67 yaitu  sumber  daya  manusia  mempunyai  dasar  pengetahuan,  pengalaman  dan
keahlian  dibidang  kebakaran  dan  penyelamatan,  sumber  daya  manusia  diberi pendidikan  dan  pelatihan  secara  berkala.  Hal  ini  terbukti  dari  hasil  wawancara
dengan  karyawan  rumah  sakit,  yang  mengatakan  bahwa  mereka  telah  diberi pelatihan  mengenai  bahaya  kebakaran,  dan  mengerti  apa  yang  harus  dilakukan
jika  terjadi  kebakaran.  Menurut  Permen  PU  RI  No.20PRTM2009,  untu mencapai  hasil  kerja  yang  efektif  dan  efisien  harus  didukung  oleh  tenaga-tenaga
yang mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang  proteksi kebakaran.  Menurut  penilaian  berdasarkan  tabel  tingkat  penilaian  audit  tentang
kebakaran yang dilakukan  Saptaria et. al. 2005, maka dapat ditarik kesimpulan tingkat  kesesuaiannya  adalah  baik  atau  sesuai  dengan  Permen  PU  RI
No.20PRTM2009.
5.2 Sistem Proteksi Aktif Kebakaran di IGD
Dari  hasil  observasi  mengenai  detektor  didapatkan  hasil  bahwa  gedung IGD  telah  terpasang  detektor  kebakaran  otomatis.  Semua  detektor  yang  ada  di
IGD  dalam  keadaan  baik  dan  berfungsi.  Jenis  detektor  yang  digunakan  yaitu detektor  panas  dan  detektor  asap.  Detektor  ini  terdapat  di  setiap  lantai  dan
ruangan. Semua ruangan yang ada dalam kondisi terkontrol dan bebas debu. Dari 5  persyaratan  hanya  3  yang  terpenuhi,  yang  tidak  terpenuhi  yaitu  tidak
dilakukannya  inspeksi,  uji  coba  dan  pemeliharaan  yang  rutin  dan  tidak terdapatnya rekaman hasil inspeksi. Sedangkan menurut SNI 03-3985-2000 harus
dilakukan inspeksi yang rutin dan menyimpan hasil rekaman inspeksi, agar dapat
Universitas Sumatera Utara
68 memantau  kondisi  detektor  tersebut  dan  sebagai  acuan  ke  depannya  apakah
detektor ini layak atau tidak untuk digunakan, hal ini dikarenakan kesibukan dan menurut  kepala  IPSRS  berdasarkan  hasil  wawancara  detektor  ini  merupakan  hal
yang tidak maintanance, tidak dapat dilakukan uji coba, karena jika dicoba semua sistem  proteksi  seperti  alarm  dan  sprinkler  otomatis  akan  hidup  dan  akan
mengganggu kegiatan di IGD. Menurut SNI 03-3985-2000 inspeksi dan uji coba ini  harus  dilakukan  secara  berkala  tiap  tahunnya  agar  apabila  terjadi  kerusakan
atau  kurang  berfungsi  optimal  dapat  diketahui  lebih  awal.  Menurut  penilaian
berdasarkan  tabel  tingkat  penilaian  audit  tentang  kebakaran  yang  dilakukan Saptaria  et.  al.  2005,  maka  dapat  ditarik  kesimpulan  tingkat  kesesuaiannya
adalah cukup baik, masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan SNI 03-3985-2000.
Alarm  dan  detektor  kebakaran  merupakan  sistem  yang  berjalan  secara berkesinambungan  untuk  memberi  peringatan  dini  terhadap  adanya  bahaya
kebakaran. Alarm kebakaran ini harus dimilki oleh setiap bangunan gedung.  Dari hasil  observasi  didapatkan  hasil  bahwa  pada  gedung  IGD  telah  terpasang  alarm
kebakaran  yang  dapat  berfungsi  dengan  baik,  dan  sinyal  suara  alarm  kebakaran berbeda  dari  sinyal  suara  yang  dipakai  untuk  penggunaan  lain.  Alarm  otomatis
terhubung  dengan  detektor  kebakaran  dan  instalasi  sprinkler.  Saat  detektor kebakaran  menangkap  adanya  tanda-tanda  bahaya  kebakaran  seperti  panas  dan
asap, detektor akan mengirim sinyal kepada alarm dan kemudian alarm kebakaran akan  berbunyi  untuk  memberi  peringatan  pada  seluruh  penghuni.  Ketika  alarm
menyala, instalasi sprinkler akan menyemburkan air untuk memadamkan api dan
Universitas Sumatera Utara
69 mencegah  penjalaran  api.  Bunyi  alarm  ini  dapat  terdengar  keseluruh  ruangan
disetiap lantai gedung. Hal ini sudah sesuai dengan SNI 03-3985-2000. Menurut  Peraturan  Menteri  Pekerjaan  Umum  Nomor  26PRTM2008
tentang  persyaratan  teknis  sistem  proteksi  kebakaran,  sprinkler  adalah  alat pemancar  air  untuk  pemadam  kebakaran  yang  mempunyai  tudung  berbentuk
deflector  pada  ujung  mulut  pancarnya,  sehingga  air  dapat  memancar  ke  semua arah secara merata.  Dari hasil observasi dan dari 13 persyaratan menurut SNI 03-
3985-2000,semuanya  terpenuhi,  yaitu  terpasangnya  sprinkler  otomatik,  sprinkler tidak  diberi  ornament  cat  atau  diberi  pelapisan,  kepala  sprinkler  yang  terpasang
merupak an  kepala  sprinkler  yang  tahan  korosi,  kotak  penyimpanan  kepala
sprinkler cadangan dan kunci kepala sprinkler ruangan ditempatkan diruangan ≤ 3  C, jumlah persediaan kepala sprinkler cadangan ≥ 36, sprinkler cadangan sesuai
baik  tipe  maupun  temperature  dengan  semua  sprinkler  yang  telah  dipasang, tersedia sebuah kunci khusus untuk sprinkler, sprinkler tersebar diseluruh ruangan
dengan  jarak  antar  sprinkler  ±  2  meter.  Persediaan  air  untuk  instalasi  sprinkler berasal dari sumber air bersih yang terbebas dari lumpur, pasir, dan zat kimia. Hal
ini sesuai dengan SNI 03-3985-2000. Alat  pemadam  api  ringan  APAR  merupakan  alat  yang  dapat
memadamkan  api  dalam  skala  yang  kecil,  hal  ini  dimaksudkan  untuk memadamkan  api  secara  dini  dan  agar  nyala  api  tidak  meluas  ke  area  sekitar
terjadinya  kebakaran.  Dari  hasil  observasi  APAR  dapat  digunakan  oleh  setiap orang ketika melihat adanya api kebakaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Ramli
2010,  Alat  Pemadam  Api  Ringan  APAR  adalah  alat  pemadam  yang  bisa
Universitas Sumatera Utara
70 diangkut,  diangkat,  dan  dioperasikan  oleh  satu  orang.  Jenis  APAR  yang
digunakan di IGD yaitu APAR jenis powder serbuk kimia untuk bagian kantor, dan  CO2  untuak  bagian  mesin-mesin  agar  tidak  rusak  jika  di  semprotkan  isi
APAR,  hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan    Santoso,  2000,  hal  yang  menjadi pertimbangan penempatan APAR adalah APAR yang tersedia sesuai dengan jenis
risiko  kebakaran  yang  akan  dipadamkan.  APAR  tidak  hanya  digunakan  untuk menanggulangi kebakaran di dalam gedung, tetapi dapat juga digunakan di tempat
lain  yang  memiliki  risiko  kebakaran.  Setiap  bangunan  gedung  biasanya  pasti memiliki  APAR  yang  sesuai  jenis  klasifikasi  bahaya  kebakaran.  Tutup  tabung
terpasang dengan kuat. APAR di tempatkan dalam ruangan yang mempunyai suhu antara 25º-29ºC. Semua APAR yang terdapat di dalam gedung ini memiliki berat
3  kg  dan  6kg  yang  di  pasang  dengan  ketinggian  sekitar  30  cm  dari  lantai.  Pada tabung  APAR  terdapat  label  dan  kartu  tanda  pengenal  yang  berisi  informasi
mengenai nama produk dan isi APAR. Tabung dan selang APAR dalam keadaan baik, tidak bocor dan tahan terhadap tekanan tinggi. APAR tidak terpajan dengan
temperatur  yang  melebihi  batas  normal.  Instruksi  pengoperasian  APAR  terdapat di atas APAR dan terlihat jelas.  APAR di inspeksi setiap bulannya oleh petugas.
Arsip  dari  semua  APAR  yang  diperiksa  termasuk  tindakan  korektif  yang dilakukan  disimpan.  APAR  di  letakkan  di  tempat-tempat  yang  mudah  terlihat
yaitu di sepanjang jalur perlintasan normal termasuk jalan keluar, tetapi ada satu APAR  yang  terhalangi  oleh  rollbenner  sehingga  posisi  APAR  tidak  terlihat.
APAR  tidak  mempunyai  label  yang  ditempelkan  untuk  memberikan  informasi nama manufaktur atau nama agennya, alamat surat dan nomor telefon, seharusnya
Universitas Sumatera Utara
71 label  tersebut  di  tempelkan  agar  jika  terjadi  kerusakan  dapat  dengan  mudah  dan
sesegera mungkin
menghubungi agennya.
Menurut Permen
PU RI
No.20PRTM2009 peletakan APAR harus tampak jelas dan tidak dihalangi oleh benda  apapun,  agar  pada  saat  terjadi  bahaya  kebakaran  pengguna  gedung  dapat
dengan  mudah  menemukan  APAR  dan  dapat  memadamkan  api,  hal  ini dikarenakan  kurangnya  perhatian,  kesadaran  dan  pengetahuan  SDM  yang  ada
disana,  dan  juga  APAR  harus  mempunyai  label  yang  ditempelkan  untuk memberikan  informasi  nama  manufaktur  atau  nama  agennya,  alamat  surat  dan
nomor  telefon.  Menurut  penilaian  berdasarkan  tabel  tingkat  penilaian  audit tentang  kebakaran  yang  dilakukan  Saptaria  et.  al.  2005,  maka  dapat  ditarik
kesimpulan  tingkat  kesesuaiannya  adalah  baik  dan  masih  ada  beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan Permen PU RI No.20PRTM2009.
Hydrant  merupakan  salah  satu  alat  yang  dapat  menyalurkan  air  ke  lokasi kebakaran.  Hydrant  adalah  suatu  sistem  pemadam  kebakaran  tetap  yang
menggunakan  media  pemadam  air  bertekanan  yang  dialirkan  melalui  pipa-pipa dan selang kebakaran. Gedung IGD RSUP H Adam Malik memiliki hydrant yang
terdiri dari hydrant  gedung dan hydrant halaman. Hal ini sesuai dengan Kepmen PU  RI  No.10KTPS2000  bab  5  bagian  3  tentang  sistem  pemadam  kebakaran
manual,  setiap  bangunan  harus  memiliki dua  jenis  hydrant  yaitu  hydrant  gedung dan hydrant halaman. Dari hasil observasi terdapat hydrant gedung dan halaman,
hydrant  gedung  terdapat  disetiap  lantai,  hydrant  gedung  masih  berfungsi  dengan baik, mempunyai selang yang telah tersusun rapi dan siap digunakan, sambungan
selang,  keran  pembuka  serta  kopling  yang  digunakan  untuk  sambungan  dinas
Universitas Sumatera Utara
72 pemadam  kebakaran  dan  terdapat  juga  nozel  pada  hydrant.  Hydrant  gedung
diletakkan  pada  dinding  beton  yang  datar  dan  kokoh,  terdapat  petunjuk penggunaan  hydrant  yang  mudah  terlihat,  hal  ini  sesuai  dengan  peraturan
perundangan.  Menurut  SNI  03-3985-2000  setiap  gedung  harus  memiliki  hydrant halaman  untuk  menyambungkan  sistem  pemadam  kebakaran  di  gedung  dengan
sistem  yang  terdapat  pada  mobil  dinas  pemadam  kebakaran,  didalam  kotak hydrant harus terdapat slang kebakaran dan siap digunakan, sedangkan dari hasil
observasi  hydrant  halaman  dalam  keadaan  rusak,  tidak  terdapat  lagi  slang kebakaran  didalam  kotak  hydrant,  hal  ini  karena  kurangnya  perhatian  dan
pemeriksaan terhadap alat-alat proteksi kebakaran. Menurut penilaian berdasarkan tabel  tingkat  penilaian  audit  tentang  kebakaran  yang  dilakukan  Saptaria  et.  al.
2005, maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuaiannya adalah cukup baik, masih ada beberapa persyaratan yang tidak sesuai dengan SNI 03-3985-2000.
5.3 Sarana Penyelamatan Jiwa di IGD