memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual peserta didik.
ii Pemberian bimbingan Menurut Vygotsky Wersch, 1985, tujuan belajar
akan tercapai dengan belajar menyelesaikan tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut masih
berada dalam daerah perkembangan terdekat mereka yaitu tugas-tugas yang terletak di atas peringkat
perkembangannya. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses aktivitas psikis yang menghasilkan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap; dan teori belajar
menurut aliran konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran dimana guru tidak hanya menyampaikan atau
memberikan suatu informasi yang berupa pengetahuan kepada siswa melainkan siswa dapat berperan aktif dalam menggali
pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang dimiliki siswa dapat berupa pengetahuan sosial dan pengetahuan dalam dirinya.
2. Hasil Belajar
Menurut Sudjana 2010, 22, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Warsito
dalam Depdiknas, 2006, 125, hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang
yang belajar. Menurut Wahidmurni 2010, 18, seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan
adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya dari segi kemampuan berpikir, ketrampilan atau sikap
terhadap suatu objek. Menurut taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah
domain yaitu ranah kognitif kemampuan berpikir, ranah afektif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sikap, dan ranah psikomotorik ketrampilan. Sehubungan dengan itu maka menurut Gagne dalam Sudjana, 2010, 23 mengemukakan hasil
belajar menjadi lima macam anatara lain: 1 hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar yang berlandaskan pada pengetahuan seseorang ;
2 startegi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah;
3 sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan tingkah
laku terhadap orang dan kejadian; 4 informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan 5 keterampilan motorik yaitu
kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dilakukan dengan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpulan
data yakni instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni 2010, 28, instrumen dibagi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Menurut
Hamalik 2006, 155, hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sesungguhnya.
Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan ketrampilan.
Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Menurut teori Bloom terdapat tiga ranah dalam hasil belajar yakni: ranah kognitif kemampuan berpikir , ranah afektif sikap, dan ranah
psikomotorikketrampilan. a. Ranah Kognitif
Pada dasarnya kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan
berfikir, termasuk didalamnya menghafal, memahami, mengaplikasi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Berikut keenam jenjang ranah kognitif:
1 Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat- ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,
rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan disebut
sebagai proses berfikir yang paling rendah 2 Pemahaman adalah kemampuan untuk mengerti atau memshami
suatu untuk diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari
berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi
uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata- katanya sendiri.
3 Aplikasi adalah kemampuan yang menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut
penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman
4 Analisis adalah kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu bahan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu
memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
5 Sintesis adalah suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola
yang berstruktur atau berbentuk pola yang baru 6 Evaluasi merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah
kognitif taksonomi Bloom. Penilaianevaluasi merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi,
misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ia akan mampu memilih satu pilihan terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria.
a Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan terlihat pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi kedalam
lima jenjang, yaitu: 1 Penerimaan
Penerimaan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rancangan dari luar yang datang kepada
dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain- lain, termasuk dalam jenjang ini misalnya: kesadaran dan
keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala yang datang dari luar. Pada
jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai yang diajarkan dan mau menggabungkan
diri kedalam nilai atau mengindentifikasikan diri dengan nilai
2 Tanggapan Tanggapan mengandung arti “adanya partisipasi aktif”.
Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengikut sertakan dirinya
secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih
tinggi daripada jenjang receiving 3 Penghargaan
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai penghargaan terhadap suatu kegiatan. Dalam kaitan
proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep yaitu baik dan
buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka
ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian.
4 Pengorganisasian Mengatur atau pengorganisasian artinya
mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan
umum. 5 Karekteristik
Berdasarkan nilai-nilai ini lebih mengacu pada karakter dan daya hidup seseorang. Tujuan dalam kategori ini ada
hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi jiwa yaitu keterpaduan semua nilai yang telah
dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi emosinya. b Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik manusia yaitu berupa keterampilan untuk
melakukan sesuatu. Keterampilan melakukan tersebut meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektual, dan
keterampilan sosial. Ranah psikomotorik ini dikembangkan oleh Simpson, dan klasifikasi ranah psikomotorik tersebut
adalah: 1 Persepsi, penggunaan alat indera untuk menjadipegangan
dalam membantu gerakan. Persepsi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas
pada masing-masing rangsangan. Adanya suatu reaksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang menunjukan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara seluruh rangsangan yang ada.
2 Kesiapan. Kesiapan fisik, mental dan emosional untuk melakukan
gerakan. Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan suatu gerakan
atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan rohani
3 Guided Respon Respon Terpimpin Tahap awal dalam mempelajari ketrampilan yang
kompleks, termasuk didalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
4 Mekanisme Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari
sehingga tampil dalam menyakinkan dan cakap. Ini mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian
gerakan secara lancar karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan contoh yang diberikan.
5 Respon tampak yang kompleks. Gerakan motoris yang terampil yang didalamnya terdiri
dari pola-pola gerakan yang kompleks. Gerakan kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan
suatu ketrampilan, yang terdiri dari beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien
6 Penyesuaian. Ketrampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
Adaptasi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak dengan kondisi
setempat. 7 Penciptaan. Membuat pola gerakan baru yang
disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penciptaan atau kreativitas ini mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak yang baru.
Dari paparan diatas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu
interaksi tindakan belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil
belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
sebelumnya.
B. Proses Penyelesaian Masalah
Menurut Polya 1985, pemecahan masalah sebagai satu usaha mencari jalan keluar dari satu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu
mudah segera untuk dicapai, sedangkan menurut Utari dalam hamsah 2003, 24, pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan
teknik atau produk baru. Bahkan dalam pembelajaran matematika, selain pemecahan masalah mempunyai arti khusus ialah interprestasi yang berbeda,
misalnya menyelesaikan soal cerita yang tidak rutin dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Polya 1985 mengajukan empat langkah fase penyelesaian masalah adalah memahami masalah, merencanakan masalah, menyelesaikan masalah
dan melihat kembali.
1. Proses Penyelesaian Masalah Menurut Polya 1985.
Langkah-langkah penyelesaian masalah menurut Polya 1985 sebagai
berikut: a. Memahami masalah
Pelajar seringkali gagal dalam menyelesaikan masalah karena semata-mata mereka tidak memahami masalah yang dihadapinya atau
mungkin ketika suatu masalah diberikan kepada anak dan anak itu langsung dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan benar, namun
soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Untuk dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI