13
BAB III YAKUZA DALAM PEMERINTAHAN
3.1 Bidang Ekonomi
Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang perekonomiannya paling maju. Dalam hal perekonomian Jepang termasuk 10 besar dunia dalam
kemampuan dan kemajuan ekonomi. Setelah Perang Dunia II Jepang mampu bangkit dan berhasil membangun kembali perekonomiannya. Hal ini didukung
oleh sumber daya manusia Jepang, yaitu rakyat yang ulet, pekerja keras dan mampu bersaing dengan negara-negara maju. Salah satu faktor pendukung
kemajuan perekonomian Jepang adalah adanya peranan yakuza yang melakukan kerjasama ekonomi dengan Amerika Serikat yang mendatangkan devisa cukup
besar bagi perekonomian. Para gangster mampu mengisi celah yang selama ini tidak disentuh para pengambil kebijakan keuangan. Mereka juga mampu menyatu
dan menjalin hubungan dengan masyarakat, birokrat, militer, politisi, serta memberi peran di dalamnya yang sangat penting. Di Jepang, istilah “four finger
economy” mengacu pada peranan yakuza dalam perekonomian Jepang. Lemahnya perekonomian dan perseteruan antara pengambil kebijakan,
memberi ruang bagi yakuza untuk bermanuver. Macetnya saluran antara perbankan dan industri diperbaiki oleh yakuza. Mereka masuk ke kehidupan nyata
masyarakat, memberi pinjaman, memberi perlindungan, dan memasok kebutuhan masyarakat, serta jaminan keamanan. Masyarakat yang membutuhkan dana dapat
menerima pinjaman uang kepada para yakuza, bukan hanya di kalangan bawah yang melakukan peminjaman tetapi di perusahaan raksasa Jepang juga banyak,
Universitas Sumatera Utara
14 seperti perusahaan yang hampir bangkrut dan mem PHK para karyawannya
mereka melakukan peminjaman, mencegah kebangkrutan dan membangkitkan kembali keuangan perusahaan. Anggota yakuza memperbaiki perbankan yang
macet, memperbaiki penciptaan kredit yang gagal, dan memperbaiki birokrat yg saling menyalahkan.
Secara umum bisnis-bisnis yakuza terdiri atas bisnis legal dan bisnis illegal. Bisnis legal merupakan bisnis yang tidak melanggar hukum sedangkan
bisnis illegal adalah bisnis kriminal. National Police Agency mengatakan bahwa bisnis-bisnis legal yakuza diantaranya adalah persewaan lapangan golf, klub
musik, pasar saham, perusahaan real estate, bank, usaha toko-toko souvenir, bar, retoran, klub malam, bioskop, konstruksi dan jasa pembongkaran, jasa keamanan,
rumah sakit, rumah judi panchiko, penyewaan truk, hotel, pembuangan limbah, agen perjalanan dan lainnya. Bisnis-bisnis ini merupakan tameng bagi bisnis-
bisnis kriminal di belakangnya. Walapun yakuza terlibat dalam kegiatan bisnis yang berasal dari bisnis-bisnis kriminal tetapi yakuza membayar pajak dan
melakukan bakti sosial yang menguntungkan negara dan pemerintahan.
3.2 Bidang Politik