Pemakaian Tato Pada Anggota Yakuza

(1)

LAMPIRAN

Gambar 1: Yakuza dengan Tato Gambar Naga.

4. 5.


(2)

(3)

Gambar 2: Yakuza dengan Tato Gambar Singa


(4)

Gambar 3: Yakuza dengan Tato Gambar Jibo Kannon


(5)

Gambar 4: Yakuza dengan Tato Gambar Jigaku Dayu


(6)

Gambar 5: Yakuza dengan Tato Ikan Koi


(7)

(8)

Gambar 6: Proses Pembuatan Tato Tradisional Jepang


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Hatib 2006. Tato. Yogyakarta: LKiS

Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Inami, Shinnosuke, 1992. Going After The Yakuza. Japan Quarterly Vol XXXIX

Kaplan, David E. & Alec Dubro. 2011. Sejarah Dunia Hitam Jepang Yakuza. Depok: Komunitas Bambu.

Koentjaraningrat. 1976. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Lebra, Takie Sugiyama, 1974. Japanese Patterns of Behaviour. Honolulu:

University of Hawai Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (Cetakan Ke-23). Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ratna, Nyoman Kutha, 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(10)

Situmorang, Hamzon, 1995. Perubahan Kesetiaan Bushi dari Tuan kepada

Keshogunan dalam Feodalitas Zaman Edo di Jepang. Medan:

USU Press.

. 2009. Ilmu Kejepangan I (Edisis Revisi). Medan: USU

Press.

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali

Suryohadiprojo, Sayidiman, 1982. Manusia dan Masyarakat Jepang dalam

Perjuangan Hidup. Jakarta: UI

Tendo, Shoko. 2008. Yakuza Moon. Jakarta: Gagas Media.

Winardi, 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada

Zairun, Buchari, 1982. Organisasi dan manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia

http://news.infopilihan.com/2013/08/harga-dan-makna-tato-anggota-geng.html

( Diakses Juni 2014)

http://slodive.com/inspiration/yakuza-tattoo/ ( Diakses Juni 2014)

http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/ini-tato-di-sekujur-tubuh-shoko-tendo- putri-bos-besar-yakuza.html ( Diakses Juni 2014)

http://terselubung.in/gaya-hidup/5-alasan-yakuza-menato-seluruh-tubuh-mereka.html ( Diakses Juni 2014)


(11)

http://www.tattooeasily.com/yakuza-tattoo/( Diakses Juni 2014)

http://www.tempo.co/read/news/2014/06/05/118582703/10-Fakta-Unik-tentang-Yakuza. ( Diakses Juni 2014)

http://en.wikipedia.org/wiki/Yamaguchi-gumi (Diakses Oktober 2014)

http://en.wikipedia.org/wiki/Sumiyoshi-kai (Diakses Oktober 2014)

wikipedia.org/wiki/Inagawa-kai 24 (Diakses Oktober 2014)

http://organihealth.wix.com/yakuza#!families (Diakses Oktober 2014)

http://muda.kompasiana.com/2010/12/28/tato-religi-politik-dan-tren-328214.html

(Diakses Oktober 2014)

http://bimbimblitar.web.id/2014/06/10/5-alasan-yakuza-mafia-jepang-mentato-tubuhnya/ (Diakses Oktober 2014)

http://bagasranggas.blogspot.com/2012/06/arti-lambang-dari-yin-dan-yang.htm l

(Diakses Oktober 2014)

http://bagasranggas.blogspot.com/2012/06/arti-lambang-dari-yin-dan-yang.html

(Diakses Oktober 2014)

www.squidoo.com (Diakses Oktober 2014)

sumber lain:


(12)

BAB III

PEMAKAIAN TATOPADA ANGGOTA YAKUZA

3.1 Tato Gambar Naga

Bagi setiap anggota yakuza, tato adalah sebuah tanda dari statusnya. Bagi mereka tato adalah melambangkan kekuatan dan juga bentuk dari solidaritas dan loyalitas terhadap organisasi. Menurut Kaplan dan Dubro (2011) hampir 73% dari anggota yakuza memiliki tato. Ada berbagai macam gambar tato dengan ikon-ikon berbeda yang digunakan yakuza. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang direpresentasikannya, representasi ini ditandai dengan kemiripan (Mulyana, 2008:92), gambar-gambar tato tersebut memiliki makna di baliknya.

Naga merupakan salah satu makluk mitos yang paling populer dan superior yang berbentuk ular yang panjang yang berhabitat di darat, udara dan laut. Ada berbagai cerita rakyat (folklore) mengenai naga. Naga merupakan musuh utama manusia yang terkesan menakutkan dan berdarah dingin. Akan tetapi dalam masyarakat Cina, naga merupakan hewan penjaga yang tangguh untuk menjaga kerajaan dan melindungi masyarakat dari ancaman penjahat (Abdul, 2006:180).

Ada dua naga yang berbeda, yaitu naga Timur dan naga Barat. Naga Timur dilihat sebagai naga yang dermawan yang melindungi kehidupan, kesuburan dan keberuntungan baik. Sedangkan Naga Barat cenderung jahat yang suka menghancurkan dan suka menimbun harta penjaga.

Banyak dari anggota yakuza menato tubuhnya dengan gambar naga. Naga adalah hewan mitos yang menyeramkan yang dapat menyemburkan api dari mulut.


(13)

Bagi yakuza tato bergambarkan naga bermakna pelindung serta memiliki kepintaran, kekuasaan dan kekuatan yang mereka miliki. Para anggota yakuza biasanya memakainya di seluruh badan dan lengan agar kelihatan dengan jelas dan dapat ditambahkan dengan karakter-karakter pendukung lainnya. Tato gambar naga biasanya terlihat dengan warna hitam dan putih.

Naga Jepang adalah salah satu makluk mitologi yang paling populer untuk desain tato di kalangan yakuza. Biasanya digambarkan seperti ular besar dengan kaki kecil bercakar, dengan kepala memiliki tanduk dan berhubungan dengan laut, awan dan langit. Naga Jepang cenderung lebih ramping dan lebih sering terbang. Selain itu naga Jepang memiliki tranformasi dan tak terlihat. Beberapa di antaranya memiliki kepala yang besar yang memiliki arti bahwa mereka tidak bisa dibandingkan dengan apapun di dunia hewan. Naga Jepang berhubungan erat dengan naga Cina, yang membedakannya hanyalah jumlah cakarnya. Naga di Jepang memiliki tiga cakar, sedangkan di Cina memiliki lima cakar.

Tato bergambarkan naga yang dipakai yakuza biasanya ditambahkan karakter seram Kabuki (seni tradisional masyarakat Jepang) untuk memperjelas statusnya sebagai organisasi yang di takuti. Selain itu ada juga tato naga muncul dengan gelombang laut, awan dan mutiara. Terkadang dalam gambar terlihat cakar naga mencengkram mutiara besar yang bisa memiliki kekuatan memperbanyak apapun yang disentuhnya. Mutiara melambangkan harta yang paling berharga dan kebijaksanaan.


(14)

3.2 Tato Gambar Singa

Singa merupakan hewan yang hidup berkelompok, dan dapat menjaga daerah kekuasaannya dengan baik. Singa dipercaya sebagai hewan yang lebih unggul dan perkasa dibandingkan dengan kucing-kucing besar lainnya. Singa merupakan hewan penguasa di hutan, hal ini juga yang menjadi salah satu pilihan yang digunakan yakuza yang ingin menguasai seluruh anggotanya dan bisnis-bisnis mereka.

Salah satu alasan mengapa yakuza menyukai tato gambar singa berdasarkan dongeng “The Wizard of Oz”. Dongeng ini menceritakan seekor singa yang memiliki karakter pengecut, tetapi memiliki keinginan besar memiliki keberanian sepanjang hidupnya. Hal tersebut lalu digambarkan dan diartikan oleh

yakuza bahwa tato gambar singa pasti akan membantu menumbuhkan rasa

keberanian yang amat luar biasa.

Ada pula yakuza yang memilih desain tato singa yang sedang duduk, yang dingin dan anggun dalam berpenampilan. Gambar tato singa ini berartikan yakuza tersebut memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas kekuasaannya. Dalam rangka untuk mendapatkan rasa hormat, seorang yakuza tidak perlu unjuk gigi. Sedangkan tato bergambarkan singa yang menyerang memiliki arti bahwa yakuza tidak akan menghindar diri untuk kelompok.

Selain itu pada cerita anak-anak di Jepang, terdapat kisah mengenai seekor tikus dan singa. Kisah tersebut dimulai dengan seekor tikus yang ceroboh tersandung oleh kepala seekor singa. Singa terbangun dan dan menangkap si tikus. Tikus meminta maaf kepada singa berulangkali atas ketidaksopanannya. Singa


(15)

mengampuni tikus dan membebaskannnya. Tikus berterima kasih atas kebaikkan singa karena telah membebaskannya. Beberapa tahun kemudian, pada suatu hari singa tertangkap jaring pemburu, dan kemudian si tikus datang untuk membebaskan si singa sebagai balas budi karena telah membebaskannya dulu. Si singa pun meminta maaf kepada tikus atas arogansinya ketika bertemu tikus dahulu. Semenjak kejadian itu tikus dan singa pun menjadi sahabat.

Dongeng versi Jepang ini memuat pesan tentang permintaan maaf yang kaya akan pesan moral, menekankan pentingnya sikap saling tergantung satu sama lain yang menjadi simbol dari budaya Jepang.

Pada cerita tersebut, yakuza juga memegang erat kata permintaan maaf yang mereka interpretasikan dengan yubitsume (potong jari). Hal tersebut terlihat bila seorang yakuza melakukan kesalahan, maka mereka harus meminta maaf dan bertanggung jawab atas kesalahannya. Memang cara memotong jari ini sangat ekstrim atau terkesan berlebihan, tetapi mereka beranggapan ada harga yang harus di bayar dalam sebuah kesalahan.

3.3 Tato Gambar Jibo Kannon

Tidak semua tato yang dipakai oleh anggota yakuza memiliki makna yang menyeramkan dan tidak dipungkiri bahwa tato yang digunakan yakuza justru adalah tato-tato yang bersifat feminim. Mereka juga manusia biasa yang memiliki rasa kemanusiaan hal tersebut tergambar dalam tato Jibo Kannon.


(16)

Bagi yakuza tato Jibo Kannon melambangkan dari sosok yang lemah lembut, rela berkorban dan mendahulukan kepentingan orang lain. Hal tersebut yang menjadi alasan yakuza menato tubuhnya dengan gambar Jibo Kannon. Dalam sejarah Jepang,Jibo Kannon merupakan “ibu penuh kasih” dan juga simbol dari pemberi anak.

Jibo Kannon adalah wujud dari Avalokitesvara sebagai ibu yang welas

kasih, melengkapi wujud-Nya sebagai Koyasu Kannon. Dalam saddharmapundarika Sutra bab Avalokitesvara, Samantamukha Varga dikatakan apabila seseorang dengan tulus memohon anak laki-laki atau perempuan pada Avalokitesvara, maka harapannya akan terkabulkan. Songzi Guanyin berasal dari Avalokitesvara yang berada dalam Garbhakosa (Mandala Rahim). “Rahim” ini dikaitkan dengan pemberian anak. Songzi Guan Yin biasanya digambarkan dengan menggendong seorang anak, menyimbolkan diri-Nya sebagai “pemberi anak”. Di Guangzhou, ulang tahun-Nya jatuh pada tanggal 24 bulan 2 lunar dan diadakan perayaan Shengchai Hui (perayaan sayur mentah) dimana para umat memberikan sayur mentah (Shengcai) dengan harapan melahirkan anak (Shengzai).

Pada zaman dinasti Jin, seorang bernama Sun Daode pada umur 50 tahun belum mempunyai anak. Seorang bhiksu yang tinggal di Vihara dekat rumahnya menganjurkan membaca Guanyin Jing dan tak lama kemudian istrinya hamil dan kemudian melahirkan anak laki-laki.


(17)

3.4. Tato Gambar Jigaku Dayu

Tato tidak hanya dipakai oleh laki-laki, tetapi juga perempuan. Begitu juga dengan yakuza perempuan. Mereka menggunakan tato yang lebih menginterpretasikan sisi feminim perempuan dengan gambar yang seorang pelacur nomor satu di era Muromachi yaitu Jigaku Dayu.

Didominasi kaum pria, wanita pun dengan segala keanggunannya berlomba-lomba menyematkan simbol-simbol indah itu di tubuh mereka. Seakan tidak perduli lagi pandangan masyarakat yang belum terbiasa karena masih terikat erat dengan adat ketimuran. Sebuah pemikiran picik, sempit, dan dangkal ketika melihat semua yang terlihat aneh, seperti halnya wanita bertato selalu diidentikkan dengan hal-hal yang negatif.

Pro dan kontra di masyarakat Jepang tentang tato rupanya telah melahirkan pandangan modern sebagai wanita yang menyikapi tato dengan alasan yang beragam. Ada kecendrungan mereka (para wanita) menginginkannya seperti sebuah candu, tapi tidak berani karena takut ketagihan. Tetapi ada juga yang berpikiran bahwa tidak ada yang salah dengan tato. Sama saja dengan karya seni yang lain, ada media, ada seniman, ada pelaku dan penikmatnya. Inilah bukti bahwa makna tato telah bergeser di Jepang. Tidak lagi difungsikan sebagai penanda kriminal dalam kehidupan, namun telah menjadi fashion dan tren gaya hidup.

Perempuan yang bergabung dalam yakuza biasanya juga memakai tato. Namun biasanya mereka terdiri dari dua golongan, yaitu sebagai istri dari petinggi


(18)

yakuza dan ada dari golongan pekerja seks. Kedua golongan tersebut

menggunakan tato sama-sama bertujuan untuk memperindah tubuh mereka.

Pada zaman Edo, tato banyak digunakan di kalangan pelacur yang mempunyai langganan tetap, atau yang biasa disebut dengan juyos dan kalangan

geisha. Penggunaan tato sangat jarang ditemui di kalangan gadis biasa. Tato di

kalangan juyos dan geisha menyimbolkan tanda mata cinta yang pernah mereka jalin dengan seseorang. Tato dianggap sebagai sebuah tanda bukti betapa kuatnya mereka memegang janji.

Para juyos memilih menato dibagian lengan atas dan sekitar ketiak. Akan tetapi, ada anggapan lain bahwa tato hanyalah hiasan untuk memikat para pelanggan agar sang juyos mendapat kegemilangan dan kesuksesan dalam karir kepelacurannya. Selain itu, memang terdapat beberapa cara para juyos dan geisha dalam memikat dan mengikat para pelanggannya, seperti memotong rambut dan kuku, menato lengan dengan panggilan kesayangan, melicinkan siku dan paha, bahkan memberi janji tertulis kepada para pelanggan tercintanya.

Akibat tingginya tingkat transaksi juyos dan geisha kepada pelanggan yang berbeda-beda, menyebabkan eksitensi tato yang melekat pada tubuh mereka sering menjadi masalah. Para hidung belang sering mengeluh dan risih melihat tato tersebut. Bahkan, beberapa pelanggan menuntut agar perempuan penghiburnya menghapus tato tersebut. Ada beberapa juyos dan geisha yang menghapus dengan cara membakar tato dengan moxa (terbuat dari herbal yang dikeringkan), dan cara ini sangat menyakitkan.


(19)

Pada saat ini gambar atau karakter seseorang pun bisa menginspirasi untuk membuat tato. Dayu adalah tokoh nyata yang hidup di tempat pelacuran. Dia bekerja sampai bisa menebus dirinya atau menarik perhatian seorang tuan yang bisa membebaskannya. Persamaan kehidupan yang keras itu yang dimaknai oleh

yakuza perempuan. Seperti Shoko Tendo, dia adalah putri salah satu bos besar yakuza. Shoko menato punggungnya dengan gambar Jigaku Dayu untuk

menunjukkan kehidupan yang kelam juga bisa membuatnya tegar dan menjadi nomor satu dalam menyelesaikan masalah dan keluar dari masalah yang selama ini membelenggunya.

Ada beberapa alasan yang mengemuka mengenai daya tarik seks tato dalam hubungan intim penggunanya. Beberapa pola menunjukkan tato pada perempuan dapat menunjukkan sisi seksualitasnya, apalagi dengan letak gambar tato yang dapat berada didalam jangkauan intim. Jika hal itu merupakan sebagian kecil asumsi tato yang memiliki daya tarik seksual tersendiri, maka tato setidaknya memiliki nilai jual untuk dapat membentuk image tersendiri bagi penggunanya. Memang tidak selalu dihubungkan dengan seks, tetapi ini trend lain yang ditunjukkan dari fenomena tato.

3.5 Tato Gambar Ikan Koi

Yin Yang merupakan salah satu simbol yang sudah ada sejak zaman Cina

kuno dan sangat digemari di Jepang.Yin dan Yang dalam masyarakat Jepang disebut Yandare. Secara sederhana, simbol ini mempunyai arti “bagaimana segala


(20)

mendeskripsikan sifat yang saling berhubungan, berlawanan dan saling mengisi satu sama lain, hal tersebut sangat identik dengan sifat yakuza.Yin lebih di deskripsikan kepada sisi hitam dan Yang adalah sisi putih, hal ini juga yang mendorong yakuza menyukai tato Yin dan Yang, karena warna hitam dan putih merupakan warna yang berlawanan seperti yakuza sekaligus warna dasar dari tato yang sering digunakan yakuza. Titik kecil hitam dan putih yang berada pada Yin dan Yang menggambarkan sisi yang saling mengisi satu dan lainnya. Yin lebih bersifat pasif, tenang, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian.

Yin berhubungan dengan air, bumi, bulan, feminitas dan malam hari.Yang

berhubungan erat dengan api, langit, matahari, maskulinitas dan siang hari. Yin dan Yang sering juga digambarkan sebagai sinar matahari yang berada di atas gunung dan lembah.Ini menandakan banwa yakuza ada dimana saja dan siap menyerang kapan saja bila dibutuhkan.Yin digambarkan adalah sebuah daerah gelap yang merupakan bayangan dari gunung, sementara Yang digambarkan adalah bagian yang tidak terhalang oleh gunung. Saat matahari bergerak, Yin dan

Yang secara bertahap bertukar tempat satu sama lain, mengungkapkan apa yang

tidakjelas dan menyembunyikan yang sudah terungkap.

(http://bagasranggas.blogspot.com/2012/06/arti-lambang-dari-yin-dan-yang.html)

Yakuza biasanya menato Yin dan Yang di tubuhnya dengan gambar ikan

Koi, karena ikan hidup di air dan di anggap masyarakat Jepang sebagai sumber kehidupan. Selain itu ikan Koi juga dia nggap sebagai simbol dari kekuatan, keberanian dan keindahan bagi yakuza.Yakuza menato tubuhnya dengan gambar


(21)

ikan Koi untuk membangkitkan kekuatan spiritual dan emosional. Yakuza meyakini bahwa ikan Koi bertindak layaknya para samurai, berani menghadang kematiannya sendiri setelah tertangkap lawan, dan kemampuan ikan Koi yang berenang ratusan mil telah dipercaya sebagai simbol ketekunan.Yakuza menato tubuhnya dengan warna yang berbeda-beda sekaligus untuk mewakili unsur-unsur yang terkandung dalam Yin dan Yang itu sendiri.

(image: www.squidoo.com)

Warna hijau diartikan sebagai musim semi dan identik dengan pagi hari dan mewakili unsur kayu sekaligus dimulainya sebuah kehidupan baru. Selain itu unsur kayu melambangkan kretivitas dan pelaksanaan yang baik. Warna merah bermakna unsur api dan identik dengan siang hari. Sekaligus warna merah mewakili perasaan dan emosi yang harus bisa dikendalikan oleh yakuza. warna putih mewakili dari unsur besi dan identik dengan malam hari, dan memiliki karakter kemandirian dan kemauan keras. Warna kuning diartikan sebagai unsur tanah dan mewakili kelembaban. Bagi yakuza sendiri warna kuning merupakan konsentrasi, realisme dan stabilitas. Dan warna hitam mewaliki unsur air dan dikaitkan dengan musim dingin sekaligus air merupakan lambang dari pemikiran yang jernih.

Warna dan unsur tersebut memiliki makna saling berinteraksi dengan saling mengisi satu sama lain. Kayu dibakar menjadi api yang kemudian berubah menjadi tanah (abu), tanah adalah sumber besi, zat besi adalah mineral yang dapat dicairkan, sedangkan air dapat menghidupkan pohon. Dengan kata lain, kayu


(22)

menghidupkan api, memperkuat tanah, memperkuat besi, memperkuat air dan menghidupkan kayu.

( http://bagasranggas.blogspot.com/2012/06/arti-lambang-dari-yin-dan-yang.html)


(23)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Yakuza adalah kelompok kejahatan terorganisir di Jepang. Yakuza dikenal

juga sebagai gokudou (sindikat kejahatan transnasional) karena memiliki struktur organisasi yang tersusun dengan rapi untuk mengatur segala aktifitas anggotanya.

Yakuza bukan sekedar preman jalanan seperti umumnya yang kita kenal selama

ini. Yakuza dapat dikatakan pertama kali muncul pada zaman Edo (1603-1868), tepatnya pada pemerintahan Tokugawa Ieyasu. Pada awalnya yakuza adalah sekumpulan samurai yang telah kehilangan tuannya (ronin) ketika terjadi perang Sekigahara (1600), kemudian mereka tidak memiliki pekerjaan lagi.

Istilah yakuza sendiri muncul dari permainan judi yang sering dimainkan oleh para pejudi (bakuto), yang sebagian besar anggotanya adalah para ronin yang tidak memiliki pekerjaan. Yakuza memiliki arti orang yang tidak berguna, karena sering kalah dalam permainan judi. Pada pertengahan zaman Edo, kelompok ini membentuk dua difisi, yaitu tekiya dan bakuto. Tekiya adalah kelompok orang yang bekerja sebagai pedagang dan menjual barang palsu serta barang-barang hasil curian. Mereka juga bekerja sebagai pihak keamanan dan menarik sejumlah uang dari pedagang lain atas jasa perlindungan.

Di dalam organisasi yakuza terdapat satu tradisi permohonan maaf kepadaoyabun (orang tua) karena melakukan suatu kesalahan yang disebut

yubitsume. Yubitsume adalah pemotongan salah satu ruas jari dan dikirimkan


(24)

rahasia yang dikembangkan dan hanya diketahui artinya oleh sesama anggota

yakuza itu sendiri, gunanya agar rahasia dari organisasi tidak mengalir hingga ke

luar organisasi.

Selain memotong jari (yubitsume) tato merupakan suatu identitas keanggotaan yakuza. Mentato diri merupakan ritual untuk menjadi anggota yakuza, hal ini bermaksud untuk menunjukkan kesetiaan dan dedikasi mereka kepada

oyabun (orang tua) dengan merasakan rasa sakit dari proses pentatoan tersebut.

Tato atau rajah (tattoo) adalah suatu tanda yang dibuat dengan memasukkan pigmen ke dalam kulit. Dalam istilah teknis, tato atau rajah adalah implantasi pigmen mikro.

Dalam bahasa Jepang, tato dikenal dengan istilah Horimono dan irezumi.

Irezumi lebih mengarah kepada pengertian tato yang diberikan kepada para

kriminal sebagai hukuman sehingga orang tersebut memang dipaksa untuk ditato. Sedangkan Horimono orang yang ditato secara sukarela, sehingga orang yang bertato dapat menentukan model, gambar atau tulisan yang diinginkan

Tato pada awalnya merupakan bentuk hukuman yang digunakan untuk mengasingkan pelaku kejahatan dari masyarakat, yang biasanya terdapat di sekitar lengan untuk setiap kejahatan yang telah dilakukannya.Penggunaan tato bagi anggota yakuza mempunyai beberapa fungsi yaitu tato merupakan suatu jimat yang efektif bagi anggota yakuza yang masuk penjara, tato bagi anggota yakuza berfungsi untuk membuat orang takut.

Tato yang banyak digunakan anggota yakuza merupakan jenis tato tradisional. Tato tradisional Jepang dikenal untuk styling tubuh penuh mereka,


(25)

garis tebal, pola bersejarah dan gambar tradisional, seperti harimau, burung, hewan mitos (naga), bunga (ceri jepang dan krisan), dan motif seperti amitabha

budha sangtathagata, bodhisattva siddham script (bonji).

Bagi setiap anggota yakuza, tato adalah sebuah tanda dari statusnya. Bagi

yakuza tato bergambarkan naga bermakna pelindung serta memiliki kepintaran,

kekuasaan dan kekuatan yang mereka miliki. Para anggota yakuza biasanya memakainya di seluruh badan dan lengan agar kelihatan dengan jelas dan dapat ditambahkan dengan karakter-karakter pendukung lainnya. Tato bergambarkan naga yang dipakai yakuza biasanya ditambahkan karakter seram Kabuki (seni tradisional masyarakat Jepang) untuk memperjelas statusnya sebagai organisasi yang di takuti.

Bagi yakuza yang menggunakan tato bergambarkan singa dipercaya akan membantu menumbuhkan rasa keberanian yang amat luar biasa. Gambar tato singa ini berartikan yakuza tersebut memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas kekuasaannya. Dalam rangka untuk mendapatkan rasa hormat, seorang yakuza tidak perlu unjuk gigi. Sedangkan tato bergambarkan singa yang menyerang memiliki arti bahwa yakuza tidak akan menghindar diri untuk kelompok.

Bagi yakuza tato Jibo Kannon melambangkan dari sosok yang lemah lembut, rela berkorban dan mendahulukan kepentingan orang lain.Hal tersebut yang menjadi alasanyakuza menato tubuhnya dengan gambar Jibo Kannon. Dalam sejarah Jepang, Jibo Kannon merupakan “ibu penuh kasih” dan juga simbol dari pemberi anak.


(26)

Tato tidak hanya digunakan oleh yakuza laki-laki, tetapi juga yakuza perempuan. Biasanya gambar dan motif yang digunakan oleh yakuza perempuan ini lebih mengarah ke hal yang feminim, seperti Jigaku Dayu. Bagi mereka tato ini dipercaya dapat menyelesaikan masalah dan keluar dari masalah yang selama ini membelenggunya.

Yakuza biasanya memakai tato Yin dan Yang untuk mendeskripsikan sifat

yang saling berhubungan, berlawanan dan saling mengisi satu samalain, hal tersebut sangat identik dengan sifat yakuza.Yakuza biasanya menato Yin dan Yang di tubuhnya dengan gambar ikan Koi, karena ikan hidup di air dan di anggap masyarakat Jepang sebagai sumber kehidupan. Selain itu ikan Koi juga dia nggap sebagai simbol dari kekuatan, keberanian dan keindahan bagi yakuza.Yakuza menato tubuhnya dengan gambar ikan Koi untuk membangkitkan kekuatan spiritual dan emosional.

4.2 Saran

Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis memberikan saranyang hendaknya diperhatikan oleh para pembaca dalam menilai orang yang bertato. Adapun saran-saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Bila ingin menato tubuh, hendaknya mempertimbangkan akibatnya. Karena orang yang menggunakan tato dianggap orang jahat.

2. Hendaknya bagi anda yang ditato gunakan bahan yang higienis dan sterill, sehingga terhindar dari penyakit.

3. Gunakan motif dan gambar sesuai dengan kepribadian masing-masing jangan terpengaruh oleh zaman.


(27)

BAB II

YAKUZA DAN TATO

2.1 Yakuza

2.1.1 Awal Terbentuknya Yakuza

Sistem pemerintahan feodal di Jepang dimulai pada zaman Kamakura (1192-1333) dan di akhiri dengan zaman Edo atau Tokugawa (1603-1868). Zaman Edo atau Tokugawa ditandai dengan terjadinya perang Sekigahara (1600) di Jepang yang melibatkan keluarga dari Toyotomi dengan keluarga Tokugawa. Perang Sekigahara terjadi karena perselisihan para daimyo dari kedua keluarga tersebut untuk mewarisi kekuasaan dan kedudukan sebagai shogun yang baru menggantikan Toyotomi Hideyoshi yang meninggal pada tahun 1598.

Menurut tradisi, yang berhak mewarisi kedudukan shogun Toyotomi Hideyoshi adalah putranya, yaitu Toyotomi Hideyori. Namun keluarga Tokugawa Ieyasu yang kuat bisa merebut kedudukan sebagai shogun. Hal tersebut meresahkan daimyo Ishida Mitsunari (1560-1600) yang merupakan pendukung Toyotomi Hideyori. Maka Ishida Mitsunari mengumpulkan pengikutnya untuk menjatuhkan Tokugawa Ieyasu sehingga terjadi perang Sakigahara. Perang Sakigahara berhasil dimenangkan keluarga Tokugawa Ieyasu. Daimyo adalah penguasa daerah yang berpenghasilan 10.000 koku per tahun, dan untuk yang berpenghasilan di bawah 10.000 koku per tahun disebut Hatamot, (Situmorang, 1995:43).


(28)

2.1.2 Tekiya (Pedagang)

Kemenangan Tokugawa Ieyasu menyebabkan penguasa baru, dan kemudian Tokugawa Ieyasu diangkat sebagai Sei Tai Shogun (Jendral berkuasa penuh) dan mendirikan pemerintahan Bakufu di Edo (Tokyo) tahun 1603, (Totman dalam Situmorang, 1995:20). Kondisi Jepang setelah perang sekigahara belum begitu stabil karena banyak bushi yang tidak bertuan (ronin) berkeliaran di jalan-jalan dan mengganggu masyarakat, karena mereka tidak mempunyai pekerjaan, sedangkan mereka adalah orang-orang yang ahli dalam perang dan bela diri.

Keadaan itu menyebabkan para ronin harus beralih profesi dari samurai menjadi pedagang, menjadi guru seni bela diri dan sebagian bekerja di pemerintahan. Namun tidak semua dari mereka yang berhasil dengan profesi barunya dan kemudian menggunakan segala cara untuk bertahan hidup. Para ronin yang gagal dengan profesi barunya tersebut biasanya membentuk kelompok-kelompok dalam melakukan segala kegiatannya. Pada saat itu ada kelompok-kelompok yang terkenal dengan gaya yang eksentrik bernama kabuki mono. Kabuki mono merupakan para ronin yang sering melakukan tindakan yang menyimpang dan berpenampilan eksentrik dengan cara berpakaian dan potongan rambut yang tidak lazim serta selalu membawa pedang panjang kemanapun mereka pergi sebagai alat untuk menakut-nakuti masyarakat pada zaman itu.

Oleh karena itu untuk melindungi kota dari ancaman kaum ronin para pedagang dan masyarakat biasa membentuk machi-yokko (satgas kampung). Walaupun mereka kurang terlatih dan kalah jumlah, mereka ternyata bisa menjaga


(29)

daerah mereka dari kaum ronin (kabuki mono).Kaum machi-yokko akhirnya semakin mendapat pujian dari rakyat karena berjasa melindungi kaum miskin yang tak berdaya. Di kalangan rakyat Jepang abad ke 17 kaum machi-yakko di anggap sebagai pahlawan, padahal merekalah cikal bakal terbentuknya

Yakuza.Setelah berhasil mengalahkan kaum ronin, anggota dari machi-yokko

malah meninggalkan tugas awal mereka dan memilih menjadi preman. Profesi ini di perparah dengan adanya campur tangan dari shogun dalam memelihara dan melindungi para machi-yokko. Pada pertengahan zaman Edo, kelompok ini membentuk dua difisi, yaitu tekiya dan bakuto. Tekiya adalah kelompok orang yang bekerja sebagai pedagang dan menjual barang palsu serta barang-barang hasil curian. Mereka juga bekerja sebagai pihak keamanan dan menarik sejumlah uang dari pedagang lain atas jasa perlindungan.

2.1.3 Bakuto (Pejudi)

Sebenarnya kata yakuza berasal dari permainan kartu yang sering di mainkan oleh para ronin yaitu sammai karuta atau tiga kartu, mirip dengan permainan Black Jack. Jenis kartu yang digunakan pada permainan ini adalah

Hanafuda.Pada permainan kartu ini setiap pemain akan dibagikan tiga buah kartu.

Untuk menentukan menang atau kalah, akan dilihat dari angka terakhir dari total nilai yang diperoleh. Seorang pemain dinyatakan menang jika total nilai yang diperoleh adalah 19 karena angka terakhir adalah 9 yang merupakan nilai tertinggi dari permainan tersebut. Awalnya kaum bakuto (pejudi) disewa oleh shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. Tindakan ini dilakukan agar


(30)

gaji para pegawai konstruksi dan irigasi habis di meja judi dan tenaga mereka bisa disewa dengan harga murah.

Yakuza memiliki arti tidak berguna yang menunjuk pada seorang pemain

yang kalah dalam permainan judi karena memiliki kartu 8-9-3 atau

ya-ku-za.Istilah yakuza pada awalnya hanya di tujukan kepada pemain yang kalah dalam

permainan kartu, namun maknanya berkembang dan tidak lagi ditujukan kepada seorang pemain saja, tetapi mengacu kepada seluruh orang yang bermain judi dan kepada orang-orang yang melakukan penyimpangan dan menggangu ketentraman masyarakat. Dalam masyarakat Jepang pada masa itu, orang-orang yang berjudi dianggap sebagai pecundang dan tidak berguna, (Inami, 1992:353).

2.1.4 Yakuza Modern

Waktu pun berlalu, kaum bakuto dan tekiya menjadi satu identitas sebagai

yakuza. Kaum yang asalnya bertugas sebagai pelindung masyarakat dan kini di

takuti masyarakat. Para pemimpin Jepang memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan menggerakkan nasionalisme. Yakuza direkrut oleh pemerintah Jepang dalam aksi pendudukan di Manchuria dan Cina oleh Jepang pada tahun 1930-an. Para yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalan.

Peruntungan para yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor. Militer mengambil alih kendali dari tangan yakuza. Para anggota yakuza harus memilih bergabung dalam birokrasi pemerintahan, jadi tentara atau masuk penjara. Dapat dikatakan pada saat itu pamor yakuza menjadi tenggelam.


(31)

Setelah Jepang menyerah, para anggota yakuza kembali ke masyarakat. Muncul seseorang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi yakuza. Orang itu ialah Yoshio Kodame, seseorang mantan prajurit militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun). Yoshio Kodame berhasil mempersatukan kedua fraksi besar yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya, terutama di periode 1958-1963 saat organisasi yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak dari pada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai goodfather-nya yakuza.

Yakuza sangat menyukai nilai-nilai dalam bushido atau kode etik dalam

kaum samurai. Layaknya ksatria, yakuza akan membuktikan kejantanan mereka dengan ketabahan dalam menahan rasa sakit, lapar ataupun hukuman penjara. Tak ubahnya samurai, kematian bagi yakuza adalah takdir yang puitis, tragis, sekaligus terhormat.

Inti sistem nilai yakuza terletak pada konsep Giri dan Ninjo.Gagasan di balik konsep Giri dan Ninjo mempunyai dampak besar bagi kaum samurai dan terus menanamkan pengaruh kuat dalam masyarakat Jepang secara umum. Secara sederhana, Giri bisa diartikan sebagai kewajiban atau tanggung jawab besar yang sangat berkaitan dengan nilai-nilai tradisional Jepang yang kompleks. Nilai-nilai yang dimaksud mencakup kesetiaan, terima kasih dan utang budi. Bisa dikatakan,

Giri adalah kain sosial yang yang mengikat Jepang dengan penerapan yang


(32)

Ruth Benedict, dalam buku klasiknya tentang kebudayaan Jepang, The

Chrysanthemum and the Sword (Pedang Samurai dan Bunga Seruni,1946),

mengutip peribahasa kuno: “Giri adalah hal yang paling berat untuk dipikul”, yang mengartikan bahwa kewajiban-kewajiban yang membentang luas, mulai dari rasa terima kasih terhadap kebaikan hingga kewajiban membalas dendam.

Makna Ninjo kurang lebih sejajar dengan perasaan atau emosi. Salah satu makna yang terkandung dalam Ninjo adalah kemurahan hati, simpati terhadap kaum yang lemah, tidak berdaya, serta empati kepada orang lain. Ninjo biasanya digunakan sebagai ungkapan penghubung dengan Giri. Friksi yang tercipta dari dua kekuatan kewajiban melawan kasih sayang membentuk tema utama dalam kesusasteraan Jepang. Dengan mengadopsi Giri dan Ninjo, yakuza bisa menaikkan kedudukan mereka dalam masyarakat. Mereka bisa menunjukkan bahwa, layaknya samurai, mereka mampu menggabungkan kasih sayang dan kebaikkan melalui keahlian beladiri.

Setelah perang dunia ke-2 terbentuklah difisi ketiga yakuza, yaitu Guretai (tukang pukul bayaran). Mereka menggunakan ancaman dan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. Divisi ini membawa kekerasan terorganisir di Jepang.Mereka menggantikan pedang tradisional dengan senjata api modern. Pada masa militerisasi Jepang sebagian dari mereka ikut ambil bagian dalam dunia politik dan membentuk garis militan ultra nasional atau disebut uyoku. Anggota

uyoku adalah orang-orang pemerintahan, pejabat militer dan para anggota dunia

bawah yang bertugas mengurus spionase dan pembunuhan politik. Selain itu

yakuza memiliki bisnis illegal seperti pachinko, perdagangan ampethamin


(33)

Di tahun 1980-an, yakuza mengembangkan sayap mereka hingga ke Amerika Serikat, dan ikut masuk bisnis legal untuk mencuci uang mereka. Dalam operasinya, yakuza membeli asset di Amerika dan salah satu yang pernah mencuat ke permukaan adalah keterlibatan Prescott Bush, saudara dari presiden George H.W.Bush dan paman dari George W. Bush, dalam asset Management

International Financing & Settlements di awal 1990-an.

Saat ini oraganisasi yakuza terpecah menjadi beberapa klan besar dan kini ada empat klan terbesar. Klan tersebut adalah Yamaguchi gumi, Sumiyoshi kai,

Inagawa kai danAizukotetsu kai. Setiap klan dipimpin oleh goodfather-nya

masing masing. Setiap klan memiliki kekuatan yang berbeda-beda karena setiap klan tidak memiliki anggota yang sama. Selain itu setiap klan memiliki lambang atau simbol yang berbeda untuk membedakan asal dari yakuza tersebut.

Yamagumi guchi merupakan klanyakuza yang terbesar sekaligus salah satu gangster terkaya di dunia. Klan yakuza ini dipimpin oleh Harukichi Yamaguchi

yang memiliki kantor pusat di Kobe. Yakuza ini mengklaim telah berdiri sejak tahun 1915 dan masih aktif hingga sekarang. Yakuza ini memiliki jumlah anggota terbesar dengan jumlah 39.000 orang. Menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang, pada tahun 2007 terdapat 20.400 anggota aktif dan 18.600 anggota asosiasi.

Yakuza yamagumi guchi memiliki banyak kegiatan kriminal, meliputi

perdagangan senjata, pembunuhan, penipuan bank, persekongkolan tender, pemerasan,taruhan, pembunuhan kontrak, pemerasan,perdagangan narkoba, perjudian ilegal, pornografi internet, loansharking, penipuan mail, pengaturan pertandingan, pencucian uang, penipuan hipotek, pembunuhan, prostitusi, pemerasan, penipuan sekuritas, penipuan kawatdan infiltrasi bisnis yang sah.


(34)

Yakuza yamagumi guchi juga aktif dalam kegiatan sosial di Jepang, hal ini

terbukti dalam upaya bantuan besar-besaran untuk korban gempa di Kobe, mereka membantu dengan distribusi makanan dan persediaannya. Bantuan ini sangat penting bagi penduduk Kobe, karena dukungan resmi tidak konsisten dan kacau selama beberapa hari. Selain itu yakuza ini juga terlibat dalam membantu korban gempa Tohoku 2011 dan tsunami dengan membuka kantornya untuk umum dan dengan mengirimkan pasokan ke daerah yang terkena gempa dan tsunami.

Lambang Yakuza KlanYamaguchi gumi.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Yamaguchi-gumi)

Sumiyoshikai (住) atau sering disebut dengan Sumiyoshi Rengo (

) adalah kelompok yakuza terbesar kedua di Jepang dengan perkiraan anggota 20.000 orang. Sumiyoshikai adalah konfederasi geng kecil yang di pimpin oleh Shigeo Nishiguchi. Kelompok ini memiliki sejarah yang kompleks, dengan banyak perubahan nama sepanjang jalan. Yakuzaini didirikan pada tahun 1958 oleh Minatokai (港会) dan Shigesaku Abe yang merupakan Socho ke 3 (総

長)sebagai pemimpin tertinggi dari SumiyoshiIkka. Yoshimitsu Sekigami yang Socho 4 dari SumiyoshiIkka menamainya ke Sumiyoshi kai. Itu menerima kontrol kekuasaan dan dilanjutkan dalam 1965 hingga sekarang.


(35)

Lambang dari yakuza Klan Sumiyoshi Kai

(http://en.wikipedia.org/wiki/Sumiyoshi-kai)

Inagawa kai (稲 川 会) Adalah klan yakuza yang terbesar ketiga di Jepang, jumlah anggota yakuza ini 15.000 anggota . Hal ini didasarkan di wilayah Kanto, dan merupakan salah satu organisasi yakuza pertama yang mulaiberoperasi di luar negeri.Inagawa kai didirikan di Atami dan Shizuoka pada tahun 1949 sebagai Inagawagumi (稲川組) oleh Kakuji Inagawa.Inagawagumi berganti nama menjadi Inagawakai pada tahun 1972 Setelah Kakuji Inagawa meninggal.Sebagian besar anggotanya diambil dari bakuto (penjudi tradisional), dan perjudian ilegal telah lama menjadi sumber penghasilan utama yakuza ini. Hal ini juga diperluas ke bidang-bidang seperti perdagangan narkoba, pemerasan, danprostitusi .

Yakuza ini juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Hal ini terbukti dalam

berbagai aksi kemanusiaan seperti gempa dan tsunami Tohoku pada tahun 2011. Mereka mengirimkan 100 ton pasokan makanan, termasuk ramen instan, tauge, popok kertas, baterai, senter, teh dan air minum, untuk wilayah Tohoku.


(36)

Lambang dari yakuza Klan Inagawa Kai

(wikipedia.org/wiki/Inagawa-kai 24)

Aizukotetsu kai (五 代 目 会 津 小 鉄 会) atau sering disebut Godaime

Aizukotetsu kai. Kadang-kadang ditulis Aizu Kotetsukai atau Aizu Kotetsu kai,

adalah organisasi yakuza terbesar keempat di Jepang dan berbasis di Kyoto.Aizukotetsu kai adalah sebuah federasi dari sekitar 100 kelompok yakuza Kyoto, yang terdiri dari sekitar 7.000 anggota.Pada tahun 1992 Aizukotetsu kai menjadi salah satu sindikat yakuza pertama dibawah undang-undang antiboryokudan Jepang, yang memberikan polisi kekuasaan diperluas untuk menindak yakuza.

Lambang dari yakuza Klan Aizukotetsu kai


(37)

2.1.5 Struktur Yakuza

Struktur yakuza setelah perang dunia II terlihat semakin jelas dan rapi, ini dapat dibuktikan dengan adanya kerjasama yang baik dan rapi sesama anggota

yakuza. Selain itu organisasi yakuza pada saat ini telah memiliki beberapa jabatan

layaknya pemerintahan sendiri.

Pada setiap organisasi yakuza, setidaknya terdiri dari unit terkecil yaitu

oyabun dan kobun. Oyabun memiliki penasehat (saiko komon), saiko komon

terdiri dari pengacara, akuntan dan sekretaris. Dibawah oyabun terdapat

wakagashira, yaitu orang nomor dua setelah oyabun tetapi tidak memilki

kekuasaan. Wakagashira adalah atasan dari wakashu atau yang lebih dikenal dengan kobun, dan tugas dari wakagashira ini adalah menjadi penghubung antara

oyabun dengan kobun-kobun-nya. Selain itu terdapat juga shatei gashira, yang

merupakan orang nomor tiga di dalam organisasi yakuza. Shatei gashira merupakan pemimpin dari para anggota yakuza yang masih junior.

Sebelum bertindak, setiap anggota yakuza terlebih dahulu menunggu perintah dari oyabun, dan tidak akan bertindak sesuka hati tanpa adanya perintah dari oyabun. Setiap organisasi yakuza memiliki peraturan-peraturan sendiri yang wajib dipatuhi dan dijalankan oleh anggotanya. Oyabun memegang kekuasan penuh untuk mengatur jalannya organisasi, termasuk wewenang untuk menghukum anggota yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan organisasi.

Jika seorang oyabun memiliki banyak kobun yang mendirikan ikka-nya sendiri, dan kobun tersebut menjadi oyabun di ikka yang baru didirikannya tersebut, maka oyabun tersebut akan disebut sebagai socho (presiden), yang


(38)

menunjukan bahwa ia merupakan pimpinan tertinggi dari sebuah organisasi kompleks yang membawahi banyak unit semi independent, dikatakan semi independent karena ikka yang baru terbentuk merupakan cabang dari ikka yang didirikan pertama kali oleh oyabun, namun ikka baru tersebut berhak menjalankan kegiatannya sendiri tetapi tetap berada dibawah perlindungan ikka inti.

Pada saat ini, semakin banyak organisasi-organisasi yakuza baru yang bermunculan, ini disebabkan karena banyak yang menilai menjadi anggota yakuza merupakan cara yang gampang untuk dapat memproleh uang, meskipun harus berhadapan dengan resiko yang besar. Selain itu banyak terjadi pertikaian-pertikaian dan selisih paham yang mengakibatkan terjadinya perpecahan di organisasi yakuza, sehingga tidak jarang seorang anggota keluar dari satu oraganisasi dan mendirikan organisasinya sendiri dan menjadioyabundi organisasi yang baru didirikannya tersebut.

2.1.6 Yubitsume (Potong Jari)

Di dalam organisasi yakuza terdapat satu tradisi permohonan maaf kepadaoyabun (orang tua) karena melakukan suatu kesalahan yang disebut

yubitsume. Yubitsume adalah pemotongan salah satu ruas jari dan dikirimkan

kepadaoyabun (orang tua). Ada banyak alasan pemotongan jari ini dilakukan, seperti memperkosa, tidak melakukan kewajiban dengan baik, memalukan keluarganya, menyebabkan anggota keluarga lain tertangkap atau terbunuh maka dia yang melakukan kesalahan akan menggunakan pisau yang sangat tajam untuk


(39)

memotong ruas jarinya dan mempersembahkannya kepada oyabun (orang tua) dengan membungkusnya menggunakan kain berwarna putih.

Jari yang pertama sekali dipotong adalah jari kelingking, berikutnya jari kelingking tangan yang satunya. Lalu menuju ke jari manis, begitu seterusnya kalau dia melakukan kesalahan. Bakuto (orang tua) biasanya memaafkan kesalahan yang tidak terlalu besar, tetapi jika tingkat kesalahannya terlalu besar seperti menghianati keluarga, maka tidak ada lagi yang bisa membantunya selain dengan cepat di eksekusi mati.

Kebiasaan ini berasal dari kelompok bakuto. Jika pejudi tidak bisa membayar hutang, maka dia akan memotong jari kelingkingnya, yang mengakibatkan lemahnya menggenggam samurai atau pedang. Dilain sisi juga menyebabkan beberapa masalah buat dirinya sendiri, karena orang yang jarinya di potong salalu gampang untuk diawasi dan ditangkap polisi.

2.1.7 Kode dan Bahasa Rahasia

Pada saat sesama anggota yakuza bertemu, mereka memiliki kebiasaan untuk saling memperkenalkan identitas mereka masing-masing. Jika yang bertemu adalah oyabun dari suatu organisasi dengan kobun dari organisasi lain, maka tata cara hirarki dapat dengan mudah dilakukan. Misalnya pada saat memperkenalkan diri masing-masing, oyabun mengidentitaskan dirinya dengan cara menunjukkan ibu jarinya, sedangkan kobun akan menyembunyikan ibu jarinya dan menunjukan jari kelingkingnya yang menandakan bahwa dia merupakan kobun yang masih muda.


(40)

Selain itu, organisasi yakuza juga memiliki bahasa rahasia yang dikembangkan dan hanya diketahui artinya oleh sesama anggota yakuza itu sendiri, gunanya agar rahasia dari organisasi tidak mengalir hingga ke luar organisasi (Lebra, 1974:54).

1. Membalikkan penggalan kata dari belakang ke depan, seperti:

Takusan menjadi santaku artinya banyak,

Yaku menjadi kuya artinya tidak beruntung,

Tabi menjadi bita artinya perjalanan.

2. Memenggal sebagian huruf dari satu kata, seperti:

Keisatsu menjadi satsu berarti Polisi, Shobai menjadi bai berarti Pasar.

2.2 Tato

2.2.1 Sejarah Tato

Tato adalah salah satu simbol tertua yang digunakan oleh berbagai suku-suku kuno dan memiliki arti penting. Secara etimologis, simbol (symbol) berasal dari kata Yunani yang berarti melemparkan bersama suatu (benda atau perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide, (Dihta dalam Hartoko & Rahmanto, 1998:133). Ada pula yang menyebutkan “symbolos” yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang, (Ditha dalam Herusatoto, 2000:10).


(41)

Manusia selalu berusaha untuk meningkatkan penampilan mereka. Oleh karena itu, perhiasan, pakaian dan aksesoris lainnya telah ada sejak dahulu kala. Salah satu cara kuno untuk menghias diri yang dikenal umat manusia dan telah berlangsung lama adalah tato. Pada awalnya tato digunakan untuk semua tujuan. Selama bertahun-tahun tato digunakan sebagai simbol pangkat, simbol spiritualitas, pengabdian, agama dan penghargaan untuk keberanian atau juga jimat. Tato juga digunakan sebagai simbol hukuman dan perbudakan. Tato telah menjadi salah satu seni tubuh yang paling sering digunakan masyarakat untuk mengenang suatu kejadian.

Secara bahasa, tato berasal dari kata “tatau” dalam bahasa Tahiti yang berarti tanda atau menandakan sesuatu. Tato merupakan adaptasi dari kata

polinesia, yaitu “tatao” yang berarti tekan atau menandai seseorang. Kata ini diciptakan oleh Kapten James Cook pada tahun 1769. Cara asli untuk membuat tato saat itu jauh lebih ekstrim dari pada zaman sekarang. Sebuah sisir yang runcing dicelupkan ke dalam jelaga yang kemudian ditusukkan ke tubuh. Bahan awalnya pun berasal dari arang tempurung yang dicampur dengan air tebu.

Tato atau rajah (tattoo) adalah suatu tanda yang dibuat dengan memasukkan pigmen ke dalam kulit. Dalam istilah teknis, tato atau rajah adalah implantasi pigmen mikro. Rajah dapat dibuat terhadap kulit manusia atau hewan. Rajah pada manusia merupakan suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara rajah pada hewan umumnya digunakan sebagai identifikasi.


(42)

2.2.2 Keberadaan Tato di Setiap Negara

Tidak ada bukti yang jelas tentang keberadaan tato dalam sejarah, hingga ditemukannya tubuh manusia yang telah membeku, yang telah berusia 5000 tahun, pada tahun 1991. Para ahli meyakini bahwa mumi ini muncul sekitar 3300 tahun SM.

Sejarah tato dalam budaya Mesir telah lazim di dalam bentuk seni mereka. Pada tahun 1891, mumi dari seorang imam dari dewi Hathor bernama Amunet ditemukan. Mumi ini memiliki beberapa pola geometris tato di sekujur tubuhnya. Seni tato Mesir melambangkan praktek ritual dan dari situlah seni tato tersebar sampai ke Yunani, Persia, Arab dan Asia.

Di Cina, seni tato kuno telah ditampilkan dalam sastra Cina sejak dinasti Zhou dari 1045 SM sampai 256 SM. Di dataran Tiongkok kuno, tato dikaitkan dengan kelompok penjahat, bandit dan gangster. Orang-orang Cina menganggap tato sebagai tanda dan digunakan hanya sebagai hukuman. Selain itu tato alias

Wen Shen konon artinya akupuntur badan. Pada masa dinasti Ming (350 tahun

yang lalu), wanita dari suku Drung membuat tato di wajah dan bokongnya agar kelihatan kurang menarik. Ketika itu mereka diserang oleh sekelompok etnis lainnya dan pada saat itu mereka menangkapi beberapa wanita dari etnis Drung untuk dijadikan sebagai budak. Demi menghindari terjadinya perkosaan, para wanita tersebut kemudian mentato wajah mereka untuk membuat mereka kelihatan kurang menarik di mata sang penculik. Meskipun kini para wanita dari etnis minoritas Drung ini tidak lagi dalam keadaan terancam oleh penyerangan dari etnis minoritas lainnya, namun mereka masih terus mempertahankan


(43)

adat-istiadat ini sebagai sebuah lambang kekuatan kedewasaan. Para anak gadis dari etnis minoritas Drung mentato wajahnya ketika mereka berusia antara 12 dan 13 tahun sebagai sebuah simbol pendewasaan diri.

Tato di Negara Yunani biasanya digunakan untuk menunjukkan lambang perbudakan. Bangsa Maya dan Aztec Incans juga diketahui menggunakan tato.

