Analisis Laporan Keuangan Pada Pt Pelabuhan Indonesia I (Persero)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

IMAM SYAFI’I

112101007

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas segala

berkat-Nya, karunia dan kasih sayang-Nya yang melimpah, penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Ini. Dan tak lupa pula shalawat dan

salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari dunia kegelapan

ke dunia terang seperti sekarang ini. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah

“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO).” Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat akademis untuk dapat menyelesaikan studi Program Studi Diploma III Jurusan

Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penyajian tugas akhir ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan

segala kritik yang sehat dan saran dari pembaca sehingga dapat berguna bagi

penulis untuk dijadikan sebagai bahan masukan di masa yang akan datang.

Di masa perkuliahan hingga selesainya tugas akhir ini, penulis sungguh

merasakan banyak bantuan moril dan materil baik secara langsung dan tidak

langsung dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan sepenuh hati

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, SE,M.Ec,Ak,CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si selaku ketua Program Studi DIII Manajemen


(3)

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE. M.Si selaku Sekretaris Program Studi

DIII Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

4. Bapak Drs. Liasta Ginting M.Si selaku Dosen Pembimbing yang banyak

memberikan masukan untuk penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Khususnya Ucapan terima kasih kepada kedua Orang Tua Saya: Ayahanda

Bambang Sumantri, Ibunda Sriani yang telah memberikan dukungan materil

maupun non materil dalam menyelesaikan perkuliahan ini, dan juga kepada

kedua adik saya Debby Andriani dan Fitrah Al Buchori, terimakasih atas

support dan doanya.

6. Pimpinan dan staf pegawai PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang telah

memberi kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk memperoleh data-data

yang perlu saya analisis dari perusahaan tersebut.

7. Buat teman-teman kampus penulis : Dicky, Faza, Dimas, Harry, Randy, Nuel,

Hamra terima kasih karena kalian selalu ada dalam suka maupun duka.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang terlibat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Apabila ada perkataan penulis

yang salah, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Medan, April 2015

IMAM SYAFI’I 112101007


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...iv

DAFTAR GAMBAR...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...3

C. Tujuan Penilitian ...3

D. Manfaat Penilitian …...4

BAB II PROFIL DINAS DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI A. Sejarah Singkat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)...5

B. Struktur Organisasi...12

C. Job Description...16

D. Kinerja Terkini...24

BAB III PEMBAHASAN A.Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan...25

B. Laporan Keuangan...25

C. Rasio-Rasio Keuangan...29

D. Penyajian Laporan Keuangan...35

E. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan...44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...52

B. Saran...53


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1

Lapoaran Neraca PT. Pelabuhan Indonesia I

periode 31 Desember 2012... 35 Tabel 3.2

Laporan Laba/ Rugi PT Pelabuhan Indonesia I

Periode 31 Desember 2012...37 Tabel 3.3

Laporan Arus Kas PT Pelabuhan Indonesia I

Periode 31 Desember 2012......38 Tabel 3.4

Lapoaran Neraca PT. Pelabuhan Indonesia I

periode 31 Desember 2013...39 Tabel 3.5

Lapoaran Laba/Rugi PT. Pelabuhan Indonesia I

periode 31 Desember 2013...41 Tabel 3.6

Laporan Arus Kas PT. Pelabuhan Indonesia I

periode 31 Desember 2013...43 Tabel 3.7

Rasio Likuiditas Akhir Tahun 2012 dan 2013...46 Tabel 3.8

Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2012 dan 2013...48 Tabel 3.9

Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2012 dan 2013...49 Tabel 3.10


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Bagan 2.1Struktur Organisasi


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Laporan keuangan adalah media informasi yang dapat merangkum semua

kegiatan di perusahaan. Menurut Niswonger (1999 : 18) “Laporan keuangan

yang utama bagi perusahaan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik,

neraca dan laporan arus kas”. Laporan keuangan perusahaan mencerminkan

informasi tentang pendapatan dan beban, informasi perubahan ekuitas pemilik,

informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktivitas arus kas yang ada dalam

perusahaan selama periode waktu tertentu. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia

di dalam Standar Akuntansi Keuangan no.1 (2007:2) “Menganalisis laporan

keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu

laporan keuangan”. Banyak cara dalam menganalisis laporan keuangan.

analisis rasio laporan keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk

mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan.

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau yang lebih dikenal dengan

PelindoI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang keberadaannya

dimaksudkan untuk mendukung Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS)

melalui penyediaan dan jasa pelabuhan. Pelabuhan Indonesia I Medan

mengelola 15 pelabuhan berstatus cabang dengan 5 pelabuhan berstatus

perwakilan, serta 4 unit usaha yaitu Unit Terminal Peti Kemas Belawan, Unit

Galangan Kapal Belawan, Rumah Sakit Bahagia dan Rumah Sakit Putri Tujuh


(8)

ini juga diperlukan perencanaan dan perlunya menganalisis laporan keuangan

dengan mengetahui anggaran pemasukan maupun pengeluaran. Untuk dapat

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan PT Pelabuhan

Indonesia I (Persero), akan sangat membutuhkan suatu laporan keuangan.

Menurut Brigham & Houston, (2006:44) “Laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut”.

Laporan keuangan yang disusun perusahaan seperti neraca, daftar laba rugi, laporan laba ditahan dan laporan keuangan lainnya memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Pentingnya laporan keuangan tersebut tidak hanya sebagai sumber informasi tentang posisi keuangan tetapi laporan keuangan juga ditujukan untuk menilai prestasi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), mengetahui sampai dimana keberhasilan perkembangan perusahaan, apakah ada peningkatan, ataukah penurunan dari periode sebelumnya. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Menurut Subramanyam (2005:52) “analisis adalah proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian atau komponen yang saling

berhubungan atau berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang

berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti

keseluruhan”. Untuk hal ini digunakan suatu standar pemabanding yang

disebut dengan rasio keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam


(9)

Indonesia I (Persero) dan mengingat pentingnya laporan keuangan bagi

perusahaan.

Hasil analisis laporan keuangan ini akan sangat bermanfaat bagi

pihak-pihak tertentu. Adapun pihak-pihak-pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan

keuangan tersebut adalah Manager/Pimpinan perusahaan. Bagi Pimpinan

perusahaan adalah untuk mengetahui pendapatan dari perusahaan.

Dari uraian ini maka penulis tertarik untuk membahas dengan judul

Tugas Akhir ”ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT

PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat

suatu masalah yang pokok yaitu : Bagaimana kondisi keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) bila dilihat dari analisis rasio-rasio keuangan (likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas untuk periode 2012 dan 2013 ) ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dengan diadakannya penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT. Pelabuhan

Indonesia I (Persero) yang ditinjau dari sudut likuiditas, aktivitas, leverage, dan


(10)

D.Manfaat

a. Bagi perusahaan untuk mengetahui perkembangan perusahaan yang dilihat

dari laporan keuangan perusahaan.

b. Bagi mahasiswa, dapat mempelajari cara-cara/teknik mengaalisis laporan

keuangan suatu perusahaan yang dilihat dari rasio-rasio keuangan.

c. Bagi peneliti untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil langkah-langkah untuk dimasa mendatang, sehingga diharapkan


(11)

BAB II

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

A. Sejarah Singkat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan

bentuk usaha dan status hukum pengusahaan jasa kepelabuhanan. Pada tahun

1945-1951 perusahaan berada di dalam wewenang Departemen Van

Scheepvaart (suatu badan peninggalan pemerintah Belanda) yang berfungsi

untuk memberikan layanan jasa kepelabuhanan yang dilaksanakan oleh Haven

Bedrijf. Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1959, pengelolaan pelabuhan

dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan. Sejak tahun 1960 pengelolaan

pelabuhan umum di Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara di

bawah pengendalian pemerintah. Bentuk Badan Usaha Milik Negara yaitu

Perusahaan Negara Pelabuhan yang diberi kewenangan untuk mengelola

pelabuhan umum sejak tahun 1960 sampai dengan tahun 1993 telah mengalami

beberapa perubahan, disesuaikan dengan arah kebijaksanaan pemerintah dalam

rangka menunjang pembangunan nasional dan mengimbangi pertumbuhan

permintaan layanan jasa kepelabuhanan yang dinamis.

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah SH No. 1

tanggal 1 Desember 1992 sebagaimana dimuat dalam Tambahan Berita Negara

Rl No. 8612 Tahun 1994, beserta perubahan terakhir sebagaimana telah


(12)

Nama lengkap perusahaan adalah PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I

disingkat PT. Pelabuhan I, berkantor pusat di Jalan Krakatau Ujung No. 100

Medan 20241, Sumatera Utara, Indonesia. Sejarah perusahaan sejak tahun

1960 sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut:

Tahun 1960-1963 : Pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I-VIII berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

1960.

Tahun 1964-1969 : Aspek komersil dari pengelolaan pelabuhan tetap dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan

dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority.

Tahun 1969-1983 : Pengelolaan sebagian besar pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 18 Tahun 1969. PN Pelabuhan dibubarkan dan lembaga pemerintah

Port Authority menjadi BPP.

Tahun 1983-1992 : Pengelolaan pelabuhan umum dibedakan antara pelabuhan umum yand diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak

diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang diusahakan dilakukan oleh

Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan

umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh unit pelaksana teknis di bawah

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983. Perum Pelabuhan I merupakan salah satu


(13)

yang diusahakan dan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14

Tahun 1983.

Tahun 1992 hingga sekarang : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tanggal 19 Oktober 1991 tentang pengalihan status Perusahaan Pelabuhan

menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), maka bentuk Perusahaan Umum

Pelabuhan diubah menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, sesuai akte

pendirian/Anggaran Dasar yang dibuat Notaris Robert Purba, SH tanggal 02

Januari 1999 sebagaimana dimuat dalam Berita Negara TI tanggal 01

November 1994 No. 87 jo Tambahan Berita Negara RI tanggal 02 Januari 1999

No. 01.

Visi , Misi, dan Values PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Visi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) ditetapkan sebagai berikut: “Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhanan di Indonesia”

Misi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) ditetapkan sebagai berikut: “Menyediakan Jasa Kepelabuhanan yang Terintegrasi, Berkualitas dan


(14)

Values Perusahaan ditetapkan sebagai berikut:

Customer

Focus

:

Proaktif dalam melayani dan membangun hubungan

dengan pelanggan, melalui perilaku kunci : Proaktif dan

Cepat Tanggap

Integrity :

Mengutamakan perilaku terpuji sesuai dengan nilai,

prinsip dan etika Perusahaan, melalui perilaku kunci :

Jujur & Taat, serta Berani & Bertanggungjawab

Professionalism :

Penguasaan terhadap pekerjaan yang mencakup

pengetahuan keterampilan dan sikap melalui perilaku

kunci : Kompeten & Disiplin, serta Berkualitas

Teamwork :

Keinginan yang tulus untuk bekerja sama dengan orang

lain, melalui perilaku kunci: Berkolaborasi &


(15)

Jenis Usaha / Kegiatan

Maksud dan tujuan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sesuai Anggaran

Dasar Perusahaan adalah melakukan usaha dibidang penyelenggaraan dan

pengusahaan jasa kepelabuhanan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya

yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang

bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar

keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan

prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sesuai Anggaran Dasar

Perusahaan sebagai berikut:

A. Penyedia dan/atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk

lalu lintas

B. tempat berlabuhnya kapal;

C. Penyedia dan/atau pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan

pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal;

D. Penyedia dan/atau pelayanan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat,

bongkar muat peti kemas, curah cair, curah kering (general cargo), dan

kendaraaan;

E. Penyedia dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah


(16)

F. Penyedia dan/atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan

dan tangki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat

bongkar muat, serta peralatan pelabuhan;

G. Penyedia dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan

lapangan, industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan

dengan kepentingan kelancaran angkutan multi moda;

H. Penyedia dan/atau pelayanan listrik, air minum, dan instalasi limbah serta

pembuangan sampah;

I. Penyedia dan/atau pelayanan jasa pengisian bahan bakar minyak untuk

kapal dan kendaraan di lingkungan pelabuhan;

J. Penyedia dan/atau pelayanan kegiatan konsilidasi dan distribusi barang

termasuk hewan;

K. Penyedia dan/atau pelayanan jasa konsultansi, pendidikan dan pelatihan

yang berkaitan dengan kepelabuhanan;

L. Pengusahaan dan pelayanan depo peti kemas dan perbaikan, cleaning,

fumigasi, serta pelayanan logistik;

Selain kegiatan utama diatas, PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I dapat

melakukan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan

Perusahaan dan dalam rangka

optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perusahaan meliputi :

1. Jasa angkutan;

2. Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan;


(17)

4. Jasa pelayanan alih muat dari kapal (Ship to Ship Transfer) termasuk jasa ikutan lainnya;

5. Properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan; 6. Fasilitas pariwisata dan perhotelan;

7. Jasa konsultan dan surveyor kepelabuhanan; 8. Jasa komunikasi dan informasi;

9. Jasa konstruksi kepelabuhanan; 10. Jasa forwarding/ekpedisi; 11. Jasa kesehatan;

12. Perbekalan dan catering;

13. Tempat tunggu kendaraan bermotor dan shuttle bus; 14. Jasa penyelaman (salvage);

15. Jasa tally;

16. Jasa pas pelabuhan; 17. Jasa timbangan.


(18)

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu cara atau sistem pembagian

tanggung jawab, wewenang, serta penetapan hubungan antara unsur-unsur

organisasi dalam pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya. Tujuan dan sasaran ini hendaknya dicapai semaksimal mungkin

dengan menggunakan potensi-potensi yang dimiliki perusahaan walaupun

potensi tersebut terbatas.

Kemampuan perusahaan dalam hubungan dengan pencapaian tujuan

dan sasaran-sasaran perusahaan banyak dipengaruhi oleh struktur organisasi

dari perusahaan tersebut. Struktur organisasi suatu perusahaan harus dapat

menggambarkan kondisi tentang tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam

perusahaan tersebut. Dengan demikian struktur organisasi merupakan suatu

alat untuk mempermudah terjadinya tujuan. Dengan adanya struktur organisasi,

maka seorang pimpinan perusahaan dan para bawahan dapat melaksanakan

tugas, wewenang, dan tanggung jawab dengan baik, sehingga pimpinan

perusahaan akan dapat melakukan pengawasan terhadap bawahan di dalam

melaksanakan kegiatannya sehingga aktivitas perusahaan berjalan sesuai

dengan rencana.

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 56 tahun 1991. Nama lengkap perusahaan adalah PT (Persero)

Pelabuhan Indonesia I, yang disingkat dengan PT. Pelabuhan I, berkantor pusat


(19)

Struktur organisasi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I menggunakan

model struktur organisasi berbentuk garis, di mana struktur tersebut arahnya

bergerak vertikal ke bawah. Setiap karyawan bertanggung jawab kepada

pimpinan masing-masing sehingga tercipta kesatuan komando. Struktur model

ini memperhatikan dengan jelas pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, dan

wewenang setiap bagian dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat

bertanggung jawab dengan uraian tugas yang ada.

