Karya PROFIL ROOSTIEN ILYAS
Liriknya sederhana dan sangat mudah dihapal. Lagu ini disenandungkan hamper tiap malam sebelum Yasmin terlelap. Roostien juga menyanyikan syahadat
dengan nada yang indah. Syahadat pun tidak diajarkan dengan cara konvensional yang kerap kali kaku. Rostien ingin tidur cucunya diantar dengan kalimat-kalimat
yang indah. Dan kalimat syahadat menjadi bagian dari tidur cucunya. Lagu ini punya sifat cenderung mudah diingat. Lebih-lebih jika biasa
dinyanyikan saat kecil. Kiranya tak seorang pun tak hapal lagu Pelangi-pelangi dan Balonku. Itu lantaran sudah sejak kecil anak-anak telah dikenalkan dan diajarkan
keindahan lewat lagu-lagu. Maka ketika dewasa yang diingat adalah keindahan- keindahan itu. Bukan kebencian-kebencian.
9
Saat Pesantren Ramadhan anak-anak jalanan lagu ini juga sering dinyanyikan bersama-sama oleh Roostien. Secara tidak langsung lagu ini mengajarkan syahadati
dengan bahasa yang mudah diingat. Untuk anak-anak lagu seperti inilah yang tepat, dengan syair yang sederhana dan sedikit kata-kata yang ada didalamnya.
Membuatnya mudah di ingat serta dipahami maknanya.
3 Buku
Roostien turut menyumbang tulisan di buku yang berjudul “LAPINDO
HANCURKAN MARTABAT BANGSA.” Penerbit: GMLL Gerakan Menutup Lumpur Lapindo KalamNusantara Jakarta Indonesia , 2009.
Sebuah buku yang mengungkapkan kejahatan terbesar abad ini. Kejahatan di negeri Indonesia. Sebuah buku yang diperbolehkan untuk dikopi dan disebarluaskan
9
A. Zakky Zulhazmi dan Nasihin Aziz Raharjo, Tuhan Kenapa Shalat Itu Mahal Ya? Jakarta: Yayasan Nanda Dian Nusantara, 2014, h. 105-106.
sepanjang untuk kehidupan kemanusiaan. Sebuah buku tentang kejujuran dan ketulusan para penulisnya. Merupakan hasil riset dari pejuang kemanusiaan-dalam
dan luar negeri- buku ini menghasilkan temuan yang menguatkan temuan sebelumnya bahwa PT.Lapindo Brantas Inc. bersalah besar dalam tragedi lumpur Lapindo di
Porong. Sumur Lapindo juga dapat dimatikan karena ia bukan bencana alam. Sebagaimana dilansir Koran Jakarta, kamis242008, Mark Tingay peneliti
dari Curtin University Australia menulis bahwa “bencana Lumpur Kesalahan Lapindo.” Sebuah bencana yang luar biasa karena di luar peta semburan, si empunya
lumpur justru semakin sejahtera bahkan dinobatkan sebagai orang terkaya se-Asia Tenggara. Padahal, seharusnya Lapindo dan pemiliknya bertanggung jawab atas
semua kesalahan yang diperbuatnya. Karena itu pemilik PT.Lapindo harus di hukum. Ia layak diseret ke pengadilan kejahatan Internasional sebagai penjahat kemanusiaan
karena melakukan “genosida” bencana pada ribuan warga Porong Jawa Timur. Demikian pula rezim yang melindunginya.
Pada bulan Oktober 2007, Koran Kompas menyebut bahwa Tragedi Lapindo adalah kejahatan ekoterorisme. Tentu saja merupakan kejahatan lingkungan yang
wajib di hokum seberat dan seadilnya. Buku ini juga di lengkapi riset Prof. Richard J. Davies tentang kesalahan Lapindo sehingga tidak diragukan nilai ilmiahnya.
Dieditori oleh penulis muda Prastyo yang telah terlatih mengedit dan menganotasi beberapa buku lainnya. Buku ini ditulis dengan seksama dan dalam
tempo yang panjang demi masa depan kemanusiaan. Para penulis itu adalah, Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, Ir. H. Salahudin Wahid, Dr. H. Tjukasturi Sukiadi, Dr. Rudi
Rubiandini, Letjend. Mar Purn. Suharto, M. Deddy Julianto, M. Yudhie Haryono,
Dr. Hendarmin Ranadireksa, Dr. Hotman M. Siahaan, Ir. Kersam Sumanta, Ir. Mustiko Saleh, Ir. Robin Lubron, Dina Savaluna, SH.,Roostien Ilyas, Arie Koen
Soelistijo, M.Si, Ir. Ali Azhar Akbar, Prof. Dr. Anwar Nasution, Jusuf Suroso, dan Subagio HS.
10
Di sini Roostien hadir dalam beberapa isu nasional dan turut peduli dengan anak-anak yang terlibat di dalam penderitaan lumpur Lapindo. Penderitaan anak-anak
yang kehilangan rumah, tempat bermain mereka, dan keceriaan mereka memudar akibat lumpur Lapindo. Lumpur Lapindo melenyapkan semua yang ada disekitarnya.
Bagai meluapnya bencana tsunami. Bahkan wargapun tidak bisa berbuat banyak akibat bencana lumpur Lapindo ini. Walau seberat apapun bencana ini, anak-anak
harus tetap tersenyum dan ceria.
4 Buku
Sebuah buku yang berjudul “ANAK-ANAKKU YANG TERLANTAR”.
Penulis Roostien Ilyas, diterbitkan oleh Pensil-324, Jakarta, 2006. Buku yang unik. Tentang kontras kecantikan seorang perempuan dengan
kedekilan anak-anak jalanan. Tentang kemakmuran dan kekumuhan. Tentang keberanian dan kekalahan. Tentang penderitaan dan optimism. Kisahnya memang
khas, yaitu pencarian diri Roostien, seorang perempuan nan cantik dan berkecukupan, di kalangan anak-anak jalanan yang kumuh, dekil, dan seringkali bahkan dianggap
berbahaya oleh mereka yang merasa dirinya kalangan masyarakat “berbudaya.”
10
https: nusantara centre.wordpress.com20090528buku baru, diakses tanggal 15 Oktober 2014 pukul 21.15.
Kisah-kisah di dalam buku buku ini seharusnya menjadi cermin bagi bangsa kita. Sekaligus bahan pelajaran yang tak ternilai bagi setiap keluarga Indonesia.
Khususnya mereka yang memiliki anak-anak yang sedang bertumbuh-kembang. Banyak cerita yang bisa membuat kita menjadi terinspirasi dari buku ini. Dalam buku
ini tersirat kehidupan anak-anak jalanan secara luas. Kita bisa melihat kenyataan sebenarnya tentang anak-anak jalanan. Mereka tidak hanya dekil, kumuh, dan
sebagainya. Namun di balik itu semua terdapat sifat, berani, cerdas, dan kreatif dalam diri mereka.