Untuk tanda atau simbol milik kelompok suku. Selain itu bangsa Yunani kuno memakai tato sebagai tanda pengenal para anggota intelijen mereka, alias mata-mata perang pada saat itu. Disini tato menunjukkan pangkat dari mata-mata-mata-mata tersebut.

Bangsa Romawi memakai tato sebagai tanda bahwa seseorang itu berasal dari golongan budak dan tato digunakan para tahanan ke seluruh tubuhnya. Di Kepulawan Solomon, tato digunakan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Sementara suku Nuer di Sudan memakai tato untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Suku Indian menato tubuh mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukan status sosial.

Menurut kepercayaan orang Polinesia, kekuatan spiritual dan keyakinan yang kuat diwakili oleh tato. Dalam budaya Samoa, tato melambangkan jajaran, kelahiran, reputasi keluarga, dsb.

Arkeolog telah menemukan seni tato Jepang dibanyak patung-patung tanah liat dari makam kuno yang telah berusia sekitar 5000 tahun. Patung-patung tanah liat tersebut memiliki wajah manusia dengan tanda tato. Tato dianggap religius dan diketahui memiliki kekuatan magis. Dalam sejarah dinasti di Cina menyatakan bahwa Jepang merupakan master dari seni tato. Sementara itu orang


(44)

Jepang memperluas tato dalam bentuk seni yang estesis, dimulai sekitar tahun 1700 M. Pada saat itu tato bagi orang Jepang kelas menengah bawah juga dimaksudkan sebagai reaksi disiplin terhadap hukum menyangkut cara hidup konsumtif. Pada waktu itu orang kaya di Jepang biasa berpakaian dengan banyak hiasan. Oleh karena itu, sebagai resistensinya, kaum menengah bawah menghiasi tubuhnya dengan tato.

Orang-orang di Timur Tengah menggunakan tato dalam keadaan berkabung untuk orang mati. Hal ini dilakukan untuk menghormati orang mati tersebut dan merasa kehilangan.

Sementara itu di Negara India dan Thailand, banyak berhala memiliki desain tato. Para biarawan cenderung menggunakan tato agar memiliki kekuatan magis tertentu untuk mendapatkan energi dan meningkatkan keterampilan mereka.

Di Indonesia, jenis tato tertua adalah tato yang dimiliki oleh suku Mentawai, tato yang digunakan suku Mentawai hanya berbentuk huruf.

Menurut catatan sejarah, orang Mentawai sudah menato badan sejak kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera. Bangsa Proto Melayu ini datang dari daratan Asia (Indocina), pada zaman Logam, 1500 SM-500 SM. Di Mentawai, tato dikenal dengan istilah titi. Bagi orang Mentawai, tato merupakan roh kehidupan. Tato memiliki empat kedudukan pada masyarakat ini, salah satunya adalah untuk menunjukkan jati diri dan perbedaan status sosial atau profesi. Bagi masyarakat Mentawai, tato juga memiliki fungsi sebagai simbol keseimbangan alam.

(http://muda.kompasiana.com/2010/12/28/tato-religi-politik-dan-tren-328214.htm)l


(45)

Berbicara tentang Indonesia, tato tribal adalah desain tato dari Borneo yang terkenal saat ini. Kalimantan merupakan salah satu dari beberapa tempat yang berhasil menjaga warisan budaya, dalam masyarakat Dayak, tato bukan sekedar hiasan tubuh atau agar dianggap jagoan. Tetapi, tato bagi masyarakat Dayak memiliki makna yang sangat mendalam. Oleh karena itu, tato tidak bisa dibuat sembarangan. Cara pembuatan tato suku Dayak pun masih sangat tradisional dan alami, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya sekitar. Jelaga dari lampu sentir atau arang periuk dan kuali digunakan sebagai pewarna. Bahan tersebut dicampur dengan gula dan diaduk sedemikian rupa. Semetara itu jarumnya menggunakan duri pohon jeruk yang ukurannya cukup panjang dan tajam. Jika motif tatonya rumit, maka proses penatoan memakan waktu satu hingga dua hari, dan menyebabkan pendarahan, bengkak hingga demam. Tato tradisional suku Dayak hanya memiliki satu warna, yaitu hitam kebiru-biruan. Bagi suku Dayak, tato lebih dari sekedar gaya hidup, tapi tato menjelaskan beberapa hal, seperti tradisi religi, status sosial, penghargaan terhadap kemampuan, ahli pengobatan dan menandakan seseorang sering mengembara.

2.3. Yakuza dan Tato

2.3.1 Sejarah Kedekatan Yakuza dengan Tato

Tato merupakan tradisi mulia di Jepang. Banyak orang beranggapan desain tato Jepang adalah salah satu yang terbaik di dunia dan telah berusia ratusan tahun. Pada abad ke-3, sebuah catatan dari Cina tentang Jepang


(46)

menyebutkan “orang bertubuh besar maupun kecil menato wajah dan tubuh mereka”. Hal tersebut diterima secara luas oleh bakuto semasa Jepang feodal.

Fenomena tato tidak hanya dipunyai oleh masyarakat sipil Jepang, tradisi tato juga melanda para samurai.Bahkan, diperkirakan selama masa periode Tenso (1573-1591), pasukan klanSatsuma (kini merupakan daerah Kagoshima) menato tubuh mereka dengan karakter tato Jepang yang khas, yaitu di lengan atas. Tato di kalangan militer berlanjut pada abad pada abad 19. Mayoritas pasukan Samurai menggunakan tato sebagai cara mudah melakukan identifikasi ketika berperang dan juga sebagai penanda dalam evakuasi jenazah. Full body tattoo juga terinspirasi dari kostum yang digunakan oleh pasukan Samurai yang disebut

jimbaori.Model pakaian ini berupa jas tak berlengan menyerupai rompi baja.

Kostum ini disukai para samurai karena menunjukkan keberanian dan kegagahan.

Selain dikalangan Samurai, tato juga berkembang dikalangan yakuza. pada zaman Edo, tato sudah digunakan oleh para anggota yakuza, tetapi pada zaman tersebut tato masih belum menjadi sesuatu yang luar biasa dikalangan yakuza. Tato menjadi sangat popular di kalangan yakuza diawali dengan perkembangan ekonomi Jepang. Perkembangan ekonomi menyebabkan munculnya sejumlah pengusaha yang membutuhkan lembaga yang bergerak di luar jalur hukum sebagai pelindung kegiatan bisnis mereka.

Tato yakuza merupakan bentuk hukuman yang digunakan pemerintah untuk mengasingkan para penjahat dari masyarakat. Biasanya para penjahat diberi tato di bagian lengan dengan bentuk lingkaran hitam, semakin banyak kejahatan yang dilakukan maka semakin banyak gambar tato.


(47)

Pembuatan tato secara tradisional adalah proses yang sangat menyakitkan. Seniman tato menggunakan alat yang diukir dari tulang atau kayu dengan ujung berupa sekelompok jarum kecil. Ketika proses penatoan berlangsung maka akan terasa menyakitkan, khususnya bagian yang sensitif seperti dada atau bokong. Pembuatan tato besar kemudian menjadi semacam uji kekuatan. Para bakuto dengan cepat menerapkan praktik tersebut demi menunjukkan keberanian, ketangguhan dan maskulinitas mereka kepada dunia.

Pada saat yang sama, tato juga memiliki tujuan sederhana, yaitu sebagai luka yang membedakan orang buangan dari kelompok buangan lainnya. Tato menandakan yakuza sebagai orang yang tersisih dan selamanya tidak mampu atau tidak bersedia beradaptasi dalam masyarakat. Oleh karena itu pada saat bermain kartu Oicho kabu dengan sesama anggota yakuza, mereka akan membuka baju mereka atau menggantungkan baju mereka di sekitar pinggang. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan seluruh tato yang ada ditubuh mereka, sebab biasanya mereka selalu menjaga dan menyembunyikan tato yang mereka miliki dari masyarakat dengan menggunakan kemeja lengan panjang dan berkerah tinggi.

2.3.2 Fungsi Tato bagi Yakuza

Tato selama ini banyak sekali ceritanya dan sudah terukir kuat di benak semua orang di Jepang kalau orang yang bertato adalah yakuza. Tato memang sejak dulu menjadi budaya Jepang dan sebagai lambang kelompok tertentu. Pada hakekatnya yakuza dimulai dari kelompok orang berotot yang bekerja sebagi kuli pelabuhan. Dari kalangan bawah, para pekerja berat di pelabuhan misalnya,


(48)

bekerja tanpa baju. Untuk memberikan pemandangan yang lebih baik, dari pada badan berkeringat dianggap menjijikan dan tidak baik di pandang, maka para pekerja banyak yang menato tubuhnya, sehingga keringat tidak begitu kelihatan dan masyarakat sekitar hanya melihat gambar saja di badannya. Oleh karena itu banyak markas besar yakuza di daerah pelabuhan seperti Yokohama, Kobe dan Fukuoka.

Penggunaan tato bagi anggota yakuza mempunyai beberapa fungsi. Dulu bagi anggota yakuza yang masuk penjara, tato merupakan suatu jimat yang efektif karena orang yang menggunakan tato tidak akan diganggu dan tidak akan disiksa oleh penghuni lapas lainnya sebab mereka tahu yang menggunakan tato adalah

yakuza. oleh karena itu bagi anggota yakuza yang memiliki tato lebih banyak

didiamkan.

Selain sebagai jimat di dalam penjara, tato bagi anggota yakuza berfungsi untuk membuat orang takut. Dalam pekerjaan menjalankan perintah seseorang, misalnya menagih hutang, apabila yang ditagih sedikit saja melihat tato biasanya sudah langsung tau dan ketakutan, karena yang dihadapi adalah yakuza yang tak pernah main-main sehingga tagihan dapat berjalan dengan lancar. Banyak masyarakat yang sungkan, tidak mau menghadapi kesulitan, jadi yang diinginkan anggota yakuza langsung dipenuhi.

(http://bimbimblitar.web.id/2014/06/10/5-alasan-yakuza-mafia-jepang-mentato-tubuhnya/)


(49)

2.3.3 Jenis Tato Yakuza

Dalam bahasa Jepang, tato dikenal dengan istilah Horimono (彫 物)

“hor i (彫 )” yang berarti ukiran atau pahatan, sedangkan “mono (物)” adalah barang atau benda. Jadi, Horimono adalah benda yang berukir atau berpahat. Atau

Irezumi (入 墨 atau 入 墨) secara harfiah berarti memasukkan tinta. Pada awalnya kedua kata ini mempunyai arti yang berbeda walaupun lama-kelamaan kedua mempunyai arti yang sama. Pada abad ke-17, kata Irezumi lebih mengarah kepada pengertian tato yang diberikan kepada para kriminal sebagai hukuman sehingga orang tersebut memang dipaksa untuk ditato. Sedangkan Horimono orang yang ditato secara sukarela, sehingga orang yang bertato dapat menentukan model, gambar atau tulisan yang diinginkan.Namun setelah hukuman dengan tanda kenal dihapuskan sekitar 1720, maka tato dikenal dengan istilah Irezumi yang tidak lagi punya hubungan dengan kriminal.

Ada pula yang ditulis dengan bunshin yang secara harfiah berarti menghiasi tubuh. Namun demikian ucapannya tetap irezumi walaupun huruf

(irezumi) masih tetap digunakan. Selain ditulis dengan bunshin, tato juga ditulis

dengan huruf horiiremon yang berarti membuat pola dan beberapa wilayah seperti di Saka dan Kyoto, tato disebut irebokuro. Tato semacam ini dikenal dikalangan wanita penghibur yang umumnya dipakai sebagai pernyataan setia terhadap kekasihnya atau pria pelanggannya dan memberikan sensasi yang berbeda ketika bercinta.

Irezumi berbeda dengan tato kebanyakan, irezumi dibuat dengan ukuran


(50)

yang biasa digunakan dan menjadi tempat favorit untuk dijadikan media irezumi adalah bagian punggung. Bentuk-bentuk yang biasa dipakai dalam irezumi adalah bentuk dari makluk-makluk mitologi seperti naga dan burung phonix, kemudian bentuk binatang liar seperti singa dan elang. Selain itu setan dan jin dan tokoh-tokoh religius agama Budha juga sering dipakai dalam irezumi.

Pada awal pemerintahan Meiji (1868-1912) terjadi beberapa perubahan dalam penggunaan pengertian tato,(1) digunakan istilah irezumi, yang mempunyai kaitan dengan hukum; (2) bunshin; (3) tetap diucapkan sebagai irezumi atau shisei. Tetapi setelah pemerintahan Meiji mengadopsi kebudayaan barat, maka irezumi dilarang karena berpendapat bahwa irezumi merupakan warisan dari suku Barbar pada masa lalu. Namun para seniman tato tidak kehilangan mata pencahariannya, mereka mendapat klien baru yaitu pelaut-pelaut dari berbagai negara yang berlabuh di pelabuhan di Jepang.

Karakter yang menggabungkan 刺青 makna “menembus”. “Menusuk”,

atau “tusuk”, dan “biru” atau “hijau”, merujuk kepada tradisional Jepang tato

metode dengan menggunakan tangan. Pengertian pada huruf pertama berarti tato adalah menusuk atau melubangi, sedangkan huruf kedua hijau atau biru. Walaupun tato pada umumnya dibuat dengan tinta berwarna hitam, tetapi apabila sudah masuk kedalam kulit maka warnanya akan tampak hijau kebiruan. Berdasarkan kedua istilah tersebut maka pengertian tato di Jepang, terdapat dua pengertian: (1) istilah irezumi lebih umum digunakan bagi para kriminal, bersifat khusus; (2) istilah horimono lebih kepada keinginan pribadi, bersifat umum.


(51)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya peradaban dan seiring dengan terus berkembangnya peradaban tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan.

Ienaga Saburo dalam Situmorang (2009:2-3) menjelaskan kebudayaan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa kebudayaan ialah keseluruh hal yang bukan alamiah. Sedangkan dalam arti sempit kebudayaan adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni, oleh karena itu Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas ialah segala sesuatu yang bersifat konkret yang diolah manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit ialah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara atau yang bersifat semiotik.

Kemajuan Negara Jepang yang sangat pesat pada saat ini tidak terlepas dari cara hidup mereka yang sehat dan sistem pendidikan yang bagus. Setiap membicarakan Jepang, selalu yang terbayang adalah Negara yang maju, kreatif, inovatif yang dapat menciptakan teknologi yang canggih dan modern sehingga menjadikan Jepang dengan tingkat perekonomian yang tinggi. Tetapi setiap Negara maju dan berkembang pasti memiliki kelompok kriminal yang ditakuti


(52)

dan sangat meresahkan masyarakat. Bila di Italia terkenal dengan Mafia, di Hongkong di kenal TRIADnya. Di Jepang juga memiliki kelompok kriminal yang sangat meresahkan masyarakat, yang dikenal dengan sebutan yakuza.

Yakuza adalah kelompok kejahatan terorganisir di Jepang. Yakuza dikenal juga

sebagai gokudou (sindikat kejahatan transnasional) karena memiliki struktur organisasi yang tersusun dengan rapi untuk mengatur segala aktifitas anggotanya.

Yakuza bukan sekedar preman jalanan seperti umumnya yang kita kenal selama

ini. Disaat pelaku kejahatan kriminal umumnya harus menyembunyikan identitas dirinya dari kejaran pihak berwajib, mereka justru tampil sebaliknya, tampil beda dengan gaya pakaian, bahasa khusus dan yang paling mencolok adalah tato. Seluruh anggota yakuza harus menunjukan kesetian mereka dalam beberapa hal, seperti rela mengorbankan diri sendiri untuk melindungi oyabun (orang tua) dan siap menerima hukuman apa saja jika melakukan kesalahan yang ringan dan berat, seperti mentato seluruh tubuh dan memotong jari (yubitsume), hal ini lama kelamaan menjadi tradisi di organisasi yakuza dan menjadi identitas setiap anggota yakuza. Hal inilah yang membedakan yakuza dengan organisasi kriminal lainnya di dunia, seperti mafia di Italia dan gangster di Amerika.

Tradisi memotong jari (yubitsume) pada anggota yakuza dilakukan karena melanggar larangan bakuto (pejudi tradisional), seperti memperkosa. Biasanya jari yang dipotong terlebih dahulu adalah ruas jari pertama kelingking, kemudian ruas jari yang telah dipotong dibungkus dengan kain yang berkualitas baik dan dipersembahkan kepada oyabun (orang tua).Hal ini dimaksudkan sebagai permintaan maaf atas kesalahan yang telah dilakukan.


(53)

Selain memotong jari (yubitsume) tato merupakan suatu identitas keanggotaan

yakuza. Mentato diri merupakan ritual untuk menjadi anggota yakuza, hal ini

bermaksud untuk menunjukkan kesetiaan dan dedikasi mereka kepada oyabun (orang tua) dengan merasakan rasa sakit dari proses pentatoan tersebut. Seiring waktu berlalu tato yakuza menjadi lebih rinci bahkan menutupi seluruh tubuh. Hal tersebut dilakukan untuk memiliki gambar yang menggambarkan makna dan tujuan dari kelompok yakuza tersebut. Semakin besar dan rumit tato, maka semakin berdedikasi dan berkomitmen orang tersebut kepada yakuza,

(http://terselubung.in/gaya-hidup/5-alasan-yakuza-menato-seluruh-tubuh-mereka.html)

Tato pada awalnya merupakan bentuk hukuman yang digunakan untuk mengasingkan pelaku kejahatan dari masyarakat, yang biasanya terdapat di sekitar lengan untuk setiap kejahatan yang telah dilakukannya.

Selain memiliki makna hukuman, tato juga bermakna sebagai tanda suatu perkumpulan masyarakat. Hal tersebut juga berlaku dalam organisasi yakuza yang diidentikkan dengan tato. Oleh karena itu setiap anggota yakuza harus di tato. Pada saat ini tato digunakan sebagai simbol atau lambang dari masing-masing organisasi yakuza tempat dia bergabung.

Tato yang banyak digunakan anggota yakuza merupakan jenis tato tradisional. Tato tradisional Jepang dikenal untuk styling tubuh penuh mereka, garis tebal, pola bersejarah dan gambar tradisional, seperti harimau, burung, hewan mitos (naga), bunga (ceri jepang dan krisan), dan motif seperti amitabha budha


(54)

istilahistilah yang berbeda untuk tato tradisional Jepang, seperti Irezumi dan

Horimono,yang masing-masing memiliki makna sedikit berbeda, dan tato

tradisional Jepang biasanya terletak pada lengan, bahu dan punggung.

(http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/ini-tato-di-sekujur-tubuh-shoko-tendo-putri-bos-besar-yakuza.html).

Proses pentatoan tradisional merupakan suatu hal yang sangat menyakitkan. Peralatan yang digunakan terbuat dari tulang atau kayu yang dipahat dan pada ujungnya dipasang jarum. Proses ini memakan waktu yang lama, bahkan untuk mentato seluruh tubuh memerlukan waktu berbulan-bulan.

(http://news.infopilihan.com/2013/08/harga-dan-makna-tato-anggota-geng.html).

Pada awalnya ada dua dasar yang menjadi keharusan pada setiap tato

yakuza, yaitu merah dan hitam. Tetapi pada saat ini, seiring masuknya budaya dari

Negara-negara lain, maka warna merah dan hitam pun tidak menjadikan keharusan.

Saat ini telah ada alat penatoan modern dan canggih yang berkembang di Jepang untuk mengurangi rasa sakit yang dirasa dan untuk mempersingkat waktu, walaupun begitu para anggota yakuza lebih memilih menggunakan cara tradisional. Para anggota yakuza memilih mentato dengan cara tradisional karena pengerjaannya lebih baik dan merasa lebih terhormat karena dapat mengalahkan rasa sakit. Sedangkan mentato dengan cara modern akan cepat luntur dan warna akan hilang.


(55)

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis tentang hubungan yakuza dengan tato. Maka penulis membahasnya dan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul “Pemakaian Tato Pada Anggota Yakuza”.

1.2Perumusan Masalah

Guba dalam Moleong (2007:93) mendefinisikan masalah sebagai suatu

keadaan yang bersumber dari hubungan antara 2 faktor atau lebih yang menghasilkan situasi lain yang menyeret mereka dalam hubungan yang rumit yang mereka sendiri sulit memahaminya.

Yakuza sebagai suatu organisasi kriminal terbesar di Jepang memiliki latar

belakang sejarah yang cukup panjang dan unik. Mereka sering berpenampilan eksentrik, rapi, dan tenang serta tatapan mata yang tajam. Selain itu yakuza identik dengan banyak tato yang menghiasi tubuhnya. Mereka rela merasakan sakit yang luar biasa demi memiliki tato yang menjadi salah satu identitas dari seorang

yakuza. Sehubungan dengan hal tersebut permasalahan penelitian ini hendak

menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa fungsi tato bagi yakuza?

2. Apa jenis tato yang sering di gunakan yakuza?

3. Gambar tato apakah yang sering dipakai yakuza?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam pembahasannya penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup permasalahan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan


(56)

berkembang jauh, sehingga masalah yang akan dibahas dapat lebih terarah dan memudahkan pembaca untuk memahami penulisan nantinya.

