1
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu bagian yang tidak dapat terpisah dari kehidupan manusia sebab pendidikan merupakan wadah yang dapat membantu seseorang
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Kesejahteraan suatu bangsa sangat bergantung pada tingkat pendidikan dari rakyatnya. Menurut
Zamroni dalam Elmubarok, 2009: 3 pendidikan adalah suatu proses yang menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan dan
tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya
dalam masyarakat dapat bermakna dan berfungsi secara optimal. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Freire dalam Yunus, 2004: 49
pendidikan berusaha mengarahkan tujuan pendidikan sebagai usaha untuk menghumanisasi diri dan sesama, yaitu melalui tindakan sadar untuk dapat
merubah dunia. Dari pandangan tokoh Indonesia Ki Hajar Dewantara dalam Elmubarok, 2009: 2 mengungkapkan jika pendidikan merupakan daya upaya
untuk memajukan pertumbuhan nilai moral, pikiran, dan tubuh anak antara yang satu dengan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup, yaitu keselarasan antara kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik.
2 Kemampuan individu untuk menerima stimulus atau rangsangan dari luar
yang kemudian diorganisasikan, diinterpresentasi, sehingga dapat mengerti keadaan lingkungan sekitarnya kemampuan ini disebut dengan persepsi.
Kemampuan menerima rangsangan ini dapat dirasakan melalui metode pembelajaran dapat membantu siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran
persepsi siswa sangat diperlukan karena dengan persepsi siswa yang positif terhadap pembelajaran maka proses pembelajaran tersebut akan berjalan dengan
baik. Begitu juga dengan sikap siswa. sikap siswa di anggap ideal apabila sikap siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran itu posistif. Sikap siswa sangat
penting dalam proses pembelajaran dikarenakan apabila sikap siswa positif dalam pelajaran maka proses pembelajaran juga akan berjalan dengan baik pula. Di
dalam penelitian ini persepsi dan sikap siswa dilihat dalam mata pelajaran PKn. Menurut Djahiri 1991:12 Pendidikan Kewarganegraan bukanlah
pelajaran hafalan semata, melainkan untuk diamalkan secara penuh penghayatan, keyakinan dan nalar. Hal terseebut juga disampaikan oleh Winaputra 2008:29
yaitu dalam strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran, tetapi mempelajarai sekaligus praktik.
PKn adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembanngkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para siswa, baik
sebagai individu, sebagai anggita masyarakat, dan sebagai umay manusia makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Kardiyat, 5:2007.
3 PKn adalah suatu mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar. Di Sekolah
Dasar mata pelajaran PKn dinggap rumit karena banyak siswa yang diminta guru untuk menghafalkan materinya. Kemudia guru meminta siswa untuk
memperhatikan pelajaran dan mengerjakan soal. Tidak sedikit dari siswa yang mengeluh bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang membosankan.
Itu bisa terjadi karena kurang adanya perhatian terhadap mata pelajaran PKn yang seharusnya bisa diterima dengan sangat baik namun menjadi pelajaran yang
kurang disukai oleh siswa. sebabnya karena sering kali menghafal dibandingkan dengan memahami. Siswa seringkali diberikan materi yang mencangkup
kehidupan mereka dalam masyarakat maupun di dalam rumah. Akan tetapi tetap saja siswa tidak paham akan hal tersebut, seperti mematuhi norma yang berlaku di
dalam keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Hal ini terjadi karena pendidikan kewarganegaan saat ini hanya cenderung mengajarkan pada sikap siswa dan moral
siswa sedangkan untuk norma sendiri masih belum terbentuk dalam diri siswa. itu semua terlihat dari siswa yang cenderung melanggar norma yang sudah ada atau
yang sudah dibuat berdasarkan kesepakatan bersama. Siswa dididik untuk memahami PKn dengan sangat baik agar siswa dapat
berlatih hal-hal yang mencangkup kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga pembelajaran PKn dapat menjadikan siswa untuk lebih mengetahui tujuan dari
PKn itu sendiri. Pembelajaran PKn seharusnya dilakukan dengan cara memahami bukan dengan menghafal karena dengan memahami siswa akan mengerti dengan
materi PKn daripada menghafalkan. Sistem menghafal dalam selang waktu 2 sampai 3 hari siswa sudah akan lupa dengan materi yang telah dipelajari.
4 Hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD
Kanisius Wirobrajan. Pada proses pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan model pembelajaran yang konvensional yaitu PBL akan tetapi
masih saja terdapat permasalahan dalam proses pembelajaran. Selain itu, berdasarkan observasi yang telah di lakukan oleh peneliti, siswa mengalami
permasalahan pada persepsi sebesar 82 siswa 28 dari 34 siswa menganggap bahwa mata pelajaran itu tidak menyenangkan. Itu sebabnya siswa sering merasa
bosan dalam mengikuti pembelajaran PKn di dalam kelas. siswa juga kurang bersemangat dan akan menyepelekan mata pelajaran PKn. Persepsi siswa terhadap
pembelajaran PKn menjadi buruk karena proses pembelajaran yang tidak kondusif. Bahkan dapat mempengaruhi diri siswa dalam kehidupan sehari-hari.
PKn memiliki tujuan untuk membentuk karakter siswa. Persepsi yang terbentuk dalam diri siswa juga akan mempengaruhi sikap siswa. Dengan adanya
permasalah tersebut menyebabkan terjadinya permasalahan pada sikap siswa. hal ini terlihat 76 siswa 26 dari 34 menjadi kesulitan untuk mengerti nilai-nilai
yang disampaikan pada pembelajaran PKn. Dimana setiap siswa tidak sesuai dengan tujuan PKn.
Dalam pelitian ini peneliti mengamati proses pembelajaran yang menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu PBL Problem Based
Learning yang dapat mengajarkan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, selain itu juga mengajak siswa untuk ikut ambil bagian dan berfikir
kritis dalam memecahkan suatu masalah yang ada. model pembelajaran PBL ini dapat mengembangkan cara berfikir siswa, dikarena model pembelajaran PBL
5 adalah model pembelajaran yang tidak terpaku dengan penjelasan dari guru, siswa
bisa mengembangkan sendiri materi yang sudah ada kemudian mengaplikasikan dengan media yang sudah tersedia pula. Dalam PBL guru hanya menjadi
fasilitator yang mengarahkan siswa harus seperti apa namun siswa akan bekerja dengan sendirinya. PBL dapat mengembangkan pola pikir dan kreativitas siswa.
selain itu PBL bisa membuat rasa semangat siswa untuk belajar PKn menjadi lebih besar dan persepsi siswa terhadap mata pelajaran PKn tidak lagi buruk.
Siswa juga akan mempunyai sikap yang positif terhadap matapelajaran PKn. Dari uraian yang disampaikan di atas, peneliti melakukan penelitian survei
dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS WIROBRAJAN”.
1.2 Batasan Masalah