2.3.4 Isolasi Lignin
Metoda isolasi lignin pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok besar: a.
Metoda yang menghasilkan lignin sebagai sisa. b.
Metoda yang melarutkan lignin tanpa bereaksi dengan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi atau dengan pembentukan turunan yang larut.
Sebelum isolasi lignin, ekstraktif harus dihilangkan terlebih dahulu untuk mencegah pembentukan hasil-hasil kondensasi dengan lignin selama proses
isolasi. Dengan alasan yang sama, terutama jika asam mineral kuat digunakan dalam isolasi pelarut seperti alkohol atau aseton harus dihilangkan dengan
sempurna dari kayu yang diekstraksi. Metoda isolasi kelompok pertama menghasilkan lignin asam dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida,
campuran asam-asam tersebut atau mineral lain. Dalam hal lignin asam sulfat konsentrasi asam yang digunakan untuk tahap hidrolisis pertama adalah antara
68 dan 78 kebanyakan 72 kemudian dilanjutkan dengan tahap pengenceran dan untuk menyempurnakan hidrolisis polisakarida digunakan
asam dengan konsentrasi rendah. Lignin asam klorida yang diperoleh dengan mereaksikan kayu dengan asam klorida lewat jenuh dikatakan kurang
terkondensasi bila dibandingkan dengan lignin asam sulfat. Semua lignin yang diperoleh dengan hidrolisis asam berubah struktur dan sifat-sifatnya terutama
karena reaksi kondensasi Fengel dan wagener, 1985.
2.3.5 Penentuan Lignin
Metoda-metoda penentuan lignin secara kuantitatif dapat dibagi sebagai berikut : 1.
Metoda langsung , yaitu lignin ditentukan sebagai sisa. 2.
Metoda tidak langsung, dimana kandungan lignin dihitung sesudah penetuan polisakarida, dihitung dengan metoda spektrofotometri,
merupakan hasil reaksi lignin dengan kimia pengoksidasi. Metoda langsung didasarkan pada prinsip isolasi dan penentuan secara gravimetri
lignin yang tidak larut dalam asam. Metoda yang paling mantap adalah penentuan lignin menurut Klason. Hidrolisis dilakukan dengan perlakuan kayu yang sudah
Universitas Sumatera Utara
diekstraksi lebih dahulu atau pulp tak dikelantang dengan asam sulfat 72 dan langkah terakhir hidrolisis dengan asam sulfat 3 pada kondisi tertentu Fengel
dan wagener, 1985.
2.4 Perekat