Latar Belakang Masalah MANFAAT PENYULUHAN GIZI DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU KELURAHAN PADASUKA KECAMATAN CIMAHI TENGAH”.
2
dibawah usia dua bulan hanya mencakup 64,0 dari bayi seluruhnya. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yaitu 46,0 pada bayi usia
2 - 3 bulan dan 14,0 pada bayi 4 – 5 bulan, yang lebih memprihatinkan adalah 13,0 bayi di bawah usia 2 bulan telah diberikan susu formula dan 30 bayi berusia 2
– 3 bulan telah diberikan makanan tambahan. Pada kenyataannya, pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif yang
penulis sarikan dari pendapat Muchtadi 1996:39 masih sangat kurang, misalnya pada masyarakat desa, ibu sering kali memberikan makanan padat kepada bayi yang
baru beberapa hari atau beberapa minggu seperti memberikan nasi yang dihaluskan atau pisang. Kadang-kadang ibu mengatakan air susunya tidak keluar atau keluarnya
hanya sedikit pada hari-hari pertama kelahiran bayinya, kemudian membuang ASI- nya tersebut dan menggantikannya dengan madu, gula, mentega, air atau makanan
lain. Hal tersebut tidak boleh dilakukan karena air susu yang keluar pada hari-hari pertama kelahiran adalah kolostrum.
Salah satu cara untuk menambah pengetahuan ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi adalah melalui pendidikan. Pendidikan dapat
dilakukan melalui Jalur Formal, Non Formal, dan Informal. Salah satu bentuk Pendidikan yang bersifat Non Formal dapat diperoleh melalui penyuluhan gizi.
Penyuluhan gizi menurut Depkes 2001 merupakan suatu proses perubahan perilaku yang diberikan diluar bangku sekolah Non Formal dan dimaksudkan agar terjadi
perubahan perilaku pada diri sasaran, hingga mereka tahu, mau dan mampu
3
menggunakan jenis-jenis pangan bergizi dalam konsumsi pangan sehari-hari dalam rangka menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan diri sendiri dan keluarga.
Penyuluhan gizi melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung yang terarah pada pencapaian tujuan. Model
pendekatan penyuluhan gizi harus dilakukan pendekatan secara bertahap yaitu berturut-turut massal, kelompok, hingga pada tahap akhirnya melalui pendekatan
perorangan. Penyuluhan gizi memiliki tujuan umun yaitu melakukan pengambilan keputusan, pengembangan kesadaran dan pengembangan pribadi.
Penyuluhan gizi merupakan salah satu program pemerintah yang dilaksanakan sebagai kegiatan rutin yang biasa dilakukan di Posyandu. Salah satu Posyandu yang
mengadakan penyuluhan gizi ibu menyusui dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif adalah Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah.
Penyuluhan gizi ini ditujukan kepada ibu yang sedang menyusui. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan gizi di Posyandu dilaksanakan disesuaikan
dengan kesiapan masyarakat dan Dinas Kesehatan setempat. Durasi penyuluhan gizi yaitu sekitar dua jam dengan materi penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan
pemberian ASI eksklusif, meliputi; pengertian ASI eksklusif, keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pedoman menyusui, cara
meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja. Penyuluhan gizi dilakukan melalui
pendekatan secara kelompok atau massal yang dilakukan melalui metoda ceramah atau diskusi oleh Dinas Kesehatan, dokter, bidan, kader gizi, dan kader PKK dengan
4
menggunakan media slide. Kegiatan dilaksanakan secara rutin satu kali dalam sebulan secara perorangan oleh kader gizi dan bidan dari Puskesmas di wilayah
Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Penyuluhan gizi ini dilakukan, agar ibu menyusui memperoleh manfaat mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan tanpa memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya. Selanjutnya dari studi pendahuluan diperoleh keterangan juga
bahwa, masih terdapat ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif. Manfaat menurut Ali 2008:240 adalah “guna atau faedah”. Manfaat dari
penyuluhan gizi diharapkan membuat ibu menyusui mengalami perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan, sehingga pada kehamilan sekarang dan selanjutnya bayi diberikan
ASI eksklusif tanpa memberikan makanan lain.
Permasalahan yang telah dikemukaan mendorong penulis sebagai mahasiswa PKK Program Studi Tata Boga yang mendalami paket Manajemen Dietetika yang
mempelajari tentang gizi, ASI eksklusif, dan penyuluhan gizi, merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan
pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah untuk mengetahui seberapa besar manfaat penyuluhan
gizi dengan fokus pesan peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan agar ibu menyusui tidak memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada
kehamilan selanjutnya serta meningkatkan status gizi para bayi yang merupakan calon sumber daya manusia di masa yang akan datang. Penyuluhan gizi dalam upaya
5
peningkatan pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan pada praktek
penyuluhan gizi.