Instrumen Non Tes Instrumen Penelitian

3c 0,38 Cukup 3d 0,25 Cukup 3e 0,69 Baik 4 0,53 Baik 5a 0,66 Baik 5b 0,61 Baik 5c 0,55 Baik 6 0,25 Cukup Dari 14 soal yang diujicobakan, maka dipilih 12 soal yang akan digunakan dalam tes pemahaman matematik. Pemilihan tersebut berdasarkan pertimbangan dari tujuan pembelajaran dan indikator pemahaman matematik yang digunakan. Selain itu, pertimbangan validitas butir soal, indeks kesukaran dan daya pembeda yang telah diketahui dari hasil ujicoba instrumen juga menjadi faktor yang menentukan dalam pemilihan soal. Adapun soal yang dipakai dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.12 Butir Soal yang Dipakai untuk Pretes dan Postes No soal Daya Pembeda Tafsiran 1a 0,21 Cukup 1b 0,23 Cukup 1c 0,21 Cukup 2 0,33 Cukup 3c 0,38 Cukup 3d 0,25 Cukup 3e 0,69 Baik 4 0,53 Baik 5a 0,66 Baik 5b 0,61 Baik 5c 0,55 Baik 6 0,25 Cukup

2. Instrumen Non Tes

Teknik non tes ini digunakan untuk menilai aspek-aspek pada diri siswa yang sulit atau tidak dapat diukur dengan angka. Di bawah ini akan diuraikan beberapa teknik non tes yang akan dilaksanakan. a. Skala Sikap Siswa Instrumen skala sikap digunakan untuk mengukur tingkat minat serta motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Bentuk skala sikap yang digunakan adalah skala sikap Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Skala sikap ini terdiri dari 15 butir pernyataan mengenai minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Siswa harus membubuhkan tanda cek √ pada salah satu kolom isian SS, S, TS, dan STS. Pengolahan hasil dari pengisian skala sikap ini yakni dengan menjumlahkan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap masing-masing butir pernyataan. b. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan rekaman data atau informasi mengenai prosedur kegiatan pembelajaran untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan. Melalui lembar observasi dapat diperoleh data tentang tingkah laku siswa dan guru saat proses kegiatan belajar mengajar. Serta lembar observasi di sesuaikan dengan pendekatan dan tahap pembelajaran yang digunakan. Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu pengecapan Maulana, 2009: 35.Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran baik saat di kelas maupun di luar kelas.Aktivitas ini diukur melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek checklist.Ada tiga aspek yang diukur dalam aktivitas siswa ini, yaitu, partisipasi, kerjasama, dan motivasi.Setiap aspek diukur dengan skor pada rentang – 3 dengan indikator yang telah disusun format observasi aktivitas siswa beserta indikatornya terlampir.Skor yang telah diberikan untuk masing-masing aspek dijumlahkan dan hasilnya ditafsirkan ke dalam bentuk perilaku baik B, cukup C, atau kurang K.Lebih jelasnya tafsiran jumlah perolehan skor observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut ini. Kurang K = jika perolehan jumlah skor siswa 0 sampai 3 Cukup C = jika perolehan jumlah skor siswa 3 sampai 6 Baik B = jika perolehan jumlah skor siswa 6 sampai 9 c. Wawancara Menurut Wahyudin, dkk. 2006, wawancara merupakan kegiatan penilaian non tes yang dilaksanakan melalui percakapan langsung antara penilaiguru dengan individu yang dinilaisiswa.Wawancara dapat digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, hrapan, keinginan, dan keyakinan siswa.

E. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI LIPAT DI KELAS V (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cibeureum I dan SDN Cimalaka II di Kabupaten Sumedang).

0 1 39

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KELAS V PADA MATERI GAYA MAGNET (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ckareo I dan SDN Cikareo II di Kabupaten Sumedang).

0 0 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI GAYA MAGNET (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Jatimulya II dan SDN Jatimulya III Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka).

0 0 34

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD PADA MATERI GAYA GESEK (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Parungjaya II dan SDN Ciparay I Kecamatan Leuwimunding Ka

0 0 30

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA. (Penelitian eksperimen terhadap kelas V SDN I Muara dan Kelas V SDN II Muara Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon).

0 2 36

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI PUTAR (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cimalaka 2 dan SDN Citimun 2 di Kabupaten Sumedang).

0 0 44

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 54

PENGARUH MEDIA PIZZA PAPER TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH DASAR PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Margasuka I, SDN Kebonseureuh, dan SDN Tenjonagara di Kabupaten Sumedang).

0 2 55

PENGARUH MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Salam dan SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ).

0 2 37

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang).

0 0 49