MANFAAT PENYULUHAN GIZI DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU KELURAHAN PADASUKA KECAMATAN CIMAHI TENGAH”.

(1)

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI………... iii

DAFTAR GAMBAR……….. v

DAFTAR TABEL……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…..………. 5

C. Tujuan Penelitian……….. 7

D. Manfaat Penelitian……… 8

E. Asumsi……….. 9

F. Pertanyaan Penelitian……… 10

G. Metode Penelitian………. 11

H. Lokasi Penelitian……… 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyuluhan Gizi……….………... 13

B. Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif……….. 15

C. Materi Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui………... 17

D. Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui………..……… 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional……….. 44

B. Metode Penelitian……….. 46

C. Populasi dan Sampel Penelitian………. 47

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian……… 49

E. Teknik Pengolahan Data……… 49

F. Prosedur Penelitian………. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian……….. 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian………. 103

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN


(2)

DAFTAR PUSTAKA………. 117

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 121

Lampiran I Kisi-Kisi Instrumen………... 121 Lampiran II Instrumen Penelitian……….. Lampiran III Surat-Surat……… DAFTAR RIWAYAT HIDUP………

127 142 144

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

Gambar 1 Menyusui Bayi dengan Payudara Kiri dan Kanan secara 26 Bergantian……….


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Klasifikasi Ibu Menyusui Di Kelurahan Padasuka……… 48 Tabel 4.1 Data Responden……….. 55 Tabel 4.2 Data Bayi………. 56


(4)

Tabel 4.4 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Kolostrum………. 59

Tabel 4.5 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Kegunaan Kolostrum……… 61 Tabel 4.6 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Keuntungan atau Kebaikan ASI Eksklusif………….. 62 Tabel 4.7 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Manfaat ASI Eksklusif pada Bayi……… 63 Tabel 4.8 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Manfaat ASI Eksklusif pada Ibu………. 65 Tabel 4.9 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Manfaat ASI Eksklusif pada Keluarga……… 66 Tabel 4.10 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Pedoman Menyusui……… 68 Tabel 4.11 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Produksi ASI agar Banyak dan Lancar……… 69 Tabel 4.12 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Tanda-Tanda Bayi telah Disusui dengan Benar……… 70 Tabel 4.13 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Waktu yang Tepat untuk Memulai Pemberian ASI

Eksklusif……… 71

Tabel 4.14 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Lama Menyusui yang Baik bagi Bayi…………..… 72 Tabel 4.15 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Kecukupan Bayi Mengkonsumsi ASI…………..… 73 Tabel 4.16 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Penurunan Jumlah Produksi ASI…………...…..… 74 Tabel 4.17 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI…… 75 vi


(5)

Tabel 4.19 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Sikap Ketelitian Ibu dalam Waktu Pemberian ASI 79 Tabel 4.20 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Sikap Ketelitian Ibu dalam Mengkonsumsi Air….. 80 Tabel 4.21 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Sikap Ketelitian Ibu dalam Memperhatikan Syarat- Syarat Makanan untuk Ibu Menyusui……….. 81 Tabel 4.22 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Sikap Ketelitian Ibu dalam Memperhatikan Gizi

Ibu Menyusui………..…………. 83

Tabel 4.23 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Sikap Ketelitian Ibu dalam Persiapan Memperlancar Pengeluaran ASI………..……….. 84 Tabel 4.24 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Sikap Ketelitian Ibu dalam Merawat Payudara agar dapat Menyusui dengan Lancar……….. 85 Tabel 4.25 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Membersihkan Payudara Setelah Menyusui.……. 87 Tabel 4.26 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Menyusui Bayinya dengan Posisi Duduk…..……. 88 Tabel 4.27 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Menyusui Bayinya dengan Posisi Berbaring…..… 90 Tabel 4.28 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Menyimpan ASI Di Rumah Ketika Ibu akan

Meninggalkan Bayi Beberapa Saat………..… 91 Tabel 4.29 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Memilih Menu untuk Ibu Menyusui……….…..… 93 Tabel 4.30 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan

dengan Memilih Jenis Bahan Makanan agar Produksi Air

Susu Ibu Meningkat dan Lancar ASI……….……….. 94 Tabel 4.31 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan


(6)

Tabel 4.32 Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Memperhatikan Syarat-Syarat Mengolah Makanan untuk Ibu Menyusui……….……….. 97 Tabel 4.33 Rata-Rata Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi

dalam Kemampuan Pengetahuan pada Ibu Menyusui dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif……….…….. 99 Tabel 4.34 Rata-Rata Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi

dalam Kemampuan Sikap pada Ibu Menyusui dalam

Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif……….…….. 101 Tabel 4.34 Rata-Rata Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi

dalam Kemampuan Keterampilan pada Ibu Menyusui dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif……….…….. 102 Tabel 4.34 Rata-Rata Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi

dalam Kemampuan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan pada Ibu Menyusui dalam Upaya Peningkatan Pemberian

ASI Eksklusif………..…….. 103

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran I Kisi-Kisi Instrumen……… 121 Lampiran II Instrumen Penelitian……….. 127 Lampiran III Surat-Surat………. 142


(7)

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi. “ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi, sebab ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang diperlukan” (Pudjiaji, 2000:14). WHO merekomendasikan “pemberian ASI yang benar yaitu pemberian ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai berusia 6 bulan. Pemberian ASI dimulai dalam 30 menit setelah bayi lahir dengan teknik menyusu yang benar, pemberian sesering dan sekehendak bayi” (WHO:2001). Sejalan dengan ini, pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dengan mengeluarkan Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004.

Selanjutnya, “pada usia 6 bulan sebaiknya bayi juga tidak diberi makanan apapun karena makanan tambahan mempunyai resiko terkontaminasi yang sangat tinggi. Selain itu dengan memberikan makanan tambahan pada bayi, akan mengurangi produksi ASI, karena bayi akan jarang menyusu” (Muchtadi, 1996:73).

Pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada saat ini kurang diperhatikan oleh ibu menyusui, tetapi pada kenyataannya pemberian ASI eksklusif sangat mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Menurut Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI) tahun 2002 – 2003, jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi


(9)

dibawah usia dua bulan hanya mencakup 64,0 % dari bayi seluruhnya. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yaitu 46,0 % pada bayi usia 2 - 3 bulan dan 14,0 % pada bayi 4 – 5 bulan, yang lebih memprihatinkan adalah 13,0 % bayi di bawah usia 2 bulan telah diberikan susu formula dan 30 % bayi berusia 2 – 3 bulan telah diberikan makanan tambahan.

Pada kenyataannya, pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif yang penulis sarikan dari pendapat Muchtadi (1996:39) masih sangat kurang, misalnya pada masyarakat desa, ibu sering kali memberikan makanan padat kepada bayi yang baru beberapa hari atau beberapa minggu seperti memberikan nasi yang dihaluskan atau pisang. Kadang-kadang ibu mengatakan air susunya tidak keluar atau keluarnya hanya sedikit pada hari-hari pertama kelahiran bayinya, kemudian membuang ASI-nya tersebut dan menggantikanASI-nya dengan madu, gula, mentega, air atau makanan lain. Hal tersebut tidak boleh dilakukan karena air susu yang keluar pada hari-hari pertama kelahiran adalah kolostrum.

Salah satu cara untuk menambah pengetahuan ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi adalah melalui pendidikan. Pendidikan dapat dilakukan melalui Jalur Formal, Non Formal, dan Informal. Salah satu bentuk Pendidikan yang bersifat Non Formal dapat diperoleh melalui penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi menurut Depkes (2001) merupakan suatu proses perubahan perilaku yang diberikan diluar bangku sekolah (Non Formal) dan dimaksudkan agar terjadi perubahan perilaku pada diri sasaran, hingga mereka tahu, mau dan mampu


(10)

menggunakan jenis-jenis pangan bergizi dalam konsumsi pangan sehari-hari dalam rangka menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan diri sendiri dan keluarga.

Penyuluhan gizi melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung yang terarah pada pencapaian tujuan. Model pendekatan penyuluhan gizi harus dilakukan pendekatan secara bertahap yaitu berturut-turut massal, kelompok, hingga pada tahap akhirnya melalui pendekatan perorangan. Penyuluhan gizi memiliki tujuan umun yaitu melakukan pengambilan keputusan, pengembangan kesadaran dan pengembangan pribadi.

Penyuluhan gizi merupakan salah satu program pemerintah yang dilaksanakan sebagai kegiatan rutin yang biasa dilakukan di Posyandu. Salah satu Posyandu yang mengadakan penyuluhan gizi ibu menyusui dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif adalah Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Penyuluhan gizi ini ditujukan kepada ibu yang sedang menyusui.

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan gizi di Posyandu dilaksanakan disesuaikan dengan kesiapan masyarakat dan Dinas Kesehatan setempat. Durasi penyuluhan gizi yaitu sekitar dua jam dengan materi penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif, meliputi; pengertian ASI eksklusif, keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pedoman menyusui, cara meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja. Penyuluhan gizi dilakukan melalui pendekatan secara kelompok atau massal yang dilakukan melalui metoda ceramah atau diskusi oleh Dinas Kesehatan, dokter, bidan, kader gizi, dan kader PKK dengan


(11)

menggunakan media slide. Kegiatan dilaksanakan secara rutin satu kali dalam sebulan secara perorangan oleh kader gizi dan bidan dari Puskesmas di wilayah Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Penyuluhan gizi ini dilakukan, agar ibu menyusui memperoleh manfaat mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya. Selanjutnya dari studi pendahuluan diperoleh keterangan juga bahwa, masih terdapat ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif.

Manfaat menurut Ali (2008:240) adalah “guna atau faedah”. Manfaat dari penyuluhan gizi diharapkan membuat ibu menyusui mengalami perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, sehingga pada kehamilan sekarang dan selanjutnya bayi diberikan ASI eksklusif tanpa memberikan makanan lain.

Permasalahan yang telah dikemukaan mendorong penulis sebagai mahasiswa PKK Program Studi Tata Boga yang mendalami paket Manajemen Dietetika yang mempelajari tentang gizi, ASI eksklusif, dan penyuluhan gizi, merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah untuk mengetahui seberapa besar manfaat penyuluhan gizi dengan fokus pesan peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan agar ibu menyusui tidak memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya serta meningkatkan status gizi para bayi yang merupakan calon sumber daya manusia di masa yang akan datang. Penyuluhan gizi dalam upaya


(12)

peningkatan pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan pada praktek penyuluhan gizi.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Latar belakang dan alasan pemilihan masalah yang telah dikemukakan dapat dijadikan dasar untuk mengungkapkan ruang lingkup masalah dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini berkaitan dengan manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah.

Pelaksanan penyuluhan gizi di Kelurahan Padasuka merupakan program pemerintah yang dilakukan dalam upaya meningkatkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi agar ibu menyusui tidak memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya, sehingga dapat tercapai kondisi status gizi bayi secara normal. Menurut SKDI (2002-2003) masih tingginya jumlah ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif. Materi yang disampaikan oleh para kader Posyandu pada ibu menyusui tentang penyuluhan gizi yang dilakukan meliputi ruang lingkup pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, sehingga diharapkan ibu dapat memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan lain pada kehamilan selanjutnya.


(13)

Dari rumusan masalah di atas maka permasalahan penelitian ini untuk lebih jelasnya penulis membatasi pada :

a. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan pengetahuan tentang pengertian ASI eksklusif, keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pedoman menyusui, cara meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja. b. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif

pada ibu menyusui berkaitan dengan sikap teliti dan cermat cara membersihkan payudara dengan benar, cara menyusui yang benar, memperhatikan gizi ibu menyusui, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja.

c. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan keterampilan tentang cara membersihkan payudara dengan benar, keterampilan cara menyusui yang benar, keterampilan dalam memperhatikan gizi ibu menyusui, dan keterampilan dalam penyimpanan ASI secara benar bagi ibu yang bekerja.

2. Perumusan Masalah

Dalam penyusunan skripsi ini penulis merumuskan masalah pelaksanaan penyuluhan gizi di Kelurahan Padasuka sebagai program pemerintah yang dilakukan dalam upaya meningkatkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi agar ibu menyusui tidak memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya, sehingga dapat tercapai kondisi status gizi bayi secara normal,


(14)

yang kemudian dijadikan sebagai judul yaitu “Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu

Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah” meliputi pemberian ASI

eksklusif pada bayi selama 6 bulan pada kehamilan selanjutnya agar bayi tetap diberikan ASI eksklusif tanpa diberikan makanan lain.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh informasi, kemudian disusun dan dijelaskan serta dianalisis tentang manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi agar ibu menyusui tidak memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Penulis mengadakan penelitian ini adalah memperoleh gambaran secara spesifik tentang:

a. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan pengetahuan tentang pengertian ASI eksklusif, keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pedoman menyusui, cara meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja.


(15)

b. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui berkaitan dengan sikap teliti dan cermat cara membersihkan payudara dengan benar, cara menyusui yang benar, memperhatikan gizi ibu menyusui, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja.

c. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan keterampilan tentang cara membersihkan payudara dengan benar, keterampilan cara menyusui yang benar, keterampilan dalam memperhatikan gizi ibu menyusui dan keterampilan dalam penyimpanan ASI secara benar bagi ibu yang bekerja.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Posyandu memberikan informasi tentang upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif melalui penyuluhan gizi agar ibu menyusui tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya tanpa diberikan makanan lain.

2. Untuk Program Studi Tata Boga memberikan informasi tentang pelaksanaan program upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif yang berkaitan dengan perkuliahan, khususnya mata kuliah penyuluhan gizi yang diperoleh mahasiswa Program Studi Tata Boga, PKK FPTK UPI.

3. Untuk mahasiswa meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pemahaman pelaksanaan program penyuluhan gizi di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah.


(16)

E. Asumsi

Dalam penelitian penulis akan menngemukakan beberapa asumsi yang merupakan anggapan dasar sebagai pendapat kebenarannya dapat diterima oleh umum. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad, (1985:97) bahwa Asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh penyelidik. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka yang menjadi asumsi dalam penelitian ini :

1. Penyuluhan gizi merupakan salah satu program dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, tujuannya untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan para bayi meliputi kegiatan meningkatkan pengetahuan ibu menyusui agar ibu tetap memberikan ASI eksklusif tanpa memberikan makanan lain pada kehamilan selanjutnya. Pernyataan ini didukung oleh Rosita (2008) ”Program peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan merupakan program untuk ibu menyusui yang dianjurkan pada setiap ibu hanya memberikan ASI eksklusif pada bayi karena jika diberikan makanan lain dapat menyebabkan bayi mengalami gangguan pencernaan”.

2. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar mengenai peningkatan pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan tanpa memberikan makanan lain yang diperoleh ibu menyusui melalui penyuluhan gizi di Posyandu sebagai hasil belajar dapat meningkatkan status gizi bayi sehingga mampu menjadi generasi penerus yang dibutuhkan untuk pembangunan bangsa. Pernyataan ini didukung oleh


(17)

Sudjana (1990:3) bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.

3. Manfaat dari penyuluhan gizi diharapkan ada guna atau faedah bagi ibu menyusui agar mengalami perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif tanpa memberikan makanan lain pada kehamilan selanjutnya. Pernyataan ini didukung oleh Ali dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2008:240) bahwa manfaat adalah “guna atau faedah” dan Rachmawati (2007) dikatakan bahwa ada peningkatan, sikap, dan tindakan ibu menyusui tentang gizi setelah dilakukan penyuluhan.

F. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian digunakan untuk mengarahkan penelitian dalam mengumpulkan data. Penulis akan menjabarkan tujuan kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan pengetahuan tentang pengertian ASI eksklusif, keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pedoman menyusui, cara meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja?

b. Bagaimana manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui berkaitan dengan sikap teliti dan cermat cara


(18)

membersihkan payudara dengan benar, cara menyusui yang benar, memperhatikan gizi ibu menyusui, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja?

c. Bagaimana manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan keterampilan tentang cara membersihkan payudara dengan benar, keterampilan cara menyusui yang benar, keterampilan dalam memperhatikan gizi ibu menyusui, dan keterampilan dalam penyimpanan ASI secara benar bagi ibu yang bekerja?

G. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode desktiptif, dengan tujuan untuk mengadakan gambaran tentang masalah dengan tujuan untuk mengadakan gambaran tentang masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah aktual. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1980 : 40) bahwa penelitian deskriptif :

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah aktual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa. Setelah data diperoleh dari hasil penelitian lapangan, disusun dan dijelaskan serta dianalisa. Kemudian berdasarkan data yang telah dianalisa barulah diambil suatu kesimpulan dan saran-saran.


(19)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner yang ditujukan kepada responden, yaitu ibu-ibu menyusui pada kehamilan pertama di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah untuk memperoleh data mengenai manfaat penyuluhan gizi mengenai upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui.

H. Lokasi Penelitian

1. Lokasi

Lokasi yang dipilih untuk penelitian tentang manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui adalah Posyandu di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek maupun subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah penelitian. Sesuai dengan judul “Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah”, maka yang menjadi populasi berdasarkan data dari Posyandu Kelurahan Padasuka tahun 2010 ibu menyusui adalah sebanyak 150 ibu.


(20)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada Bab IV, penulis akan menguraikan dan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah.

A. Hasil Penelitian

Salah satu program penyuluhan gizi yang dikhususkan bagi ibu menyusui pada kehamilan pertama sehingga pada kehamilan selanjutnya dapat memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan lain dilakukan oleh kader Posyandu dan Puskesmas Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah.

Data hasil penelitian yang diperoleh melalui angket mengenai Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah akan disajikan sebagai berikut :

1. Data Responden

Data responden ibu menyusui meliputi umur, pekerjaan dan pendidikan terakhir akan disajikan pada Tabel 4.1


(21)

Tabel 4.1 Data Responden

No. Variabel f %

1. Umur

a. 10 – 20 tahun b. 20 – 30 tahun c. 30 – 40 tahun

2 24 11 5 65 30

Jumlah 37 100

2. Pekerjaan

a. Ibu Rumah Tangga b. Pegawai Swasta

34 3

92 8

Jumlah 37 100

3. Pendidikan Terakhir a. SD

b. SLTP c. SLTA

7 16 14 19 43 38

Jumlah 37 100

Sumber : hasil pengolahan data responden ibu menyusui

Keterangan : f = frekuensi jawaban responden, %= bilangan tetap

Tabel 4.1 menunjukkan masing-masing lebih dari setengahnya responden (65%) berumur antara 20 – 30 tahun, kurang dari setengahnya responden (30%) berumur antara 30 – 40 tahun, dan sebagian kecil umur responden (5%) berumur antara 10 - 20 tahun. Pekerjaan responden sebagian besar adalah (92%) ibu rumah tangga dan sebagian kecil responden (8%) pegawai swasta. Pendidikan responden kurang dari setengahnya masing-masing responden (43%) berpendidikan terakhir SLTP, (38%) responden berpendidikan terakhir SLTA. Sebagian kecil responden (19%) berpendidikan terakhir SD. Berdasakan Tabel 4.1 rata-rata responden yang memberikan makanan lain sebelum 6 bulan pada kehamilan pertama adalah ibu rumah tangga dengan umur 20 - 30 tahun dan pendidikan terakhir SLTP.


(22)

2. Data Bayi

Data bayi yang diberikan makanan lain sebelum 6 bulan pada kehamilan pertama meliputi umur dan jenis kelamin akan disajikan pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2 Data Bayi

No. Variabel f %

1. Umur

a. 0 – 3 bulan b. 3 – 6 bulan

6 31

16 84

Jumlah 37 100

2. Jenis Kelamin a. Perempuan b. Laki - laki

21 16

57 43

Jumlah 37 100

Sumber : hasil pengolahan data bayi yang diberikan makanan lain sebelum 6 bulan pada kehamilan pertama

Keterangan : f = frekuensi jawaban responden, %= bilangan tetap

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan sebagian kecil umur bayi yang diberikan makanan lain sebelum 6 bulan pada kehamilan pertama adalah masing-masing sebagian besar (84 %) berumur antara 3 – 6 bulan dan (16%) berumur antara 0 - 3 bulan. Jenis kelamin bayi yang diberikan makanan lain sebelum 6 bulan pada kehamilan pertama lebih dari setengahnya adalah (57%) perempuan dan kurang dari setengahnya (43%) adalah laki-laki. Berdasakan Tabel 4.2 rata-rata jumlah bayi yang diberikan makanan lain sebelum 6 bulan pada kehamilan pertama adalah bayi berjenis kelamin perempuan dengan umur 3 - 6 bulan.


(23)

3. Data Hasil Penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui

Data angket mengenai Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah terdiri dari kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui. Pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui yang termasuk kedalam aspek pengetahuan disajikan pada Tabel 4.3 sampai Tabel 4.17.

a. Data Hasil Penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif Berupa Kemampuan Pengetahuan pada Ibu Menyusui

Persentase nilai manfaat hasil penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui berkaitan dengan kemampuan pengetahuan ASI eksklusif disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan ASI eksklusif yaitu masing-masing responden sebagian besar (78%) ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi 0 - 6 bulan yang harus diberikan tanpa makanan pendamping lainnya. Sebagian kecil responden (22%) ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi 0- 6 bulan, tetapi harus disertai makanan pendamping. Tidak seorangpun masing-masing responden (0%) ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi 0 - 4 bulan yang harus diberikan tanpa makanan pendamping lainnya, responden (0%) ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi 0 - 5 bulan yang harus diberikan tanpa makanan pendamping


(24)

lainnya, dan responden (0%) ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi 0 - 5 bulan, tetapi harus disertai makanan pendamping.

Tabel 4.3

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan ASI Eksklusif No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi 0 - 4 bulan yang harus diberikan tanpa makanan pendamping lainnya.

- - 37 100 37 100

b. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi 0 - 5 bulan yang harus diberikan tanpa makanan pendamping lainnya.

- - 37 100 37 100

c. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi 0 - 5 bulan, tetapi harus disertai makanan pendamping.

- - 37 100 37 100 d. ASI merupakan makanan yang terbaik

bagi bayi 0 - 6 bulan yang harus diberikan tanpa makanan pendamping.

29 78 8 22 37 100 e. ASI merupakan makanan yang terbaik

bagi bayi 0- 6 bulan, tetapi harus disertai makanan pendamping.

8 22 29 78 37 100 Sumber : Pengolahan data angket no. 1, pilih salah satu jawaban alternatif

Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden n = Jumlah responden

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.3 menunjukkan nilai persentase manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan ASI eksklusif sebesar 78%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang tinggi. Persentase nilai manfaat hasil penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan kolostrum disajikan pada Tabel 4. 4.


(25)

Tabel 4.4

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Kolostrum No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari kedua setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental.

35 95 2 5 37 100

b. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari kedua sampai hari ketiga setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental

15 40 22 60 37 100

c. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari ketiga sampai hari keempat setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental.

4 11 33 89 37 100

d. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari keempat sampai hari kelima setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental.

5 13 32 87 37 100

e. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari kelima sampai hari keenam setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental.

2 5 35 95 37 100

Rata - rata 33 67

Sumber : Pengolahan data angket no. 2, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan kolostrum yaitu masing-masing responden sebagian besar (95%) kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari kedua setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental. Kurang dari setengahnya responden (40%) kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari kedua


(26)

sampai hari ketiga setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental. Sebagian kecil masing – masing responden (13%) kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari keempat sampai hari kelima setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental, responden (11%) kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari ketiga sampai hari keempat setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental, dan responden (5%) kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari kelima sampai hari keenam setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.3 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan kolostrum sebesar 33%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan kegunaan kolostrum disajikan pada Tabel 4. 5.

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan kegunaan kolostrum yaitu masing-masing responden lebih dari setengahnya (73%) kolostrum mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare, responden (54%) kolostrum mengandung protein dan vitamin A yang tinggi, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran. Kurang dari setengahnya masing-masing responden (49%) kolostrum membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan, responden (35%) kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan


(27)

kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran, dan responden (30%) kolostrum cukup untuk memenuhi gizi bayi.

Tabel 4.5

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Kegunaan Kolostrum

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare.

27 73 10 27 37 100

b. Kolostrum mengandung protein dan vitamin A yang tinggi, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran.

20 54 17 46 37 100

c. Kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran.

13 35 24 65 37 100

d. Kolostrum cukup untuk memenuhi gizi bayi.

11 30 26 70 37 100 e. Kolostrum membantu pengeluaran

mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

18 49 19 51 37 100

Rata - rata 48 52

Sumber : Pengolahan data angket no. 3, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan kegunaan kolostrum sebesar 48%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif disajikan pada Tabel 4. 6.


(28)

Tabel 4.6

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Keuntungan atau Kebaikan ASI Eksklusif

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. ASI mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama terutama diare dan infeksi saluran pernapasan akut.

14 38 23 62 37 100

b. ASI meningkatkan kecerdasan anak dibandingkan yang tidak mendapatkan ASI.

16 43 21 57 37 100 c. ASI mengandung energi dan zat-zat

gizi lainnya yang paling sempurna yang sesuai dengan kebutuhan bayi selama 0 – 6 bulan.

30 81 7 19 37 100

d. ASI bersih, sehat, aman, dan selalu tersedia dengan suhu yang sesuai.

19 51 18 49 37 100

e. ASI mudah dicerna. 12 32 25 68 37 100

Rata - rata 49 51

Sumber : Pengolahan data angket no. 4, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif yaitu masing-masing responden sebagian besar (81%) ASI mengandung energi dan zat-zat gizi lainnya yang paling sempurna yang sesuai dengan kebutuhan bayi selama 0 – 6 bulan. Lebih dari setengahnya responden (51%) ASI bersih, sehat, aman, dan selalu tersedia dengan suhu yang sesuai. Kurang dari setengahnya masing-masing responden (43%) ASI meningkatkan kecerdasan anak dibandingkan yang tidak mendapatkan ASI sebagai keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif. (38%) ASI mengandung zat


(29)

kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama terutama diare dan infeksi saluran pernapasan akut, dan responden (32%) ASI mudah dicerna.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.6 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif sebesar 49%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan manfaat ASI eksklusif pada bayi disajikan pada Tabel 4. 7.

Tabel 4.7

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Manfaat ASI Eksklusif pada Bayi

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. ASI eksklusif sebagai nutrisi yang baik. 19 51 18 49 37 100 b. ASI eksklusif dapat meningkatkan daya

tahan tubuh bayi.

29 78 8 22 37 100 c. ASI eksklusif dapat membantu

pertumbuhan bayi.

15 40 22 60 37 100 d. ASI eksklusif dapat melindungi bayi

dari diare.

10 27 27 73 37 100 e. ASI eksklusif dapat meningkatkan

kecerdasan

17 46 20 54 37 100

Rata - rata 48 52

Sumber : Pengolahan data angket no. 5, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan manfaat ASI eksklusif pada bayi yaitu masing-masing responden sebagian besar (78%) ASI eksklusif dapat meningkatkan daya tahan tubuh


(30)

bayi. Lebih dari setengahnya responden (51%) ASI eksklusif sebagai nutrisi yang baik. Kurang dari setengahnya masing-masing responden (46%) ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan, responden (40%) ASI eksklusif dapat membantu pertumbuhan bayi, dan responden (27%) ASI eksklusif dapat melindungi bayi dari diare.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.7 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan manfaat ASI eksklusif pada bayi sebesar 48%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan manfaat ASI eksklusif pada ibu disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan manfaat ASI eksklusif pada ibu yaitu masing-masing responden sebagian besar (92%) pemberian ASI eksklusif dapat menjalin kasih sayang ibu dan bayi. Lebih dari setengahnya responden (70%) pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara. Sebagian kecil responden masing-masing (22%) pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi pendarahan setelah persalinan, responden (22%) pemberian ASI eksklusif dapat mempercepat pemulihan kesehatan ibu, dan responden (16%) pemberian ASI eksklusif dapat menumbuhkan rasa percaya diri ibu untuk menyusui.


(31)

Tabel 4.8

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Manfaat ASI Eksklusif pada Ibu

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Pemberian ASI eksklusif dapat menjalin kasih sayang ibu dan bayi.

34 92 3 8 37 100 b. Pemberian ASI eksklusif dapat

mengurangi pendarahan setelah persalinan.

8 22 29 78 37 100 c. Pemberian ASI eksklusif dapat

mempercepat pemulihan kesehatan ibu.

8 22 29 78 37 100 d. Pemberian ASI eksklusif dapat

mengurangi resiko terkena kanker payudara.

26 70 11 30 37 100 e. Pemberian ASI eksklusif dapat

menumbuhkan rasa percaya diri ibu untuk menyusui.

6 16 31 84

37 100

Rata - rata 44 56

Sumber : Pengolahan data angket no. 6, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.8 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan manfaat ASI eksklusif pada ibu sebesar 44 %, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan manfaat ASI eksklusif pada keluarga disajikan pada Tabel 4.9.


(32)

Tabel 4.9

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Manfaat ASI Eksklusif pada Keluarga

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Tanpa memberikan ASI dapat mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya.

27 73 10 27 37 100 b. Tanpa memberikan ASI dapat memakan

waktu dan tenaga yang lebih untuk menyediakan susu botol, misalnya merebus air dan mencuci botol.

22 60 15 40 37 100

c. Tanpa memberikan ASI dapat mengeluarkan biaya lebih untuk merawat anak yang sering sakit karena pemberian susu botol.

18 49 19 51 37 100

d. Tanpa memberikan ASI dapat memakan waktu yang lebih untuk merawat anak yang sering sakit karena pemberian susu botol.

11 30 26 70 37 100

e. Tanpa memberikan ASI dapat mengeluarkan biaya lebih dan waktu untuk mengobati anak yang sering sakit karena pemberian susu botol.

11 30 26 70

37 100

Rata - rata 48 52

Sumber : Pengolahan data angket no. 7, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan manfaat ASI eksklusif pada keluarga yaitu masing-masing responden lebih dari setengahnya (73%) tanpa memberikan ASI dapat mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya dan responden (60%) tanpa memberikan ASI dapat memakan waktu dan tenaga yang lebih untuk menyediakan susu botol, misalnya merebus air dan mencuci botol.


(33)

Kurang dari setengahnya responden masing-masing (49%) tanpa memberikan ASI dapat mengeluarkan biaya lebih untuk merawat anak yang sering sakit karena pemberian susu botol, responden (30%) tanpa memberikan ASI dapat memakan waktu yang lebih untuk merawat anak yang sering sakit karena pemberian susu botol, dan responden (30%) tanpa memberikan ASI dapat mengeluarkan biaya lebih dan waktu untuk mengobati anak yang sering sakit karena pemberian susu botol.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.9 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan manfaat ASI eksklusif pada keluarga sebesar 48%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan pedoman menyusui disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan pedoman menyusui yaitu masing-masing responden lebih dari setengahnya (68%) berikan ASI eksklusif selama enam bulan dan baru memberikan makan tambahan setelah periode ekslusif tersebut, responden (60%) berikan ASI sesuai dorongan alamiah bayi, baik siang maupun malam selama bayi menginginkannya, dan responden (51%) berikan ASI sesegera mungkin dari sejak lahir yang merupakan pedoman menyusui. Kurang dari setengahnya masing-masing responden (38%) memilih berikan ASI tanpa memberikan makanan lain kepada bayi (termasuk air, madu, pengganti susu ibu, larutan gula, susu formula) kecuali instruksi dokter dengan alasan-alasan medis dan responden (38%) berikan ASI kepada bayi dengan teknik menyusui yang benar.


(34)

Tabel 4.10

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Pedoman Menyusui

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Berikan ASI sesegera mungkin dari sejak lahir.

19 51 18 49 37 100 b. Berikan ASI tanpa memberikan

makanan lain kepada bayi (termasuk air, madu, pengganti susu ibu, larutan gula, susu formula) kecuali instruksi dokter dengan alasan-alasan medis.

14 38 23 62 37 100

c. Berikan ASI Ekslusif selama enam bulan dan baru memberikan makan tambahan setelah periode eksklusif tersebut.

25 68 12 32 37 100

d. Berikan ASI sesuai dorongan alamiah bayi, baik siang maupun malam selama bayi menginginkannya.

22 60 15 40 37 100 e. Berikan ASI kepada bayi dengan

teknik menyusui yang benar.

14 38 23 62 37 100

Rata - rata 51 49

Sumber : Pengolahan data angket no. 8, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.10 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan pedoman menyusui sebesar 51%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang cukup. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan produksi ASI agar banyak dan lancar disajikan pada Tabel 4.11.


(35)

Tabel 4.11

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Produksi ASI agar Banyak dan Lancar

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Isapan bayi akan merangsang produksi ASI.

19 51 18 49 37 100 b. Susui bayi sesering mungkin. 14 38 23 62 37 100 c. Ibu harus mengkonsumsi makanan

yang bergizi dan cairan yang cukup.

32 87 5 13 37 100

d. Istirahat yang cukup. 6 16 31 84 37 100

e. Menyusui bayi dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.

21 57 16 43 37 100

Rata - rata 50 50

Sumber : Pengolahan data angket no. 9, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan produksi ASI agar banyak dan lancar yaitu maasing-masing responden sebagian besar (87%) ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi dan cairan yang cukup. Lebih dari setengahnya masing-masing responden (57%) menyusui bayi dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian dan responden (51%) isapan bayi akan merangsang produksi ASI. Kurang dari setengahnya responden (38%) susui bayi sesering mungkin. Sebagian kecil responden (16%) istirahat yang cukup.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.11 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan produksi ASI agar banyak dan lancar sebesar 50%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat


(36)

yang cukup. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan tanda-tanda bayi telah disusui dengan benar disajikan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Tanda-Tanda Bayi telah Disusui dengan Benar

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Bayi tampak tenang. 22 60 15 40 37 100

b. Badan bayi menempel dengan perut ibu. 16 43 21 57 37 100 c. Mulut bayi terbuka lebar. 12 32 25 38 37 100 d. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin

aerola

21 57 16 43 37 100 e. Dagu bayi menempel pada payudara ibu. 12 38 25 32 37 100

Rata - rata 46 44

Sumber : Pengolahan data angket no. 10, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan tanda-tanda bayi telah disusui dengan benar yaitu masing-masing responden lebih dari setengahnya (60%) bayi tampak tenang dan responden (57%) mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola. Kurang dari setengahnya masing-masing responden (43%) badan bayi menempel dengan perut ibu, responden (32%) mulut bayi terbuka lebar, dan responden (38%) dagu bayi menempel pada payudara ibu.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.12 menunjukkan nilai persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan tanda-tanda bayi telah disusui dengan benar sebesar 46%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat


(37)

yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan kemampuan pengetahuan waktu yang tepat untuk memulai pemberian ASI eksklusif disajikan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Waktu yang Tepat untuk Memulai Pemberian ASI Eksklusif

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. ASI diberikan pada bayi segera setelah bayi dilahirkan.

35 95 2 5 37 100 b. ASI diberikan pada bayi satu hari setelah

dilahirkan.

2 5 35 95 37 100 c. ASI diberikan pada bayi dua hari setelah

dilahirkan.

- - 37 100 37 100 d. ASI diberikan pada bayi tiga hari setelah

dilahirkan.

- - 37 100 37 100 e. ASI diberikan pada bayi empat hari

setelah dilahirkan.

- - 37 100 37 100 Sumber : Pengolahan data angket no. 11, pilih salah satu jawaban alternatif

Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden n = Jumlah responden

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan waktu yang tepat untuk memulai pemberian ASI eksklusif yaitu masing-masing responden sebagian besar (95%) ASI diberikan pada bayi segera setelah bayi dilahirkan. Sebagian kecil responden (5%) ASI diberikan pada bayi satu hari setelah dilahirkan. Tidak seorangpun masing-masing responden (0%) ASI diberikan pada bayi dua hari setelah dilahirkan, responden (0%) ASI diberikan pada bayi tiga hari setelah dilahirkan, dan responden (0%) ASI diberikan pada bayi empat hari setelah dilahirkan.


(38)

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.13 menunjukkan nilai persentase manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden berkaitan pengetahuan waktu yang tepat untuk memulai pemberian ASI eksklusif sebesar 95%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang tinggi sekali. Persentase nilai manfaat hasil penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui terkait dengan kemampuan pengetahuan lama menyusui yang baik bagi bayi disajikan pada Tabel 4. 14.

Tabel 4.14

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Lama Menyusui yang Baik bagi Bayi

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. 1 - 2 menit. 2 5 35 95 37 100

b. 2 - 3 menit. 3 8 34 92 37 100

c. 4 - 5 menit. 7 19 30 81 37 100

d. 5 - 6 menit. 7 19 30 81 37 100

e. 5 - 7 menit. 18 49 19 51 37 100

Sumber : Pengolahan data angket no. 12, pilih salah satu jawaban alternatif Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan lama menyusui yang baik bagi bayi yaitu masing-masing responden kurang dari setengahnya (49%) 5 - 7 menit. Sebagian kecil masing-masing responden (19%) 5 - 6 menit, responden (19%) 4 - 5 menit, responden (8%) 2 - 3 menit, dan responden (5%) 1 - 2 menit.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.14 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden berkaitan pengetahuan lama menyusui


(39)

yang baik bagi bayi sebesar 49%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat hasil penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui terkait dengan kemampuan pengetahuan tanda kecukupan bayi mengkonsumsi ASI disajikan pada Tabel 4. 15.

Tabel 4.15

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Tanda Kecukupan Bayi Mengkonsumsi ASI

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali.

10 27 27 73 37 100

b. Warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat.

11 30 26 70 37 100

c. Bayi paling sedikit menyusui 10 kali dalam 24 jam.

12 32 25 68 37 100

d. Bayi bertambah berat badannya. 29 78 8 22 37 100 e. Bayi sering BAB berwarna

kekuningan berbiji.

6 16 31 84 37 100

Rata - rata 37 63

Sumber : Pengolahan data angket no. 13, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan tanda kecukupan bayi mengkonsumsi ASI yaitu masing-masing responden (78%) bayi bertambah berat. Kurang dari setengahnya responden masing-masing (32%) bayi paling sedikit menyusui 10 kali dalam 24 jam, responden (30%) warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat, dan responden (27%) jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali. Sebagian kecil responden (16%) bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji.


(40)

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.15 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan pengetahuan tanda kecukupan bayi mengkonsumsi ASI sebesar 37%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi terkait dengan pengetahuan penurunan jumlah produksi ASI disajikan pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Penurunan Jumlah Produksi ASI

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Penurunan jumlah produksi ASI yaitu 2 bulan setelah kelahiran.

- - 37 10

0

37 100 b. Penurunan jumlah produksi ASI yaitu

3 bulan setelah kelahiran.

4 11 33 89 37 100 c. Penurunan jumlah produksi ASI yaitu

4 bulan setelah kelahiran.

2 5 35 95 37 100

d. Penurunan jumlah produksi ASI yaitu 5 bulan setelah kelahiran.

4 11 33 89 37 100 e. Penurunan jumlah produksi ASI yaitu

6 bulan setelah kelahiran.

