Uji Normalitas Uji Autokolerasi Uji Multikolinearitas

1. Statistic Deskriptif

Statistik ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggunakan data yang sudah terkumpul, namun bukan untuk membuat kesimpulan yang bersifat generalisasi Sugiyono, 2004. Dalam statistic deskriptif ini hanya akan dilihat nilai rata-ratamean, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian analisis regresi dalam statistic harus bebas dari asumsi- asumsi klasik, seperti normalitas data, heterokedastisitas, autokorelasi, dan sumsi klasik lainnya agar pengujian tidak bersifat bias dan efisien.

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas ditujukan untuk mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendeteksi data berdistribusi normal, digunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov K-S, yang dijelaskan oleh Ghozali2005;115. Bila nilai signifikan 0.05 berarti data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi normal. Universitas Sumatera Utara

b. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya Erlina,2007;106. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi diantaranya dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: i. bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau upper bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. ii. bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif. iii. bila nilai DW lebih besar dari pada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. iv. bila nilai DW terletak antara 4-Du dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi menurut Ghozali 2005;95 dapat dilihat dari : i. Nilai tolerance dan lawannya ii. Variance inflation factor Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai unutk menunjukkan adanya multikolineritas adalah Tolerance 0.10 atau sama dengan VIF 10.

d. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 110 125

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 128

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap profitabilitas dana reputasi perusahaan (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia)

0 14 133

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.

0 0 43

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).

0 0 30

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 88

Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 25