M ETODE PENELITIAN PERBEDAAN KADAR MAGNESIUM SERUM ANTARA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG MATI TENGGELAM DI AIR TAWAR DENGAN DI AIR LAUT

E. Identifikasi Variabel Variabel dalam penelit ian ini adalah 1. Variabel bebas : jenis air air t aw ar dan air laut 2. Variabel t er gant ung : kadar magnesium serum 3. Variabel perancu : a. Usia t ikus b. Jenis kelamin t ikus c. Berat badan t ikus d. Suhu udara lokasi penelit ian F. Definisi Operasional Variabel 1. Jenis air air t aw ar dan air laut Jenis air memakai skala pengukuran kategorikaldikotomi karena hanya ada 2 jenis air yang dipakai untuk percobaan. Air laut diambil dari pantai Marina Semarang, sedangkan air tawar diambil dari Laboratorium Forensik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tenggelam di air tawar pada penelitian ini adalah submersi di air tawar dalam jangka waktu minimal 4 sampai 5 menit Budiyanto, et al., 1997, sedangkan tenggelam di air laut selama minimal 8 hingga 10 menit Budiyanto, et al., 1997. Pada air laut waktu kematiannya lebih lama dibanding dengan mati di air tawar karena mekanisme kematian pada air laut dengan oedem paru, yang prosesnya lebih lambat daripada mekanisme kematian pada air tawar yang berupa fibrilasi ventrikel. 2. Kadar magnesium serum Yang dimaksud dengan kadar magnesium serum pada penelitian ini adalah kadar magnesium serum setelah tikus ditenggelamkan secara submerse di air tawar selama 5 menit atau di air laut selam 8 menit. Serum didapat dari pungsi ventrikel kiri yang dilanjutkan dengan sentrifugasi untuk memisahkan serum dengan hematokrit. Kadar magnesium serum diukur menggunakan atomic absorption spectroscopy AAS yang memanfaatkan absorpsi spektrofotometri untuk mengetahui konsentrasi partikel logam dalam sampel. Hasil pengukuran kadar magnesium serum ini berskala kontinu, dalam satuan mgdL . 3. Usia t ikus Usia tikus adalah umur tikus putih Rattus norvegicus sebagai subjek penelitian yang ditentukan secara randomisasi. Skala pengukuran dinyatakan dalam skala kontinu,dalam satuan bulan. 4. Jenis kelamin t ikus Jenis kelamin tikus yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah Rattus norvegicus jantan. Skala pengukuran dinyatakan dalam skala kategorikal. 5. Berat badan t ikus put ih Berat badan tikus yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah Rattus norvegicus dengan berat badan sekitar 200-300 gram. Skala pengukuran dinyatakan dalam skala kontinu,dalam satuan gram g. 6. Suhu udara lokasi penelit ian Definisi keadaan udara lokasi penelitian adalah keadaan cuaca saat dilakukan penelitian pada lokasi penelitian. Suhu udara lokasi penelitian 37 o C. Skala pengukuran dinyatakan dengan skala kontinu dalam satuan derajat Celcius o C. 7. Genetik Genet ik pada set iap spesies berbeda-beda sehingga mungkin berpengaruh pada hasil pengukuran. 8. Kondisi psikologis t ikus st r ess Kondisi psikologis t ikus st ress dapat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan sekit ar. G. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat -alat yang diperlukan : a. Kandang hew an percobaan t ikus b. Kandang perangkap t ikus c. Timbangan hew an d. Bak air e. St oples kedap udara f. Kapas g. Alat pembedahan scalpel, pinset , gunt ing, meja lilin h. Alat unt uk pengambilan spesimen darah spuit dan t abung penampung i. Alat sent rifuge j. Alat at omic absorpt ion spect roscopy AAS 2. Bahan-bahan yang diperlukan : a. 14 ekor t ikus put ih jant an b. Air laut c. Air t aw ar d. Kloroform H. Cara Kerja 1. Tikus dit imbang kemudian diadapt asikan selama 24 jam dengan pemberian makanan dan minuman. 2. Tikus Wist ar jant an sebanyak 14 ekor dengan ber at badan dibagi dalam 3 kelompok, yait u kelompok kloroform sebanyak 6 ekor dan kelom pok air t aw ar sebanyak 3 ekor,dan kelompok air laut sebanyak 5 ekor. 3. Kelompok kloroform dikorbankan secara asfiksia dengan cara memasukkan t ikus ke dalam st oples yang t elah dialasi dengan kapas berkloroform pada dasar st oples. 4. Kelompok air t aw ar dikorbankan dengan cara dit enggelamkan di air t aw ar secara submerse selama 5 menit Budiyant o, et al., 1997. 5. Kelompok air laut dikorbankan dengan cara dit enggelamkan di air laut secara submerse selama 8 menit Budi yant o, et al., 1997. 6. Darah diambil ± 3 cc dari vent rikel kiri menggunakan spuit ukuran 3 cc dengan jarum 27G. 7. Darah dimasukkan ke dalam t abung, kemudian disent rifuge 3000 rpm selama 5 menit unt uk m em per cepat pemisahan serum. 8. Kadar magnesium serum diukur m enggunakan at omic absorpt ion spect roscopy AAS dengan cara membandingkan t ingkat absorbansi magnesium dengan larut an st andard. 9. Hasil pengukuran kadar magnesium dalam sat uan mg dL. 10. Set elah melakukan percobaan ini, t ikus put ih yang sudah dicoba dikubur. I. Desain Penelitian Gambar 2. Kerangka penelit ian J. Teknik Analisis Data Dat a yang diperoleh dianalisis secara st at ist ik menggunakan uji Kruskall Walls m enggunakan program SPSS versi 16. Perbedaan kadar magnesium serum pada ket iga kelompok diuji secara st at ist ik dengan uji Kruskall Walls. Perbedaan kadar magnesium serum ant ara kelompok air t aw ar dan air laut diuji secara Sampel 14 ekor t ikus 3 ekor kelompok air t aw ar 6 ekor kelompok klorof orm 5 ekor kelompok air laut Dikorbankan secara asfiksia menggunakan kloroform Dit enggelamkan di air t aw ar selama 5 menit Dit enggelamkan di air laut selama 8 menit Kadar nat rium serum dihit ung dengan met ode AAS Darah diambil ± 3 cc dari vent r ikel kiri Darah dimasukkan ke dalam t abung sent rifuge Analisis st at ist ik dengan Kruskall Walls dan M ann Whit ney Sent rifuge 3000 rpm selama 5 menit st at ist ik dengan uji M ann Whit ney.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Penelit ian ini m engenai perbedaan kadar magnesium serum ant ara t ikus put ih Rat t us nor vegicus yang mat i t enggelam di air t aw ar dengan di air laut . Penelit ian ini dilaksanakan di Laborat orium Kedokt eran Kehakiman dan M edikolegal Fakult as Kedokt eran Universit as Sebelas M aret Surakart a dan Laborat orium Klinik Budi Sehat . Penelit ian ini dilakukan pada 14 empat belas ekor t ikus put ih Rat t us nor vegicus yang dibagi m enjadi t iga kelompok, yait u kelompok kloroform yang dikorbankan secar a asfiksia menggunakan klorof orm, kelompok air t aw ar yang dit enggelamkan di air t aw ar, dan kelompok air laut yang dit enggelamkan di air laut . Ket erangan: Pada pembahasan berikut nya kelompok kont r ol yang dikorbankan secar a asfiksia menggunakan klorofor m hanya akan dit ulis kelompok kloroform, kelompok perlakuan yang dit enggelamkan di air t aw ar hanya akan dit ulis kelompok air t aw ar, dan kelompok perlakuan yang dit enggelamkan di air laut hanya akan dit ulis kelompok air laut . Kelompok klorofor m t erdiri at as enam ekor t ikus put ih Rat t us norvegicus, sedangkan kelompok air t aw ar t erdiri at as t iga ekor t ikus put ih Rat t us norvegicus, dan kelompok air laut t erdiri at as lima ekor t ikus put ih. Rat t us norvegicus. Jenis penelit ian yang digunakan adalah post t est only w it h cont rol design. M asing-masing sampel dipilih dengan cara convenience sampling . Hasil pengukuran kadar magnesium serum t ikus secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Pengukuran t ersebut m enunjukkan adanya perbedaan nilai rat a-rat a kadar magnesium serum pada masing-masing kelom pok sampel, yang disajikan dalam t abel berikut : Uji Kruskal Walls Tabel 4.1. Perbedaan kadar magnesium serum pada kelompok klorof or m, kelompok air t aw ar, dan kelompok air laut mg dl Kelompok n M ean SD X2 p Kloroform 6 3.58 0.37 9.17 0.010 Air t aw ar 3 3.40 0.10 Air laut 5 6.98 0.16 Tot al 14 4.76 1.74 Tabel 4.2. Perbedaan kadar magnesium serum pada kelompok kloroform, dan kelompok air t aw ar mg dl Kelompok n M ean SD Z p Kloroform 6 3.58 0.37 0.39 0.714 Air t aw ar 3 3.40 0.10