Upaya mencegah kredit bermasalah

11. Competition Competition merupakan risiko persaingan yang kurang sehat antar bank yang memperebutkan nasabah yang berakibat pemberian kredit yang tidak sehat. 25

B. Upaya mencegah kredit bermasalah

1. Langkah Nyata Upaya mencegah kredit bermasalah selalu banyak dibicarakan, bahkan menjadi momok pembicaraan para bankir khususnya pejabat kredit. Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati. Mencegah kredit bermasalah adalah mudah dan sukar. Mudah untuk mengatakan dan sukar melaksanakan. Melaksanakan adalah mudah berdasarkan pengetahuan. Dalam buku seratus penyebab kredit macet BAB III, diuraikan hal- hal mengenai penangkal Kredit Macet dengan segi tiga pengaman, dimana masing-masing sisi dari segi tiga tersebut adalah : a. Sisi pertama, lakukan penilaian berdasarkan faktor penilaian berdasarkan faktor penilaian kredit secara ketat. b. Sisi kedua, lakukan analisis berdasarkan aspek kredit secara tajam. c. Segi ketiga, gunakan prinsip 18 prinsip pemberian kredit secara konsekuen. Ada beberapa upaya dan tindakan guna mencegah terjadinya kredit bermasalah, yaitu : 25 Soediyono reksoprayitno,Prinsip-prinsip dasar manajemen bank umum dan penerapannya di Indonesia, BPFE, Yogyakarta, 1997,hal 95 Universitas Sumatera Utara a. Sempurnakan sistem dan prosedur sebaik mungkin Mungkin saja sistem dan prosedur yang belum sempurna, namun sebagai bankir yang baik, janganlah bertindak di luar sistem dan prosedur. Dengan kata lain janganlah melanggar sistem dan prosedur yang berlaku. Suatu sistem yang baik telah mencakup sekuensi yang jelas,pembagian tanggung jawab, pemberian tugas, ketentuan wewenang. b. Hindari subjektifitas Setiap petugas kredit tampil didepan nasabah adalah selaku bank sebagai perusahaan atau lembaga. Karena itu bankir atau petugas bank sama sekali tidak boleh tampil membawakan pribadinya. Jauhkanlah subjektifitas diri, yang dikhawatirkan membawa vested interest pribadi pula. c. Memiliki prinsip Setiap petugas kredit yang baik akan memegang prinsip-prinsip tertentu. Prinsip ini tertuang jelas dalam kode etik bankir Indonesia. Setidaknya memegang prinsip prudential atau kehati-hatian dalam memberikan kredit. d. Menjaga nama baik dan kehormatan Petugas bank harus bisa menjaga diri agar tidak tergelincir. Hal ini mengingat bank mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya. Karena itu petugas bank harus mampu menjaga nama baik, citra diri dan kehormatan. e. Lengkapi dokumen sebelum realisasi kredit Jangan mau merealisasikan kredit sebelum dokumen lengkap, kecuali dokumen tertentu yang bisa dilengkapi menyusul. Pengalaman sudah menunjukan bahwa celah ini paling banyak digunakan oleh nasabah nakal guna memperdayakan bank. f. Awasi pencairan kredit Amatilah dengan cermat dan teliti setiap rupiah pencairan kredit. Kemana arahnya penggunaan uang tersebut. Jika pencairan kredit bertahap, maka janganlah direalisasikan sekaligus. g. Lakukan pengawassan kredit Setelah kredit dicairkan, lakukanlah pengawsan dan pemantauan secara rutin dan insidential, agar dipersempit celah penyimpangan penggunaan kredit. h. Kuatkan iman dan jangan lemah Tugas petugas bank adalah tugas tugas yang selalu berhadapan dengan uang, karena itu mungkin banyak godaaan, terutama ajakan melakukan kolusi dari nasabah nakal. Karena itu kuatkanlah