Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

17

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Angka pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang melaksanakan kegiatan pembangunan, yang salah satunya adalah pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan. Tujuan pembangunan nasional itu adalah untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil, makmur dan merata. Pembangunan nasional tersebut dapat berjalan dengan baik apabila Universitas Sumatera Utara 18 didukung dengan dana yang cukup. Dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan nasional tersebut salah satunya bersumber dari pajak. Penerimaan pajak memiliki peranan yang strategis dalam menunjang operasi fiskal pemerintah. Disamping sebagai sumber penerimaan utama negara budgetary, pajak juga mempunyai fungsi sebagai alat untuk mengatur regulatory dan mengawasi kegiatan-kegiatan swasta dalam perekonomian Wibowo, 2000. Penentuan target penerimaan pajak dalam APBN selama ini tidak memadai lagi untuk menghadapi kondisi pengeluaran negara yang meningkat lebih cepat sehingga mengakibatkan semakin besarnya defisit anggaran. Seiring upaya mengurangi ketergantungan dana eksternal hutang luar negeri dan untuk menunjang berlangsungnya kebijakan fiskal yang mandiri dan berkelanjutan, maka sumber pembiayaan pembangunan internal yakni penerimaan pajak terus ditingkatkan. Kontribusi pajak terhadap jalannya roda pemerintahan dan pembangunan terus meningkat dari waktu ke waktu. Peran penting tersebut diwujudkan dalam bentuk target penerimaan pajak di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk skala nasional. Misi utama Direktorat Jenderal Pajak DJP di dalam struktur keuangan negara menjalankan tugas dan fungsi penerimaan pajak adalah Misi Fiskal yaitu menghimpun penerimaan pajak berdasarkan Undang – Undang perpajakan yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah dan dilaksanakan secara efektif dan efisien Rusjdi,2006. Target penerimaan pajak dialokasikan kepada instansi vertikal Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kanwil DJP di daerah dan selanjutnya, setiap Kanwil DJP di masing – masing daerah juga mengalokasikan target tersebut kepada setiap Universitas Sumatera Utara 19 Kantor Pelayanan Pajak yang berada di masing – masing wilayahnya sebagai unit operasional. Target penerimaan yang besar yang dibebankan kepada pajak ini akan tercapai apabila didukung oleh kesadaran dan kepedulian masyarakat, khususnya Wajib Pajak untuk memenuhi kewajibannya. Penerimaan pajak dapat berasal dari Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, maupun pajak-pajak lainnya. Penerimaan pajak sebagai realisasi dari penentuan target pajak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi penerimaan pajak berupa kebijakan dalam menentukan dasar pengenaan pajak tax base atau objek pajak, jika dasar pengenaan pajak dan objek pajak dapat diperluas berdasarkan Undang- Undang maka hal ini berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak, disamping itu kebijakan penerapan pajak yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar dapat berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak. Sistem perpajakan di Indonesia juga harus disusun menjadi lebih kondusif agar dapat meningkatkan wajib pajak, kepercayaan dan produktifitas. Penerimaan pajak juga dipengaruhi oleh tarif pajak tax rate dan basis pajak tax based. Tarif pajak dan basis pajak perlu disesuaikan pada tingkat yang rasional sehingga dapat meningkatkan daya saing dan menggairahkan dunia usaha yang pada akhirnya memberi dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam APBN penerimaan pajak berasal dari penerimaan Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Pertambahan Nilai PPN. Dari penerimaan PPh pada umumnya diharapkan masih dapat ditingkatkan karena memiliki potensi yang cukup besar dan masih banyak yang belum tergali, terutama dari sektor PPh Pasal 21. Penggalian potensi PPh Pasal 21 tersebut akan berujung pada Universitas Sumatera Utara 20 peningkatan PPh Orang Pribadi OP mengingat jumlah penduduk yang semakin besar dan pertumbuhan ekonomi yang harus tetap berlanjut. Kesadaran masyarakat untuk membayar pajak masih belum optimal. Tidak hanya untuk para Wajib Pajak WP perseorangan, minimnya tingkat kesadaran membayar pajak tersebut juga kerap kali terjadi pada badan usaha yang dimiliki pengusaha. Saat ini pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak berusaha untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak ekstensifikasi pajak. Semakin meningkatnya jumlah Wajib Pajak suatu daerah diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak di daerah tersebut. Usaha lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak, terutama dalam meningkatkan penerimaan PPh Pasal 21 adalah dengan meningkatkan kepatuhan masyarakat Wajib Pajak dalam membayar pajak Silalahi, 2000. Dalam hal penerimaan PPh Pasal 21, ini terkait dengan Wajib Pajak Orang Pribadi dan juga Wajib Pajak Bendahara. Berdasarkan realisasi penerimaan pajak penghasilan orang pribadi PPh OP tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat bahwa penerimaan PPh OP di Kota Medan mengalami penurunan. Penentuan target pajak memerlukan suatu perencanaan yang wajar dan objektif dalam arti tidak hanya berorientasi pada pencapaian penerimaan semata, tetapi juga harus melihat faktor-faktor ekonomi eksternal secara makro yang dapat mempengaruhi di dalam penentuan suatu target penerimaan pajak. Seperti telah diuraikan sebelumnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak. Salah satunya adalah Wajib Pajak, yang dalam hal ini adalah masyarakat yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Universitas Sumatera Utara 21 Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajibannya. Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang dianut oleh Sistem Perpajakan Indonesia. Sangat diperlukan peran serta dari masyarakat untuk dapat meningkatkan penerimaan pajak, yang pada akhirnya akan menunjang kelangsungan pembangunan. Peran serta dan kepedulian masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sangat penting di dalam tercapainya target penerimaan pajak yang telah ditetapkan. Dilatarbelakangi oleh pemikiran-pemikiran tersebut diatas, dalam tesis ini, penulis mencoba untuk mempelajari dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat terhadap penerimaan pajak di Kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah