecahan masalah akan memiliki nilai tes pemecahan masalah yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang jarang berlatih mengerjakan soal-soal pemecahan masalah. Selain itu, ketertarikan dalam menghadapi tantangan dan kemauan untuk menyelesaikan masalah merupakan modal utama dalam pemecahan masalah. b. Merencanakan masalah Memilih rencana pemecahan masalah yang sesuai bergantung dari seberapa sering pengalaman kita menyelesaikan masalah sebelumnya. Semakin sering kita mengerjakan latihan pemecahan masalah maka pola penyelesaian masalah itu akan semakin mudah didapatkan. Untuk merencanakan pemecahan masalah kita dapat mencari kemungkinan- kemungkinan yang dapat terjadi masalah yang pernah diselesaikan yang memiliki kesamaan pola dengan masalah yang akan dipecahkan. Kemudian barulah menyusun prosedur penyelesaiannya. c. Melaksanakan rencana Langkah ini lebih mudah dari pada merencanakan pemecahan masalah, yang harus dilakukan hanyalah menjalankan strategi yang telah dibuat dengan ketekunan dan ketelitian untuk mendapatkan penyelesaian. d. Melihat kembali Kegiatan pada langkah ini adalah menganalisis dan mengevaluasi strategi dan hasil yang diperoleh benar, strategi yang dibuat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah sejenis. Ini bertujuan untuk menetapkan keyakinan dan memantapkan pengalaman untuk mencoba masalah baru yang akan datang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik PMR

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

1 5 238

PENERAPAN PBL DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 16 373

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN BANTUAN MEDIA POWERPOINT DI KELAS VII SMP NEGERI 4 MEDAN PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT.

0 3 26

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN SIFAT – SIFAT BANGUN DATAR.

0 2 29

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG.

0 1 32

Hasil - hasil yang dicapai dengan penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) untuk materi bangun datar segiempat terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Ngaglik.

0 2 287

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS IXA SMPN 1 TANANTOVEA

0 0 13

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS V SDN 2 PAYAMAN

0 0 25

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD 3 PIJI DAWE KUDUS

0 1 24