27 73 10 27 37 100 Sumber : Pengolahan data angket no. 14, pilih salah satu jawaban alternatif

Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden n = Jumlah responden

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan penurunan jumlah produksi ASI yaitu masing-masing responden sebagian besar (73%) penurunan jumlah produksi ASI yaitu 6 bulan setelah kelahiran. Sebagian kecil masing-masing responden (11%) penurunan jumlah produksi ASI yaitu 5 bulan setelah kelahiran, responden (11%) penurunan jumlah produksi ASI yaitu 3 bulan setelah kelahiran, dan responden (5%) penurunan


(41)

jumlah produksi ASI yaitu 4 bulan setelah kelahiran. Tidak seorangpun responden (0%) penurunan jumlah produksi ASI yaitu 2 bulan setelah kelahiran.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.16 menunjukkan nilai persentase manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden berkaitan pengetahuan penurunan jumlah produksi ASI sebesar 73%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang tinggi. Persentase nilai manfaat hasil penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui terkait dengan kemampuan pengetahuan waktu pemberian makanan pendamping ASI disajikan pada Tabel 4. 17.

Tabel 4.17

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Waktu pemberian makanan pendamping ASI dapat dilakukan pada bayi saat lahir.

- - 37 100 37 100 b. Waktu pemberian makanan pendamping

ASI dapat dilakukan pada bayi usia dua bulan.

- - 37 100 37 100 c. Waktu pemberian makanan pendamping

ASI dapat dilakukan pada bayi usia tiga bulan.

1 3 36 97 37 100 d. Waktu pemberian makanan pendamping

ASI dapat dilakukan pada bayi usia lima bulan.

2 5 35 95 37 100 e. Waktu pemberian makanan pendamping

ASI dapat dilakukan pada bayi usia lebih dari enam bulan.

34 92 3 8 37 100 Sumber : Pengolahan data angket no. 15, pilih salah satu jawaban alternatif

Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden n = Jumlah responden


(42)

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan pengetahuan waktu pemberian makanan pendamping ASI yaitu masing-masing responden sebagian besar (92%) waktu pemberian makanan pendamping ASI dapat dilakukan pada bayi usia lebih dari enam bulan. Sebagian kecil masing-masing responden (5%) waktu pemberian makanan pendamping ASI dapat dilakukan pada bayi usia lima bulan dan responden (3%) waktu pemberian makanan pendamping ASI dapat dilakukan pada bayi usia tiga bulan. Tidak seorangpun masing-masing responden (0%) waktu pemberian makanan pendamping ASI dapat dilakukan pada bayi usia dua bulan dan responden (0%) waktu pemberian makanan pendamping ASI dapat dilakukan pada bayi saat lahir.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.17 menunjukkan nilai persentase manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden berkaitan pengetahuan waktu pemberian makanan pendamping ASI sebesar 92%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang tinggi sekali.

b. Data Hasil Penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif Berupa Kemampuan Sikap pada Ibu Menyusui

Persentase nilai manfaat hasil penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui berkaitan dengan kemampuan sikap tentang ketelitian ibu dalam menyusui bayinya disajikan pada Tabel 4.18.


(43)

Tabel 4.18

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Sikap tentang Ketelitian Ibu dalam Menyusui Bayinya

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Saya cermat menyusui bayi yaitu dengan cara cuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum menyusui.

16 43 21 57 37 100 b. Saya cermat menyusui bayi yaitu dengan

cara mendekatkan bayi ke payudara sehingga bibir bawah bayi terletak dibawah puting susu.

16 43 21 57 37 100

c. Saya cermat menyusui bayi yaitu dengan cara melekatkan mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja).

16 43 21 57 37 100

d. Saya cermat menyusui bayi yaitu dengan cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

18 49 19 51 37 100

e. Saya cermat menyusui bayi yaitu dengan cara bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu saat menahan kepala bayi, agar bayi tidak tersedak.

16 43 21 57 37 100

Rata - rata 44 56

Sumber : Pengolahan data angket no. 16, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan ketelitian ibu dalam menyusui bayinya yaitu masing-masing responden kurang dari setengahnya (49%) saya cermat menyusui bayi yaitu dengan cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar, responden (43%) saya


(44)

cermat menyusui bayi yaitu dengan cara cuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum menyusui, responden (43%) saya cermat menyusui bayi yaitu dengan cara mendekatkan bayi ke payudara sehingga bibir bawah bayi terletak dibawah puting susu, responden (43%) saya cermat menyusui bayi yaitu dengan cara melekatkan mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), dan responden (43%) saya cermat menyusui bayi yaitu dengan cara bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu saat menahan kepala bayi, agar bayi tidak tersedak.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.18 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan ketelitian ibu dalam menyusui bayinya sebesar 44%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah . Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi berkaitan dengan kemampuan sikap tentang ketelitian ibu dalam waktu pemberian ASI disajikan pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan ketelitian ibu dalam waktu pemberian ASI yaitu masing-masing responden seluruhnya (100%) saya dengan senang hati memberikan ASI pada bayi saat siang maupun malam hari selama bayi menginginkannya. Kurang dari setengahnya responden (43%) saya dengan senang hati memberikan ASI pada bayi ketika bayi menangis. Sebagian kecil masing-masing responden (13%) saya dengan senang hati memberikan ASI pada bayi saat malam hari selama bayi menginginkannya, responden (8%) saya dengan senang hati memberikan ASI pada bayi pada pukul 2 siang yang telah ditentukan, dan responden (8%) saya dengan senang hati memberikan ASI pada bayi saat siang hari selama bayi menginginkannya.


(45)

Tabel 4.19

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Sikap tentang Ketelitian Ibu dalam Waktu Pemberian ASI

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Saya dengan senang hati memberikan ASI pada bayi ketika bayi menangis.

16 43 21 57 37 100 b. Saya dengan senang hati memberikan

ASI pada bayi pada pukul 2 siang yang telah ditentukan.

3 8 34 92 37 100 c. Saya dengan senang hati memberikan

ASI pada bayi saat siang hari selama bayi menginginkannya.

3 8 34 92 37 100 d. Saya dengan senang hati memberikan

ASI pada bayi saat malam hari selama bayi menginginkannya.

5 13 32 87 37 100 e. Saya dengan senang hati memberikan

ASI pada bayi saat siang maupun malam hari selama bayi menginginkannya.

37 100 - - 37 100

Rata - rata 34 66

Sumber : Pengolahan data angket no. 17, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.19 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan ketelitian ibu dalam menyusui bayinya sebesar 34%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi berkaitan dengan kemampuan sikap tentang ketelitian ibu dalam mengkonsumsi air disajikan pada Tabel 4.20.


(46)

Tabel 4.20

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Sikap tentang Ketelitian Ibu dalam Mengkonsumsi Air

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Saya selalu memperhatikan dengan meminum air 1 – 2 gelas/hari.

1 3 36 97 37 100 b. Saya selalu memperhatikan dengan

meminum air 2 – 3 gelas/hari.

- - 37 100 37 100 c. Saya selalu memperhatikan dengan

meminum air 4 – 5 gelas/hari.

2 5 35 95 37 100 d. Saya selalu memperhatikan dengan

meminum air 6 – 7 gelas/hari.

2 5 35 95 37 100 e. Saya selalu memperhatikan dengan

meminum air 8 – 12 gelas/hari.

32 87 5 13 37 100 Sumber : Pengolahan data angket no. 18, pilih salah satu jawaban alternatif

Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden n = Jumlah responden

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan ketelitian ibu dalam mengkonsumsi air yaitu masing-masing responden sebagian besar (87%) saya selalu memperhatikan dengan meminum air 8 – 12 gelas/hari. Sebagian kecil masing-masing responden (5%) saya selalu memperhatikan dengan meminum air 6 – 7 gelas/hari, responden (5%) saya selalu memperhatikan dengan meminum air 4 – 5 gelas/hari, dan responden (3%) saya selalu memperhatikan dengan meminum air 1 – 2 gelas/hari. Tidak seorangpun responden (0%) saya selalu memperhatikan dengan meminum air 2 – 3 gelas/hari.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.20 menunjukkan nilai persentase manfaat hasil penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan ketelitian ibu dalam mengkonsumsi air sebesar 87%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat


(47)

yang tinggi sekali. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi berkaitan dengan kemampuan sikap tentang ketelitian ibu dalam memperhatikan syarat-syarat makanan untuk ibu menyusui disajikan pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Sikap tentang Ketelitian Ibu dalam Memperhatikan Syarat-Syarat Makanan untuk Ibu Menyusui No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Saya cermat memilih makanan untuk ibu menyusui yaitu tidak bersantan banyak.

