Harga yang diperoleh dikonsultasikan dengan
Product moment dengan taraf signifikan
. Jika maka instrumen tes dikatakan
reliabel dan dapat dipakai Arikunto, 2009. Kriteria reliabilitas dijelaskan sebagai berikut:
= sangat rendahtidak reliabel tidak dapat dipakai = rendah
= sedang = tinggi
= sangat tinggi
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas butir soal, diperoleh sebesar
1,0208. Nilai selanjutnya dibandingkan dengan nilai
pada n=30 dan taraf signifikan 5, yaitu sebesar 0,361. Jadi, instrumen tes dikatakan reliabel
karena nilai dengan kriteria reliabilitas yang sangat tinggi.
4.6.3 Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0 indeks
kesukaran menunjukkan taraf kesukaran soal. Teknik yang digunakan dalam perhitungan taraf kesukaran soal adalah menghitung banyaknya siswa yang
menjawab soal itu dengan benar. Rumus mencari indeks kesukaran menurut Arikunto 2009 sebagai berikut:
Keterangan: = Indeks kesukaran
= Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar = Jumlah seluruh peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran butir soal dijelaskan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 adalah soal sangat sukar tidak dapat dipakai
Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Soal dengan P 1,01 adalah soal sangat mudah tidak dapat dipakai
Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran butir soal, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.7. Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal
Kriteria No. Butir Soal
Jumlah Soal
Mudah 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 19, 22, 24,
25, 26, 30, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 40 26
Sedang 16, 18, 20, 21, 27, 28, 29, 35, 36, 39
10 Sukar
3, 11, 14, 23 4
Jumlah 40
Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal mengatakan bahwa dari 40 soal, 26 soal masuk ke dalam kriteria mudah, 10 soal masuk ke dalam kriteria sedang,
dan 4 soal masuk ke dalam kriteria sukar. Soal yang digunakan sebagai instrumen tes terdiri atas 11 soal dengan kriteria mudah, 8 soal dengan kriteria sedang, dan 1
soal dengan kriteria sukar.
4.6.4 Daya Pembeda
Daya pembeda tiap butir soal dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut Arikunto, 2009.
Keterangan: = Daya beda
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
= Banyaknya siswa pada kelompok atas = Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya pembedanya diklasifikasikan Arikunto 2009 sebagai berikut:
D = 0,00 – 0,20 maka daya pembedanya jelek poor
D = 0,20 – 0,40 maka daya pembedanya cukup satisfactory
D = 0,40 – 0,70 maka daya pebedanya baik good
D = 0,70 – 1,00 maka daya pembedanya sangat baik excellent
D = negatif, berarti soal tidak baik dan tidak dapat dipakai
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda tiap butir soal, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.8. Hasil analisis daya pembeda butir soal
Kriteria No. Butir Soal
Jumlah Soal
Jelek 3, 11, 14, 23
4 Cukup
- Baik
5, 8, 10, 18, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 28, 31, 35, 36, 37, 38, 39
17 Sangat Baik
1, 2, 4, 6, 7, 9, 12, 13, 15, 16, 17, 24, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 40
19 Jumlah
40 Berdasarkan hasil analisis daya pembeda tiap butir soal, diketahui bahwa
dari 40 soal, 4 diantaranya memiliki daya pembeda jelek, 17 diantaranya memiliki daya pembeda baik, dan 19 diantaranya memiliki daya pembeda sangat baik. Soal
yang digunakan sebagai instrumen tes terdiri atas 2 soal dengan daya pembeda jelek, 9 soal dengan daya pembeda baik, dan 9 soal dengan daya pembeda sangat
baik.
4.6.5 Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba