d. Kecepatan kendaraan dihitung dengan kendaraan bergerak yaitu pengamatan
pada ruas jalan tertentu. e.
Jumlah kendaraan menerus.
I.8 Sistematika Penulisan
Di dalam penulisan Tugas Akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan rancangan yang akan dilakukan yang meliputi tinjauan umum, latar belakang, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
ruang lingkup penelitian, hipotesa, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan kajian dari berbagai literatur serta hasil studi yang relevan dengan pembahasan ini. Dalam hal ini diuraikan hal-hal tentang beberapa teori-teori yang
berhubungan dengan kemacetan lalu lintas, baik secara langsung maupun secara umum, seperti pengertian kemacetan lalu lintas, transportasi, teknik lalu lintas,
tundaan, hambatan samping, jaringan jalan, dan Biaya Operasional Kendaraan dan tata urutan perhitungan Biaya Kerugian yang diakibatkan adanya kemacetan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Sumatera Utara
Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini, termasuk pengambilan data, langkah penelitian, analisa data, serta pemilihan wilayah
penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Berisikan pembahasan mengenai data-data yand dikumpulkan, kemudian dianalisis, sehingga dapat diperoleh hasil perhitungan dan kesimpulan hasil yang
mendasar.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran mengenai hasil penelitian yang
dapat dijadikan masukan.
Sumber : Wikimapia
Universitas Sumatera Utara
Gambar I.1 Foto satelite di lokasi kawasan Sumber Jalan Padang Bulan
Gambar 2. Skets lokasi survey
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Tentang Kemacetan Lalu lintas
Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat
berdekatan satu sama lain. Kemacetan total apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak lambat Ofyar Z Tamin, 2000.
Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan
kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 kmjam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat
kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5 MKJI, 1997.
Kemacetan apabila ditinjau dari tingkat pelayanan jalan Level of Service, pada saat LOS C.LOS C, kondisi arus lalu lintas mulai tidak stabil, kecepatan
operasi menurun relatif cepat akibat hambatan samping yang timbul dan kebebasan bergerak relative kecil. Pada kondisi ini volume-kapasitas lebih besar atau sama
dengan 0,8 VC 0,8 . Dan pada akhirnya nilai LOS sudah mencapai tingkat pelayanannya, maka
aliran lalu lintas menjadi tidak stabil sehingga terjadi tundaan berat, yang disebut kemacetan lalu lintas Ofyar Z Tamin, 1998.
II.1.1 Transportasi
Universitas Sumatera Utara
Menurut morlok 1981, transportasi adalah memindahkan atau mengangkut barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi dikatakan
baik, apabila perjalanan cukup cepat, tidak mengalami kemacetan, frekuensi pelayanan cukup, aman, bebas dari kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan
yang nyaman. Untuk mencapai kondisi yang ideal seperti, sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi komponen transportasi ini, yaitu kondisi prasarana
jalan, sistem jaringan jalan, kondisi sarana kendaraan dan sikap mental pemakai fasilitas transportasi tersebut Budi D.Sinulingga, 1999.
II.1.2 Teknik Perlalu-lintasan Traffic Engineering
Suatu transportasi dikatakan baik, apabila waktu perjalanan cukup cepat, tidak mengalami kemacetan, frekuensi pelayanan cukup, aman bebas dari
kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan yang nyaman. Untuk mencapai kondisi yang ideal seperti itu sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi
komponen transportasi, yaitu kondisi prasarana jalan serta sistem jaringannya dan kondisi sarana kendaraan, serta yang tak kalah pentingnya ialah sikap mental
pemakai fasilitas transportasi tersebut. Untuk mengetahui tentang transportasi kota dalam aspek perencanaan dan
pelaksanaannya, maka penting sekali untuk memahami aspek teknik perlalu lintasan Traffic Enginering, teknik lalu lintas angkutan darat meliputi: karakteristik volume
lalu lintas, kapasitas jalan, satuan mobil penumpang, asal dan tujuan lalu lintas, dan pembangkit lalu lintas Budi D.Sinulingga, 1999.
II.1.3 Karakteristik Volume Lalu lintas
Universitas Sumatera Utara
Di dalam suatu perlalu-lintasan dikenal lalu lintas Harian LHR atau AADT Average Annual Daily Traffic yaitu jumlah kendaraan yang lewat secara rata-rata
dalam sehari 24 jam pada suatu ruas jalan tertentu, besarnya LHR akan menentukan dimensi penampang jalan yang akan di bangun. Volume lalu lintas ini bervariasi
besarnya, tidak tetap, tergantung waktu, variasi dalam sehari, seminggu maupun sebulan dan setahun. Di dalam satu hari biasanya terdapat dua waktu jam sibuk, yaitu
pagi dan sore hari. Tapi ada juga jalan-jalan yang mempunyai variasi volume lalu lintas agak merata. Volume lalu lintas selama jam sibuk dapat digunakan untuk
merencanakan dimensi untuk menampung lalu lintas. Makin tinggi volumenya, makin besar dimensi yang diperlukan. Suatu volume yang over estimate akan
membuat perencanaan menjadi boros, sedangkan volume yang under estimate akan membuat jaringan jalan cepat mengalami kemacetan, sehingga memerlukan
pengembangan pula.
II.1.4 Tundaan
Tundaan adalah waktu yang hilang akibat adanya gangguan lalu-lintas yang berada diluar kemampuan pengemudi untuk mengontrolnya. Tundaan terbagi atas
dua jenis, yaitu tundaan tetap fixed delay dan tundaaan operasional operational delay pignatoro, 1973.
a. Tundaan tetap fixed delay
Tundaan tetap adalah tundaan yang disebabkan oleh peralatan control lalu lintas dan terutama terjadi pada persimpangan. Penyebabnya adalah lampu
lalu lintas, rambu-rambu berhenti, simpang prioritas berhenti dan berjalan, penyeberangan jalan sebidang dan persimpangan rel kereta api
Universitas Sumatera Utara
b. Tundaan operasional operational delay
Tundaan operasional adalah tundaan yang disebabkan oleh adaanya gangguan di antara unsure-unsur lalu-lintas sendiri. Tundaan ini berkaitan dengan
pengaruh dari lalu-lintas kendaraan lainnya. Tundaan operasional itu sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu:
1. Tundaan akibat gangguan samping side friction, disebabkan oleh
pergerakan lalu-lintas lainnya, yang mengganggu aliran lalu-lintas, seperti kendaraan parkiran, pejalan kaki, kendaraan yang berjalan
lambat, dan kendaraan keluar masuk halaman karena suatu kegiatan. 2.
Tundaan akibat gangguan di dalam aliran lalu-lintas itu sendiri internal friction, seperti volume lalu-lintas yang besar dan
kendaraan yang menyalip. Dan apabila ditinjau dari tingkat pelayanan jalan LOS, tundaan mulai terjadi pada saat LOS C.LOS C
artinya adalah saat kondisi arus lalu lintas mulai tidak stabil, kecepatan operasional menurun relative cepat akibat hambatan yang
timbul dan kebebasan bergerak yang relatif kecil. Pada kondisi ini volume-kapasitas lebih besar atau sama dengan 0,8 .
Universitas Sumatera Utara
Gambar II.1 Grafik hubungan antara kecepatan, arus lalu lintas dan volume
II.1.5 Hambatan Samping
Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu-lintas dari aktivitas samping segmen jalan, seperti pejalan kaki bobot=0,5, kendaraan umum atau
kendaraan lain berhenti bobot = 0,1, kendaraan masuk atau keluar sisi jalan bobot=0,7, dan kendaraan lambat bobot=0,4. Sedangkan untuk penentuan Kelas
Hambatan Samping SFC, dapat dilihat dari tabel II.1 .
Tabel II.1 Kelas Hambatan Samping Untuk Jalan perkotaan
Kelas hambatan samping SFC
Kode Jumlah berbobot
kejadian per 200 mjam dua sisi
Kondisi khusus
Sangat rendah VL
100 Daerah pemukiman, jalan
dengan jalan samping. Rendah
L 100-299
Daerah pemukiman, beberapa kendaraan umum,dsb.
Sedang M
300-499 Daerah industri, beberapa took
disisi jalan. Tinggi
H 500-899
Daerah komersial, aktifitas sisi jalan yang tinggi
Sangat tinggi VH
900 Daerah komersial dengan
aktifitas pasar di samping jalan.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Kemenhub NO.14 2006 II.1.6 Karakteristik Arus Lalu-Lintas
Dalam karakteristik dasar lalu lintas, pada dasarnya ditunjukkan oleh parameter arus lalu lintas flow, kecepatan speed, dan kerapatan density.
Karakteristik ini dapat diamati dan dipelajari pada tinjauan mikroskopik dan makroskopik. Kedua tinjauan ini menggunakan parameter yang berbeda. Kedua
parameter tersebut dapat dilihat pada tabel II.2 .
Tabel II.2 Karakteristik Dasar Arus Lalu lintas
Karakteristik Arus Lalu Lintas
Mikroskopik individu
Makroskopik kelompok
Arus Waktu tempuh
Tingkat arus Kecepatan
Kecepatan individual Kecepatan rata-rata
Kepadatan Jarak tempuh
Tingkat kepadatan Sumber : wahyuni,R 2008
Pada analisis mikroskopik dilakuaka secara individu sedangkan analisis mikroskopik dilakukan dengan cara kelompok. Dalam penelitian ini dibahas
mengenai analisis makroskopik, dimana karakteristik ini dapat dinyatakan dengan tingkat arus. Karakteristik arus secara makroskopik dapat dinyatakan sebagai
kecepatan dari kelompok kendraan yang melintasi suatu titik pengamatan selama periode waktu tertentu.
Kapasitas dasar berdasarkan MKJI 1997 adalah kapasitas segmen jalan pada kondisi geometri, pola arus lalu lintas, dan faktor lingkungan yang ditentukan
sebelumnya. Dan kapasitas nyata adalah kapasitas jalan yang sudah dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tertuang dalam rumus : C=Cox FCw x FCsp x FCsf x FCcs smpjam……..II.1
Universitas Sumatera Utara
Dimana : C
: Kapasitas Co
: Kapasitas dasar smpjam FCw : Faktor penyesuaian
FCsp : Faktor penyesuaian terpisah FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota
Volume adalah total jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan atau segmen jalan selama interval waktu pengamatan. Volume dapat dinyatakan dalam
tahunan, bulanan, harian, jam, atau bagian dari jam. Tingkat arus didefenisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan atau segmen ruas jalan
interval satu jam. Volume dan tingkat arus berbeda, dimana volume adalah jumlah kendaraan hasil pengamatan selama satu interval waktu, sedangkan tingkat arus
menggambarkan jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan dalam interval waktu di bawah satu jam dan dinyatakan dalam satu jam USHCM, 2000.
Dalam karakteristik arus lalu lintas terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satu nya adalah kendaraan. Pengelompokan kendaraan
biasanya dilakuakan dengan berdasarkan berat, dimensi, dan karakreristik operasionalnya. Untuk jalan perkotaan pengelompokan jenis kendaraan dibagi
menjadi sebagai berikut Kemenhub NO.14, 2006 : a.
Kendaraan ringan LV adalah kendaraan bermotor dua as beroda empat dengan jarak as 2,0 – 3,0 m seperti mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick
up, dan truk kecil sesuai klasifikasi Bina Marga. b.
Kendaraan berat HV adalah kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,5 m, biasanya beroda lebih dari empat seperti bis, truk 2 as, truk 3 as, dan
truk kombinasi .
Universitas Sumatera Utara
c. Sepeda motor MC adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga seperti
sepada motor dan kendaraan beroda tiga yang sesuai dengan klasifikasi Bina Marga.
d. Kendaraan tak bermotor UM adalah kendaraan yang menggunakan tenaga
manusia atau hewan seperti becak, sepeda, kereta kuda, dan kereta dorong . Kendaraan dengan berbagai jenis, ukuran, dan sifatnya membentuk suatu arus
lalu lintas. Keragaman ini akan membentuk karakteristik lalu lintas yang berbeda untuk tiap komposisinya dan berpengaruh terhadap arus lalu lintas secara
keseluruhan. Faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe kendaraan dibandingkan dengan kenderaan rinagan terhadap kecepatan, kemampuan gerak dan
ruang kendaraan ringan dalam arus lalu lintas disebut dengan ekivalen mobil penumpangemp. Dan dapat dilihat dalam tabel II.3 dan II.4 sebagai berikut :
Tabel II.3 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang Untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi
Tipe jalan Arus lalu
lintas total Dua Lajur
kendjam Emp
HV MC
Lebar jalur lalu lintas Wc m
≤ 6 6
Dua lajur tak berbagi
22 UD 1800
≥ 1800 1,3
1,3 0,5
0,35 0,40
0,25
Dua lajur tak berbagi
42 UD 3700
≥ 3700 1,3
1,2 0.40
0,25
Sumber : Kemenhub NO.142006 Tabel II.4 Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Untuk Jalan
Perkotaan Terbagi dan Satu Arah
Tipe jalan Arus Lalu Lintas Per
lajur kendjam Emp
HV MC
Dua lajur satu arah 21 dan
Empat lajur terbagi 42D
≥ 1050 1,3
1,3 0,4
0,25
Universitas Sumatera Utara
Tiga lajur satu arah 31 dan
Enam lajur terbagi 62D
≥ 1100 1,3
1,3 0,40
0,25 Sumber : Kemenhub NO.142006
Kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam satuan kilometer per jam. Kecepatan dan waktu tempuh adalah pengukuran kinerja lalu
lintas dari sistem eksisting, dan kecepatan adalah variabel kunci dalam perancangan ulang atau perancangan dari fsilitas baru. Hampir semua model analisis dan simulasi
lalu lintas memperkirakan kecepatan dan waktu tempuh sebagai kinerja pengukuran perencangan, permintaan dan pengontrolan sistem jalan.
1. Kecepatan Bebas
Rumus yang digunakan untuk kecepatan arus bebas adalah berdasarkan Kemenhub NO.142006 dengan rumus :
Fv = Fvo+FVw x FFsf x FFVcs…………II.3 Dimana :
Fv
: Kecepatan arus bebas kmjam Fvo
: Kecepatan arus bebas dasar kmjam FVw
: Penyesuaian lebar jalur lalu lintas FFsf
: faktor penyesuaian hamabatan samping FFVcs : Faktor penyesuaian ukuran kota
2. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata ruang adalah kecepatan rata-rata kendaraan yang melintasi suatu segmen pengamatan pada suatu waktu rata-rata tertentu.
