51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Museum Kartini merupakan museum yang dibangun untuk mengenang jasa, pengabdian, dan perjuangan R.A. Kartini sebagai perintis emansipasi wanita
Indonesia. Museum Kartini didirikan pada 30 Maret tahun 1975 oleh Pemerintah Daerah Jepara atas usulan wakil rakyat dan bantuan dari Presiden Soeharto pada
masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, S.H. Namun Museum Kartini baru diresmikan pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati Kepala Daerah
Jepara, Soedikto, S.H. Museum Kartini murni dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara tanpa campur tangan pihak swasta.
Museum Kartini
merupakan tempat
penyimpanan benda-benda
peninggalan R.A. Kartini semasa hidupnya serta benda peninggalan kakaknya yaitu RMP Sosrokartono. Selain itu juga menyimpan benda-benda kuno hasil
temuan di wilayah Kabupaten Jepara. Penyajian ruang koleksi dibagi menjadi empat ruangan, pada ruang I terdapat koleksi peninggalan R.A. Kartini berupa
benda-benda serta foto semasa masih hidup. Pada ruang II berisi benda-benda peninggalan RMP Sosrokartono. Ruang III untuk memamerkan benda-benda yang
bernilai sejarah dan purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara, antara lain arkeologi, keramik, dan hasil kerajinan Jepara yang terkenal, antara lain ukir-
ukiran, batik troso, keramik, anyaman bambu, dan rotan. Pada ruang IV berisi
tulang ikan raksasa „Joko Tuwo‟ yang panjangnya kurang lebih 16 meter, yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa pada pertengahan bulan April
1989. Museum Kartini Jepara memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Daya tarik yang utama adalah fosil ikan raksasa Joko Tuwo yang panjangnya kurang lebih 16 meter dan dipamerkan pada ruang IV. Selain itu daya tarik
museum ini juga terletak pada benda-benda bersejarah peninggalan RA Kartini karena pengunjung ingin tahu tentang tentang sejarah RA Kartini dan melihat
secara langsung benda-benda peninggalannya.
4.1.2 Deskriptif Responden Penelitian