11 30 26 70 37 100 b. Saya cermat memilih makanan untuk ibu

menyusui yaitu tidak berbumbu tajam.

12 32 25 68 37 100 c. Saya cermat memilih makanan untuk ibu

menyusui yaitu tidak pedas.

22 60 15 40 37 100 d. Saya cermat memilih makanan untuk ibu

menyusui yaitu menghindari sayuran yang mengandung gas seperti kol.

6 16 31 84 37 100 e. Saya cermat memilih makanan untuk ibu

menyusui yaitu memperbanyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung protein tinggi.

32 87 5 13 37 100

Rata - rata 45 55

Sumber : Pengolahan data angket no. 19, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan ketelitian ibu dalam memperhatikan syarat-syarat makanan untuk ibu menyusui yaitu masing-masing responden sebagian besar (87%) saya cermat memilih makanan untuk ibu menyusui yaitu memperbanyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung protein tinggi. Lebih dari setengahnya responden (60%) saya cermat memilih makanan untuk ibu menyusui yaitu tidak pedas. Kurang dari


(48)

setengahnya masing-masing responden (32%) saya cermat memilih makanan untuk ibu menyusui yaitu tidak berbumbu tajam dan responden (30%) saya cermat memilih makanan untuk ibu menyusui yaitu tidak bersantan banyak. Sebagian kecil responden (16%) saya cermat memilih makanan untuk ibu menyusui yaitu menghindari sayuran yang mengandung gas seperti kol.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.21 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan ketelitian ibu dalam memperhatikan syarat-syarat makanan untuk ibu menyusui sebesar 45%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi berkaitan dengan kemampuan sikap tentang ketelitian ibu dalam memperhatikan gizi ibu menyusuidisajikan pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan ketelitian ibu dalam memperhatikan gizi ibu menyusui yaitu masing-masing responden lebih dari setengahnya (68%) saya memperhatikan gizi kebutuhan gizi dengan memilih beras sebagai sumber tenaga, responden (68%) saya memperhatikan gizi kebutuhan gizi dengan memilih sayuran seperti daun katuk sebagai sumber pengatur, dan responden (60%) saya memperhatikan gizi kebutuhan gizi dengan memilih buah-buahan seperti pepaya sebagai sumber pengatur. Kurang dari setengahnya masing-masing responden (43%) saya memperhatikan gizi kebutuhan gizi dengan memilih telur sebagai sumber pembangun dan (40%) saya memperhatikan gizi kebutuhan gizi dengan memilih tempe sebagai sumber pembangun.


(49)

Tabel 4.22

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Sikap tentang Ketelitian Ibu dalam Memperhatikan Gizi Ibu Menyusui

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Saya memperhatikan gizi kebutuhan gizi dengan memilih beras sebagai sumber tenaga.

25 68 12 32 37 100 b. Saya memperhatikan gizi skebutuhan gizi

dengan memilih telur sebagai sumber pembangun.

16 43 21 57 37 100 c. Saya memperhatikan gizi skebutuhan gizi

dengan memilih tempe sebagai sumber pembangun.

15 40 22 60 37 100 d. Saya memperhatikan gizi kebutuhan gizi

dengan memilih sayuran seperti daun katuk sebagai sumber pengatur.

25 68 12 32 37 100 e. Saya memperhatikan gizi kebutuhan gizi

dengan memilih buah-buahan seperti pepaya sebagai sumber pengatur.

22 60 15 40 37 100

Rata - rata 56 44

Sumber : Pengolahan data angket no. 20, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.22 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan ketelitian ibu dalam memperhatikan gizi ibu menyusui sebesar 56%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang cukup. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi berkaitan dengan kemampuan sikap tentang ketelitian ibu dalam persiapan memperlancar pengeluaran ASI disajikan pada Tabel 4.23.


(50)

Tabel 4.23

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Sikap tentang Ketelitian Ibu dalam Persiapan Memperlancar Pengeluaran ASI

No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Saya membersihkan puting payudara dengan air hangat menggunakan handuk kecil.

21 57 16 43 37 100 b. Saya membersihkan puting payudara

dengan air hangat menggunakan kapas.

20 54 17 46 37 100 c. Saya membersihkan puting payudara

dengan membasuh puting dengan air hangat.

19 51 18 49 37 100 d. Saya membersihkan puting payudara

dengan air dingin tanpa digosok-gosok.

5 13 32 87 37 100 e. Saya membersihkan puting payudara

dengan baby oil.

9 24 28 76 37 100

Rata - rata 40 60

Sumber : Pengolahan data angket no. 21, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 4.23 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan ketelitian ibu dalam persiapan memperlancar pengeluaran ASI yaitu masing-masing responden lebih dari setengahnya (57%) saya membersihkan puting payudara dengan air hangat menggunakan handuk kecil, responden (54%) saya membersihkan puting payudara dengan air hangat menggunakan kapas, dan responden (51%) saya membersihkan puting payudara dengan membasuh puting dengan air hangat. Sebagian kecil masing-masing responden (24%) saya membersihkan puting payudara dengan baby oil dan responden (13%) saya membersihkan puting payudara dengan air dingin tanpa digosok-gosok.


(51)

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.23 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan ketelitian ibu dalam persiapan memperlancar pengeluaran ASI sebesar 40%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah. Persentase nilai manfaat penyuluhan gizi berkaitan dengan kemampuan sikap tentang ketelitian ibu dalam merawat payudara agar dapat menyusui dengan lancar disajikan pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24

Persentase Nilai Manfaat Hasil Penyuluhan Gizi Berkaitan dengan Sikap tentang Ketelitian Ibu dalam Merawat Payudara agar dapat Menyusui dengan Lancar No.

Item Alternatif Jawaban

Menjawab Ya

Menjawab

Tidak n %

f % f %

a. Merawat payudara dengan cara menggunakan bra yang mampu menyerap keringat.

15 40 22 60 37 100 b. Merawat payudara dengan cara

menggunakan bra yang mampu menyangga payudara dengan baik, dan tidak terlalu sempit.

22 60 15 40 37 100

c. Merawat payudara dengan cara membersihkan puting payudara dengan air hangat setiap habis mandi.

28 76 9 24 37 100 d. Merawat payudara dengan cara

menghindari puting payudara terkena sabun mandi karena akan membuat kering dan terkelupas sehingga, menimbulkan rasa nyeri saat menyusui.

9 24 28 76 37 100

e. Merawat payudara dengan cara mengoleskan ASI apabila puting payudara luka atau lecet.

14 38 23 62 37 100

Rata - rata 48 52

Sumber : Pengolahan data angket no. 22, boleh memilih lebih dari satu jawaban Keterangan : f = Frekuensi jawaban responden


(52)

Tabel 4.24 menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan gizi oleh responden yang berkaitan dengan ketelitian ibu dalam merawat payudara agar dapat menyusui dengan lancar yaitu masing-masing responden sebagian besar (76%) merawat payudara dengan cara membersihkan puting payudara dengan air hangat setiap habis mandi. Lebih dari setengahnya responden (60%) merawat payudara dengan cara menggunakan bra yang mampu menyangga payudara dengan baik, dan tidak terlalu sempit. Kurang dari setengahnya masing-masing responden (40%) merawat payudara dengan cara menggunakan bra yang mampu menyerap keringat dan responden (38%) merawat payudara dengan cara mengoleskan ASI apabila puting payudara luka atau lecet. Sebagian kecil responden (24%) merawat payudara dengan cara menghindari puting payudara terkena sabun mandi karena akan membuat kering dan terkelupas sehingga, menimbulkan rasa nyeri saat menyusui.

Data hasil pengolahan pada Tabel 4.24 menunjukkan nilai rata-rata persentase manfaat penyuluhan gizi oleh responden berkaitan dengan ketelitian ibu dalam merawat payudara agar dapat menyusui dengan lancar sebesar 48%, sehingga dapat ditafsirkan memperoleh manfaat yang rendah.

c. Data Hasil Penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif Berupa Kemampuan Keterampilan pada Ibu Menyusui

Persentase nilai manfaat hasil penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui berkaitan dengan keterampilan dalam membersihkan payudara setelah menyusui disajikan pada Tabel 4.25.


(1)

kecermatan dalam sikap ibu dalam menyusui bayinya, waktu pemberian ASI, mengkonsumsi air, memperhatikan syarat-syarat makanan untuk ibu menyusui, memperhatikan gizi ibu menyusui, ketelitian ibu dalam persiapan memperlancar pengeluaran ASI, dan merawat payudara agar dapat menyusui dengan lancar. Oleh karena itu, ibu menyusui harus lebih meningkatkan kecermatan dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif.

3. Hasil penelitian manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui dalam kemampuan keterampilan berada pada kriteria cukup walaupun masih ada sebagian berada pada kriteria rendah. Mengandung implikasi bahwa ibu menyusui cukup terampil dalam membersihkan payudara setelah menyusui, menyusui bayinya dengan posisi duduk, menyusui bayinya dengan posisi berbaring, menyimpan ASI di rumah ketika ibu akan meninggalkan bayi beberapa saat, memilih menu untuk ibu menyusui, memilih jenis bahan makanan agar produksi air susu ibu meningkat dan lancar ASI, memilih buah-buahan yang dapat meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, dan memperhatikan syarat-syarat mengolah makanan untuk ibu menyusui. Oleh karena itu ibu menyusui harus meningkatkan keterampilan dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif.

C. Rekomendasi Hasil Penelitian

Rekomendasi penelitian disusun berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian. Penulis mencoba mengajukan rekomendasi sekiranya dapat dijadikan


(2)

sebagai bahan masukan bagi ibu-ibu menyusui pada kehamilan pertama, dan para kader Posyandu di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah.

1. Ibu Menyusui

Ibu sebagai orang yang memberikan ASI eksklusif harus mengupayakan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan ibu dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan tanpa diberikan makanan lain. Pemberian makanan lain di luar ASI eksklusif mempunyai resiko terkontaminasi yang sangat tinggi serta mengupayakan agar ibu selalu memperhatikan gizinya untuk memperlancar pengeluaran ASI. Ibu perlu aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Posyandu agar dapat memperhatikan asupan gizi ibu untuk memperlancar pengeluaran ASI melalui proses penyuluhan gizi, serta menambah informasi dengan membaca buku-buku dan majalah yang berkaitan dengan ASI eksklusif dan asupan gizi ibu menyusui, agar ibu memiliki keterampilan melatih dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam pemberian ASI eksklusif dan memperhatikan asupan gizi ibu untuk memperlancar pengeluaran ASI. 2. Kader Posyandu

Lebih meningkatkan perhatian pada warga khususnya ibu menyusui yang selalu memberikan makanan lain sebelum usia 6 bulan pada bayi, dengan membantu mengarahkan ibu agar selalu melakukan penyuluhan gizi di Posyandu, Puskesmas Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Ali, M. 1985. Prosedur Penelitian. Bandung. PT. Sinar Baru. Aljasindo

Ali, Muhammad. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Amani. Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Barnawi, S. M. 1994. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta : Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI. 1990. Petunjuk Konsultasi Gizi di Institut Kesehatan. Jakarta : Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Depatemen Kesehatan. 2001. Penyimpanan ASI di Rumah. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Depatemen Kesehatan. 2001. Penyuluhan Gizi. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Departemen Kesehatan. 2005. Kolostrum. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Depatemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak dalam Situasi Darurat. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Departemen Kesehatan. 2007. Penyuluhan Gizi. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Depatemen Kesehatan. 2010. Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Djamarah S.B dan Zain A. 2002. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta


(4)

Eveline dan Nanang. 2010. Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. PT. Wahyu Media, Jakarta.

Lung’aho. 2001. Improving Feeding Behaviors and Maternal Dietary Practies to Improve the Nutrition of Infant and Young Children. Breast Feeding Issues and Challenges in the New Millenium. West Africa Nutrition Focal Point Meeting. Bamako. Mali.

Muchtadi, Deddy. 1996. Gizi untuk Bayi : ASI, Susu Formula, dan Makanan Tambahan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Nurhayati, Ai. 2008. Pengaruh Konseling Gizi pada Ibu Keluarga Miskin Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Bogor : Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Pudjiaji, Solihin. 2000. Ilmu Gizi Klinis Anak. Jakarta : FKUI.

Roesli, Oetami. 2000. Mengenal ASI Esklusif. Jakarta : Tubulus Agriwidya. S. Wojoasito. 1995. Kamus Besar Indonesia. Bandung. Shinta dharma. SKDI. 2002 – 2003. Persentase Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Soedjiningsih. 1997. Seri Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Sugiyono . 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suharjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor : Bumi Aksara. Supariasa, N, D, I, DKK. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung : Tarsito.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:Depdiknas


(5)

WHO. 2003. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding : Result of a WHO Systematic Review.

WHO/UNICEF. 2005. Breast Feeding Promotion and Support. ______. 2000. UN-Word Food Programme Indonesia.

Sumber-Sumber Lain :

Ambarwati, Wulandari. 2009. Tanda Bayi Cukup ASI. http://kebidanan.blogspot.com/2009/15/tanda-bayi-cukup-ASI.html, (diakses 20 Agustus 2010)

Arifin. 2010. Organisasi Komunitas dan Perpustakaan Online..

http://kebidanan.blogspot.com/2010/19/organisasi-komunitas-dan-perpustakaan-online.html, (diakses 20 Agustus 2010)

Euis K. 2002. Pendapat Ibu Balita Tentang Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Anak Balita. Skripsi Jurusan PKK FPTK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kurniawan, Danny. 2003. Umur Optimal untuk Melahirkan Bayi. http://kebidanan.blogspot.com/2007/19/umur-optimal-untuk melahirkan bayi html, (diakses 20 Agustus 2010)

Mulyani, Sri. 2009. Manfaat Pelatihan Gizi bagi Ibu Peserta Pelatihan dalam Penanggulangan Sulit Makan pada Anak Balita. Skripsi Jurusan PKK FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Perinasia. 1994. Cara Menyusui yang Benar.

http://kebidanan.blogspot.com/2009/15/cara-menyusui-yang-benar.html, (diakses 20 Juni 2010)

Purwanti. 2004. Keuntungan ASI Eksklusif bagi Keluarga. http://info

keluarga.blogspot.com/2009/18/keuntungan-ASI-eksklusif-bagi-keluarga.html, (diakses 20 Juni 2010)

Rachmawati, Ira. 2007. Peningkatan, Sikap, dan Tindakan Ibu Menyusui tentang Gizi. Available at : http://www. Dinkespurworejo.go. id, (diakses 26 Mei 2010).


(6)

Rosita, 2008. Program Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif . http://kebidanan.blogspot.com/2010/17/program-peningkatan-pemberian-ASI eksklusif.html, (diakses 20 Agustus 2010)

Sinta. 2009. Cara Meningkatkan Produksi Agar Banyak dan Lancar. http://d3kebidanan.blogspot.com/2009/11/topik-asi-eksklusif-haritanggal-minggu.html, (diakses 20 Juni 2010)

Yuliana E. 2005. Pendapat Ibu Balita Tentang Penyelenggaraan Makanan Pada Anak Balita Rentan Gizi Oleh Kader PKK di Desa Padasari Dusun Bangbayang Kecamatan Cimalaka Kabupaten Bandung. Skripsi Jurusan PKK FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Yuliawati. 2008. Manfaat Hasil Penyuluhan Nutrisi pada Penyiapan Makanan Balita oleh Ibu Balita di Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Skripsi Jurusan PKK FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.