sebagai penentu utama perubahan tingkah laku. Di perolehnya tingkah laku yang kompleks bukan karena adanya hubungan dua arah antara lingkungan dan
individu selain itu juga diantarai oleh berbagai macam faktor pribadi yang bersifat internal. Jadi, menurut Bandura 1986 ada hubungan tiga arah yang saling
mengunci, yaitu tingkah laku, lingkungan dan peristiwa-peristiwa bathiniah yang mempengaruhi persepsi dan tindakan.
Disiplin belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dalam penelitian ini, lingkungan keluarga dan teman sebaya mewakili lingkungan sedangkan
motivasi mewakili peristiwa bathiniah. Sehingga menurut teori belajar sosial disiplin belajar akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu lingkungan teman
sebaya dan lingkungan keluarga dan dipengaruhi oleh motivasi belajar sebagai peristiwa bathiniah.
2.2 Belajar
2.2.1 Pengertian Belajar
Slameto 2010:2 menyatakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik 2012:45 berpendapat belajar mengandung pengertian
terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku. Sejalan dengan pendapat diatas, Hilgard dan Brower dalam Hamalik
2012:45 mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktik dan pengalaman. Sedangkan
Rifa’i dan Anni 2010:82
mengemukakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan oleh seseorang. Kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku seseorang secara keseluruhan untuk memperoleh suatu pengalaman.
2.2.2 Ciri-ciri Belajar
Slameto 2010:3 mengemukakan bahwa belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam
dirinya. Misalnya
ia menyadari
bahwa pengetahuannya
bertambah, kecakapannya
bertambah, kebiasaannya
bertambah. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang
bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena individu sendiri.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk
beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan d icapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar
disadari. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
2.2.3 Prinsip-prinsip Belajar