perubahan mood seperti sedih, kurang nafsu makan, mudah marah, kelelahan, sulit berkonsentrasi, perasaan tidak berharga, menyalahkan diri, dan tidak mempunyai
harapan untuk masa depan. Sedangkan menurut Beck 2001, depresi postpartum adalah episode
depresi mayor yang bisa terjadi selama 12 bulan pertama setelah melahirkan.
1. Determinan Depresi Postpartum
Beberapa determinan terhadap terjadinya depresi postpartum, antara lain : a. Faktor fisiologis, berupa tidak berfungsinya kekebalan tubuh pada depresi,
gangguan tidur, perasaan sakit, dan hormon reproduksi. b. Pengalaman dalam proses melahirkan yang buruk
c. Karakteristik bayi d. Faktor psikologis, berupa tipe kepribadian, riwayat gangguan kejiwaan
sebelumnya, self-esteem, self efficacy, dan expectation. e. Karakteristik sosial, berupa abusive atau dysfunctional family of origin,
dukungan sosial suami, orang tua, teman, kehilangan, status sosial ekonomi, stres dalam hidup Tackett, 2004.
2. Faktor-Faktor Penyebab Depresi Postpartum
Menurut Beck, faktor-faktor yang menyebabkan depresi postpartum ada 13, yaitu Varney, 2007 :
1 Depresi Prenatal Depresi prenatal selama kehamilan merupakan salah satu faktor pemicu
terjadinya depresi postpartum yang paling kuat. Depresi prenatal bisa terjadi pada
Universitas Sumatera Utara
beberapa atau keseluruhan dari trimester kehamilan Beck, 2001. Depresi prenatal ini dialami oleh 10 sampai 20 dari seluruh wanita Department of
Health New York, 2006. Paykel, Emms, Fletcher dan Rassaby 1980 dalam Hagen 1999, menyimpulkan bahwa depresi selama masa prenatal dapat
menyebabkan depresi postpartum. Menurut Zuckerman, Amaro, Bauchner, Cabral 1989 dalam UNC Center for Women’s Mood Disorders 2008, mengungkapkan
bahwa depresi prenatal atau bisa juga disebut dengan depresi antenatal terjadi karena beberapa faktor, antara lain rendahnya jumlah kenaikan berat badan ibu
hamil, ibu hamil yang merokok dan frekuensinya lebih sering dan juga banyak, minuman alkohol dan penggunaan zat-zat kimia lainnya, ambivalen tentang
kehamilan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan status kesehatan yang buruk.
2 Stress Merawat Anak Hal-hal yang membuat stres yang berhubungan dengan perawatan anak
meliputi faktor-faktor seperti masalah kesehatan yang dialami bayi, dan kesulitan dalam perawatan bayi khususnya mengenai masalah makanan dan tidur Beck,
2001. 3 Stress dalam Kehidupan
Stres dalam kehidupan merupakan penunjuk terjadinya stres selama kehamilan dan setelah kehamilan. Stres yang terjadi dalam hidup seseorang, bisa
karena hal yang positif maupun negatif, dan termasuk juga sebuah pengalaman seperti, perubahan status perkawinan contohnya, bercerai, menikah kembali,
Universitas Sumatera Utara
perubahan pekerjaan, dan krisis yang terjadi contohnya, kecelakaan, perampokan, krisis ekonomi, dan penyakit kronis Beck, 2001. Hal tersebut, sesuai dengan
pernyataan yang diungkapkan oleh American Psychiatric Association APA 2010, bahwa wanita yang mempunyai masalah-masalah berat dalam hidupnya
merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya depresi postpartum. 4 Dukungan Sosial
Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat membutuhkan dukungan psikologis dari orang-orang terdekatnya. Kurangnya dukungan dari
orang-orang terdekat dapat menyebabkan penurunan psikologis seperti mudah menangis, merasa bosan, capek, tidak bergairah, dan merasa gagal yang akan
menyebabkan ibu menjadi depresi Anonim. 5 Ansietas Pranatal
Ansietas pada masa kehamilan bisa terjadi selama beberapa trimester dan kadang terjadi diseluruh masa kehamilan. Ansietas ini merupakan suatu perasaan
ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi mengenai sesuatu yang tidak jelas, ancaman yang belum jelas Beck, 2001.
6 Kepuasan Perkawinan Derajat kepuasan dengan sebuah hubungan perkawinan ditandai dengan
seberapa bahagia atau puasnya seorang wanita pada hal-hal tertentu dari perkawinannya, seperti komunikasi, keterbukaan, kesamaan dalam saling
menghargai, saling membantu, menghargai terhadap suatu keputusan, dan hal-hal yang baik secara global lainnya Beck, 2001. Sarafino dalam Ryan 2009,
menyatakan pula bahwa faktor lain yang dianggap sebagai penyebab munculnya
Universitas Sumatera Utara
gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut, yang mungkin mengalami penolakan dari orang tuanya atau orang tua yang over protective, kecemasan yang tinggi terhadap
perpisahan, dan ketidakpuasaan dalam pernikahan. 7 Temperamen Bayi
Temperamen bayi yang sulit digambarkan sebagai seorang bayi yang lekas marah, rewel, dan susah dihibur Beck, 2001. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Whiffen dan Gotlib 1989 dalam Hagen 1999, yang menyimpulkan bahwa temperamen sebagai salah satu penyebab terjadinya
depresi postpartum. 8 Maternity Blues
Maternity blues adalah sebuah fenomena yang hanya sekilas dari
perubahan suasana hati yang dimulai pada beberapa hari pertama setelah melahirkan dan paling sedikit 1 sampai 10 hari atau lebih. Keadaan tersebut
ditandai dengan perasaan ingin menangis, cemas, kesulitan konsentrasi, lekas marah, dan suasana hati yang labil Beck, 1998 dalam Beck, 2001.
9 Harga diri Harga diri ditunjukkan kepada perasaan seorang wanita secara umum
dalam hal harga diri dan penerimaan diri sendiri, artinya adalah kepercayaan diri dan kepuasan terhadap diri sendiri. Rendahnya harga diri menggambarkan
negatifnya evaluasi terhadap diri sendiri dan perasaan terhadap diri seseorang atau kemampuan seseorang Beck, 2001.
10 Status Sosio Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Status sosial ekonomi berhubungan dengan kejadian depresi postpartum. Semakin rendah pendapatan keluarga, semakin tinggi pula resiko terjadinya
depresi postpartum. Penelitian Howell, Elizabeth, Mora, Leventhal 2006 dalam Wikipedia 2010, juga mendukung pernyataan Segre et al., bahwa wanita dengan
kulit hitam dan sosial ekonomi yang rendah berpotensi lebih tinggi mengalami depresi postpartum.
11 Status Perkawinan Status demografi ini berfokus pada kedudukan seorang wanita dalam hal
pernikahan. Tingkatannya adalah tidak menikah, menikahhidup bersama, bercerai, janda, berpisah, memiliki pasangan Beck, 2001.
12 Kehamilan Tidak Diinginkan atau Tidak Direncanakan Kehamilan yang tidak direncanakan, bisa disebabkan oleh perasaan ragu-
ragu terhadap kehamilan yang dialami. Jika kehamilan itu direncanakan, mungkin saja 40 minggu bukanlah waktu yang cukup bagi pasangan untuk menyesuaikan
diri terhadap perawatan bayi yang ada kalanya membutuhkan usaha yang cukup keras The American College of Obstetricians and Gynecologist ACOG, 2009.
Seorang bayi mungkin dilahirkan lebih awal dari perkiraan lahirnya, hal ini juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya depresi postpartum, karena jika
bayi lahir lebih awal dapat menyebabkan perubahan secara tiba-tiba, baik di lingkungan rumah maupun perubahan terhadap rutinitas kerja yang tidak
diharapkan oleh orang tua ACOG, 2009.
D. Asumsi Dasar Teori Adaptasi
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan Roy
menegaskan bahwa
individu adalah
mahluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang memiliki mekanisme koping untuk
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Individu selalu berinteraksi secara konstan atau selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Model Adaptasi
dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970 dengan asumsi dasar model teori ini adalah :
1. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga
komponen yaitu, penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman beradaptasi.
2. Individu selalu berada dalam rentang sehat-sakit, yang berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan
adaptasi. Roy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan integritas
tubuh akan menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan individu tersebut berespon melalui upaya atau perilaku tertentu. Setiap manusia selalu berusaha
menanggulangi perubahan status kesehatan dan perawat harus merespon untuk membantu manusia beradaptasi terhadap perubahan ini.
Terdapat 3 tingkatan stimuli adaptasi pada manusia, diantaranya: 1. Stimuli fokal, yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang
dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu.
Universitas Sumatera Utara
2. Stimuli kontekstual, yaitu stimulus yang dialami seseorang dan baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat
dilakukan observasi, diukur secara subyektif. 3. Stimuli residual, yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang
ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
Aspek berikutnya yang terkait dengan kemampuan adaptasi adalah:
1. Mekanisme Koping
Pada sistem ini terdapat dua mekanisme yaitu pertama mekanisme koping bawaan yang prosesnya secara tidak disadari manusia tersebut, yang ditentukan
secara genetik atau secara umum dipandang sebagai proses yang otomatis pada tubuh. Kedua yaitu mekanisme koping yang didapat dimana koping tersebut
diperoleh melalui pengembangan atau pengalaman yang dipelajarinya.
2. Regulator Subsistem
Merupakan proses koping yang menyertakan subsistem tubuh yaitu saraf, proses kimiawi, dan sistem endokrin.
3. Kognator Subsistem
Proses koping seseorang yang menyertakan empat sistem pengetahuan dan emosi: pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran, pertimbangan, dan
emosi.
Universitas Sumatera Utara
Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan berdampak terhadap respon adaptasi diantaranya, sbb:
1. Fungsi fisiologis, sistem adaptasi fisiologis diantaranya adalah oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan
elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin. 2. Konsep diri, bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain. 3. Fungsi peran, proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran
seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
4. Interdependen, kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada
tingkat individu maupun kelompok. Terdapat dua respon adaptasi yang dinyatakan Roy yaitu:
1. Respon yang adaptif dimana terminologinya adalah manusia dapat mencapai tujuan atau keseimbangan sistem tubuh manusia.
2. Respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat mengontrol dari terminologi keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat mencapai
tujuan yang akan diraih. Respon tersebut selain menjadi hasil dari proses adaptasi selanjutnya akan
juga menjadi umpan balik terhadap stimuli adaptasi.
Universitas Sumatera Utara
1. Adaptif