iman dan jangan lemah, karena tugas anda adalah masa depan anda, serta taruhan hidup jangka panjang. i. Buatlah kebijakan kredit yang tepat Universitas Sumatera Utara Seyogyanya setaip bank memiliki kebijakan kredit yang jelas dan terarah. Setidak-tidaknya setiap bank mempunyai semacam garis besar kebijakan perkreditan yang dapat digunakan sebagai acuan oleh petugas kredit. j. Peganglah prinsip pemberian kredit dengan konsekuen Peganglah prinsip pemberian kredit yang terdiri dari 18 ayat dari Roger H.Hale. Akhirnya mampukah petugas kredit melaksanakan tugasnya sesuai dengan berbagai prinsip pemberian kredit. Dalam menangani kredit bermasalah, tindakan yang paling direkomendasikan adalah : 1 Membuat putusan kredit yang tepat pada waktu dilakukan proses pemberian kredit. 2 Melakukan identifikasi permasalahan kredit sedini mungkin. 26 2. Faktor Penilaian Kredit a. Prinsip tujuh C dalam Kredit Faktor tujuh C dalam kredit dalam atau seven C’s of Credit, sebenarnya lebih dikenal Five C’s of Credit. 1 Character a Faktor watak addalah faktor yang paling utama dalam memberikan kepercayaan kepada nasabah dari bank. b Moral risk adalah berintikan kemauan membayar hutang dari nasabah. c Bank checkhing adalah kemampuan bank untuk melakukan pengecekan. 2 Capacity a Faktor kemampuan dapat dilihat dari perkembangan rugi – labanya dalam tahun ke tahun. 26 Subarjo joyosumarto, Upaya Perbankan dalam Menyelesaikan Kredit Bermasalah,Djambatan, Jakarta,1989, hal 98 Universitas Sumatera Utara b Business risk adalah perhitungan kemungkinan resiko bisnis yang akan timbul. c Trade checking adalah usaha meneliti dan mengamati situasi perdagangan secara makro dan mikro. 3 Capital a Faktor modal dapat dilihat dari neracanya. b Financial risk kemungkinan resiko keuangan yang akan muncul. c Likuiditas, kemampuan perusahaan nasabah membiayai seluruh proyek dalam jangka pendek. d Solvabilitas, kemampuan nasabah melunasi seluruh kewajibannya dalam jangka panjang. e Rentabilitas, kemampuan nasabah memperoleh keuntungan usahanya. 4 Condition a Faktor kondisi dapat dilihat dari segi legalisasi keberadaan usaha. b Faktor kondisi ekonomi menyangkut perkembangan harga dan data statistik. 5 Collateral a Faktor jaminan hanya sebagai benteng pertahanan terakhir kalau terjadi kerugian usaha. b Jaminan keberhasilan usaha. Universitas Sumatera Utara 6 Coverage of insurance Faktor penutupan asuransi adalah sebagai pengamanan jika jaminan mengalami kerugian 7 Constraint Faktor hambatan adalah kehati-hatian bank dalam mengahadapi berbagai kendala. b. Prinsip Lima P dalam Kredit Faktor lima P dalam kredit atau five P’s of Credit 1 Person atau people a Penilaian pribadi dan kemampuan usaha dari calon nasabah. b Tenaga kerja dan pengelola serta orang-orang yang terlibat langsung dalam bisnis nasabah. 2 Purpose a Penilaian tujuh penggunaan kredit b Penilaian sasaran kredit 3 Prospect a Penilaian masa depan usaha b Perhitungan bagi bank antara resiko dengan pendapatan yang diperoleh. 4 Payment a Penilaian kemampuan membayar kembali kredit Universitas Sumatera Utara b Merupakan financial statement dengan memperhitungkan ketidak pastian di masa depan. 