7 para pedagang, namun begitu kaum ini mempunyai sistem kekerabatan yang kuat,
ada hubungan kuat antara : Oyabun Boss-bapak dan Kobun bawahan-anak, serta Senpai-Kohai Senior-Junior yang biasa kita temukan pada organisasi
yakuza saat ini. Sedang kaum Bakuto ini di jadikan alat para Shogun untuk berjudi dengan petugas konstruksi dan irigasi agar uang mereka habis di meja judi dan
bisa di pekerjakan dengan gaji murah. Nama yakuza menurut cerita berhubungan dengan dunia judi, dulu ada
permainan yang sering dimainkan oleh kaum Bakuto namanya Hanafuda. Permainan ini mirip Black Jack setiap orang yang main dibagikan masing-masing
tiga kartu, kemudian maka angka terakhir yang akan menang, kartu berjumlah 20 sering di sumpahi oleh orang-orang karena berakhir dengan angka nol, salah satu
konfigurasi kartu ini adalah angka 8-9-3 dan jika disebut dalam bahasa Jepang Ya- Ku-Za. Kaum Bakuto juga mempunyai tradisi menato seluruh anggota tubuh
mereka, orang Jepang menyebutnya Irezumi dan memotong jari Yubitsume sebagai simbol penyesalan atau hukuman. Seiring waktu Kaum Bakuto dan Kaum
Tekiya menjadi satu identitas dan sekarang lebih di kenal dengan nama yakuza.
2.3 Struktur Organisasi Yakuza
Yakuza dikenal sebagai organisasi kejahatan yang memiliki ciri khas tersendiri dengan struktur organisasi yang rapi, sehingga hal inilah yang
membedakan yakuza dengan organisasi-organisasi kejahatan lainnya di dunia. Yakuza bukan hanya sekedar kumpulan penjahat dan orang-orang yang memiliki
latar belakang berbeda, tetapi mereka semua tergabung dalam suatu ikatan keluarga. Dalam organisasi yakuza terdapat istilah ikka, yaitu suatu bentuk
Universitas Sumatera Utara
8 keluarga yang anggotanya tidak memiliki hubungan darah satu sama lain. Dalam
yakuza, kata ikka diganti dengan istilah gumi yang berarti kelompok atau kai yang berarti asosiasi. Kata tersebut diletakkan setelah nama suatu kelompok, misalnya
Yamaguchi-gumi atau Inagawa-kai. Struktur organisasi yakuza berbeda dengan strukur organisasi kejahatan di negara lain.
Dalam struktur organisasi yakuza terdapat tiga struktur yang mendasar, yaitu hirarki formal dalam tugas dan tingkatan, hirarki berdasarkan sistem Ie
tradisional Jepang, dan hirarki dalam internal kelompok. Struktur organisasi yakuza memiliki bentuk yang sama dengan sistem keluarga inti Ie di Jepang. Ie
adalah sebuah bentuk keluarga yang mempunyai sistem tersendiri yang berurat berakar pada masyarakat Jepang. Oleh karena itu, Ie mempunyai hubungan yang
dalam dengan sistem nilai dan struktur masyarakat Jepang dan juga merupakan suatu sistem masyarakat dalam kesejarahan Jepang tersendiri Sistem Ie berbentuk
patrilineal yaitu suatu keluarga yang berlangsung terus menerus melalui garis keturunan ayah. Keluarga Ie dipimpin oleh kacho ayah sebagai keluarga dan
chonan anak laki-laki pertama yang akan menjadi kacho generasi berikutnya. Objek dari kesinambungan sistem Ie adalah hubungan darah hubungan orang tua
dengan anak, hubungan abang dengan adik, hubungan tempat tinggal rumah dan pekarangan, dan hubungan ekonomi produksi, konsumsi, usaha dan harta.
Karena keluarga Ie merupakan kelompok untuk menjalankan kehidupan, maka orang yang bukan hubungan darah pun dimungkinkan menjadi anggota keluarga.
Yakuza mengadopsi sistem Ie ke dalam hubungan orang tua-anak yang disebut hubungan oyabun-kobun. Oyabun berarti orang yang memiliki status oya,
yaitu sebagai orang tua dalam kelompoknya atau sebagai pemimpin dari suatu
Universitas Sumatera Utara
9 organisasi dan kobun adalah orang yang memiliki status ko, yaitu sebagai anak
dalam kehidupan keluarga atau sebagai bawahan dalam suatu organisasi. Oyabun mengatur, membawahi dan memberikan perlindungan terhadap kobun. Sedangkan
kobun selalu tunduk dan setia menjalankan perintah yang diberikan Oyabun. Pada masa yakuza awal, hubungan oyabun-kobun membentuk kekuatan
dan hubungan yang erat yang luar biasa, bahkan sampai menciptakan pengabdian fanatik kepada bos. Sampai sekarang, sistem oyabun-kobun masih terus
menyuburkan kesetiaan, ketaatan, dan kepercayaan diantara para yakuza. Kobun harus bisa bertindak sebagai
teppōdama peluru dalam sebuah perkelahian dengan geng lain. Mereka harus berdiri paling depan, menghadang senjata dan
pedang musuh, serta mempertaruhkan nyawanya demi melindungi oyabun. Dan adakalanya kobun mengambil alih tanggungjawab dan masuk penjara atas
kejahatan yang dilakukan oleh oyabunnya. Tingkatan dalam organisasi yakuza tradisional dan modern bersifat feodal,
yaitu satu pemimpin oyabun membawahi semua bawahan kobun. Tingkatan hirarki dalam organisasi yakuza sangat jelas perbedaan stratanya. Masing-masing
tingkatan memiliki kewajiban, status dan hak istimewa yang berbeda-beda. Urutan tingkat dari yang teratas adalah kumi-
chō atau yang disebut dengan oyabun, yaitu pemimpin dari suatu organisasi, wakagashira atau pemimpin muda,
saikō kanbu atau eksekutif senior, kanbu atau eksekutif, kumi-in atau prajurit, dan jun-
kōsei-in atau anggota magang. Kemudian terdapat juga
kigyōshatei yaitu hubungan bisnis antar saudara yang tidak berhubungan langsung dengan ikka, tetapi tetap
mendapatkan keuntungan dari kelompok ikka tersebut.
Universitas Sumatera Utara
10 Kumi-
chō bertugas sebagai pemimpin dari suatu organisasi dan bertugas memberi arahan dan tugas terhadap bawahan dan sebagai pengambil keputusan
dalam suatu tindakan. Wakagashira bertugas sebagai penasehat oyabun, dan kedudukan wakagashira layaknya orang kepercayaan oyabun. Diantara oyabun
dan wakagashira terdapat kōmon yang bertugas sebagai penasehat oyabun juga,
sehingga oyabun selalu mendapat nasehat dan masukan dari dua pihak bila menyangkut urusan kelompok.
Saikō kanbun dan kanbun masing-masing memiliki anak buah tersendiri untuk bekerjasama dalam melakukan tugas dan
kewajibannya. Kumi-in bertugas sebagai bawahan yang mengurusi segala urusan
kelompok seperti mengangkat telepon kantor, supir, bertanggungjawab dalam penjagaan atau keamanan, dan melayani tamu. Masing-masing dari mereka
kurang lebih sepuluh orang harus berjaga dua puluh empat jam untuk menjaga kantor pusat organisasi, karena mereka tidak akan tahu apa yang akan terjadi,
apakah adanya serangan dari kelompok lain atau menerima telepon yang penting. Di luar pekerjaan itu semua, kadang-kadang kumi-in juga diminta untuk bekerja
dalam bisnis milik oyabun, dan apabila terjadi perkelahian dengan kelompok yakuza lain, kumi-in harus bisa melawan di barisan paling depan. Bentuk hirarki
yang lain dalam struktur organisasi yakuza adalah hirarki dalam kelompok terkecil.
Dalam tiap tingkatan atau strata memiliki kobun tersendiri, yaitu tingkatan yang terdapat hubungan oyabun-kobun. Sehingga dalam satu kelompok memiliki
dua posisi, yaitu posisi kobun dalam keseluruhan ikka dan posisi kobun dalam
Universitas Sumatera Utara
11 kelompok terkecil kelompok internal. Anggota yang terdapat dalam kelompok
terkecil ini tidak lebih dari sepuluh anggota. Organisasi yakuza yang memiliki kekuatan yang besar umumnya
menguasai kelompok yakuza yang lebih lemah untuk berganung dan menguasai kelompok tersebut ke dalam payung kekuasaan. Kelompok kecil yang tergabung
tersebut akan menjadi kobun di dalam organisasi yang menguasainya. Kumi- chō
dari kelompok yang lemah akan menjadi kobun dari kumi- chō dari kelompok
penguasa atau menjadi kobun dalam badan eksekutif kelompok penguasa. Dalam kehidupan organisasi yakuza, peranan wanita sama sekali tidak dilibatkan dalam
urusan kelompok. Wanita di dunia yakuza hanya sebatas sebagai pelacur, penghibur di bar,
dan sebagai nyonya di anggota kelompok istri oyabun. Istri oyabun sering disebut ane-san saudara kakak perempuan. Mereka sebagai wanita sangat
dipandang rendah dalam pekerjaan yakuza. Namun, bukan berarti wanita sama sekali tidak terlibat di dalamnya. Salah satu contoh peran wanita dalam yakuza
adalah ketika Taoka Fumiko, istri dari pemimpin kelompok Yamaguchi-gumi generasi ketiga memimpin kelompoknya untuk sementara karena pemimpin yang
terpilih pada saat itu masuk penjara. Dalam penerimaan anggota baru, kelompok yakuza melakukan suatu ritual
sebagai tanda terjalinnya suatu hubungan darah antara individu dengan kelompok yang disebut sakazuki. Sakazuki adalah ritual pertukaran mangkuk sake sebagai
tanda terjalinnya hubungan darah. Sakazuki adalah ritual penting di dunia yakuza yang mengekspresikan semangat yakuza dalam penentuan anggota, memperkuat
Universitas Sumatera Utara
12 ikatan organisasi, dan kompleksitas hubungan antarposisi dan fungsi dalam
organisasi. Ritual ini tidak hanya sebagai tanda masuknya anggota baru dalam kelompok, namun juga sebagai tanda terjalinnya hubungan oyabun-kobun. Ritual
ini dilakukan dengan cara formal. Ritual ini dilakukan di ruangan yang beralaskan tatami tikar Jepang dengan para partisipasi ritual yang menggunakan pakaian
haori hakama pakaian luar untuk mempermewah kimono dan terdapat nakōdo
perantara untuk membantu pelaksanaan dan sebagai saksi upacara. Ritual dilaksanakan di depan altar dan suatu persembahan dilakukan pertama kali untuk
ditujukan kepada dewa Shinto yang diletakkan di atas altar sebelum ritual sakazuki dilakukan.
Individu yang akan bergabung dan membentuk suatu jalinan dengan kelompok duduk di tatami dengan
nakōdo di dekatnya. Pada saat pertukaran mangkuk sake, jumlah sake yang dituangkan ke dalam mangkuk berbeda-beda
sesuai dengan status dan hubungan yang akan dibuat. Jika yang dihubungkan merupakan antarsaudara maka volume sake yang dituangkan sama banyaknya.
Mangkuk sake diisi penuh oleh nakodo dan memberikannya ke masing-masing pihak yang akan dihubungkan. Apabila yang akan dihubungkan adalah saudara
tua dan saudara muda, maka mangkuk sake untuk saudara tua di isi sebanyak enam persepuluh dan mangkuk sake untuk saudara muda di isi sebanyak empat
persepuluh. Sedangkan apabila yang dihubungkan merupakan hubungan oyabun- kobun, maka mangkuk sake yang dibutuhkan hanya satu. Manguk sake tersebut
diisi penuh oleh nakōdo, lalu diminum setengahnya oleh oyabun, dan sisanya
diberikan kepada kobun yang akan dihubungkan.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB III YAKUZA DALAM PEMERINTAHAN