1
Wawat Sulistiawati, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pengalamannya. Belajar juga ditandai oleh adanya
aktivitas dan tingkah laku. Proses pembelajaran melibatkan guru sebagai pendidik, siswa sebagai peserta didik, media, bahan ajar, sarana dan prasarana,
lingkungan serta tujuan pembelajaran yang saling berhubungan. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat
timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Yusnandar, 2012, hlm. 30.
Pembelajaran merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal ini, proses pembelajaran sangatlah menentukan hendak
kemana anak didik itu akan dibawa. Sebagai pendidik harus mampu mengelola kelas serta membangkitkan minat belajar peserta didik. Salah satu
mata pelajaran yang dapat membangkitkan minat peserta didik adalah Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Selain itu IPA juga merupakan
ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk
menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih
keterampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA di SD meliputi keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan
menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru. Sehingga perlu
Wawat Sulistiawati, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Oleh karenanya, seorang pendidik harus memiliki
kemampuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.
Kesulitan belajar learning obstacle pada anak saat proses kegiatan belajar mengajar biasanya kurang aktifnya siswa mengikuti pelajaran, karena siswa
kurang tertarik pada cara penyajian materi yang banyak berpusat pada guru yang menggunakan metode ceramah. Berdasarkan penelitian yang saya
lakukan sampai saat ini masih ada guru cenderung menggunakan metode ceramah, walaupun tidak semua tetapi masih ada sehingga membuat anak
menjadi pasif dan tidak berkembang. Pembelajaran IPA seperti ini dianggap kurang mengeksplorasi wawasan,
sikap, tidak menarik, membuat siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep karena kurangnya keterlibatan siswa secara aktif
mencobakan atau meneliti suatu rancangan percobaan dan menarik kesimpulan dan apa yang telah dicobakan tersebut. Peneliti disini akan
melakukan penelitian bukan berdasarkan pada faktor internal, melainkan faktor eksternal.
Permasalahan yang dialami pada faktor eksternal yaitu mengenai buku teks, didalam buku teks materi yang akan disajikan tidak terdapat
definisipengertian tentang energi panas hanya dengan gambar saja dengan kata lain kurang jelas dan lengkap. Karena buku teks sangat menunjang dalam
proses belajar mengajar dan tidak semua anak paham akan penjelesan jika dengan menggunakan gambar saja.
Pada dasarnya peserta didik sudah mengenal Energi Panas sebelum mereka masuk sekolah dasar atau taman kanak-kanak tanpa mereka sadari.
Contoh energi panas banyak dijumpai atau ditemui dalam kehidupan sehari- hari, misalnya api, setrika, dispenser, dan matahari. Untuk membantu siswa
dalam meminimalisir hambatan-hambatan belajar guru sangat berperan dalam pembelajaran.
Oleh sebab itu, berdasarkan permasalahan di atas diperlukan suatu model atau pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada
Wawat Sulistiawati, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa untuk berfikir secara aktif, dapat memahami dan menerapkan pengetahuan, dan bekerjasama dalam kelompok diskusi. Sebagai seorang guru
harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran guru harus memperhatikan
keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar model pembelajaran dapat di terapkan secara efektif. Model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran energi panas ini adalah model atau pendekatan konstruktivisme.
Model pembelajaran konstruktivisme adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar.
Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstruktivisme adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah bukan dari bangku
sekolah. Widodo, 2010, hlm. 101 Pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme menuntut
agar seorang pendidik mampu menciptakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dengan materi pelajaran
melalui interaksi sosial yang terjalin di dalam kelas. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme, pembelajaran beralih menuju
student-centered yang menekankan bahwa dalam proses pembelajaran siswa sendirilah yang akan membangun pengetahuannya sendiri dengan berfikir
secara aktif. Wardoyo, 2013, hlm. 28 Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan penelitian mengenai
konsep energi, khususnya energi panas. Untuk itu peneliti tertarik untuk
meneliti “Desain Pembelajaran Energi Panas Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa SD Kelas
IV .”
B. Rumusan Masalah