II.2
Biaya Dalam Sistem Transportasi Didalam system transportasi trdapat beberapa konsep biaya, salah satu dari
biaya tersebut adalah biaya social ayau Social Cost S.Sopan,2007 dikutip oleh wahyuni. R, 2008. Biaya social dari suatau fasilitas adalah biaya yang harus
ditanggung oleh bukan pengguna fasiitas akibat penggunaan fasilitas oleh pihak
Universitas Sumatera Utara
lain.Secara umum biaya social disebut juga dengan biaya eksternal dari suatu fasilitas, walaupun pada beberapa literatur artinya memiliki perbedaan.
Berikut ini beberapa konsep umum tentang eksternal cost, yaitu dikutip dari wahyuni.R, 2008 :
1. Biaya eksternal adalah biaya yang disebabkan oleh suatu aksi yang dilakukan
oleh orang lain yang tidak memiliki kepentingan untuk melakukan aksi tersebut. Biaya eksternal akan menjadi masalah apabila pelakunya hanya
menyadari biaya dan keuntungan dalam mengambil keputusan untuk melakukan aksi, tetapi terdapat biaya eksternal yang tidak diperhitungkan,
dan nilainya lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh. Friedman, David D. 2004
2. Biaya eksternal adalah semua biaya yang dibebankan kepada pihak lain dan
tidak dirasakan oleh pihak yang melakuakan aktivitas yang membangkitkan biaya tersebut. R, Elvik. 1994 .
3. Biaya eksternal biasa didefenisikan sebagai biaya yang timbul akibat aktivitas
manusia, dimana pihak yang bertanggung jawab atas aktifitas tersebut, tidak sepenuhnya memperhitungkan dampaknya terhadap pihak lain akibat
perbuatannya. Secara umum dapat disimpulkan biaya eksternal adalah biaya yang
ditimbulkan akibat adanya kegiatan yang ditanggung oleh pihak ketiga yang sama sekali tidak terlibat langsung dengan kegiatan tersebut.
Dalam kajian ini , biaya eksternal berupa pemborosan biaya transportasi pengguna jalan , dimana pada kajian ini mempertimbangkan bagi pengguna
kendaraan pribadi yang disebabkan oleh kemacetan pada kawasan sumber Jl. Padang
Universitas Sumatera Utara
Bulan Medan. Biaya transportasi yang diperhitungkan berupa biaya operasi kendaraan BOK.
II.3 Biaya Operasi Kendaraan BOK
Dalam kajian ini, terdapat beberapa macam model yang digunakan untuk memperoleh biaya operasi kendaraan BOK, dalam hal ini ada beberapa analisis
model yang digunakan yaitu HDM-VOC Highway Design and Maintenance Standart Vehicle Operating Cost . Model yang dikembangkan oleh World Bank
pada tahun 1994 dimana model ini terdiri dari banyak persamaan yang memperkirakan biaya kecepatan kendaraan, bahan bakar, roda kendaraan, pemakaian
onderdil, dan biaya operasi lainnya pada berbagai kondisi dan karakteristik jalan. Untuk melakukan perhitungan biaya operasi kendaraan dengan VOCM-
HDM, diperlukan sekumpulan data yang mencakup : 1
Karakteristik dan kondisi jalan, yaitu : jenis permukaan, tingkat kekasaran permukaan, gradient, curvature dan superelivasi, tinggi jalan, serta jumlah
lajur jalan. 2
Kendaraan representasi dan karakteristik kendaraan, yaitu : tare weight, payload, maximum driving power, maximum braking power, kecepatan
optimum, luas muka, putaran mesin, energy efficiency factor, dan fuel adjustment factor.
3 Karakteristik operasi utilitas , terutama pemakaian kendaraan dan
pemakaian ban.
Universitas Sumatera Utara
4 Unit-unit biaya, yaitu harga kendaraan baru, bahan bakar, minyak pelumas,
harga ban baru, awak kendaraan, biaya keterlambatan, suku bunga tahunan, dan overhead.
Dalam perhitungan besaran biaya operasi kendaraan jalan perkotaan di Indonesia, masih diperlukan upaya kalibrasi atau penyesuaian data dengan
kondisi lokal. Dimana kalibrasi data dengan kondisi lokal dilakuaka secara terbatas dengan menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan
penelitian ini. Unit observasi dalam penelitian ini adalah kendaraan pribadi, yaitu
kendaraan pribadi berupa kendaraan bermotor roda empat dan roda dua. Jenis kendaran yang akan dijadikan sebagai unit observasi adalah
kendaraaan yang representasinya mendekati atau sesuai dengan rekomendasi. Analisis akan dilakukan dengan pendekatan deskriptif, dengan
mendasarkan pada data kuantitatif sebagai hasil perhitungan besaran biaya operasi kendaraaan. Seluruh data-data biaya yang dikumpulkan dari kegiatan
survey, akan dikonversi kedalam nilai rupiah per Km jarak tempuh. Dalam hal ini, teknik statistic digunakan dalam perhitungan komponen-
komponen biaya operasi kendaraan, yang mencakup : 1
Biaya pemakaian bahan bakar 2
Biaya pemakaian pelumas 3
Biaya pemakaian ban 4
Biaya pemeliharaan kendaraan 5
Biaya depresiasi kendaraan 6
Biaya awak kendaraan
Universitas Sumatera Utara
II.3.1 BiayaKonsumsi Bahan Bakar
a. Kecepatan Rata-rata Lalu-Lintas
Data kecepatan lalu lintas dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung dengan menggunakan metode moving car observer dan selanjutnya
dilakukan perhitungan kecepatan rata-rata ruang. Apabila data kecepatan lalu- lintas tidak tersedia maka kecepatan dapat dihitung dengan Manual Kapasitas
Jalan Indonesia.
b. Percerpatan rata-rata
Percepatan rata-rata lalu-lintas dalam suatu ruas jalan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut manual BOK, 1995 :
Ag = 0,0128 x V C……………………………..II.5 Dimana:
Ag : percepatan rata-rata
V : volume lalu-lintas smp jam
C : kapasitas jalan smp jam
c. Tanjakan dan turunan
Tanjakan rata-rata ruas jalan dapat dihitung berdasarkan data aligment vertical dengan rumus sebagai berikut manual BOK, 1995 :
Universitas Sumatera Utara
RR =
∑ ��
� �=1
��
mkm……………………………………II.6
Turunan rata-rata ruas jalan dapat dihitung berdasarkan data aligment vertical dengan rumus manual BOK, 1995 :
Fr =
∑ �
� �=1
�
m km……………………………………..II.7
Apabila data pengukuran tanjakan dan turunan tidak tersedia dapat digunakan nilai tipikal sebagai berikut :
Tabel II.5 Aligment vertical yang direkomendasikan pada berbagai medan
Kondisi Medan
Tanjakan rata-rata mkm
Turunan rata-rata mkm
Datar 2,5
-2,5 Bukit
12,5 -12,5
Pegunungan 22,5
-22,5 Sumber: RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006
d. Biaya konsumsi Bahan Bakar Minyak
BiBB �
�
= KBBMi x HBBMj………………………………II.8 Dimana :
BiBBMj : Biaya konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis
Universitas Sumatera Utara
kendaraan i, dalam rupiahkm. KBBMi
: Konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis kendaran i, dalam literkm.
HBBMj : Harga bahan bakar untuk jenis BBMj, dalam
rupiah per liter. i
: Jenis kendaraan sedan, utility, bus kecil, bus besar, atau truk.
j : Jenis bahan bakar minyak solar ataupun
premium. e.
Konsumsi Bahan Bakar minyak KBBM Konsumsi bahan bakar minyak untuk masing-masing kendaraan dapat
dihitung dengan rumus persamaan sebagai berikut manual BOK, 1995 :
KBBMi=α+β1Vr+β2xVr²+β3xRr+β4xFr+β5xFr²+β6xDTr+β7xAr+β8xSa+β9x Bk+β10xBkxAr+β11xBkxSa1000……………….II.9
Dimana: α
: Konstanta lihat tabel II.3 β1..β11
: koefisien-koefisien parameter lihat tabel II.3 Vr
: Kecepatan rata-rata Rr
: Tanjakan rata-rata Fr
: Turunan rata-rata DTr
: Deerajat tikungan rata-rata Ar
: Percepataan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
SA : Simpangan baku percepatan
BK : Berat kendaraan
II.3.2 Biaya Konsumsi Oli
a. Biaya konsumsi oli
BOi = KOi x Hoi…………………………………..II.10 Dimana:
BOi : Biaya konsumsi oli untuk jenis kendaraan i, dalam
Rupiahkm HOj
: Konsumsi oli untuk jenis oli j, dalam literkm i
: Jenis kendaraan j
: Jenis Oli
b. Konsumsi oli KO
Konsumsi oli untuk masing-masing jenis kendaraan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
KOi = OHKi + OHOi x KBBMi…………………….II.11 Dimana :
OHKi : Oli hilang akibat kontaminasi literkm
OHOi : Oli hilang akibat operasi literkm
KBBMi : konsumsi bahan bakar literkm
Kehilangan oli akibat kontaminasi dihitung sebagai berikut : OHKi = KAPOi JPOi…………………………….II.12
Universitas Sumatera Utara
Dimana : KAPOi
: kapasitas oli liter JPOi
: jarak penggantian oli km
Nilai tipikal untuk persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel : Tabel II.6 Nilai tipikal JPOi, KPOi, dan OHOi yang direkomendasikan
Jenis Kendaraan
JPOi KPOi
OHOi
Sedan 2000
3,5 2,1 x 10
−6
Utility 2000
3,5 2,1 x 10
−6
Bus kecil 2000
6 2,1 x 10
−6
Truk besar 2000
12 2,1 x 10
−6
Truk ringan 2000
6 2,1 x 10
−6
Truk sedang 2000
12 2,1 x 10
−6
Truk besar 2000
24 2,1 x 10
−6
Sumber : RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006
II.3.3 Biaya Konsumsi Suku Cadang
a. Kerataan
Universitas Sumatera Utara
D
ata kerataan permukaan jalan dapat diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur kerataan permukaan jalan dengan satuan hasil
pengukuran meter per kilometer IRI . b.
Harga Kendaraan Baru Data kendaraan baru dapat diperoleh dari survey harga suatu kendaraan baru
jenis tertentu dikurangi dengan nilai ban yang digunakan. Harga kendaraan dihitung sebagai harga rata-rata untuk suatu jenis kendaraan tertentu. Survey
harga dapat dilakuakan survey langsung di pasar atau mendapatkan data melalui survey instansional seperti asosiasi pengusaha kendaraan bermotor.
c. Biaya konsumsi Suku Cadang
BPi = Pi x HKBi 1000000……………………………….II.13
Dimana: BPi
: Biaya pemeliharaan kendaraan untuk jenis Kendaraan i, dalam rupiahkm
HKBi : Harga kendaraan baru rata-rata untuk jenis
Kendaraan i, dalam rupiah Pi
: Nilai relative biaya suku cadang terhadap harga kendaraan baru jenis i
i : Jenis kendaraan
II.3.4 Biaya Upah Tenaga Pemeliharaan BUi
Biaya upah perbaikan kendaraan untuk masing-masing jenis kendaraan dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
BUi = JPi x UTP1000……………………………………II.14
Universitas Sumatera Utara
Dimana : BUi
: Biaya upah perbaikan kendaraan Rpkm JPi
: Jumlah jam pemeliharaan jam1000km UTP
: Upah tenaga pemeliharaan Rpjam
a. Harga satuan upah tenaga pemeliharaan UTP
Data upah tenaga kerja dapat diperoleh melalui survey penghasilan tenaga perbaikan kendaraan. Survey upah ini dapat dilakuakan melalui survey langsung
di bengkel atau mendapatkan melalui data instansional seperti Dinas Tenaga Kerja.
b. Kebutuhan jam pemeliharaan JPi
Kebutuhan jumlah jam pemeliharaan untuk masing-masing jenis kendaraan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
JPi = �
x ��
�1
…………………………………………….II.15 Dimana :
JPi : Jumlah jam pemeliharaan jam1000km
Pi : Konsumsi suku cadang kendaraan jenis i
�
0…. �
1
: konstanta
Nilai tipikal untuk model parameter persamaan jumlah jam pemeliharaan adalah sebagai berikut:
Tabel II.7 Nilai Tipikal �
��� �
1
Universitas Sumatera Utara
Jenis kendaraan
�
�
�
�
Sedan 77,14
0,547
Utility
77,14 0,547
Bus kecil
242,03 0,519
Bus besar
293,44 0,517
Truk kecil
242,03 0,519
Truk sedang
242,03 0,517
Truk besar
301,46 0,519
Sumber : RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006
II.3.5 Biaya Konsumsi Ban
a.
Kekasaran Data kerataan permukaan jalan yang diperlukan dalam satu satuan hasil
pengukuran meter per kilometer IRI . b.
Tanjakan dan turunan Perhitungan nilai tanjakan dan turunan TT merupakan penjumlahan nilai
tanjakan rata-rata FR dan nilai turunan rata-rata RR. Nilai tanjakan dan turunan rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
TT=FR+ RR ………………………………………………II.15
Universitas Sumatera Utara
Apabila data pengukuran tanjakan dan turunan tidak tersedia dapat digunakan nilai tipikal seperti tabel berikut:
Tabel II.8 Nilai tipikal tanjakan dan turunan pada medan jalan
Kondisi medan TT
Datar 5
Bukit 25
Pegunungan 45
Sumber: RSNI Pedoman Perhitungan BOK2006 c.