Dalam penulisan skripsi ini, ruang lingkup yang akan dibahas difokuskan pada pemakaian tato pada anggota yakuza meliputi fungsi tato, jenis tato dan makna dari jenis tato yang di gunakan yakuza. Untuk mendukung penulisan ini nantinya, maka dibahas juga:

1. Pola identitas yakuza

2. Hubungan yakuza dengan tato 3. Dampak dari pemakaian tato

E. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Menganalisa data ataupun isi dari suatu kebudayaanmasyarakat tertentu sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur kebudayaan universal. Kebudayaan universal adalah unsur-unsur yang ada dalam semua kebudayaan di seluruh dunia, baik yang kecil, bersahaja, terisolasi maupun yang besar dan kompleks dengan suatu jaringan hubungan yang luas.

Yakuza merupakan suatu bentuk organisasi sosial yang menggunakan tato

sebagai suatu bentuk kesenian. Zairun (1982:3) mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu proses bangunan lembaga yang merupakan hasil proses pembagian dan penyatuan usaha yang ditunjukan kearah tercapainya suatu tujuan.


(57)

Sejalan dengan pendapat tersebut, Winardi (2003:11) mengatakan bahwa organisasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau subsistem, dan manusia merupakan subsistem terpenting, dan dimana terlihat bahwa masing-masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan.

Menurut Suryohadiprojo (1982:192), kebudayaan adalah hasil dari budidaya dan hasil dari pemikiran manusia.

Yakuza merupakan organisasi kriminal di Jepang yang eksentrik dengan

menggunakan banyak tato sebagai tanda kesetiaan kepada organisasi. Littlejohn dalam sobur (2004:64) mengatakan tanda merupakan perangkat yang dipakai dalam upaya mencari jalan didunia ini, di tengah-tengah manusia, dan bersama-sama manusia. Suatu tanda menandakan suatu selain dirinya sendiri, untuk menghasilkan makna, dan makna (meaning) merupakan hubungan antara suatu objek atau ide dan tanda.

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta disebutkan, simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu.

1.4.2 Kerangka Teori

Jika membicarakan tato pada yakuza, erat sekali kaitannya dengan kesetian. Oleh karena itu pembahasan mengenai dampak penggunaan tato pada yakuza memerlukan pendekatan historis. Menurut Ratna (2004:66), pendekatan historis


(58)

melihat konsekuensi karya sastra sebagai sarana untuk mencapai aspek-aspek kebudayaan yang lebih luas dimana karya sastra adalah gambaran kehidupan masyarakat di zamannya.

Menurut Sumadi Suryabrata (1983:16) tujuan penelitian ini adalah untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, menverifikasikan, serta mensistesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.Penulis menggunakan pendekatan ini oleh karena penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari penggunaan tato pada yakuza hingga pemerintah Jepang mengeluarkan Undang-Undang anti yakuza dan larangan masuk ke tempat umum kapada orang yang menggunakan tato.

Penulis juga menggunakan pendekatan penelitian sosiologis, karena pembahasan dalam pendekatan ini mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial dan sebagainya (Dudung Abdurrahman, 1999:11). Menurut Weber dalam Dudung Abdurrahman (1999:11) tujuan penelitian ini adalah memahami arti subjektif dari perilaku sosial, bukan semata-mata menyelidiki arti objektifnya.

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:


(59)

2. Untuk mengetahui jenis-jenis tato yang digunakan yakuza

3. Untuk mengetahui makna dari jenis tato yang digunakan yakuza

1.5.2 Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai dampak penggunaan tato pada yakuza.

2. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai proses pembuatan tato pada yakuza.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat luas dan mahasiswa Sastra jepang pada khususnya tentang jenis-jenis tato dan maknanya pada yakuza.

4. Dapat dijadikan sumber ide dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai gambar-gambar tato dari yakuza.

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah alat untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan. Dalam mengerjakan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan peristiwa atau gejala apa adanya. Menurut Saifuddin Azwar (1998:7) tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karateristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.

Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. Menurut Koentjaraningrat (1976:30), penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam memecahkan masalah


(60)

penelitian, mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji,dan menginterpresentasikan data.

Selain itu untuk pengumpulan data penulisan menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library research). Metode kepustakaan atau Library

Research adalah mengumpulkan data dan membaca referensi yang berkaitan

dengan topik permasalahan yang dipilih penulis. Kemudian merangkainya menjadi suatu informasi yang mendukung penulisan skripsi ini. Studi kepustakaan merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Beberapa aspek yang perlu dicari dan diteliti meliputi: masalah, teori, konsep, kesimpulan serta saran. Data dihimpun dari berbagai literatur buku yang berhubungan dengan masalah penelitian. Survey book dilakukan diberbagai perpustakaan. Data juga didapat melalui Internet yang berhubungan mengenai tato


(61)

ABSTRAK

Pemakaian Tato Pada Anggota Yakuza

Jepang memiliki kelompok kriminal yang sangat meresahkan masyarakat, yang dikenal dengan sebutan yakuza.Yakuza adalah kelompok kejahatan terorganisir di Jepang. Yakuza dikenal juga sebagai gokudou (sindikat kejahatan transnasional) karena memiliki struktur organisasi yang tersusun dengan rapi untuk mengatur segala aktifitas anggotanya.Seluruh anggota yakuza harus menunjukan kesetian mereka dalam beberapa hal, seperti rela mengorbankan diri sendiri untuk melindungi oyabun (orang tua) dan siap menerima hukuman apa saja jika melakukan kesalahan yang ringan dan berat, seperti mentato seluruh tubuh dan memotong jari (yubitsume), hal ini lama kelamaan menjadi tradisi di organisasi yakuza dan menjadi identitas setiap anggota yakuza.

Tradisi memotong jari (yubitsume) pada anggota yakuza dilakukan karena melanggar larangan bakuto (pejudi tradisional), seperti memperkosa. Selain memotong jari (yubitsume) tato merupakan suatu identitas keanggotaan yakuza. Mentato diri merupakan ritual untuk menjadi anggota yakuza, hal ini bermaksud untuk menunjukkan kesetiaan dan dedikasi mereka kepada oyabun (orang tua) dengan merasakan rasa sakit dari proses pentatoan tersebut.

Tato pada awalnya merupakan bentuk hukuman yang digunakan untuk mengasingkan pelaku kejahatan dari masyarakat, yang biasanya terdapat di sekitar lengan untuk setiap kejahatan yang telah dilakukannya.Tato yang banyak digunakan anggota yakuza merupakan jenis tato tradisional.Irezumi dan horimono


(62)

merupakan istilah yang digunakan dalam tato tradisional Jepang.Tato tradisional Jepang biasanya terletak pada lengan, bahu dan punggung. Proses pentatoan tradisional merupakan suatu hal yang sangat menyakitkan. Peralatan yang digunakan terbuat dari tulang atau kayu yang dipahat dan pada ujungnya dipasang jarum. Pada awalnya ada dua dasar yang menjadi keharusan pada setiap tato

yakuza, yaitu merah dan hitam.Para anggota yakuza memilih mentato dengan cara

tradisional karena pengerjaannya lebih baik dan merasa lebih terhormat karena dapat mengalahkan rasa sakit. Sedangkan mentato dengan cara modern akan cepat luntur dan warna akan hilang.

Kondisi Jepang setelah perang sekigahara belum begitu stabil karena banyak bushi yang tidak bertuan (ronin) berkeliaran di jalan-jalan dan mengganggu masyarakat, karena mereka tidak mempunyai pekerjaan. Keadaan itu menyebabkan para ronin harus beralih profesi dari samurai menjadi pedagang, menjadi guru seni bela diri dan sebagian bekerja di pemerintahan.Namun tidak semua dari mereka yang berhasil dengan profesi barunya, Para ronin yang gagal dengan profesi barunya tersebut biasanya membentuk kelompok-kelompok dalam melakukan segala kegiatannya seperti kabuki mono. Di kalangan rakyat Jepang abad ke 17 kaum machi-yakko di anggap sebagai pahlawan, padahal merekalah cikal bakal terbentuknya Yakuza.Pada pertengahan zaman Edo, kelompok ini membentuk dua difisi, yaitu tekiya dan bakuto. Tekiya adalah kelompok orang yang bekerja sebagai pedagang dan menjual barang palsu serta barang-barang hasil curian.

Sebenarnya kata yakuza berasal dari permainan kartu yang sering di mainkan oleh para ronin yaitu sammai karuta atau tiga kartu. Jenis kartu yang


(1)

Yin

Yang

イ魚

勇気

う う

いう意味

あ わ

イ魚


(2)

PEMAKAIAN TATO PADA ANGGOTA YAKUZA

YAKUZA NO KAIIN NI IREZUMI NO SHIYO

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas SumateraUtara Medan untuk melengkapi salah satu syarat

ujian skripsi dalam bidang ilmuSastra Jepang

Oleh :

TIRA MAHARDIKA GINTING 100708052

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

PEMAKAIAN TATO PADA ANGGOTA YAKUZA

YAKUZA NO KAIIN NI IREZUMI NO SHIYO

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas SumateraUtara Medan untuk melengkapi salah satu syarat

ujian skripsi dalam bidang ilmuSastra Jepang Oleh:

TIRA MAHARDIKA GINTING 100708052

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Hamzon Situmorang.MS.,Ph.D. Drs. Nandi. S NIP : 19589704 198412 1 001 NIP : 19600822 1988 03 1 002

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(4)

DISETUJUI OLEH :

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Medan, Desember 2014 Departemen Sastra Jepang Ketua,

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum NIP. 19600919 1988031001


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. ... i

DAFTAR ISI ……… ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 5

1.3Ruang Lingkup Pembahasan ... 6

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 6

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 9

1.6 Metode Penelitian ... 9

BABII YAKUZA DAN TATO ... 11

2.1 Yakuza ... 11

2.1.1 Awal Terbentuknya Yakuza ... 11

2.1.2 Tekiya (Pedagang)... 12

2.1.3 Bakuto (Pejudi) ... 13

2.1.4 Yakuza Modern ... 14

2.1.5 Struktur Yakuza... 21

2.1.6 Yubitsume (Potong Jari) ... 22


(6)

2.2.1 Sejarah Tato... 24

2.2.2 Keberadaan Tato Disetiap Negara... 26

2.3 Yakuza dan Tato ... 29

2.3.1 Sejarah Kedekatan Yakuza Dengan Tato ... 29

2.3.2 Fungsi Tato Bagi Yakuza ... 31

2.3.3 Jenis Tato Yakuza ... 33

BAB III PEMAKAIAN TATO PADA ANGGOTA YAKUZA ... 35

3.1 Tato Gambar Naga ... 35

3.2 Tato Gambar Singa ... 37

3.3 Tato Gambar Jibo Kannon ... 38

3.4 Tato Gambar Jigaku Dayu ... 40

3.5 Tato Gambar Ikan Koi ... 42

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 46

4.1 Kesimpulan ... 46

4.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN