55
Emma Amalia Sholihah, 2014 Dampak Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Fenomena Korosi Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Dan Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran. Angket yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa skala likert, dengan menggunakan empat kategori respon yaitu: sangat setuju SS,
setuju S, tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. 4.
Format observasi kegiatan siswa dan guru Format observasi kegiatan siswa dan guru digunakan untuk mengungkap
aktivitas guru dan siswa selama diterapkannya pembelajaran berbasis masalah. Lembar observasi berisi daftar isian yang mengungkap kegiatan siswa dan guru
pada tahapan-tahapan pembelajaran berbasis masalah lampiran B4 halaman 227 dan B5 halaman 229.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif berupa soal uraian untuk menjaring indikator kemampuan berpikir kreatif siswa dan soal
pilihan ganda untuk menjaring kemampuan pemahaman konsep siswa dengan 5 alternatif. Pembuatan instrumen dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut: 1.
Menyusun Kisi-Kisi Tes Pembuatan kisi-kisi ini bertujuan utuk menentukan konsep-konsep yang
akan diukur yang sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan. Selanjutnya menyusun pokok uji yang sesuai dengan konsep dan indikator
pembelajaran. 2.
Melakukan Validasi Pokok Uji Validasi
merupakan proses
sebagai kesahihan
suatu instrumen
Arikunto,1999: 59. Validitas instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa pada penelitian
ini adalah validitas isi dengan cara judgement oleh dosen ahli untuk melihat kesesuaian standar isi materi yang ada dalam instrumen tes dan validitas
empiris ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi
56
Emma Amalia Sholihah, 2014 Dampak Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Fenomena Korosi Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Dan Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Melakukan Uji Coba Butir Soal
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu di kelas XI Teknik Audio Video yang telah mempelajari materi korosi. Uji
coba soal dilakukan 2 kali pada 35 siswa. Hasil uji coba instrumen kemudian dianalisis guna mengetahui dan menyeleksi perangkat yang sesuai
dan dapat digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan. 4.
Melakukan Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan diantaranya validitas dan
reliabilitas. Adapun analisis lain yang dilakukan pada soal adalah daya pembeda dan taraf kesukaran.
a. Validitas Empiris
Menurut Arikunto 1999: 65 sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan sebenarnya. Tes disebut valid
apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Mardapi dalam Rasyid dan Mansur, 2009: 133 untuk dikatakan valid
suatu tes harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat. Validitas empiris menggunakan teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
Keterangan:
r
xy
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y N = Jumlah peserta tes
X = skor siswa pada tiap butir soal Y = skor total
Menurut Arikunto 1999: 75 bahwa interpretasi besarnya koefisien korelasi berdasarkan kriteria yang sering diikuti adalah seperti tabel 3.4
berikut:
57
Emma Amalia Sholihah, 2014 Dampak Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Fenomena Korosi Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Dan Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Kriteria validitas butir soal Batasan
Kategori
0,80
r
xy
≤ 1,00
Sangat tinggi
0,60
r
xy
≤ 0,80
Tinggi
0,40
r
xy
≤ 0,60
Cukup
0,20
r
xy
≤ 0,40
Rendah
0,00
r
xy
≤ 0,20
Sangat rendah
Batasan Kategori
0,80
r
xy
≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60
r
xy
≤ 0,80 Tinggi 0,40
r
xy
≤ 0,60 Cukup 0,20
r
xy
≤ 0,40 Rendah 0,00
r
xy
≤ 0,20 Sangat rendah b.
Analisis Reliabilitas Soal Menurut Rasyid dan Mansur 2009: 146 sifat reliabel dari sebuah alat
ukur berhubungan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan hasil yang konsisten dan stabil. Suatu tes memiliki reliabilitas yang tinggi
apabila tes tersebut memberikan hasil yang konsisten pada kelompok yang sama walaupun diteskan pada waktu dan kesempatan yang berbeda.
Metode yang digunakan adalah metode belah dua, oleh karena itu untuk mengukur reliabilitas soal tes dapat digunakan kembali rumus product
moment dari Pearson. Reliabilitas seluruh tes dihitung berdasarkan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
Keterangan:
r
11
= Reliabilitas instrumen
58
Emma Amalia Sholihah, 2014 Dampak Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Fenomena Korosi Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Dan Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
r
⁄ ⁄
=
Korelasi antar skor-skor setiap belahan tes Nilai r
11
yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.8
Arikunto, 2008: 75 . Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80
r
11
≤ 1,00
Sangat tinggi
0,60
r
11
≤ 0,80
Tinggi
0,40
r
11
≤ 0,60
Sedang
0,20
r
11
≤ 0,40
Rendah
0,00
r
11
≤ 0,20
Sangat rendah
c. Perhitungan daya pembeda pada setiap butir soal dapat digunakan rumus
daya pembeda yang terdapat dalam Arikunto 1999: 213 berikut:
Keterangan: D = Daya pembeda
B
A
= Jumlah peserta pada kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B
B
= Jumlah peserta pada kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
J
A
= Jumlah seluruh siswa kelompok atas J
B
= Jumlah seluruh siswa kelompok bawah P
A
= Proporsisi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= Proporsisi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Adapun klasifikasi daya pembeda yang sering diikuti menurut Arikunto
1999: 218 adalah sebagai berikut:
59
Emma Amalia Sholihah, 2014 Dampak Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Fenomena Korosi Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Dan Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6 Kriteria interpretasi daya pembeda Batasan
Kategori
0,00 D ≤ 0,20
Jelek
0,20 D ≤ 0,40
Cukup
0,40 D ≤ 0,70
Baik
0,70 D ≤ 1,00
Baik Sekali
d. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran dari tiap item soal dihitung berdasarkan jawaban seluruh siswa yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan untuk
menghitung tingkat kesukaran adalah rumus yang terdapat dalam Arikunto 1999: 208:
Keterangan: P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun kriteria yang sering diikuti menurut Arikunto 1999: 210 adalah:
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Indeks Kesukaran Batasan
Kategori
0,00 P ≤ 0,30
Sukar
0,30 P ≤ 0,70
Sedang
0,70 P ≤ 1,00
Mudah
60
Emma Amalia Sholihah, 2014 Dampak Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Fenomena Korosi Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Dan Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengumpulan Data