Permohonan Pendaftaran Merek Pendaftaran merek

3. Pendaftaran dengan Sistem Prioritas

Permohonan pendaftaran merek dengan hak prioritas ini diatur dalam pasal 11 dan pasal 12 UUM . Pasal 11 UUM dikatakan bahwa : “Permohonan dengan menggunakan hak prioritas harus diajukan dalam waktu paling lama 6 enam bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama kali diterima di negara lain, yang merupakan anggotan Agreement Establishing the World Trade Organization .” Pasal 12 UUM dikatakan pula bahwa : 1 Selain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam bagian pertama bab ini, permohonan dengan menggunakan hak prioritas wajib dilengkapi dengan bukti tentang penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama kali yang menimbulkan hak prioritas tersebut. 2 Bukti hak prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. 3 Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak dipenuhi dalam waktu paling lama3 tiga bulan setelah berakhirnya hak mengajukan permohonan dengan menggunakan hak prioritas sebagaimana dimaksud dalam pasal 11, permohonan tersebut tetap diproses, namun tanpa menggunakan hakprioritas. Bukti hak prioritas berupa surat permohonan pendaftaran beserta tanda penerimaan permohonan tersebut yang juga diberikan penegasan tentang tanggal penerimaan permohonan, dalam hal yang disampaikan berupa salinan atau foto kopi surat atau tanda penerimaan tersebut diberikan oleh Direktorat Jendral apabila permohonan diajukan untuk pertama kali.

4. Perpanjangan Pendaftaran Merek

Menurut Pasal 35 ayat 1 UUM, jangka waktu pendaftaran merek dapat diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama, sedangkan perlindungan hukum merek terdaftar berlaku untuk jangka waktu 10 sepuluh tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan itu dapat diperpanjang. Permintaan perpanjangan jangka waktu perlindungan merek terdaftar diajukan secara tertulis oleh pemiliknya atau kuasanya dalam jangka waktu tidak lebih 12 dua belas bulan dan sekurang-kurangnya 6 enam bulan sebelum berakhir jangka waktu perlindungan bagi merek terdaftar tersebut. Permintaan untuk itu dapat diajukan kepada Dirjen HKI dan untuk itu akan dikenakan biaya yang besarnya akan ditetapkan dengan keputusan menteri. UUM juga menentukan persyaratan untuk persetujuan permintaan perpanjangan jangka waktu perlindungan merek terdaftar. Persyaratan itu meliputi: a merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa sebagaimana disebut dalam sertifikat merek tersebut; dan b barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a masih diproduksi dan diperdagangkan. Bukti bahwa merek masih digunakan pada barang atau jasa yang diproduksi dan diperdagangkannya disertakan pada surat permintaan perpanjangan pendaftaran. Bukti tersebut dapat berupa surat keterangan yang diberikan oleh instansi yang membina bidang kegiatan usaha atau produksi barang atau jasa yang bersangkutan. Permintaan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud di atas akan ditolak oleh Direktorat Jendral. Penolakan itu akan disampaikan secara tertulis kepada pemilik merek atau kuasanya dengan menyebutkan alasan-alasan penolakan. Untuk kepastian hukum maka perpanjangan jangka waktu perlindungan merek terdaftar dicatat dalam daftar umum merek dan diumumkan dalam berita resmi merek dan akan diberitahukan secara tertulis kepada pemilik merek atau kuasanya.

5. Pengalihan Hak Merek Terdaftar

Sama dengan hak milik intelektual lainnya, hak merek sebagai kebendaan immateril juga dapat beralih dan dialihkan. Hak milik sebagai hak kebendaan yang paling sempurna tentu saja jika dibandingkan dengan hak kebendaan yang lain memberikan kenikmatan sempurna pula kepada pemiliknya. Salah satunya wujud pengakuaan dari hak kebendaan yang sempurna itu adalah, diperkenankannya oleh undang-undang hak kebendaan itu beralih atau dialihkan oleh si pemilik.

Dokumen yang terkait

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Efektivitas Penerapan Indonesia Nasional Single Window ( INSW ) berdasarkan Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2008 Sebagai Upaya Pendorong Kelancaran Arus Barang ekspor dan impor ( Studi Pada Bea dan Cukai Belawan)

4 93 137

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Pelaksanaan Mediasi Berdasarkan Perma No. 2 Tahun 2003 Di Pengadilan Negeri Medan

0 22 113

Tinjauan Yuridis Penggunaan Public Domain Sebagai Suatu Merek Dagang yang Sah Ditinjau Dari UU No.15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi Kasus Kopitiam)

7 21 94

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 400K/PDT.SUS/2011 MENGENAI SENGKETA MEREK THE INTERCONTINENTAL DIHUBUNGKAN DENGAN UU NO. 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK.

1 6 2

PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 502 K/Pdt.Sus-HKI/2013 TENTANG SENGKETA PRODUK HELM INK DAN INX DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK.

0 0 1

Tinjauan Yuridis Penggunaan Public Domain Sebagai Suatu Merek Dagang yang Sah Ditinjau Dari UU No.15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi Kasus Kopitiam)

0 0 9

Tinjauan Yuridis Penggunaan Public Domain Sebagai Suatu Merek Dagang yang Sah Ditinjau Dari UU No.15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi Kasus Kopitiam)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Penggunaan Public Domain Sebagai Suatu Merek Dagang yang Sah Ditinjau Dari UU No.15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi Kasus Kopitiam)

0 0 13