Biaya Konsumsi Ban BBi =KBixHBj 1000……………………………………..II.15
Dimana : BBi
: Biaya konsumsi ban untuk jenis kendaraan i, dalam rupiahkm
HBj : Harga ban untuk jenis kendaraan j, dalam
EEB1000km i
: Jenis kendaraan
Universitas Sumatera Utara
j : Jenis Ban
d. Konsumsi Ban
Konsumsi ban untuk masing-masing kendaraan dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan berikut, yaitu :
KBi = χ + δ1 x IRI +δ2 x TTrata-rata + δ3 x DTrata-rata…….II.16
Dimana : χ
: Konstanta δ1…..δ3
: Koefisien-koefisien parameter TTrata-rat
: Tanjakan dan turunan rata-rata DTrata-rata
: Derajat tikungan rata-rata Komponen utama biaya pengguna jalan antara lain terdiri dari biaya operasi
kendaraan BOK, nilai waktu perjalanan value of travel time saving, dan biaya kecelakaan accident cost. BOK terdiri dari dua komponen utama yaitu biaya tidak
tetap running cost dan biaya tetap fixed cost. Biaya tidak tetap komponen- komponennya adalah: biaya konsumsi bahan bakar, biya oli, biaya konsumsi suku
cadang, biaya upah pemeliharaan, dan biaya ban. Sedangkan biaya tetap komponen- komponennya adalah: biaya depresiasi kendaraan, biaya bunga, dan biaya overhead.
Model-model komponen biaya operasi kendaraaan BOK yang ada disusun berdasarkan data empiris di Negara-negara berkembang di luar Indonesia. Oleh
sebab itu perlu disusun model perhitungan BOK berdasarkan dengan kondisi di Indonesia. Dalam tahun 1996 sampai dengan tahun 2001, PUSLITBANG Prasarana
Transportasi, BALITBANG Kimpraswil telah melakukan studi BOK, untuk berbagai
Universitas Sumatera Utara
jenis kendaraan, bekerja sama dengan TRL Transport Research Laboratory UK. Dari studi-studi di atas tealh di hasilkan beberapa model perhitungan komponen
BOK yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dan dapat dijadikan sebuah pedoman dalam memperhitungkan biaya operasi kendaraan BOK.
Pedoman ini nantinya akan di jadikan suatu acuan dalam melakukan perhitungan biaya operasi kendaraan bagi perencana. Dimana bagian 1 yaitu
pedoman perhitungan komponen biaya tidak tetap running cost, sedangkan bagian 2 yaitu pedoman perhitungan komponen biaya tetap fixed cost.
Penyusunan pedoman ini bertujauna untuk memudahkan dan menyeragamkan metoda perhitungan biaya operasi kendaraan dan mencakup uraian umum, ketentuan
teknik, dan cara pengerjaan.
II.4 Nilai waktu
Nilai waktu didefenisikan sebagai jumlah uang yang besedia dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat waktu perjalanan Henser, 1989 atau sejumlah uang
yang disiapkan untuk membelanjakan atau dikeluarkan oleh seseorang dengan maksud menghemat atau mendapatkan satu unit nilai waktu perjalanan Rogers,
1975. Biaya yang di keluarkan untuk mendapatkan nilai waktu yang dihemat dapat
dipandang sebagai kesempatan untuk tidak menggunakan sejumlah uang tersebut untuk kegiatan yang lain dimana menguntungkan sebagai balasan untuk
mendapatkan kesempatan menggunakan waktu perjalanan yang dihemat tersebut untuk kegiatan lain yang lebih diinginkan.
Bedasarkan hal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa definisi diatas nilai waktu sebagai jumlah maksimum dari pendapatan seseorang dalam situasi tertentu
Universitas Sumatera Utara
yang diberikan, dimana seseorang individu akan dengan rela meyerahkannya untuk menghemat waktu perjalanan.
Dan nilai waktu perjalanan dalam hubungannya dengan perhitungan keuntungan dalam studi kelayakan suatu proyek transportasi Cost benefit analysis
dapat di pandang sebagai keuntungan bagi pengguna jalan dalam nilai uang, dimana keuntungan yang diperoleh adalah perkalian antara waktu yang dihemat dengan
adanya proyek dengan nilai waktu itu sendiri. Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh dalam menentukan nilai waktu
perjalanan antara lain Horowitz, Alan J, 1980: •
Penghasilan Nilai waktu adalah tinggi untuk golongan berpenghasilan tinggi dimana
penghasilan tersebut memungkinkan pengeluaran yang lebih besar, moda transport yang digunakan cenderung berkualitas lebih mahal dibandingkan golongan yang
berpenghasilan rendah, dengan tingkat upah yang lebih tinggi dengan kesempatan yang lebih tinggi pula.
• Tujuan Perjalanan
Bagi individu yang melakukan perjalanan dengan tujuan kerja, nilai waktu yang dilewatkan mungkin akan mempunyai perbedaan yang berarti dibandingkan
bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan maksud berwisata atau sekedar mengunjungi teman atau keluarga.
• Periode Waktu Perjalanan
Bagi individu yang bekerja nilai waktu selama hari kerja mungkin akan berbeda dibandingkan dengan nilai waktu pada akhir pekan dimana kesibukan dan
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan akan ketepatan jadwal tidak lagi mendesak, jadi nilai waktu bagi seseorang sedikit banyak terkait dengan aktivitas keseharian individu tersebut yang
membuat semacam periode waktu perjalanan. •
Moda Perjalanan Nilai kenyamanan dri moda perjalanan digunakan akan mempengaruhi
penilaian seseorang terhadap waktu yang di luangkannya selama perjalanan. Hal ini dapat dijelaskan secara sederhana yaitu nilai satu menit bagi seseorang yang
menggunakan suatu moda angkutan yang padat dan berdesak-desakan serta mengandung resiko keamanan yang tinggi akan berbeda dibanding nilai satu menit
bagi seseorang yang menggunakan moda angkutan yang nyaman, lapang, dan aman. •
Panjang Rute Perjalanan Panjang rute perjalanan sangat berpengaruh terhadap penilaian seseorang
terhadap waktu yang dihematnya. Sebagai contoh penghematan waktu perjalanan selama sepuluh menit bagi seseorang dengan waktu perjalanan yang pendek akan
lebih terasa dibandingkan penghematan waktu sepuluh menit bagi seseorang yang mempunyai waktu perjalanan yang panjang hingga berjam-jam.
II.4.1 Metode Untuk Nilai Waktu
Nilai waktu perjalanan merupakan salah satu komponen yang penting dalam analisis transportasi, terutama dalam aspek ekonomi nilai waktu perjalanan berkaitan
dengan adanya oppornity cost dari setiap waktu yang dihabiskan dalam menempuh perjalanan maupun dengan jumlah uang yang dikorbankan dalam melakukan
perjalanan. Nilai waktu perjalanan adalah suatu faktor konvensi dalam melakukan penghematan waktu dalam bentuk uang.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat berbagai metode dari peninjauan pustaka yang dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya nilai waktu perjalanan. Metode tesebut antara lain
Metode Pendapatan Income Approach, Metode Nilai Asset Perumahan Housing Price Approach, Metode Model Distribusi Lalulintas Traffic Distribution
Approach, Metode Pilihan Moda Moda Choice Approach, Metode Pengalihan Diversion Ratio Approach, Metode Pilihan Kecepatan Optimim Running Speed
Choice Approach, Metode Batas Tarif Transfer Price Approach, .Dalam studi ini akan di tinjau menggunakan metode pendapatan Income Approach untuk
menentukan besarnya nilai waktu yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya nilai waktu perjalanan.
II.4.1.1 Metode Pendapatan
Metode ini tergolong sederhana, karena hanya mempertimbangkan dua faktor yaitu Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB perorangan dan jumlah waktu
kerja dalam setahun perorangan dengan mangasumsikan bahwa waktu yang digunakan menghasilkan suatu produk dalam bentuk pendapatan seseorang.
Persamaan dari pendekatan ini adalah sebagai berikut The Value Of Travel Time; Theory And Measurement, Nils, 1979:
ƛ=
��������� ����� ����� ��ℎ���� �����
Dimana : ƛ
: Nilai waktu PDRB : Pendapatan Domestik Regional Bruto
II.5 Biaya Yang Ditimbulkan Akibat Kemacetan Lalu Lintas
Universitas Sumatera Utara
Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat,
pembangunan ekonomi, dan sosial politik suatu Negara. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang, tidak dapat diharapkan
tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pembangunan berbagai aspek dari suatu Negara.
Secara karakteristik umum arus lalu lintas , ada tiga karakteristik primer dalam teori arus lalu lintas yang saling terkait yaitu : volume , kecepatan , dan
kepadatan . dimana ditunjukkan pada gambar . Lihat gambar 1 . Dimana ditunjukkan hubungan antara kecepatan dan kepadatan berdasarkan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia untuk jalan 4 lajur 2 arah .
Gambar 1. Hubungan antara kecepatan dan arus pada jalan 42 D
Secara pendekatan analisis , biaya kemacetan timbul dari hubungan antara kecepatan dengan aliran di jalan dan hubungan antara kecepatan dengan biaya
kendaraan Sugiano.G , 2008 . Lihat pada gambar 2 .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Estimasi Biaya Kemacetan Pada saat batas aliran lalu lintas yang ada pada suatu ruas jalan dilampaui ,
maka rata-rata kecepatan lalu lintas akan turun sehingga pada saat kecepatan mulai turun maka akan mengakibatkan biaya operasi kendaraan akan meningkat antara
kisaran 0 – 45 kmjam dan waktu untuk melakukan perjalanan akan semakin meningkat . Sementara itu , waktu berarti biaya dan nilai yang keduanya merupakan
dua bagian dari total biaya perjalanan yang ditimbulkan oleh menurunnya kecepatan akibat meningkatnya aliran lalu lintas Sugiono,G 2008 .
Congestion cost biaya kemacetan merupakan selisih antara marginal social cost biaya yang dikeluarkan masyarakat dengan private cost biaya yang
dikeluarkan oleh pengguna kendaraan pribadi yang disebabkan oleh adanya tambahan kendaraan pada ruas jalan yang sama . Perhitungan beban biaya kemacetan
didasarkan kepada perbedaan antara biaya marginal social cost dan marginal private cost dari suatu perjalanan Sugiono.G , 2008 .
Kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu-lintas sangatlah besar, tetapi pada umumnya pengemudi atau pengguna fasilitas transportasi kurang
menyadarinya. Kerugian ini meliputi pemborosan bahan bakar, waktu, dan tenaga
Universitas Sumatera Utara
dan ketidak nyamanan berlalu-lintas, serta biaya social atau eksternasi yang dibebankan pengemudi lain atau pihak ketiga Ofyar Z Tamin, 1998.
Biaya akibat kemacetan lalu-lintas ini sebenarnya merupakan tambahan biaya perjalanan yang harus ditanggung oleh pengguna jalan akibat bertambahnya volume
lalu-lintas dan waktu perjalanan. Komponen biaya perjalanan adalah volume lalu- lintas, waktu perjalanan, biaya operasi kendaraan BOK, dan nilai waktu perjalanan
NW. Jadi, untuk ruas jalan yang sama maka biaya perjalanan akan meningkat jika volume lalu lintas dan waktu perjalanan pun ikut bertambah.
Ada juga model kaitan antara kecepatan dengan biaya kemacetan , dimana model ini memiliki asumsi Basuki.M ,2008 :
a Perbedaan tingkat kecepatan lambat dan cepat .
b Kecepatan tiap kendaraan tidak dibuat berdasarkan tingkat lalu lintas .
c Tidak menggunakan satuan penumpang .
d Biaya kemacetan cenderung nol jika kecepatannya sama.
e Kendaraan tidak saling mendahului.
Sehingga dari asumsi di atas , dapat juga dirumuskan suatu perumusan model untuk menghitung biaya kemacetan melalui persamaan 2 , sebagai berikut :
C = N ��� + �1 −
� �
� �′�T…………………………….. II.20 Dimana :
C = Biaya kemacetan rupiah .
N = Jumlah kendaraan kendaraan.
G = Biaya operasional kendaraan Rpkend.Km.
A = Kenderaan dengan kecepatan eksisting Kmjam .
Universitas Sumatera Utara
B = Kendaraan dengan kecepatan ideal Kmjam .
V’ = Nilai waktu perjalanan kendaraan cepat Rpkend.jam.
T = Jumlah waktu antrian jam.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Tahapan Kerja Penelitian Secara umum penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan kerja
seperti terlihat dalam bagan aliran di bawah ini :
Gambar III.1 Alur Kegiatan Pelaksanaan Metode Penelitian 1.
Penelitian ini dimulai dengan proses identifikasi masalah kemudian dirumuskan menjadi tujuan penelitian, seperti yang telah dijelaskan pada bab
I 2.
Setelah dirumuskan tujuan penelitian, tahapan berikutnya adalah survey pendahuluan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan dan pembatasan
masalah yang akan dibahas, Indentifikasi data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, termasuk waktu pelaksanaan survey.Survey pendahuluan
ini juga ditunjang dengan literature dari berbagai sumber dan rujukan beberapa studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
Identifiksi Masalah Penentuan Tujuan
Penelitian Pendahuluan
Studi Literetur -Pembatasan Masalah
- Identifikasi Kebutuhan data
Karakteristik jalan
Karakteristik kemacetan Survey
- Volume lalu-lintas, waktu tempuh,
hambatan samping tundaan, kecepatan
tunda.
-
Geometrik jalan, arus lalu- lintas, kecepatan rata
Analisa Kinerja Penerununan kecepatan
Perhitungan BOK Eksternal cost
Nilai waktu
Kesimpulan
Analisa biaya kemacetan
Universitas Sumatera Utara
3. Tahapan pelaksanaan survey adalah proses pengumpulan data yang akan
diolah sehingga dapat di gunakan sebagai input dalam proses analisis selanjutnya.
4. Survey pertama yang akan dilakukan adalah survey lalu lintas, dimana untuk
meninjau kondisi jalan untuk mendapatkan data geometric jalan, besarnya arus lalu lintas, dan waktu tempuh kendaraan sepanjang ruas jalan yang
ditinjau. Data-data tersebut akan digunakan untuk mencari tingkat kinerja dari ruas jalan yang berupa kecepatan arus bebas yang dihasilkan melalui
perhitungan Manula Kapasitas Jalan Indonesia MKJI dan kecepatan rata- rata ruang .Kemudian kecepatan arus bebas dan kecepatan ruang yang didapat
itu, digunakan kembali sebagai input untuk dimasukkan kedalam persamaaan untuk mendapatkan Biaya Operasi Kendaraan BOK dengan model VOC-
HDM. 5.
Menentukan eksternal cost dari hasil perhitungan BOK yang disebabkan adanya kemacetan di daerah yang ditinjau.