5 Protection a Kemungkinan gagal perlu jaminan sebagai benteng terakhir untuk berlindung. b Berbagai asuransi untuk melindungi usaha nasabah dan kepentingan bank. c. Pencegahan Empat P dalam kredit 1 Philosophy Bahwa setiap kredit diberikan berdasarkan pertimbangan adanya kepercayaan atau credibility yang dimiliki oleh nasabah. Bahwa pemberian kredit merupakan upaya saling menguntungkan dengan rasa adil. Bahwa pemberian kredit dengan tujuan bersama sebagai mitra bisnis. 2 Policy Bahwa pemberian kredit merupakan suatu kebijakan bisnis perbankan, telah digariskan dan disepakati oleh petugas perbankan untuk dijalankan demi kesinambungan hidup perusahaan. 3 Procedures Bahwa setiap keteraturan memerlukan suatu acuan yang harus ditempuh. Universitas Sumatera Utara Bahwa setiap penyimpanan dari prosedur cendurung akan menimbulkan permasalahan bahkan kerugian. 4 People Bahwa setiap manusia yang ikut mengelola usaha perkreditan adalah tenaga atau karyawan yang berusaha bekerja penuh dedikasi, dalam memberikan pelayanan kepada nasabah, dan memberikan keuntungan bagi pemilik saham. Bahwa setiap karyawan mempunyai moral sebagai bankir yang baik, berkemampuan dan berpengetahuan mengenai perkreditan. d. Tiga R dalam Kredit Faktor tiga R dalam kredit atau three R’s of Credit. 1 Returns Penilaian penghasilan, apakah usaha yang akan dibiayai benar- benar suatu usaha yang memberikan hasil didasarkan pengalaman, kemampuan, pemasaran dan aspek lainnya. 2 Repayment capacity Penilaian kesanggupan membayar kembali kredit, apakah nasabah benar-benar memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit bank. Hal ini ditilik dari segi aliran kas, keuntungan yang akan diperoleh, watak dimiliki oleh nasabah. 3 Risk bearing ability Universitas Sumatera Utara Penilaian kemampuan untuk menutup resiko yang mungkin jika timbul kredit jika kredit menjadi macet. 3. Analisis Aspek Kredit a. Aspek yuridis 1 Status hukum perusahaan 2 Legalitas perusahaan 3 Riwayat pengurus b. Aspek hubungan 1 Hubungan baik dengan berbagai pihak 2 Pemeliharaan hubungan selama ini c. Aspek managemen 1 Struktur organisasi perusahaan 2 Pembagian kerja 3 Reputasi dan nama baik perusahaan 4 Training dan pengkaderan 5 Kelancaran jangan dari one man show d. Aspek pemasaran 1 Daur hidup produk 2 Situasi persaingan 3 Berbagai produk substitusi 4 Daya beli masyarakat 5 Pangsa pasar Universitas Sumatera Utara 6 Peluang pasar makro 7 Peluang pasar mikro e. Aspek sosial ekonomi 1 Besarnya rentabilitas proyek 2 Nilai netto sekarang dibanding rentabilitas proyek 3 Perbandingan antara biaya dan hasil proyek f. Aspek tenaga kerja 1 Tersedianya tenaga kerja 2 Kebutuhan tenaga kerja 3 Tenaga ahli asing dan ahli sendiri 4 Tenaga ahli staf ahli khusus g. Aspek teknis 1 Lokasi usaha 2 Bangunan 3 Lay-out 4 Mesin-mesin 5 Besarnya produksi yang dapat dihasilkan 6 Biaya per unit produksi h. Aspek keuangan 1 Kebutuhan investasi 2 Kebutuhan modal kerja 3 Proyeksi rugi-laba 4 Proyeksi perputaran aliran kas Universitas Sumatera Utara 5 Berbagai rasio keuangan 6 Perhitungan biaya proyek 7 Neraca beberapa periode 8 Repayment schedule 9 Sumber-sumber keuangan 10 Perkiraan biaya proyek i. Aspek komersial 1 Kemudahan penjualan 2 Tersedianya bahan mentah 3 Kemudahan pengolahan produk 4 Prosedur pembelian bahan yang diperlukan 5 Kontrak pembelian dan pemasaran j. Aspek agunan 1 Penafsiran harga 2 Status kepemilikan 3 Kemudahan untuk dijual k. Aspek khusus 1 Hal-hal khusus yang perlu penelitian tersendiri 2 Masalah sosial yang tumbuh seperti pemindahan penduduk, perumahan dan lingkungan yang sehat 3 Peraturan pemerintah setempat 4. Prinsip pemberian kredit Ada 18 prinsip pemberian kredit dari Roger H.hale : Universitas Sumatera Utara a. Kualitas kredit adalah lebih penting daripada mengejar peluang baru. Karena sering pejabat kredit lebih mengejar target dibandingkan menjaga mutu kredit. Tindakan ini sering melemahkan analisis dan prosedur yang telah ditetapkan. Tujuan bank bukanlah menyediakan modal yang beresiko, karena itu harus diingat bahwa sesungguhnya kredit yang dipinjamkan itu adalah dana masyarakat, yang pada hakekatnya hutang bank kepada pemilik dana. Jangan kerugian bank dikompensasikan kepada pemilik dana. Janganlah kebodohan bankir menjadi penderitaan deposan. Pernyataan seorang bankir tua : setiap orang bodoh bisa meminjamkan uang, tetapi diperlukan keterampilan yang tinggi untuk membuat pinjaman itu kembali. b. Setiap kredit harus mempunyai dua jalan keluar yang tidak terkait, dan ada sejak semula. Jalan keluar pertama adalah pelaksanaan transaksi yang berhasil, seperti penjualan barang yang pembelinya dibiayai oleh bank. Jalan keluar kedua adalah sebagai banteng terakhir jika jalan pertama gagal, yaitu likuidasi sebagaian atau seluruh assetnya atau sumber dayanya. c. Kejujuran nasabah adalah yang paling utama dalam memberikan skala prioritas penilaian. Petugas bank tidak boleh mempunyai rasa ragu setetes pun kepada nasabahnya. Jika ada keraguan jawabanya hanya satu, yaitu tolak. Karena itu petugas kredit harus benar-benar melakukan penelitian terhadap reputasi, moral dan gaya bisnis nasabah. Ingatlah bahwa bank- bank yang bekerja sama dengan nasabah yang karakternya kurang baik, hanya akan menghancurkan dan merusak reputasi bank itu sendiri, sehingga akhirnya jauh lebih merugikan ketimbang menguntungkan. d. Jika bank tidak memahami bisnis nasabah, jangan memberikan kredit kepada nasabah tersebut. Karena analisis kredit itu sesungguhnya analisis resiko. Petugas bank seharusnya tidak harus malu jika tidak mengerti dengan bisnis nasabah. Justru nasabah yang baik akan hormat kepada petugas bank yang besar rasa ingin tahunya mengenai bisnis nasabah. Berdasarkan bisnis nasabah tersebut, jelaskan persyaratan-persyaratan kredit jenis kredit, jumlahnya dan jangka waktu nya, dokumentasinya dan keamanannya. Petugas kredit, terutama analis kredit harus berani bertanya dan mengembangkan pertanyaan itu sejelas mungkin. e. Putusan kredit adalah putusan pejabat bank, dan ia harus bebas tanpa tekanan, serta rasa hati yang aman dan enak, tanpa beban rasa takut kelak kemudian hari. Jadi putusan kredit sangat pribadi jadi harus ada pertimbangan common sense. Jika petugas bank merasa ada yang menekan dan tidak merasa confortable sebaiknya jangan membuat keputusan. f. Tujuan dari sebuah kredit harus didasari pelunasan. Tidak tujuan lain seperti menyita barang jaminan, atau membuat nasabah terikat dari bank tersebut. Mungkin saja ada tujuan lain yang diharapkan oleh petugas bank terhadap seorang nasabah. Maka untuk pengikat maka nasabah diberi kredit. Karena itu untuk lebih memahami prinsip ini, pejabat bank harus melihat distribusi aset sebuah bank menurut likuiditas. Sebagian kredit jangka pendek, sebagian lainnya jangka panjang. Makin pendek jangka waktu sebuah kredit, Universitas Sumatera Utara maka semakin besar likuiditasnya. Harus jelas sumber pembayaran kredit. Misalnya pada kredit perdagangan harus diberikan untuk membiayai modal kerja, harus ada bukti siklus kebutuhan modal kerja serta perubahan yang regular dari piutang dan persediaan menjadi kas. Adalah tidak tepat bila bank menyediakan modal kerja terus menerus melalui perpanjangan fasilitas kredit, kecuali pada perusahaan dengan kondisi sehat. g. Jika bank mempunyai data dan fakta yang lengkap, maka dapat dibuat keputusan yang tepat. Fakta akan sangat menolong dan bila dimanfaatkan sebaik-baiknya akan mudah mengambil keputusan. Karena itu kembangkan rasa ingin tahu, karena pengusaha yang baik justru akan lebih senang berhadapan dengan bank yang benar-benar tahu bisnisnya. h. Siklus bisnis tidak dapat dihindari. Prinsip ini mungkin kurang relevan dengan bank, namun sebagai pemberi kredit, bank harus mengetahui tahap siklus bisnis yang sedang dihadapi usaha nasabah, sehingga bank dapat mengevaluasi resiko-resiko yang mungkin timbul jika keadaan ekonomi berubah dimasa mendatang. Keadaan ekonomi dapat membaik dan dapat pula memburuk. Namun terkadang perubahan tersebut hampir tidak kelihatan. Pada tahap-tahap tertentu dari siklus bisnis pemberian kredit mempunyai resiko yang lebih kecil. Sehingga dikatakan kredit-kredit buruk diberikan pada saat-saat yang baik. Tampak nya pemberian kredit pada saat ekonomi buruk adalah lebih berbahaya, namun justru bank-bank akan memberikan kredit pada saat yang buruk akan membuat bank memperoleh nasabah abadi, sepanjang kredit tersebut benar-benar putusan. i. Kualitas manajemen amat penting, walaupun sulit dievaluasi. Maka yang jadi patokan adalah kemampuan adalah kemampuan debitur dibidang usahanya, ditambah pengalaman yang dimilikinya. Karena itu terlebih dahulu lihatlah mutu manajemen nasabahnya, gaya kepemimpinannya, sikap terhadap inovasi baru , gaya dan penampilan staf nya, lakukan pengamatan, apakah para karyawannya didorong untuk mempunyai peran dalam perusahaan, apakah para manager benar-benar professional dalam memimpin unit usahanya. Petugas kredit harus benar-benar mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. j. Terlalu naif jika mengandalkan kredit pada keamanan agunannya. Kalau begitu sama saja dengan rumah gadai. Jalan keluar pertama adalah cash flow, dan kelemahan cash flow tidak bisa digantikan dengan agunan yang kuat dan aman, serta bernilai tinggi. Ingatlah salah satu kesalahan bank adalah terlalu mengandalkan agunan. k. Pengambilalihan agunan hanya sekedar pengamanan agar aset tersebut tidak dijaminkan pada kreditur lainnya. Dan sebagian lagi untuk menempatkan bank pada posisi negoisasi yang kuat. Karena itu penilaian agunan hendaklah dilakukan secara profesional, dengan membedakan market value, liquidation value, dan force sale value. Dalam menilai agunan, jangan terdapat perbedaan kepentingan dari pihak penilai. Karena itu agunan harus menutupi kredit, bahkan mungkin bernilai 150 dari nilai kredit. l. Pemberian kredit pada pengusaha kecil lebih beresiko dibandingkan pengusaha besar, karena perusahaan kecil berada pada satu tangan. Universitas Sumatera Utara Sementara itu perusahaan besar memiliki pembuat keputusan yang lebih banyak, dan memiliki divisi atau bagian-bagian dengan wewenang masing- masing. Tugas pada perusahaan besar lebih membutuhkan manajer yang baik, karena itu menejemen lebih mendalam, dan ada ketergantungan pada eksekutif puncak dan anak buah langsung. Sebaiknya perusahaan kecil lebih mudah mendapatkan komitmen pada tujuan perusahaan dari karyawan mereka, karena ada perasaan keterlibatan antara pribadi yang lebih besar dari karyawan terhadap keberhasilan dan kegagalan perusahaan. m. Kurangnya peratian pada hal-hal yang kecil dan administrasi kredit akan merusak kredit itu sendiri. Salah satu penyebab besarnya jumlah kredit yang harus dihapus karena administrasi atau dokumentasi yang kacau. Jadi masalah administrasi juga merupakan urat nadi perkreditan. Ingatlah jika kredit mulai bermasalah, maka dokumen akan menjadi sangat penting, apalagi jika sudah menjadi perkara dipengadilan. Jadi bank jangan sekali- sekali mengecilkan manfaat kelengkapan dana dan kerapian administrasi. Jika tiba masanya kredit menjadi bermasalah, maka kekuatan dokumen merupakan senjata bagi bank. n. Bank lokal sebaiknya dijadikan sebagai partisipan dalam pemberian kredit kepada nasabah setempat. Janganlah jadi pesaing dengan merebut nasabah dalam wilayah mereka. Dengan kata lain kantor-kantor cabang hendaklah lebih berhati-hati memberikan kredit kepada nasabah diluar wilayah kerjanya. Karena sering kali keengganan bank setempat memberikan kredit kepada pengusaha diwilayahnya, merupakan pertanda bahaya, bahwa ada yang tidak beres dengan pengusaha tersebut. Jadi kalau ada pengusaha dari luar wilayah kerja datang mengajukan permohonan kredit, perlu dipertanyakan, mengapa ia tidak boleh kredit dari bank setempat. o. Jika seorang nasabah menginginkan jawaban yang cepat dari permohonan kreditnya, maka jawabannya yang paling tepat adalah tolak atau tidak. Analisis kredit bagaikan menganalisis sebuah perkawinan. Kita tidak dapat berpikir cepat, tetapi harus tenang dan merenung dengan konsentrasi yang sangat terfokus. Seorang nasabah peminjam akan mengejar petugas kreditnya untuk memperoleh keputusan yang diinginkannya dengan cepat. Jika hal itu ditemui oleh pejabat pemutus bank, maka ia tidak akan mempunyai waktu untuk memperoleh pertimbangan yang matang dan baik. p. Jika kredit didukung oleh garansi dan bank tergantungg pada pembayaran kembali dari pinjaman, maka bank harus yakin bahwa penjamin tahu akan kewajibannya. Sebagaimana kewajiban nasabah kepada bank. Jika penjamin menandatangani sebuah jaminan dan bank harus lebih berhati-hati. q. Telusuri penggunaan kredit, kemana arahnya uang bank digunakan. Lihat perkembangan usaha nasabah, bandingkan antara sebelum memperoleh kredit.laksanakan peninjauan secara langsung, kunjungi perusahaan nasabah, lihat secara mendalam keadaannya, agar petugas kredit memperoleh kesan yang lebih mendalam mengenai gaya kepemimpinan, dampak-dampak lain yang tak bisa diwujudkan atau dituangkan secara tertulis. r. Berpikirlah pertama-tama untuk bank. Dengan kata lain utamakanlah kepentingan bank dari kepentingan nasabah. Pertimbangkan yang bijaksana Universitas Sumatera Utara sarat sengan pengalaman dan common sense adalah ciri-ciri bankir yang baik. Risiko akan meningkat jika prinsip dilanggar. Mungkin prinsip kredit yang ada tidak sempurna, tetapi melanggarnya adalah tindakan sangat gegabah. 27

C. Penyelesaian kredit bermasalah oleh debt collector