2.3.6 Jasa Kesiagaan Informasi
Jasa ini sangat bermamfaat untuk membantu pemakai perpustakaan mengetahui dengan cepat koleksi baru yang tersedis di perpustakaan. Jasa kesiagaan informasi ini dapat
berupa daftar tambahan koleksi atau penyebaran informasi terseleksi. Jasa ini dapat dilakukan secara manual tercetak dan disebarluaskan melalui internet.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004:73, menyatakan “Kegiatan pelayanan jasa kesiagaan informasi memungkinkan pengguna mengetahui pustaka
baru dalam bidang yang diminatinya.’’ Tujuannya adalah: 1.
Membantu pengguna agar selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Memungkinkan pengguna mengetahui informasi paling mutakhir yang tersedia di
perpustakaan, sesuai dengan bidang dan minatnya. 3.
Memungkinkan terjalinnya hubungan yang harmonis antara pengguna dan perpustakaan sehingga pelayanan dan koleksi yang tersedia termamfaaatkan dengan lebih tepat guna.
2.3.7 Pelayanan Dengan Komputer
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004:88, “ Pelayanan dengan computer adalah memamfaatkan computer sebagai sarana pelayanan’’. Komputer
dapat digunakan pada pelayanan peminjaman, penelusuran pustaka melalui catalog terhubung OPAC. Tujuan pemamfaatan komputer ialah:
1. Mempermudah, mempercepat dan mempertepat pelayanan
2. Mempermudah dan mempercepat penemuan informasi oleh pengguna
sendiri melalui katalog terhubung. 3.
Mempermudah dan mempercepat penelusuran informasi dengan hasil akhir yang lebih baik.
4. Memperluas jangkauan kepada sumber informasi yang beragam.
2.3.8 Pelayanan Silang Layan
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud 2004:79, menyatakan “Pelayanan silang layan adalah kerjasama antara sejumlah perpustakaan dalam
bentuk saling memamfaatkan sumber daya dan pelayanan informasi semua perpustakaan yang
Universitas Sumatera Utara
terlihat’’. Silang layan didasari kenyataan bahwa tidak ada perpustakaan yang mampu memenuhi semua kebutuhan penggunanya. Cara silang layan yang dapat ditempuh adalah
perpustakaan menghubungi langsung perpustakan lain atau perpustakaan menghubungi pusat jaringan informasi atau coordinator kerjasama.
Dengan silang diharapkan perpustakaan lebih mampu memenuhi kebutuhan penggunanya, fasilitas yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan dapat dimamfaatkan secara
optimal dan dapat memamfaatkan koleksi yang lebih besar dan lebih beragam daripada yang dimilikinya sendiri.
BAB III KINERJA PELAYANAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN
BANK INDONESIA MEDAN 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Bank Indonesia Medan
Gagasan pembentukan Bank sirkulasi untuk Hindia Belanda dicetuskan menjelang keberangkatan Komisaris Jenderal Hindia Belanda Mr. C.T. Elout ke Hindia Belanda. Kondisi
keuangan di Hindia Belanda dianggap telah memerlukan penertiban dan pengaturan sistem pembayaran dalam bentuk lembaga bank. Meskipun demikian gagasan tersebut baru mulai
diwujudkan ketika Raja Willem I menerbitkan Surat Kuasa kepada Komisaris Jenderal Hindia Belanda pada 9 Desember 1826. Surat tersebut memberikan wewenang kepada pemerintah
Hindia Belanda untuk membentuk suatu bank berdasarkan wewenang khusus berjangka waktu. Oktroi DJB pertama berlaku selama 10 tahun sejak 1 Januari 1828 sampai 31 Desember
1837 dan diperpanjang sampai dengan 31 Maret 1838. Pada periode oktroi keenam, DJB melakukan pembaharuan akte pendiriannya di hadapan notaris Derk Bodde di Jakarta pada 22
Maret 1881. Sesuai dengan akte baru DJB, status bank diubah menjadi Naamlooze Vennootschap N.V.. Dengan perubahan akte tersebut, DJB dianggap sebagai perusahaan baru.
Oktroi kedelapan adalah oktroi DJB terakhir hingga berlakunya DJB Wet pada 1922. Pada periode oktroi terakhir ini, DJB banyak mengeluarkan ketentuan baru dalam bidang sistem
Universitas Sumatera Utara