merupakan agen pengoksidasi kuat yang dapat merusak sistem pertahanan tubuh dengan akibat kerusakan sel dan penuaan dini karena elektron yang tidak
berpasangan selalu mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi, Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat lah merupakan sumber
pasangan elektron yang baik Kosasih, 2004.
2.4.2. Uji Aktivitas Antioksidan
Menurut Benzie Strain 1996, pengukuran aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu:
1. Metode CUPRAC
Menggunakan bisneokuproin tembagaII CuNc
2 2+
sebagai pereaksi kromogenik. Pereaksi CuNc
2 2+
yang berwarna biru akan mengalami reduksi menjadi CuNc
2+
yang berwarna kuning dengan reaksi: n CuNc
2 2+
+AROHn → n CuNc
2+
+ AR=On + n H+ 2.
Metode DPPH Menggunakan2,2difenil-1- pikrilhidrazil sebagai sumber radikal bebas. Prinsipnya
adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari zat antioksidan Apak et al. 2007.
DPPH adalah bubuk kristal berwarna gelap terdiri dari molekul radikal bebas yang stabil. DPPH mempunyai berat molekul 394.32 dengan rumus
molekul C
18
H
12
N
5
O
6
, larut dalam air. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik pada suhu -20°C Molyneux, 2004.
Gambar 2.10. Rumus Bangun DPPH
Universitas Sumatera Utara
3. Metode FRAP
Menggunakan FeTPTZ
2 3+
kompleks besi- ligan2,4,6-tripiridil-
triazin sebagai pereaksi. Kompleks biru FeTPTZ
2 3+
akan berfungsi sebagai zat pengoksidasi dan akan mengalami reduksi menjadi FeTPTZ
2 2+
yang berwarna kuning dengan reaksi berikut:
FeTPTZ
2 3+
+ A
R
OH → FeTPTZ
2 2+
+ H
+
+ A
R
=O
2.4.3. Metode Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
Aktivitas antioksidan dapat dilakukan beberapa cara salah satu metode pengukuran yang sering digunakan adalah metode DPPH. DPPH merupakan suatu
radikal bebas stabil kerena mekanisme delokalisasi elektron bebas oleh molekulnya, sehingga molekul ini tidak mengalami reaksi dimerisasi yang sering
terjadi pada sebagian besar radikal bebas lainnya. Delokalisasi juga memberikan efek warna ungu yang dalam pada panjang gelombang 517 nm dalam pelarut
etanol. Zat ini berperan sebagai penangkap elektron atau penangkap radikal hidrogen bebas. Hasilnya molekul yang bersifat stabil. Bila suatu senyawa
antioksidan direaksikan dengan zat ini maka senyawa antioksidan tersebut akan menetralkan radikal bebas dari DPPH Bintang, 2010.
Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan inkubasi DPPH dengan minyak atsiri antioksidan selama 30 menit sehingga menghasilkan larutan
ungu yang lebih memudar kemudian dilakukan pengukuran panjang gelombang pada 517 nm. Aktivitas antioksidan diperoleh dari nilai absorbansi yang
selanjutnya akan digunakan untuk menghitung persentase inhibis 50 IC
50
yang menyatakan konsentrasi senyawa antioksidan yang menyebabkan 50 dari DPPH
kehilangan karakter radikal bebasnya. Semakin tinggi kadar senyawa antioksidan dalam sampel maka akan semakin rendah nilai IC
50
. Hasil yang dituliskan berupa IC
50
, yang merupakan suatu konsentrasi sampel antioksidan yang diuji mampu melakukan peredaman 50 terhadap radikal DPPH dalam jangka waktu tertentu
Mosquera, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Alat-alat
Alat Stahl GC-MS
Shimadzu Gelas Erlenmeyer
250 ml Labu destilasi
2000 ml Pyrex
Pipet tetes Tabung reaksi
Hot Plate Cimarec 2
Aluminium Foil Spatula
Timbangan Beaker Glass
250 ml Pyrex
Kondensor Jarum suntik
1 ml Labu ukur
50 ml Kuvet
Spektrometer UV-Visible Perkin Elmer
3.2. Bahan-Bahan
Kulit Buah Jeruk Pepaya Na
2
SO4 anhidrous p.a Merck
Eter p.a Merck
DPPH p.a Aldrich
Etanol p.a Merck
Aquadest
Universitas Sumatera Utara
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Penyediaan Sampel
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah kulit buah jeruk pepaya yang diperoleh dari Kuta Cane Kabupaten Aceh Tenggara.
3.3.2. Destilasi Kulit Buah Jeruk Pepaya Sampel
Kulit buah jeruk pepaya dibersihkan dan diiris-irislalu ditimbang sebanyak 500 gram. Sebanyak 500 gram sampel dimasukkan ke dalam labu alas 2000 ml,
lalu ditambahkan air secukupnya, dipasang pada alat penyuling Stahl dan dididihkan selama ± 3 - 4 jam hingga minyak atsiri menguap sempurna. Destilat
yang diperoleh merupakan campuran minyak dengan air. Kemudian destilat diekstrak menggunakan dietil eter. Lalu dikeringkan dengan Na
2
SO
4
anhidrous selanjutnya didekantasi. Kemudian filtratediuapkan pada suhu 40
⁰C sampai 45⁰C menggunakan penangas air sehingga diperoleh hasil minyak atsiri. Minyak yang
diperoleh dianalisa kandungan kimianya menggunakan alat GC-MS dan dilakukan uji antioksidan. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali.
3.3.3. Analisa Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Pepaya dengan GC-MS