Latar Belakang Kontribusi Anak Jalanan Dalam Ekonomi Keluarga di Kelurahan Dwikora Kecamatan Siantar Barat Kota Pematang Siantar

15 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan kota di segala bidang tampaknya tidak hanya memberikan nuansa positif bagi kehidupan masyarakat. Tetapi juga melahirkan persaingan hidup, sehingga muncul fenomena kehidupan yang berujung pada kemiskinan. Kemiskinan perkotaan yang melanda kota-kota besar di Indonesia disebabkan oleh gejolak ekonomi yang semakin menyengsarakan masyarakat dan menimbulkan masalah-masalah baru yang cukup kompleks. Masalah-masalah yang cukup kompleks itu misalnya makin banyaknya pengangguran, menjamurnya perumahan kumuh, munculnya anak-anak jalanan, dan lain-lain. Diperparah lagi oleh keadaan birokrasi terhadap pelayanan masyarakat yang tidak berpihak kepada masyarakat bawah, bahkan lebih cenderung memojokkan masyarakat bawah. Di zaman pembangunan dan modernisasi sekarang ini, begitu banyak persaingan global dalam setiap memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga dan keluarga. Hal tersebut tidak jarang menimbulkan munculnya keluarga yang bermasalah yang menyebabkan makin banyaknya anak yang kurang gizi, kurang perhatian, kurang pendidikan, kurang kasih sayang dan kehangatan jiwa, serta kehilangan hak untuk bermain, bergembira, bermasyarakat dan hidup merdeka. Bahkan banyak kasus yang menunjukkan meningkatnya penganiayaan terhadap anak-anak, mulai tekanan batin, kekerasan fisik, hingga pelecehan seksual, baik oleh keluarga sendiri, teman, maupun orang lain. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 16 Keterlibatan anggota keluarga khususnya anak menjadi sangat dibutuhkan dalam segala sektor dalam memenuhi serta membantu ekonomi keluarganya. Tidak jarang terlihat dalam keluarga kelas bawah dalam menaikkan pendapatannya dengan menggunakan potensi seluruh anggota keluarganya termasuk anaknya sendiri, sehingga tidak memikirkan efek dari masa depan si anak yang terfokus dalam pencarian serta pemenuhan kebutuhan hidup di dalam keluarganya tersebut. Profesi mereka inilah yang selanjutnya dikenal sebagai profesi anak jalanan. Dipilihnya ”profesi” anak jalanan semata-mata karena menjadi anak jalanan tidak memerlukan keahlian khusus. Asalkan mau menengadahkan tangan dengan wajah memelas, anak-anak sudah bisa menjadi pengemis jalanan. Untuk mengamen pun tidak harus hebat memainkan alat musik dan memiliki suara bagus. Asalkan bisa memetik gitar atau memainkan ”kecrekan” dari tutup botol dan bergumam, anak-anak sudah bisa menjadi pengamen jalanan dan menghasilkan uang. Kemudahan menjadi anak jalanan ini didukung pula oleh tindakan masyarakat yang ”berbaik hati” memberikan uang kepada mereka, ditambah belum optimalnya perhatian pemerintah menanggulangi persoalan ini. Menurut data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2007 menyebutkan bahwa, jumlah penduduk miskin perkotaan 2007 tercatat 47,11 persen dari 1,78 juta jiwa. Hal inilah salah satu penyebab banyaknya anak jalanan walaupun pada dasarnya bukan hanya masalah ekonomi dan kemiskinan yang menyebabkan mereka turun ke jalan. Tetapi juga, karena keinginan mereka sendiri untuk merasakan kebiasaan tanpa banyak aturan dan norma dari orangtua 2007, http: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 17 yayasan-kksp. Blogspot.com2008. diakses pada tanggal 28 April 2011 pukul 13:10 WIB. Berdasarkan data BPS tahun 2009, tercatat sebanyak 7,4 juta anak berasal dari Rumah Tangga Sangat Miskin, termasuk diantaranya 1,2 juta anak balita terlantar, 5,4 juta anak terlantar, 230.000 anak jalanan, 5.952 anak yang berhadapan dengan hukum dan ribuan anak-anak yang sampai saat ini hak-hak dasarnya masih belum terpenuhi.http:www.pksa-kemensos.comlembaga-pksa diakses pada tanggal 15 Mei 2011 pukul 12:40 wib Secara nasional pada tahun 2010 jumlah anak jalanan berjumlah sekitar 230.000 anak, sedangkan jumlah anak telantar berjumlah sekitar 5,4 juta. http:www.lintasberita.com.diakses pada tanggal 15 Mei 2011 pukul 12.50 Sesuai data Depsos, jumlah anak telantar pada tahun 2006 di Sumatera Utara 331.113 anak. http:tempointeraktif.com. diakses pada tanggal 15 Mei 2011 16.55 WIB. Saat ini tidak ada angka yang pasti mengenai jumlah anak jalanan di Sumatera Utara sendiri pada tahun 2007, KKSP Kelompok Kerja Sosial Perkotaan memperkirakan jumlah anak jalanan di seluruh kabupaten dan kota sekitar 5000 anak http:www.kksp.or.id diakses pada tanggal 16 Mei 2011 pukul 20.00 WIB. Data tahun 2007 yang diperoleh harian surat kabar waspada dari Dinsos Sumut menunjukkan jumlah gelandangan, pengemis, anak jalanan dan anak terlantar mencapai 95.791 orang. Dengan rincian 3.300 orang pengemis, 4.823 orang gelandangan, 18.741 orang anak jalanan, 68.927 orang anak telantar, sedangkan anak balita telantar berjumlah 62.428 orang http:yayasan kksp.blogspot.com diakses pada tanggal 16 mei 2011 pukul 20.15 WIB Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 18 Dewasa ini pertumbuhan anak jalanan di Indonesia semakin meningkat, Pematangsiantar contohnya, dimana kita akan sangat mudah menemui anak jalanan di berbagai tempat, mulai dari stasiun kereta api, terminal, pasar, pertokoan, dan bahkan mall. Dan yang lebih memprihatikan, kondisi ini seringkali atas persetujuan dari orang tua mereka sendiri. harjasaputra.wordpress.com. Adapun saya tertarik mengambil penelitian di Kecamatan Siantar Barat, dikarenakan begitu banyak anak jalanan berada di jalur sepanjang Pajak Horas, Karena daerah ini merupakan daerah yang paling sibuk khususnya di bidang ekonomi dan merupakan daerah yang paling padat di kota Pematangsiantar. Dan dalam kehidupan kesehariannya, anak-anak jalanan melakukan interaksi dengan berbagai elemen sosial yang ada dijalan, baik sesama anak maupun orang dewasa dengan berbagai latar belakang profesi. Ketika mereka sudah berada dijalan, semua sumber-sumber daya yang mereka miliki dikerahkan untuk memperoleh penghasilan berupa uang secara singkat. Mengamen, menyemir sepatu, berjualan rokok, koran hingga mengemis adalah pekerjaan favorit yang ditekuni oleh anak- anak jalanan disitu. Berdasarkan informasi dan peristiwa tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut masalah tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul “Kontribusi Anak Jalanan Dalam Ekonomi Keluarga di Kelurahan Dwikora Kecamatan Siantar Barat Kota Pematangsiantar” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 19

1.2. Perumusan Masalah