Organisasi perusahaan terdiri dari:

1) Kantor Pusat

2) Cabang Pelabuhan

3) Perwakilan

4) Unit Pelaksana Teknis

5) Anak Perusahaan

6) Perusahaan Patungan

7) Kerjasama Usaha Perusahaan dengan Pihak Lain

8) Kerjasama Operasi Perusahaan dengan Pihak Lain

Penjenjangan struktural pada Kantor Pusat terdiri dari:

1) Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama

2) Direktur sebagai Kepala Direktorat

3) Senior Manajer dan setingkatnya


(20)

Sedangkan Penjenjangan struktural pada cabang/unit terdiri dari:

1) General Manajer Cabang atau Manajer Cabang

2) Manajer Divisi dan setingkatnya

3) Asisten Manajer Divisi dan setingkatnya


(21)

Gambar 2.1 : STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)


(22)

C.Job Description Direksi

Direksi adalah pimpinan dan pengurus perusahaan yang bertanggung jawab

penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan.

Direksi mempunyai tugas:

A. Memimpin, mengurus, dan mengelola Perseroan sesuai dengan tugas

pokok perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan

efektivitas perseroan.

B. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan perusahaan.

C. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan, baik yang

berhubungan dengan maupun yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan

tugas.

D. Melaksanakan kebijakan umum yang telah digariskan oleh RUPS.

E. Merumuskan kebijakan perusahaan sesuai dengan kebijakan umum yang

telah ditetapkan oleh RUPS.

F. Menyiapkan rencana kerja tahunan perusahaan lengkap dengan anggaran

keuangan tepat pada waktunya.

G. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan perusahaan dan

perhitungan hasil usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan

oleh RUPS.

Direksi merupakan suatu kesatuan dewan yang terdiri atas:

1. Direktur Utama

Direktur Utama memiliki tugas sebagai berikut:Untuk dan atas nama


(23)

jawab kepada RUPS tentang kebijakan umum untuk menjalankan tugas

pokok perusahaan dan tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS.

Mengendalikan pelaksanaan kebijakan direksi yang dilakukan oleh para

direktur.

2. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas

membina dan menyelenggarakan tugas pemasaran, penyusunan trafik

produksi dan pendapatan (TPP), pengembangan usaha, perencanaan

teknik dan konstuksi, serta peralatan sesuai dengan kebijakan

pengusahaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Direktur Pemasaran

dan Pengembangan Usaha membawahi bidang:

a. Bidang Pemasaran

Bidang Pemasaran mempunyai tugas menyiapkan pembinaan,

menyusun program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan

pengkajian pasar dan penyusunan TPP serta tarif, promosi,

hubungan pelanggan, dan pengkajian kerjasama usaha. Bidang

Pemasaran membawahi Sub bidang Pengkajian Pasar, Sub Bidang

Promosi dan TPP, dan Sub Bidang Kerjasama Usaha.

b. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha

Bidang perencanaan dan pengembangan usaha mempunyai tugas

menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja,

menyelenggarakan serta serta mengendalikan corporate plan dan

business plan, pelaksanaan penelitian bidang potensi usaha, peluang


(24)

analisis mengenai dampak lingkungan. Bidang perencanaan dan

pengembangan usaha membawahi sub bidang perencanaan

perusahaan dan sub bidang lingkungan hidup dan master plan.

c. Bidang peralatan

Bidang peralatan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan,

penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan

keadaan dan pemeliharaan, alat bongkar muat, teknik mesin,

instalasi listrik dan air, instalasi minyak dan telekomunikasi, serta

merencanakan kebutuhan peralatan dan bahan keperluan teknik

dalam rangka menunjang kelancaran pelayanan dan pengusahaan

jasa kepelabuhan.

d. Bidang Fasilitas

Bidang fasilitas mempunyai tugas menyiapkan pembinaan,

penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan

penyusunan kegiatan survey, rancang bangun, pemeliharaan

bangunan, pemeliharaan alur dan kolam, pembangunan fasilitas serta

memberikan rekomendasi teknis untuk mendirikan bangunan.

Bidang fasilitas membawahi sub bidang rekayasa dan sub bidang

pemeliharaan.

3. Direktur Operasi

Direktur Operasi mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan

kegiatan bidang operasi pelayanan jasa kepelabuhanan, yang meliputi

pelayanan kapal dan barang, bina usaha, teknologi informasi,


(25)

pengusahaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Direktur Operasi

membawahi bidang:

a. Bidang Pelayanan Kapal dan barang

Bidang Pelayanan Kapal dan Barang mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta

mengendalikan pelayanan kapal, pelayanan barang, penyiapan

armada, dan pelayanan terminal penumpang. Bidang Pelayanan

Kapal dan Barang membawahi Sub Bidang Pelayanan Kapal, Sub

Bidang Pelayanan barang, Sub Bidang Pelayanan Armada, dan Sub

Bidang Pelayanann Terminal Penumpang.

b. Bidang Bina Usaha

Bidang Bina Usaha mempunyai tugas menyiapkan pembinaan,

penyusunan program kerja, menyelenggarakan pengusahaan tanah,

perairan, bangunan, air dan listrik, pengusahaan pada Unit Terminal

Peti Kemas dan pada unit usaha lainnya serta anak perusahaan.

Bidang Bina Usaha membawahi Sub Bidang Pelayanan Bina Usaha

I, Sub Bidang Pelayanan Bina Usaha II, dan Sub Bidang Aneka

Usaha.

c. Bidang Teknologi Informasi

Bidang Teknologi Informasi mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan

pengembangan perangkat keras, rekayasa sistem aplikasi perangkat

lunak, jaringan LAN/WAN, e-mail, website, portal, serta penyajian


(26)

Bidang Pengembangan dan Penerapan Aplikasi, Sub Bidang

Perangkat Keras dan Jaringan, Sub Bidang Penyajian Data dan

Pelaporan Simoppel.

d. Bidang Manajemen Risiko dan Manajemen Mutu

Bidang Manajemen Risiko dan Manajemen Mutu mempunyai tugas

menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja,

menyelenggarakan serta mengendalikan kegiatan manajemen risiko,

penerapan, pengembangan, pemeliharaan sistemmanajemen mutu,

implementasi kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan

penerapan sistem pengamanan pelabuhan secara internasional (ISPS

Code). Bidang Manajemen Risiko dan Manajemen Mutu

membawahi Sub Bidang Manajemen Risiko dan K3 dan Sub Bidang

Manajemen Mutu dan ISPS Code.

4. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan

bidang akuntansi manajemen, perbendaharaan, akuntansi keuangan,

serta kemitraan dan bina lingkungan sesuai dengan kebijakan

pengusahaan yang telah ditetapkan perusahaan. Direktur Keuangan

membawahi bidang:

a. Bidang Akuntansi Manajemen

Bidang Akuntansi Manajemen mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta

mengendalikan penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan,


(27)

pendanaan investasi dan kinerja keuangan dalam rangka menunjang

pencapaian tujuan perusahaan. Bidang Akuntansi Manajemen

membawahi Sub Bidang Anggaran dan Sub Bidang Akuntansi biaya.

b. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan,

penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan

persediaan dan kassa, kegiatan tata usaha keuangan, analisis

pengelolaan dana, lalu lintas keuangan, dan hutang piutang dalam

rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Bidang

Perbendaharaan membawahi Sub Bidang Persediaan dan Kassa, Sub

Bidang Tata Usaha Keuangan, dan Sub Bidang Hutang Piutang.

c. Bidang Akuntansi keuangan

Bidang Akuntansi Keuangan mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta

mengendalikan akuntansi umum, verifikasi dan perpajakan dalam

rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Bidang Akuntansi

Keuangan membawahi Sub Bidang Akuntansi Umum, Sub Bidang

Verifikasi, dan Sub Bidang Perpajakan.

d. Bidang Kemitraan dan Lingkungan

Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan mempunyai tugas

menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja,

menyelenggarakan serta mengendalikan kemitraan dan bina

lingkungan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.


(28)

Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Sub Bidang

Administrasi dan Pelaporan.

5. Direktur Personalia dan Umum

Direktur Personalia dan Umum mempunyai tugas membina dan

menyelenggarakan bidang perencanaan dan pengembangan organisasi

dan sumber daya manusia, memelihara hubungan ketenagakerjaan,

administrasi sumber daya manusia dan kesejahteraan sumber daya

manusia serta administrasi umum sesuai dengan kebijakan pengusahaan

yang telah ditetapkan perusahaan. Direktur Personalia dan Umum

membawahi bidang:

a. Bidang Perencanaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Bidang perencanaan organisasi dan sumber daya manusia

mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program

kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan perencanaan sumber

daya manusia, perencanaan organisasi, program pelatihan, dan

penegembangan sumber daya manusia dalam rangka menunjang

pencapaian tujuan perusahaan. Bidang Perencanaan Organisasi dan

Sumber Daya Manusia membawahi Sub Bidang Perencanaan dan

Pengembangan Organisasi dan Sub Bidang Perencanaan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia.

b. Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia

Bidang administrasi dan kesejahteraan sumber daya manusia

mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program


(29)

ketenagakerjaan, administrasi dan kesejahteraan sumber daya

manusia dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia

membawahi Sub Bidang Hubungan Ketenagakerjaan, Sub Bidang

Administrasi SDM, dan Sub Bidang Kesejahteraan SDM.

c. Bidang Umum/Kepala Kantor Pusat

Bidang umum/kepala kantor pusat mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta

mengendalikan kegiatan umum yang meliputi administrasi

perkantoran, keprotokolan perusahaan, inventaris perusahaan dan

kerumahtanggaan, keamanan perusahaan, serta keuangan kantor

pusat. Bidang umum membawahi Sub Bidang Tata Usaha

Perkantoran, Sub Bidang Kerumahtanggaan dan Keamanan


(30)

D. Kinerja Usaha Terkini

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menerapkan penyusunan

anggaran dengan memberikan otoritas penuh pada bagian yang terlibat dalam

penyusunan anggaran biaya operasional ini, dengan mempelajari data dan

informasi pada tahun sebelumnya dan melakukan perkiraan atau estimasi akan

berjalan perusahaan dimasa depan yang tentu saja harus memperhatikan faktor

internal dan eksternal perusahaan. Penyusunan anggaran dengan sistem ini

dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa bagian tersebutlah yang lebih

mengetahui program apa yang akan dilaksanakan dan berapa besar dana yang

dibutuhkan. Penetapan standar yang akan digunakan sebagai pedoman dalam

pengawasan. Yang merupakan sistem penggunaan bentuk dan sasaran yang

ditetapkan dalan suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan

manajerial dengan melakukan perbandingan pelaksanaan nyata dan


(31)

BAB III

PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan

Tidak terlepas dari fungsinya, manajemen keuangan bisa diartikan sebagai

manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi sendiri bisa diartikan

sebagai kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung

jawab dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan, manajer

keuangan adalah pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola keuangan

organisasi atas perusahaan.

B.Laporan keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan hasil usaha

suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun

jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau Laporan

Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi

Keuangan.

Bagi para analisis, Laporan Keuangan merupakan media yang paling

penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada

tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan

langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan

dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahan. Oleh karena itu yang

paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah


(32)

pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi

keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus

dana (kas) persahaan dalam periode tertentu.

2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Jenis laporan keuangan utama dan pendukung dapat disebutkan sebagai

berikut:

a. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)

Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi

keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva,

kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap

saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu. Isi

Laporan Neraca dijelaskan sebagai berikut :

1) Aset ( Harta, Aktiva)

Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam

operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang

tak berwujud, dan lain-lain. Aktiva ini lazimnya di Indonesia dan

Amerika ditempatkan di sebelah kiri. Sedangkan di beberapa negara

Eropa lazimnya ditempatkan di sebelah kanan.

2) Liabilities (Kewajiban/Utang)

Kewajiban adalah kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang

diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban ini termasuk juga


(33)

3) Owner’s Equity (Modal Pemilik)

Equity adalah suatu hak yang tersisa alias aktiva suatu lembaga

(entity) setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan Equity

adalah modal pemilik.

4) Off Balance Sheet

Dalam peristilahan akuntansi dan juga di perbankan khususnya,

dikenal apa yang disebut off balance sheet. Pada hakikatnya transakasi

off balance sheet ini adalah transaksi yang terjadi dalam perusahaan tetapi karena menurut aturan baik aturan prinsip akuntansi maupun

aturan lainnya tidak dimasukkan dalam neraca atau belum boleh

dicatat dalam proses akuntansi. Transaksi ini biasanya menyangkut

transaksi cash atau transaksi instrument keuangan lainnya yang belum direalisasi, misalnya plafon kredit (pembiayaan) yang belum

digunakan.

Penyajian dan Bentuk Neraca biasanya disajikan berdasarkan likuiditas

pos atau perkiraannya. Biasanya perkiraan yang paling lancar dan paling

dekat dengan konversi ke kas dicatat paling atas. Kewajiban yang paling

cepat harus dicantumkan paling atas dalam kelompoknya. Modal yang

harus ditunaikan terlebih dahulu harus ditempatkan di atas. Untuk

industri-industri tertentu konsep likuiditas ini tidak berlaku. Misalnya untuk


(34)

b. Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi adalah sebagai kelebihan penghasilan atas

biaya selama periode akuntasi. Laba atau income adalah perubahan

dalam modal dalam suatu lembaga selama satu periode tertentu yang

diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal dari

buku pemilik.

c. Laporan Arus Kas

Yang sering menjadi masalah dalam laporan ini adalah mengenai

pengertian dana.

Dana dapat diartikan macam-macam yaitu :

1. Dana adalah Kas;

2. Dana adalah Aktiva Tetap (Quick Assets);

3. Dana adalah Moneter Aset;

4. Dana adalah Aktiva Lancar;

5. Dana adalah Modal Kerja;

6. Dana diartikan sebagai keseluruhan Aktiva.

Dalam FASB (Financial Accounting Standar Board) Statement no.

95 muncul lagi Cash Flow Statement atau Laporan Arus Kas yang harus

sudah diterapkan pada pelaporan tahun buku 1989. Dalam laporan ini,

transaksi kas dikelompokkan pada tiga bagian yaitu:

1. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan operasi;

2. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan pembiayaan;


(35)

d. Laporan Perubahan Modal

Laporan ini menjelaskan perubahan posisi modal baik saham

dalam PT atau modal dalam perusahaan perseorangan.

C. Rasio-Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara Utang dan

Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan

total Penjualan, dan sebagainya. Rasio keuangan sangat penting dalam

melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Rasio Keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan

penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi

dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat

memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio

yang penting. Misalnya, rasio ideal mengenai likuiditas bank tidak sama

dengan rasio ada perusahaan industri, perdagangan, atau jasa. Oleh

karenanya, di dalam laporan mengenai average industry ratio di Amerika

perusahaan uang menerbitkannya membagi-bagi menurut jenis perusahaan


(36)

2.Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis

lainnya. Keunggulan tersebut adalah:

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan;

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi;

e. Menstandarisir size perusahaan;

f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

atau melihat perkembangan perusahaan secara periodeik atau “time

series”;

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa

yang akan datang.

3.Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga

memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu

penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.

Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah:

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk


(37)

b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga

menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak

mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai biasa atau

subjektif;

2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai

perolehan (cost) bukan harga pasar;

3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka

rasio;

4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan

kesulitan menghitung rasio.

d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

e. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi

yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan

akan menimbulkan kesalahan.

4.Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada

kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan


(38)

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat

dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos

aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah

sebagai berikut :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan

memakai hutang lancar. Rasio lancar yang ideal adalah 100%.

Rasio Lancar = Aktiva Lancar

Utang lancar

x 100%

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Dengan rasio cepat berarti likuiditas perusahaan diukur dengan

menggunakan unsure-unsur aktiva lancar yang likuid, dengan cara

tidak mempertimbangkan yang kurang likuid seperti persediaan. Rasio

cepat yang ideal adalah 100%.

Rasio Cepat = Akt iva Lancar −Persediaan

Utang lancar

x 100%

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan

total aktiva lancar. Rasio kas yang ideal adalah 100%.

Rasio Kas = Kas


(39)

b. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan

dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki

oleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan

dengan berbagai investasi dalam aktiva.

1. Total Assets Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan jumlah

aktiva. Kemampuan dana yan tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang

diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Total Assets Turnover

yang ideal yaitu 200%.

Total Assets Turnover = Pendapatan

Total Aktiva

2. Receivable Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan piutang

rata-rata. Kemampuan piutang berputar dalam sutau periode tertentu.

Receivable Turnover yang ideal yaitu 200%.

Receivable Turnover = Pendapatan

Piutang Rata−Rata

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan

mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada

seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan jumlah cabang,

dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan


(40)

Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return on Invesment- ROI)

Yaitu Perbandingan antara Laba setelah biaya bunga dan Pajak

(Laba bersih/EAT) dengan Total Aktiva Perusahaan. Return on

Invesment yang baik adalah 200%.

ROI = Laba Bersih /EAT

Total Aktiva

x 100%

d. Rasio Leverage

Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan

terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan

perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik

mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang.

1. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin

hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki.

Debt Ratio = Total Utang

Total Aktiva

x 100%

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka

panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik

perusahaan, guna mengetahui financial levarage perusahaan.

Total Debt to Equity Ratio = Total Utang


(41)

D.Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu.

Adapun Neraca ,Laporan Laba/Rugi dan laporan Arus Kas pada PT Pelabuhan Indonesia I Periode Tahun 2012

Tabel 3.1

PT. Pelabuhan Indonesia I Neraca

Per 31 Desember 2012

Aktiva Nilai Passiva Nilai

Aktiva Lancar

-Kas dan Setara Kas -Investasi Jangka Pendek -Piutang Usaha

-Piutang Pegawai -Piutang Lain-Lain -Uang Muka -Persediaan

-Angsuran Pajak Penghasilan Badan

-PPN Masukan Yang Dapat Dikreditkan

-Biaya Yang Dibayar Dimuka -Pendapatan Yang Masih Akan Diterima

-Dividem Interim

-Penyisihan Piutang Usaha

Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tetap Dan Akumulasi Penyusutan

-Bangunan Fasilitas Pelabuhan

-Akm. Penyusutan Bangunan Fasilitas Pelabuhan

-Kapal

-Akm. Penyusutan Kapal -Alat-Alat Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Alat-Alat Fasilitas Pelabuhan

-Instalasi Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Instalasi

Fasilitas Pelabuhan -Tanah

-Jalan Dan Bangunan

-Akm. Penyusutan Jalan Dan Bangunan 74.843.154.550 227.487.850.000 70.911.243.589 124.282.533 69.065.385.008 7.302.527.965 4.105.587.303 5.093.100.700 3.275.893.758 3.850.121.103 20.392.481.383 10.000.000.000 (5.760.224.902) 490.691.402.990 541.171.235.312 (143.666.906.133) 187.091.738.565 (129.903.993.827) 285.559.073.912 (164.102.191.210) 76.106.048.912 (33.619.705.004) 49.749.859.758 153.796.843.049 (64.100.496.169)

Kewajiban Jangka Pendek

-Hutang Usaha

-Hutang Kerjasama Mitra Usaha

-Beban Yang masih harus dibayar

-Uang Titipan Dan Uang Panjar

-Uper

-Hutang Pajak Penghasilan Badan (PPh Pasal 25) -PPN Keluaran

-Hutang Pajak Lainnya -Hutang Bonus Dan Tantiem -Pendapatan Diterima Dimuka Jangka Pendek

Jumlah Kewajiban J.pendek Kewajiban Jangka Panjang

-Kewajiban Imbalan Kerja Jangka Panjang

-Pendapatan Diterima Dimuka Jangka Panjang

-Kewajiban Pajak Tangguhan

Jumlah Kewajiban J.Panjang Jumlah kewajiban Ekuitas

-Modal Disetor

-Bantuan pemerintah YBDS (BPYBDS) -Cadangan Jumlah Ekuitas 348.915.401.410 21.992.355.484 74.413.787.396 6.717.551.926 8.906.401.970 9.203.373 7.911.908.208 8.132.975.026 67.022.374 11.656.774.887 488.723.382.054 68.100.138.956 43.033.689.564 1.376.366.474 112.510.194.994 601.233.577.048 455.059.000.000 56.900.915.000 753.318.858.666 1.265.278.773.666


(42)

-Peralatan

-Akm. Penyusutan Peralatan -Kendaraan

-Akm. Penyusutan Kendaraan -Emplasemen

-Akm. Penyusutan Emplasemen

Jumlah Harga Perolehan Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap

Aktiva lain-Lain

-Aktiva Tetap Dalam Konstruksi

-Piutang lain-lain

-Biaya yang Ditangguhkan -Aktiva Tetap Belum Dimanfaatkan -Aktiva Tetap tidak Difungsikan -Uang jaminan

-Penyisihan Piutang lain-lain -Akm. Amortisasi Beban Ditangguhkan

-Akm. Peneyusutan Aset tidak Berwujud

-Aset Tidak Lancar Lainnya

Jumlah Aktiva Lain-lain

40.871.489.473 (22.713.8842.694) 35.058.133.368 (21.859.047.536) 22.687.790.535 (7.154.246.413) 1.392.092.212.884 (587.120.428.986) 808.971.783.898 414.642.430.676 2.843.341.902 154.764.751.631 19.264.595.748 609.166.692 153.759.780.000 (745.650.504) (87.102.221.185) (609.166.656) 52.089.738.814 709.516.767.118

Laba Rugi Tahun Berjalan

-Laba Rugi Tahun Berjalan 138.667.603.292

Jumlah Aktiva 2.005.179.954.006 Jumlah Pasiva 2.005.179.954.006 Sumber Data : PT Pelabuhan Indonesia I, 2014


(43)

Tabel 3.2

PT. Pelabuhan Indonesia I Laporan Laba/Rugi Periode 31 Desember 2012 1. Pendapatan Operasi

Pendapatan pusat Pelayaran Kapal Pendapatan Pusat Pelayaran Barang

Pendapatan Pusat Pelayaran Penghasilan Alat Pendapatan Pusat Pelayaran Terminal

Pendapatan Pusat Pelayaran Terminal Peti Kemas Pendapatan Pusat Pelayaran Penghasilan TBAL Pendapatan Pusat Pelayaran Pelsus/Duks Pendapatan Pusat Pelayaran Rupa-Rupa Usaha Pendapatan Pusat Pelayaran KSMU

Pendapatan Pusat RS. Pelabuhan/Unit Kesehatan Pendapatan Pusat Pelabuhan Usaha Galangan Kapal Pendapatan Pusat Pelabuhan Usaha Depo Peti Kemas Total Pendapatan Usaha

2. Beban Usaha Beban pegawai Beban Bahan

Beban Pemeliharaan

Beban Penyusutan Dan Amortisasi Beban Asuransi

Beban Kerja Sama Mitra Usaha (KSMU) Beban Administrasi Kantor

Beban Umum Total Beban Usaha

Laba/Rugi Usaha (1-2) 3. Pendapatan/Biaya Diluar Usaha Pendapatan Diluar Usaha

Beban diluar Usaha Laba/Rugi di luar Usaha

Laba/ Rugi Sebelum Pajak

Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan

Laba Rugi Setelah Pajak

209.575.328.352 204.547.374.195 358.532.105 27.932.090.506 180.382.364.803 42.106.948.988 32.933.243.571 30.649.793.719 231.473.557.451 15.016.196.653 4.350.562.793 9.192.984.740 988.428.977.876 150.694.084.007 96.505.135.742 49.051.353.330 81.545.738.139 8.334.245.189 215.307.318.256 33.359.595.796 121.464.493.777 756.261.964.235 232.167.013.641 28.773.480.447 66.810.338.318 (38.036.857.872) 194.130.155.769 55.462.552.478 138.667.603.292 Sumber Data : PT. Pelabuhan Indonesia I, 2014


(44)

Tabel 3.3

PT. Pelabuhan Indonesia I Arus

Periode 31 Desember 2012

Sumber Data : PT. Pelabuhan Indonesia I, 2014 Arus Kas

Penerimaan Kas

Penerimaan Kas Dari Aktivitas Usaha Kepelabuhan

Penerimaan Kas Dari Kegiatan Lainnya Penerimaan Kas Dari Aktivitas Investasi

Total Penerimaan Kas Pengeluaran Kas

Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Usaha Kepelabuhan

Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Lainnya Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Investasi

Total Pengeluaran Kas 987.517.718.797 1.891.252.911.467 977.224.758.000 3.855.995.388.264 555.227.040.363 2.378.028.527.182 1.278.497.309.173 4.191.752.876.178 (335.757.488.454) 80.796.578.004 557.291.915.000 638.088.493.004 74.843.154.550 227.487.850.000 302.331.004.550 Kenaikan/(Penurunan) Kas Bersih

Saldo Awal Kas Kas

Setara kas

Kas Pada Awal Periode Saldo Akhir Kas

Kas Setara Kas


(45)

Adapun juga Neraca ,Laporan Laba/Rugi dan laporan Arus Kas pada PT Pelabuhan Indonesia I periode Tahun 2013

Tabel 3.4

PT. Pelabuhan Indonesia I Neraca

Per 31 Desember 2013

Aktiva Nilai Passiva Nilai

Aktiva Lancar

-Kas dan Setara Kas -Investasi Jangka Pendek -Piutang Usaha

-Piutang Pegawai -Piutang Lain-Lain -Uang Muka -Persediaan

-Angsuran Pajak Penghasilan Badan

-PPN Masukan Yang Dapat Dikreditkan

-Biaya Yang Dibayar Dimuka -Pendapatan Yang Masih Akan Diterima

-Penyisihan Piutang Usaha

Jumlah Aktiva Lancar Investasi

-Properti Investasi

-AKM. Penyusutan Investasi properti

Jumlah Investasi

Aktiva Tetap Dan Akumulasi Penyusutan

-Bangunan Fasilitas Pelabuhan

-Akm. Penyusutan Bangunan Fasilitas Pelabuhan

-Kapal

-Akm. Penyusutan Kapal -Alat-Alat Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Alat-Alat Fasilitas Pelabuhan

-Instalasi Fasilitas Pelabuhan -Akm. Penyusutan Instalasi

Fasilitas Pelabuhan -Tanah

-Jalan Dan Bangunan

-Akm. Penyusutan Jalan Dan

244.573.901.329 145.720.111.588 77.801.959.342 119.656.779 79.529.046.437 8.965.787.234 7.142.271.016 14.401.913.690 13.430.649.821 3.030.833.464 25.962.624.023 (20.382.078.501) 600.296.676.222 12.090.914.684 (3.424.968.639) 8.665.946.045 710.263.405.450 (161.141.634.358) 277.083.646.216 (140.669.582.407) 762.644.896.248 (181.280.785.313) 122.898.295.527 (38.642.739.244) 94.182.682.329 234.439.275.622 (78.372.125.580)

Kewajiban Jangka Pendek

-Hutang Usaha

-Hutang Kerjasama Mitra usaha -Beban Yang masih harus

dibayar

-Uang Titipan Dan Uang Panjar -Uper

-Hutang Pajak Penghasilan Badan (PPh Pasal 25) -PPN Keluaran

-Hutang Pajak Lainnya

-Pendapatan Diterima Dimuka Jangka Pendek

Jumlah Kewajiban J.pendek Kewajiban Jangka Panjang

-Hutang Bank Jangka Panjang

-Kewajiban Imbalan Kerja Jangka Panjang

-Pendapatan Diterima Dimuka Jangka Panjang

-Kewajiban Pajak Tangguhan

Jumlah Kewajiban J.Panjang Jumlah Kewajiban Ekuitas

-Modal Disetor

-Tambahan Modal Disetor -Bantuan pemerintah YBDS

(BPYBDS) -Cadangan

Jumlah Ekuitas Laba Rugi Tahun Berjalan

-Laba Rugi Tahun Berjalan

449.261.676.765 4.872.754.659 51.564.099.274 9.196.638.854 13.268.178.140 6.217.565.626 11.886.186.281 3.459.495.879 11.494.992.182 561.221.587.659 737.178.694.098 86.785.708.422 65.659.755.503 5.583.329.386 895.207.487.409 1.456.429.075.068 455.059.000.000 48.167.600.000 435.790.297.506 839.793.581.023 1.778.810.478.529 211.335.377.811


(46)

Bangunan -Peralatan

-Akm. Penyusutan Peralatan -Kendaraan

-Akm. Penyusutan Kendaraan -Emplasemen

-Akm. Penyusutan Emplasemen

Jumlah Harga Perolehan Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap

Aktiva lain-Lain

-Aktiva Tetap Dalam Konstruksi

-Piutang lain-lain -Aktiva Tak Berwujud -Biaya yang Ditangguhkan -Aktiva Tetap Belum Dimanfaatkan -Aktiva Tetap tidak Difungsikan -Uang jaminan

-Persedian Tidak Berfungsi -Penyisihan Piutang lain-lain -Akm. Amortisasi Aset Tidak Berwujud

-Akm. Amortisasi Beban Ditangguhkan

-Akm. Peneyusutan Aset tidak Berwujud

-Aset Tidak Lancar Lainnya

Jumlah Aktiva Lain-lain

44.326.332.767 (25.977.045.096) 36.807.310.360 (22.817.869.909) 18.104.359.264 (6.453.034.221) 2.300.750.203.783 (655.354.816.128) 1.645.395.387.655 606.016.053.420 5.917.652.476 107.313.652.779 73.868.176.752 459.159.747.956 1.309.445.444 275.633.920 62.057.267 (3.036.199.907) (48.317.451.458) (58.868.191.879) (876.955.142) 49.393.299.858 1.192.216.921.486

Jumlah Aktiva 3.446.574.931.408 Jumlah Pasiva 3.446.574.931.408 Sumber Data : PT Pelabuhan Indonesia I, 2014

Berdasarkan pada tabel 3.1 dan tabel 3.5 laporan neraca periode 31

Desember 2012 dan periode 31 Desember 2013, dilihat dari perbandingan jumlah

aktiva lancar pada tahun 2012 adalah sebesar 490.691.402.990 sedangkan pada


(47)

tahun 2012 dan tahun 2013 sebesar 109.605.273.300 disebabkan oleh kenaikan

jumlah masing-masing aktiva lancar pada tahun 2013 dalam hal ini peningkatan

terbesar terdapat pada kas dan setara kas tahun 2013 sebesar 169.730.752.800.

Penyebab lainnya ialah pada jumlah aktiva lancar pada tahun 2012 terdapat

dividem interim sebesar 10.000.000.000 sedangkan pada tahun 2013 tidak

terdapat dividem interim.

Tabel 3.5

PT. Pelabuhan Indonesia I Laporan Laba/Rugi Periode 31 Desember 2013 1. Pendapatan Operasi

Pendapatan pusat Pelayaran Kapal Pendapatan Pusat Pelayaran Barang

Pendapatan Pusat Pelayaran Penghasilan Alat Pendapatan Pusat Pelayaran Terminal

Pendapatan Pusat Pelayaran Terminal Peti Kemas Pendapatan Pusat Pelayaran Penghasilan TBAL Pendapatan Pusat Pelayaran Pelsus/Duks Pendapatan Pusat Pelayaran Rupa-Rupa Usaha Pendapatan Pusat Pelayaran KSMU

Pendapatan Pusat RS. Pelabuhan/Unit Kesehatan Pendapatan Pusat Pelabuhan Usaha Galangan Kapal Pendapatan Pusat Pelabuhan Usaha Depo Peti Kemas

Total Pendapatan Usaha 2. Beban Usaha

Beban pegawai Beban Bahan

Beban Pemeliharaan

Beban Penyusutan Dan Amortisasi Beban Asuransi

Beban Kerja Sama Mitra Usaha (KSMU) Beban Administrasi Kantor

Beban Umum

Total Beban Usaha

Laba/Rugi Usaha (1-2)

234.368.993.090 83.641.436.028 400.226.134 38.509.897.365 450.274.416.554 57.238.605.586 38.960.935.413 43.298.735.976 182.836.707.077 15.083.425.547 3.488.122.903 15.529.052.417 1.163.630.554.090 164.209.332.327 114.344.349.028 53.216.808.044 115.449.305.475 12.594.263.181 210.281.856.286 30.772.851.640 120.269.440.834 821.138.206.815 342.492.347.275


(48)

3. Pendapatan/Biaya Diluar Usaha Pendapatan Diluar Usaha

Beban diluar Usaha

Laba/Rugi di luar Usaha

Laba/ Rugi Sebelum Pajak Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan

Laba Rugi Setelah Pajak

37.213.524.008 99.509.564.310

(62.296.040.302) 280.196.306.973

68.860.929.162

211.335.377.811

Sumber Data : PT. Pelabuhan Indonesia, 2014

Beban diluar usaha adalah beban yang timbul dari aktivitas diluar usaha

pokok perusahaan. Pendapatan diluar usaha adalah pendapatan yang diperoleh

perusahaan melalui kegiatan non operasional. Contohnya pendapatan sewa.

Beban pajak atau penghasilan pajak adalah jumlah agregat pajak kini dan

pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada

satu periode. Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan terutang atas penghasilan

kena pajak pada satu periode. Kewajiban pajak tangguhan adalah jumlah pajak

penghasilan terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan


(49)

Tabel 3.6

PT. Pelabuhan Indonesia I Arus

Periode 31 Desember 2013

Sumber Data : PT. Pelabuhan Indonesia I, 2014 Arus Kas

Penerimaan Kas

Penerimaan Kas Dari Aktivitas Usaha Kepelabuhan

Penerimaan Kas Dari Kegiatan Lainnya Penerimaan Kas Dari Aktivitas Investasi Penerimaan Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Total Penerimaan Kas Pengeluaran Kas

Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Usaha Kepelabuhan

Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Lainnya Pengeluaran Kas Untuk Aktivitas Investasi Pengeluaran Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Total Pengeluaran Kas Kenaikan/(Penurunan) Kas Bersih

Saldo Awal Kas Kas

Setara kas

Kas Pada Awal Periode Saldo Akhir Kas

Kas Setara Kas

Saldo Akhir Kas

1.155.188.304.834 2.600.170.125.575 422.839.865.000 716.548.469.003 4.894.746.764.412 806.786.202.935 3.139.286.240.885 847.445.964.567 13.265.347.658 4.806.783.756.045 87.963.008.367 74.843.154.550 227.487.850.000 302.331.004.550 244.573.901.329 145.720.111.588 390.294.012.917


(50)

E. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, maka dapat

dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan

seluruh aktivitas perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

a. Rasio Lancar (Current Ratio

Rasio Lancar = Aktiva Lancar

Utang lancar

x 100%

)

2012

=

490.691.420.990

488 .723.382.054

x 100%

=

100.40%

2013 =600.296.676.222

561.221.587.659

x 100%

=

106.96%

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2012, perusahaan

mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 100,40 % aktiva lancar.

Sedangkan, pada tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap hutang

lancar dengan 106,96 % aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan

perusaaan dalam menjamin hutang lancar perusahaan sepenuhnya terjamin


(51)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat = Aktiva Lancar −Persediaan

Utang lancar

x 100%

2012 = 490.691.420.990−4.105.587.303

488.723.382.054

x 100%

= 99.56 %

2013 = 600.296.676.222−7.142.271.016

561.221.587.659

x 100%

= 105.68%

Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2012, perusahaan

mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 99,56% aktiva lancar.

Sedangkan, pada tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap hutang

lancar dengan 105,68% aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan

perusaaan dalam menangani hutang lancar berdasarkan aktiva lancar

perusahaan ditambah persediaan perusahaan tetap saja menjamin .

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas = Kas

Aktiva lancar

x 100%

2012 =74.843.154.550

490.691.420.990

x 100%

= 15 %

2013 =244 .573.901.329

600 .296.676.222

x 100%

= 41 %

Berdasarkan perhitungan rasio kas, pada tahun 2013 terjadi kenaikan rasio


(52)

untuk perusahaan, karena rasio kas yang baik yaitu 100% walaupun terjadi

kenaikan pada tahun berikutnya, sebaiknya perusahaan menghindari hutang

lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

Tabel 3.7 Rasio Likuiditas Akhir Tahun 2012 dan 2013

No Rasio-Rasio Likuiditas 2012 2013 Perbandingan 1 Rasio Lancar (Current Ratio) 100,40% 106,96% 6,56%(+) 2 Rasio Cepat (Quick Ratio) 99,56% 105,68% 6,12%(+) 3 Rasio Kas (Cash Ratio) 15% 41% 26%(+)

Dari ketiga komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat

dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya

perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya

dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, juga

ada perbaikan rasio likuiditas pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun

2013.

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam

menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan.

a. Total Assets Turnover

Total Assets Turnover = Pendapatan

Total Aktiva

2012 = 988.428.977.876

2.005.179.954.006


(53)

2013 =1.163.630.554.090

3.446.574.931.408

= 0,33 kali

Berdasarkan perhitungan total assets turnover, pada tahun 2012

perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,49 kali dari jumlah

aktiva perusahaan dan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan

pendapatan sebesar 0,33 kali. Artinya terjadi penurunan pada tahun 2013

sebesar 0,16 kali dari pada tahun 2012. Dengan meningkatnya total aktiva

namun pendapatan mengalami penurunan.

b. Receivable Turnover

Receivable Turnover = Pendapatan

Piut ang Rata−Rata

2012 =988.428.977.876

137.184.028.13

= 7,20 kali

2013 =1.163.630.554.090

142.986.236.533

= 8,13 kali

Berdasarkan perhitungan receivable turnover, pada tahun 2012 perusahaan

mampu menghasilkan pendapatan sebesar 7,20 kali dari piutang rata-rata

dan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar

8,13 kali dari piutang rata-rata. Artinya, terjadi kenaikan pada tahun 2013


(54)

Tabel 3.8 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2012 dan 2013

No Rasio-Rasio Aktivitas 2012 2013 Perbandingan 1 Total Assets Turnover 0,49 kali 0,33 kali -0,16 kali 2 Receivable Turnover 7,20 kali 8,13 kali 0,93 kali

Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

kondisi perusahaan tersebut kurang efektif dalam menggunakan dan

mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Terlihat pada rasio

Total Assets Turnover, terjadi penurunan rasio pada tahun 2013. 3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return on Invesment- ROI)

ROI = Laba Bersih /EAT

Total Aktiva

x 100%

2012 = 138.667.603.292

2.005.179.954.006

x 100%

=

6,91 %

2013 = 211.335.377.811

3.446.574.931.408

x 100%

= 6,13%

Berdasarkan perhitungan return on investment, Pada Tahun 2012 sebesar

6,91%. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam


(55)

tahun 2013 return on investment sebesar 6,13% atau terjadi penurunan sebesar Rp 0,78- dari tahun 2012, penyebabnya adalah kenaikan total aktiva

perusahaan tidak sembanding dengan kenaikan pendapatan bersih usaha.

Tabel 3.9 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2012 dan 2013

No Rasio-Rasio Profitabilitas 2012 2013 Perbandingan 1 Pengembalian/Imbalan atas

Investasi (Return on Invesment- ROI)

6,91 % 6,13 % 0,78 %(-)

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan belum cukup mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya

sehingga rasio ini menurun. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun

2012 dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio sebesar 0,78%.

4. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula

digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya

apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Debt Ratio = Total Utang

Total Aktiva

x 100%

2012 = 601.233.577.048

2.005.179.954.006

x 100%


(56)

2013 =1.456.429.075.068

3.446.574.931.408

x 100%

= 42,2%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang, pada tahun 2012, 29,9% dari total

aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Sedangkan

pada tahun 2013, 42,2% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal

pinjaman (hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang perusahaan

tahun 2013 lebih besar dari tahun 2012 di karenakan adanya pinjaman

hutang pinjam bank jangka panjang

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Total Debt to Equity Ratio = Total Utang

Hutang jk .pjg +ekuitas

x 100%

2012 = 601.233.577.048

112.510.194.994+1.265.278.773.666

x 100%

= 43,6%

2013 = 1.456.429.075.068

895.207.487.409+1.778.810.478.529

x 100%

= 54,4%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2012,

Rp43,6 utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri.

Sedangkan pada tahun 2013, Rp54,4 utang jangka panjang dijamin dengan


(57)

Tabel 3.10 Rasio Leverage Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Leverage 2012 2013 Perbandingan 1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 29,9% 42,2% 12,3 %(+) 2 Rasio Hutang Terhadap

Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

43,6% 54,4% 10,8%(+)

Dilihat dari persentase rasio Debt Ratio dan Total Debt to Equity Ratio pada tahun 2012 bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva pada (ekuitas)

relatif aman namun pada tahun 2013 terjadi kenaikan hutang yang disebabkan

oleh pinjaman jangka panjang kepada bank sehingga kenaikan cukup jauh dari


(58)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero), maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan

bagi perusahaan demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, maka secara umum dapat disimpulkan

bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan

mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, juga

terjadi penurunan rasio pada tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun

2013.

2. Jika dilihat dari rasio aktivitas, maka dapat dikatakan bahwa kondisi

perusahaan tersebut dimungkinkan dalam menggunakan dan mengendalikan

sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Walaupun Total Asset

Turnover tahun 2013 terjadi penurunan.

3. Jika dilihat dari rasio profitabilitas, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan

tidak efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini meningkat. Hal ini

dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi

penurunan rasio sebesar 0,78%.

4. Jika dilihat dari rasio leverage, dapat disimpulkan bahwa komposisi hutang


(59)

2013 terjadi kenaikan hutang yang disebabkan oleh pinjaman jangka

panjang kepada bank sehingga kenaikan cukup jauh dari tahun sebelumnya

B. Saran

1. Untuk meningkatkan Rasio Aktivitas, perusahaan perlu efektif dalam

menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan

agar tidak terjadi penurunan rasio.

2. Mengadakan perbaikan pada sumber daya manusia seperti mengadakan

pelatihan terhadap karyawan/pekerja tentang pengetahuan dan cara-cara

pelayanan yang lebih baik untuk menunjang pencapaian tingkat pendapatan

yang lebih tinggi.

3. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibannya baik

dalam jangka panjang maupun jangka pendek sangat bagus, hal ini dapat

dilihat pada rasio leverage. Perusahaan mampu menjaga keadaan tersebut


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M Faisal, 2005, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima, Penerbit UMM Press, Malang.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Helfert, Erich A, 1996, Teknis Analisis Keuangan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Subramanyam, K.R. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh. Buku

Dua. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Tangkilisan, Hessel Nogi S, 2003, Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance, Penerbit Balairung &Co, Yogyakarta.


(1)

tahun 2013 return on investment sebesar 6,13% atau terjadi penurunan sebesar Rp 0,78- dari tahun 2012, penyebabnya adalah kenaikan total aktiva perusahaan tidak sembanding dengan kenaikan pendapatan bersih usaha.

Tabel 3.9 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2012 dan 2013

No Rasio-Rasio Profitabilitas 2012 2013 Perbandingan 1 Pengembalian/Imbalan atas

Investasi (Return on Invesment- ROI)

6,91 % 6,13 % 0,78 %(-)

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa perusahaan belum cukup mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini menurun. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio sebesar 0,78%.

4. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Debt Ratio = Total Utang

Total Aktiva

x 100%

2012 = 601.233.577.048

2.005.179.954.006

x 100%


(2)

50

2013 =1.456.429.075.068

3.446.574.931.408

x 100%

=

42,2%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang, pada tahun 2012, 29,9% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Sedangkan pada tahun 2013, 42,2% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang perusahaan tahun 2013 lebih besar dari tahun 2012 di karenakan adanya pinjaman hutang pinjam bank jangka panjang

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) Total Debt to Equity Ratio = Total Utang

Hutang jk .pjg +ekuitas

x 100%

2012 = 601.233.577.048

112.510.194.994+1.265.278.773.666

x 100%

= 43,6%

2013 = 1.456.429.075.068

895.207.487.409+1.778.810.478.529

x 100%

= 54,4%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2012, Rp43,6 utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2013, Rp54,4 utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri.


(3)

Tabel 3.10 Rasio Leverage Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Leverage 2012 2013 Perbandingan 1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 29,9% 42,2% 12,3 %(+) 2 Rasio Hutang Terhadap

Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

43,6% 54,4% 10,8%(+)

Dilihat dari persentase rasio Debt Ratio dan Total Debt to Equity Ratio pada tahun 2012 bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva pada (ekuitas) relatif aman namun pada tahun 2013 terjadi kenaikan hutang yang disebabkan oleh pinjaman jangka panjang kepada bank sehingga kenaikan cukup jauh dari tahun sebelumnya.


(4)

52

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero), maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang. A. Kesimpulan

1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, juga terjadi penurunan rasio pada tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun 2013.

2. Jika dilihat dari rasio aktivitas, maka dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dimungkinkan dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Walaupun Total Asset Turnover tahun 2013 terjadi penurunan.

3. Jika dilihat dari rasio profitabilitas, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio sebesar 0,78%.

4. Jika dilihat dari rasio leverage, dapat disimpulkan bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva pada (ekuitas) relatif aman namun pada tahun


(5)

2013 terjadi kenaikan hutang yang disebabkan oleh pinjaman jangka panjang kepada bank sehingga kenaikan cukup jauh dari tahun sebelumnya B. Saran

1. Untuk meningkatkan Rasio Aktivitas, perusahaan perlu efektif dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan agar tidak terjadi penurunan rasio.

2. Mengadakan perbaikan pada sumber daya manusia seperti mengadakan pelatihan terhadap karyawan/pekerja tentang pengetahuan dan cara-cara pelayanan yang lebih baik untuk menunjang pencapaian tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

3. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibannya baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek sangat bagus, hal ini dapat dilihat pada rasio leverage. Perusahaan mampu menjaga keadaan tersebut agar pada tahun-tahun berikutnya tidak terjadi kenaikan rasio.

BIRO


(6)

54

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M Faisal, 2005, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima, Penerbit UMM Press, Malang.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Helfert, Erich A, 1996, Teknis Analisis Keuangan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Subramanyam, K.R. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh. Buku

Dua. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Tangkilisan, Hessel Nogi S, 2003, Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance, Penerbit Balairung &Co, Yogyakarta.