Keragaman jenis lalat Pengukuran prevalensi infestasi lalat

3. Pengukuran faktor risiko yang mempengaruhi infestasi lalat

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden diinput dalam data base menggunakan SPSS 16. Statistik non parametrik Uji Korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan faktor risiko yang mempengaruhi infestasi lalat. Pembagian tingkat hubungan kekuatan korelasi menurut Colton dalam Dini et al. 2010 yaitu tidak ada hubunganlemah r = 0.00-0.25, sedang r = 0.26-0.50, kuat r = 0.51-0.75, dan sangat kuatsempurna r = 0.76-1.00.

4. Penentuan status kerentanan

Data yang digunakan untuk penentuan status kerentanan yaitu jumlah lalat yang mati setelah perlakuan. Penentuan status kerentanan terhadap tiga golongan insektisida dilakukan dengan analisis probit menggunakan program SPSS 16 dan Minitab 17. Pengujian diulang jika kematian pada lalat kontrol lebih dari 20 dan jika kelompok kontrol pembanding terjadi kematian antara 5-20 dikoreksi dengan rumus Abbot WHO 1970 sebagai berikut : Persen kematian lalat uji – persen kematian kontrol X 100 100 – Persen kematian kontrol Penentuan status kerentanan lalat berdasar hasil uji Rasio Resistensi RR pada kelompok perlakuan dan kontrol sebagai berikut : RR = LT50 isolat yang teramati LT50 isolat pembanding Sebagai isolat pembanding adalah isolat lalat dari lokasi yang mempunyai tingkat resistensi lebih rendah, dengan Rasio Resistensi RR menurut standar WHO 1980 sebagai berikut : RR 10 ; rendah , 10 - 40 ; sedang, 40 - 160 ; tinggi, RR 160 ; sangat tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Keragaman jenis lalat Keragaman jenis lalat penting diketahui untuk mengetahui keragaman jenis lalat di suatu lokasi yang dapat menjadi vektor berbagai macam penyakit sehingga dapat menentukan strategi pengendalian yang efektif. Keragaman jenis lalat yang diperoleh dengan menggunakan tangguk serangga sweeping net di lima pasar tradisional Kota Bogor adalah C. megacephala, C. saffranea, C. rufifacies, L. sericata, M. domestica, M. conducens, M. fasciata, S. haemorroidalis, S. fuscicauda, D. repleta, Phoridae, Anthomyiidae dan Syrphidae Tabel 1. Faktor yang ikut menunjang besarnya keragaman jenis lalat yaitu daya dukung yang sesuai untuk kelangsungan hidup berbagai jenis lalat di lokasi tersebut seperti suhu, kelembapan, makanan dan tempat berkembangbiak breeding place Koesharto et al. 2000. Suhu udara di Kota Bogor dalam kisaran 28-32 C pada siang hari dengan rata-rata 29-30 C dan suhu terendah mencapai 23 C pada malam hari. Hasil koleksi lalat yang perlu mendapat perhatian dengan populasi terbanyak yaitu lalat C. megacephala 597 lalat dan M. domestica 297 lalat, meskipun lalat jenis yang lain juga dapat berpotensi sebagai vektor beberapa jenis penyakit. Lalat D. repleta, Phoridae, Anthomyiidae dan Syrphidae juga termasuk jenis lalat yang sering ditemukan di pasar. Tabel 1. Jenis lalat yang dapat dikoleksi dari lima pasar tradisional di Kota Bogor Februari – Maret 2014 No Famili Subfamili Spesies 1. Calliphoridae Chrysomyinae C. megacephala C. saffranea C. rufifacies Calliphorinae L. sericata 2. Muscidae Muscinae M. domestica M. conducens M. fasciata 3. Sarcophagidae Sarchopaginae S. haemorroidalis S. fuscicauda 4. Drosophilidae Drosophilinae D. replete 5. Phoridae 6. Anthomyiidae 7. Syrphidae Tabel 2. Jumlah lalat yang dapat dikoleksi dari lima pasar tradisional di Kota Bogor Februari – Maret 2014 Jenis lalat Lokasi Pasar No A B C D E T0TAL 1. C. megacephala 1 86 1 48 3 3 1 95 3 5 597 2. C. saffranea 3 5 7 3 18 3. C. rufifacies 1 1 2 1 5 4. L. sericata 3 1 1 6 1 1 2 33 5. M. domestica 5 2 2 9 5 2 1 00 6 4 297 6. M. conducens 1 4 9 1 3 1 6 2 1 73 7. M. fasciata 1 3 1 1 1 7 32 8. S. haemorroidalis 1 1 1 2 1 6 9. S. fuscicauda 1 1 10. D. repleta 1 78 2 1 86 1 1 368 11. Phoridae 3 3 12. Anthomyiidae 7 7 13. Syrphidae 1 1 TOTAL 4 39 2 06 3 15 3 25 1 56 1441 Keterangan : Pasar Kota Bogor A, Pasar Sukasari B, Pasar Anyar C, Pasar Jambu Dua D, dan Pasar Gunung Batu E. Jumlah lalat terbanyak yang diperoleh dari lima lokasi pasar tradisional yaitu Pasar Kota Bogor sebanyak 439 lalat dari total 1441 lalat yang tertangkap Tabel 2. C. megacephala oriental latrine fly merupakan spesies yang umum ditemukan. Larvanya berkembang pada bangkai, sampah, jaringan membusuk dan sangat jarang ditemukan bersama dengan C. bezziana penyebab miasis obligat meskipun sama-sama memakan luka Spradbery 2002. Begitu juga larva C. saffranea steelblue blowfly, C. rufifacies hairy maggot blowfly dan L. sericata