6. Tahapan terakhir dalam penelitian ini adalah menganalisis besarnya nilai
eksternal cost darikemacetan yang terjadi pada daerah sekitar kawasan Sumber Jalan Padang Bulan dan beban yang diberikan bagi pengguna
kendaraan pribadi, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Selanjutnya berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dihasilkan rekomendasi untuk pihak-
pihak terkait dengan ini.
III.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Beberapa varieabel penelitian yang berkaitan dengan perhitungan Biaya Operasi Kendaraan BOK yang harus ditanggung oleh pemilik kendaraan
pengguna kendaraan pribadi yang disebabkan adanya penerunan kecepatan diruas jalan yang disebabkan adanya hambatan-hambatan. Beberapa variable yang
berkaitan dengan operasi kendaraan adalah data volume lalu lintas untuk setiap kendaraan dan kecepatan rata-rata dari kendaraan tersebut.
III.3 Teknik pengumpulan data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok data, yaitu data karakteristik lalu lintas
serta jalan dan karakteristik kemacetan. Jenis data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Tabel III.1 Kebutuhan Data Ruas Jalan dan Lalu Lintas Nama data
Jenis data Teknik
Pengumpulan Data
Kegunaan Data
Geometrik jalan: -
Lebar jalan -
Bahu jalan -
Segmen pengamatan
hambatan samping
Data Primer Observasi
Identifikasi dan pembatasan
masalah
Arus Lalu Lintas Data Primer
Survey on board Menghitung arus
lalu lintas Kecepatan
Data Primer Survey MCO
Mendapatkan besarnya
kecepatan kendaraan v
Tabel III.2 Kebutuhan Data Kemacetan Nama Data
Jenis data Teknik
pengumpula Data
Kegunaan data
Karakteristik Data Primer
Observasi Menghitung
Universitas Sumatera Utara
Kemacetan : -
Volume lalulintas
- Tundaan
Hambatan samping
- Kecepatan
tunda nilai biaya
kemacetan
III.3.1 Survey Karakteristik Jalan
1. Survey Geometrik Jalan
Pengumpulan data geometrik jalan dilakukan langsung di lokasi survey dengan mengukur lebar jalan dan lebar trotoar, serta data-data lain tentang ruas jalan
yang berhubungan dengan penelitian ini. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran.
2. Survey arus lalu lintas
Survey arus lalu lintas dengan melakuakan pencatatan jumlah kendaraan yang terklasifikasi. Setiap kendaraan yang lewat pada pos pengamanan yang dihitung
berdasarkan jenis kendaraan. Jenis kendaraan yang dihitung dibedakan menjadi mobil kecil,minibus, sepeda motor, angkot, dan pick up dengan interval waktu yang
digunakan per jam.
3. Survey kecepatan
Survey kecepatan kendaraan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung dengan mobil bergerak. Kecepatan kendaraan dihitung dengan melewati 2
titik patok yang telah ditentukan dimana survey yang dilakukan setiap lima belas menit dan rata-rata kecepatan diambil untuk periode per jam.
III.3.2 Survey Karakteristik Kemacetan
Universitas Sumatera Utara
1.Volume Lalu Lintas
Pengumpulan data volume lalu-lintas atau banyaknya kendaraan yang lewat pada garis pengamatan dilakukan dengan cara mencatat semua kendaraan yang
melewati garis injak melintang pada pos pengamatan selama waktu pengamatan dibantu dengan pemakaian alat hitung manual couter.
2.Hambatan Samping
Pengumpulan hanbatan samping di lapangan dilakukan dengan menghitung jenis aktifitas samping ruas jalan Padang Bulan, sebagai lokasi penelitian. Pelaksaan
survey pengambilan data hambatan samping ini dilakuakan dengan mengamati dan mencatat segala aktifitas samping jalan yang terjadi selama periode waktu
pengamatan.
3.Kecepatan Tunda
Pengumpulan data kecepatan tunda hamper sama seperti survey volume lalu-lintas, dilakukan dengan mengamati dan mencatat semua kendaraan yang melewati garis
pada pos pengamatan. Maka waktu dari masing-masing kendaraan yang dipengaruhi oleh hambatan samping. Dari data tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat
kecepatan antara ruas jalan yang berbeda tersebut. III.4 Lokasi Survey
Penelitian ini mengambil studi kasus menghitung biaya kemacetan pada
kawasan Sumber Jalan Padang Bulan Medan. Lokasi survey terdapat pada kawasan sumber depan kampus AMIK MBP, dan rumah makan Ayam Penyet Jakarta.
III.5 Waktu Survey 6.
Survey pada kondisi macet meliputi survey karakteristik lalu lintas jalan dan survey kemacetan. Survey inu dilakukan pada saat yang bersamaan, yaitu
Universitas Sumatera Utara
pada jam sibuk dan pada jam normal pada pukul 06.30 – 09.30 WIB, jam 10.30-12.30 WIB, 13.30-15.30 WIB, 16.30-19.30 WIB, dan 20.30-21.30
WIB. III.6 Teknik Pengolahan Data
Berdasarkan data yang dikumpukan maka pengolahan data yang dilakukan secara umum terbagi atas 4 bagian yaitu :
a. Pengolahan data yang berkaitan dengan volume lalu lintas harian
b. Pengolahan data yang berkaitan dengan kondisi ruas jalan
c. Penentuan waktu jam puncak, karakteristik lalu lintas pada jam puncak
d. Perhitungan biaya kemacetan
III.6.1 Pengolahan Data Volume Lalu-Lintas Dalam selang waktu lima menit jumlah kendaraan yang melintas dititik
pengamatan dihitung sesuai dengan peruntukan lembar kerja lapangan. Dari hasil perhitungan masing-masing kendaraan dapat diketahui jumlah total jenis kendaraan
yang dicatat dan jumlah total dari keseluruhan kendaraan. Selanjutnya sesuai dengan ketentuan konversi terhadap kendaraan mobil
penumpang, jumlah masing-masing kendaraan tersebut selanjutnya akan dikonversikan ke dalam satuan mobil penumpang, yang dikelompokkan dalam total
kendaraan bermotor pula. Perhitungan dilakukan secara terus-menerus untuk semua data kendaraan yang masuk pada keseluruhan jam pengamatan sehingga didapat
susunan data volume kendaraan pada setiap interval waktunya.
Universitas Sumatera Utara
III.6.2 Pengolahan Data Hambatan Samping
Periode pengukuran untuk pengamatan data hambatan samping dilakukan dalam waktu selang 5 menit, masing-masing jenis aktifitas hambatan samping
dihitung, besarnya hambatan samping dari suatu ruas jalan merupakan jumlah total masing-masing aktifitas samping jalan setelah dilkalikan factor bobot masing-
masing.
III.6.3 Pengolahan Data Kecepatan Tunda
Periode pengukuran untuk pengamatan data kecepatan ini adalah sama seperti data volume lalu-lintas, yaitu setiap periode 15 menitan, berdasarkan pada jarak dan
waktu tempuh yang sudah diketahui. Masing-masing kendaraan yang melewati semua titik pengamatan lalu dibandingkan tingkat kecepatan antara ruas jalan
berbeda.
III.6.4 Perhitungan Biaya Kemacetan Berdasarkan BOK
Pada tahap ini perhitungan biaya peningkatan BOK merupakan biaya kemacetan yang harus dikeluarkan oleh kendaraan yang melintas yang tidak
melakukan parker, terhambat oleh kemacetan di ruas Jalan Padang Bulan kawasan Sumber. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan VOC-HDM. Adapun
komponen BOK adalah : 1.
Biaya kendaraan sedan, minibus, angkot, sepeda motor, dan pick up 2.
Biaya konsumsi bahan bakar bensin dan solar 3.
Biaya konsumsi minyak pelumas disesuaikan dengan merek pelumas
Universitas Sumatera Utara
4. Biaya pemakaian ban disesuaikan dengan tipe ban
5. Biaya service pemeliharaan pekerja bengkel
III.6.4.1 Perhitungan Biaya Konsumsi Bahan Bakar Minyak
Untuk menghitung biaya konsumsi bahan bakar minyak untuk suatu jenis kendaraan, dapat dilakukan tahapan sebagai berikut :
a. Pengumpulan data kondisi jalan kondisi lalu-lintas
b. Penentuan jenis kendaraan dan jenis bahan bakar minyak, kendaraan akan
dikaji berhubungan dengan jenis bahan bakar minyak yang digunakan. c.
Pengumpulan data harga bahan bakar minyak dan perhitungan harga satuan dari BBM
d. Pengumpulan data profil kecepatan rata-rata.
e. Pengumpulan data geometri tanjakan turunan bila ada. Apabila data tidak
tersedia gunakan nilai-nilai tipikal yang tersedia. f.
Perhitungan tingkat konsumsi bahan bakar minyak. Tingkat kosumsi bahan bakar minyak dalam literkm untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dapat
dihitung dengan mengikuti persamaan II.7 yang sesuai dan memasukkan nilai-nilai peubah yang diperoleh dari hasil pengukuran ke dalam tersebut.
g. Hitung besaran biaya konsumsi bahan bakar minyak. Besaran biaya bahan
bakar minyak dalam rupiahkm untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dan dapat dihitung dengan mengalikan besaran tingkat konsumsi bahan bakar
minyak dengan harga satuannya.
III.6.4.2 Perhitungan Biaya Konsumsi Oli
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghitung biaya konsumsi oli untuk jenis kendaraan, maka dapat dilakukan tahapan berikut, yaitu :
a. Penentuan jenis kendaraan. Jenis kendaraan yang akan dikaji berhubungan
dengan jenis dan harga oli yang digunakan. b.
Pengumpulan data harga oli. c.
Perhitungan tingkat konsumsi oli. Tingkat konsumsi oli dalam literrkm untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dapat dihitung dengan mengikuti
rumus persamaan II.8 dan II.9 dan memasukkan nilai-nilai peubah yang diperoleh dari hasil pengukuran ke dalam persamaan tersebut.
d. Perhitungan besaran biaya konsumsi oli. Biaya konsumsi oli dalam
rupiahkm untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dapat dihitung dengan mengalikan konsumsi oli bahan bakar minyak dengan harga satuannya seperti
pada persamaan II.8
III.6.4.3 Perhitungan Biaya Konsumsi Suku Cadang
Untuk menghitung besaran biaya pemeliharaan untuk suatu jenis kendaraan, maka dapat dilakukan tahapan berikut :
a. Penentuan jenis kendaraan. Jenis kendaraan yang akan dikaji berhubungan
dengan harga kendaraan yang digunakan. b.
Pengumpulan data harga kendaraan. c.
Penentuan nilai kerataan jalan. Pengumpulan data kekasaran jalan dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan alat pengukur kerataan
jalan dalam satuan IRI mkm.
Universitas Sumatera Utara
d. Perhitungan nilai konsumsi suku cadang. Konsumsi suku cadang kendaraan
setiap jenis kendaraan yang dikaji, dihitung dengan mengikuti persamaan II.11
e. Perhitungan biaya konsumsi suku cadang dengan persamaan II.11. Biaya
konsumsi suku cadang untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji, dihitung dengan mengalikan nilai kosumsi suku cadang dengan harga kendaraan baru
seperti pada persamaan II.11.
III.6.4.4 Perhitungan Biaya Upah Pemeliharaan Kendaraan
Untuk menghitung besaran biaya upah pemeliharaan untuk suatu jenis kendaraan, maka dapat dilakukan tahapan berikut, yaitu :
a. Penentukan jenis kendaraan. Jenis kendaraanyang akan dikaji berhubungan
dengan jumlah tenaga pemeliharaan kendaraan yang digunakan. b.
Pengumpulan harga satuan upah tenaga pemeliharaan kendaraan. Harga satuan upah tenaga pemeliharaan dapat diperoleh melalui survey penghasilan
tenaga perbaikan kendaraan. Survey upah dapat dilakukan melalui survey langsung di bengkel atau mendapatkan data melalui instasional seperti Dianas
Tenaga Kerja. c.
Perhitungan kebutuhan jam pemeliharaan. Kebutuhan jam pemeliharaan setiap jenis kendaraan yang akan dikaji dapat dihitung dengan mengikuti
persamaan II.12 dan II.113 dan memasukkannya kedalam rumus persamaan berikut.
d. Perhitungan biaya upah pemeliharaan kendaraan. Biaya upah pemeliharaan
kendaraan untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dapat dihitung dengan
Universitas Sumatera Utara
mengalikan kebutuhan jam pemeliharaan dengan harga satuan upah pemeliharaan seperti pada persamaan II.13.
III.6.4.5 Perhitungan Biaya Konsumsi Ban
Untuk menghitung besaran biaya kosumsi ban untuk suatu jenis kendaraan, maka dapat dilakukan tahapan berikut, yaitu :
a. Penentuan ruas jalan.
b. Penentuan jenis kendaraan dan jenis ban
c. Pengumpulan data harga ban.
d. Pengumpulan data kerataan jalan dapat dilakukan secara langsung dengan
menggunakan alat pengukuran atau data sekunder dalam satuan IRI. e.
Pengumpulan data geometri tanjakan turunan dan deerajat tikungan. Data geometri tanjakanturunan dan derajat tikungan dapat diperoleh dari
pengukuran dengan menggunakan alat pengukuran geometri jalan dan dihitung dengan persamaan II.14 dan II.15. Gunakan data sekunder atau
nilai tipikal apabila data aktual tidak tersedia. f.
Perhitungan tingkat konsumsi ban. Tingkat kosumsi ban dalam EBB1000km untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dapat dihitung
dengan mengikuti rumus II.15 dan memasukkan nilai-nilai peubah diperoleh dari hasil pengukuran.
g. Perhitungan besaran biaya konsumsi ban. Besaran biaya ban dalam
rupiahkm untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dihitung dengan mengalikan kosumsi ban dengan harga satuannya dengan menggunakan
persamaanII.16.
Universitas Sumatera Utara
III.7 Teknik Analisis dan Pembahasan
Pada tahapan ini akan dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data. Analisis yang dilakukan berupa analisis external cost dan dampak kemacetan
terhadap tingkat pelayanan jalan.
III.8 Penarikan Kesimpulan
Tahap akhir di mana pengolahan data dapat dilakukan analisis akhir sehingga ditarik kesimpulan dan saran. Kemudian berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
akan dicoba memberikan suatu rekomendasi bagi pihak yang terkait.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA