Pelayanan Kesehatan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

commit to user xxii 3 Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel Depkes R.I., 2002. c Pasien Umum Merupakan pasien yang membayar jasa pelayanan kesehatan secara langsung, tanpa asuransi.

2. Pelayanan Kesehatan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

a. Definisi Pengertian dari pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat Azwar, 1994. Mengupayakan kesembuhan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan Mulyadi dkk, 1992. Zeithmalh, dkk 1990 menyatakan bahwa dalam menilai kualitas jasapelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa pelayanan, yaitu: tangible nyataberwujud, reliability commit to user xxiii keandalan, responsiveness Cepat tanggap, c ompetence kompetensi, access kemudahan, c ourtesy keramahan, c ommunication komunikasi, c redibility kepercayaan, s ecurity keamanan, u nderstanding the customer pemahaman pelanggan. Namun, dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya yang dikaitkan dengan kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman, dkk 1990 dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi ukuran kualitas jasapelayanan, yaitu : 1 Tangible berwujud; meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan alat-alat komunikasi. 2 Realibility keandalan; yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan akurat. 3 Responsiveness cepat tanggap; yaitu kemauan untuk membantu pelanggan konsumen dan menyediakan jasa pelayanan yang cepat dan tepat. 4 Assurance kepastian; mencakup pengetahuan dan keramah- tamahan para karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat commit to user xxiv dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. 5 Empathy empati; meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan pelanggan. b. Kualitas pelayanan kesehatan Arti dari kualitas peleyanan kesehatan adalah yang merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di suatu pihak dapat menimbulkan kepuasan kepada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelengaraanya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan yang telah ditetapkan Azrul, 1996. Sementara itu hal-hal yang dapat memprediksi kepuasan itu banyak macamnya, di antaranya seperti yang dimaksud Carmel 1985, selain faktor pelayanan adalah hubungan antar faktor pribadi, faktor sistem dan prosedur, faktor sarana fisik, dan faktor kemudahan pelayanan. Kepuasan menjadi penting karena menyangkut kesinambungan atau kontinuitas dari pelayanan kesehatan. Telah dibuktikan dalam penelitian oleh Marquis 1983, yang menyebutkan bahwa ada kecenderungan yang tinggi dari pasien untuk beralih ke tempat pelayanan kesehatan yang lain commit to user xxv apabila mereka tidak puas. Maka diperlukan usaha-usaha untuk memaksimalkan faktor kepuasan itu sendiri. Usaha-usaha tersebut, diungkapkan oleh Cooper 1982, harus memperhatikan ruang lingkup pelayanan kesehatan yang mencakup empat elemen utama yaitu; sistem teknologi, sistem budaya dan cara hidup, sistem ekonomi dan demografi, serta sistem politik dan peraturan. Adapun faktor penerapan standar profesi dan kode etik merupakan faktor yang turut menentukan kualitas pelayanan, sekaligus merupakan kewajiban dalam pelaksanaanya seperti kata Suratman 1994 dan Azwar 1996, rumah sakit maupun tenaga kesehatan harus memperhatikan norma, etika, dan hukum yang berlaku di dalam memberikan pelayanan kesehatan yang mengacu pada kepuasan pasien. c. Dimensi Kepuasan Menurut Azwar 1996 bahwa dimensi kepuasan dapat dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah kepuasan pemakai jasa kesehatan terbatas hanya pada kesesuaian dengan standar dan kode etik profesi saja. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan standar dan kode etik profesi dapat memuaskan pasien. Menurut Azwar 1996 ukuran-ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian commit to user xxvi terhadap kepuasan pasien mengenai hubungan dokter - pasien, kenyaman pelayanan, kebebasan melakukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis, efektifitas pelayanan, dan keamanan tindakan. Yang kedua adalah kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan. Suatu pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan dapat memuaskan pasien mengenai ketersediaan pelayanan kesehatan, kewajaran pelayanan kesehatan, kesinambungan pelayanan kesehatan, penerimaan pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan kesehatan, keterjangkauan pelayanan kesehatan, efisiensi pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan Azwar, 1996. Jika dibandingkan kedua kelompok dimensi kepuasan ini, segeralah terlihat bahwa dimensi kepuasan yang kedua bersifat ideal. Oleh karena penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang memenuhi semua persyaratan pelayanan, tidaklah semudah yang diperkirakan. Untuk mengatasi masalah ini, lazim diterapkan prinsip kepuasan yang terkombinasi secara selektif dalam arti penerapan dimensi kepuasan kelompok pertama dilakukan secara optimal, sedangkan penerapan dimensi kepuasan kelompok kedua commit to user xxvii dilakukan secara selektif yakni hanya yang sesuai kebutuhan dan kemampuan saja Azwar, 1996.

3. Persepsi Pasien dan Pengaruh Metode Pembiayaan, Umur,

Dokumen yang terkait

Analisis Persepsi Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) terhadap Kualitas Pelayanan dan Harga di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) A RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

21 191 115

Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Rawat Jalan Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari – Juni 2012

15 138 89

Analisis Persepsi Keputusan Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) terhadap Mutu Pelayanan dan Kepuasan di Ruang Rawat Inap Vip Rsud Tahun 2014

15 101 127

Pengaruh Kepribadian Dengan Perilaku Caring Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

12 74 101

Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Rawat Inap Terhadap Minat Memanfaatkan Kembali Di Badan Rumah Sakit Umum Deli Serdang Tahun 2003

1 29 88

Potensi Interaksi Obat Antidiabetes pada Pasien Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014

2 74 92

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DI RSUD SALATIGA

18 133 164

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN RAWAT INAP DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL MAWAR I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

0 4 69

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. SAYIDIMAN MAGETAN Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Di RSUD Dr. Sayidiman Magetan.

0 2 10

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. SAYIDIMAN MAGETAN Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Di RSUD Dr. Sayidiman Magetan.

0 3 14