Kemampuan Berfikir Kreatif PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN

22 Dera Karina Chaerunisa, 2013 Korelasi Prestasi Belajar Kemampuan Befikir Kreatif Dan Sikap Terhadap Sains Siswa Smp Setelah Diterapkan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dan Lingkungan Dalam Pembelajaran IPA-Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BELAJAR FISIKA SEMINGGU TIGA KALI Suka : ...;...;...;...;...;...;...;...;...;... : Benci menyenangkan : ...;...;...;...;...;...;...;...;...;... : menyusahkan merugikan : ...;...;...;...;...;...;...;...;...;... : menguntungkan buruk : ...;...;...;...;...;...;...;...;...;... : baik d Skala sikap Metode pengungkapkan sikap dalam bentuk Self-Report hingga kini yang sering digunakan dalam mengukur sikap karena menggunakan daftar pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut skala sikap. Menurut Pangabean,1996 : 58 skala sikap adalah suatu teknik mengenali informasi yang berusaha mengukur sikap atau keyakinan individu. Adapun menurut Munaf 2001 : 77 skala sikap yang umum dalam mengukur sikap adalah skala Trustone berbentuk cek list, sematik differensial,daftar cek kata sifat, dan skala Likert berbentuk rating scale. e Pengukuran terselubung Metode pengukuran terselubung convert measures ini pada dasarnya berorientasi kembali pada metode observasi perilaku. Menurut Rahayuningsih 2008 dalam Asep 2012 menjelaskan bahwa pengukuran tersebulung merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi tanpa disadari dilakukan oleh individu yang bersangkutanresponden. Berdasarkan penyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran terselubung adalah pengukuran sikap dengan cara observasi tanpa disadari dengan melihat respon yang diberikan responden dari gerakkan tubuh, kontraksi otot-otot diwajah atau reaksi-reaksi fisiologis lainnya yang dilakukan oleh responden untuk menggambarkan perasaan suka atau tidak suka terhadap sesuatu.

C. Kemampuan Berfikir Kreatif

23 Dera Karina Chaerunisa, 2013 Korelasi Prestasi Belajar Kemampuan Befikir Kreatif Dan Sikap Terhadap Sains Siswa Smp Setelah Diterapkan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dan Lingkungan Dalam Pembelajaran IPA-Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kreativitas menurut Hodson dan Ried Yager, 1998 didefinisikan sebagai bagian dari sains dan proses sains yang digunakan dalam membangkitkan masalah, berhipotesis dan pengambilan tindakan dari pengembangan rencana. Kemudian menurut Torrance Yager, 1998 ,kreativitas didefinisikan sebagai proses menjadi lebih sensitif terhadap masalah, kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, elemen yang hilang, ketidakharmonisan, dan sebagainya. Jadi kreativitas merupakan salah satu bagian dari sains yang digunakan sebagai suatu proses agar seseorang menjadi lebih sensitif terhadap masalah serta berhipotesis yang kemudian dilanjutkan dengan pengambilan tindakan. Orang yang kreatif akan memberikan cara-cara baru dan unik untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sebelum tindakan kreativitas ini dilaksanakan, maka terdapat proses berfikir. Berfikir merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya Sumirah, 2012. Pada dasarnya berfikir merupakan suatu proses untuk membuat keputusan atau menyelesaikan masalah. Berfikir kreatif merupakan berfikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif atau orisinil sesuai dengan keperluan. Menurut Brookfield 1987 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa orang yang kreatif biasanya sering menolak teknik standar dalam menyelesaikan masalah, mempunyai ketertatikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan dirinya, mampu memandang suatu masaslah dari berbagai perspektif, cenderung menatap dunia secara relatif dan konstekstual tidak secara universal atau absolut dan biasanya melakukan pendekatan trial and erordalam menyelesaikan permasalahan yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam menghadapi perubahan demi suatu kemajuan. Pada dasarnya banyak aspek yang mempengaruhi perkembangan berfikir kreatif siswa yang juga dapat membedakan antara individu satu dengan yang lainnya. Adapun menurut Guilford Munandar, 2009, aspek-aspek yang mempengaruhi 24 Dera Karina Chaerunisa, 2013 Korelasi Prestasi Belajar Kemampuan Befikir Kreatif Dan Sikap Terhadap Sains Siswa Smp Setelah Diterapkan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dan Lingkungan Dalam Pembelajaran IPA-Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu berfikir kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude.Ciri-ciri aptitude merupakan ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berfikir siswa. Adapun yang termasuk kedalam ciri-ciri aptitude, yaitu a fluency, adalah kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas; b flexibility, adalah kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam cara dalam mengatasi masalah, kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru; c originality, adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau asli; dan d elaborasi, adalah kemampuan untuk melakukan hal yang detail. Untuk melihat gagasan atau detail yang nampak pada objek respon disamping gagasan pokok yang muncul, kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan, motivasi atau dorongan dari dalam berbuat sesuatu. Yang termasuk kedalam ciri non-aptitude diantaranya a rasa ingin tahu; b bersifat imajinatif; c merasa tertantang oleh kemajemukan; d berani mengambil risiko, dan e sifat menghargai. Lebih lanjut Munandar Sumirah, 2012 menerangkan indikator kemampuan berfikir kreatif dapat dilihat melalui tabel berikut ini : Tabel 2.1Aspek-aspek Kemampuan Berfikir Kreatif Beserta Perilaku yang Ditunjukkannya 25 Dera Karina Chaerunisa, 2013 Korelasi Prestasi Belajar Kemampuan Befikir Kreatif Dan Sikap Terhadap Sains Siswa Smp Setelah Diterapkan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dan Lingkungan Dalam Pembelajaran IPA-Fisika Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Pengertian Perilaku Berfikir Lancar Fluency 1. Mencetuskan banyak gagasan , jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban. 2. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. 3. Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. a. Mengajukan banyak pertanyaan. b. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. c. Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah. d. Lancar mengungkapkan gagasan- gagasannya. e. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain. Berfikir Luwes Flexibiity 1. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yag bervariasi 2. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda. 3. Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda. a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah. b. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda. c. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirka bermacam-macam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya. Berfikir Original Originality 1. Memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan masalah atau memberikan jawaban yang lain dari yang sudah biasa dalam menjawab suatu pernyataan. 2. Mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian- a. Memikirkan masalah-masalah atau hal- hal yang tidak terpikirkan orang lain. b. Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru. c. Memilih cara berfikir yang lain daripada yang lain. 26 Dera Karina Chaerunisa, 2013 Korelasi Prestasi Belajar Kemampuan Befikir Kreatif Dan Sikap Terhadap Sains Siswa Smp Setelah

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan sains lingkungan teknilogi masyarakat (salingtemas) terhadap hasill belajar fisika siswa

1 3 199

Peningkatan Berfikir Kreatif Siswa Melalui Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Konsep Perubahan Lingkungan Dan Daur Ulang Limbah

0 2 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Pendekatan Sains Teknologi Dan Masyarakat (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII A SMP Negeri

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) T

0 1 16

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 29

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF, DAN PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN.

0 1 52

KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN.

0 0 51

Penerapan Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving dengan Pendekatan Sains, lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Salingtemas) untuk meningkatkan Kreativitas Siswa dalam pembelajaran IPA Fisika di SMP.

0 0 1

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA.

0 1 5

PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII

0 0 6