27 95 jiwa kemudian di tambah dengan etnik lain 402 jiwa, maka total jumlah penduduk
kecamatan Sidikalang 53.837 jiwa. Hasil sensus ini merupakan hasil sensus yang dilakukan oleh BPS setiap 1 kali dalam 10 tahun, tabel dibawah ini merupakan hasil
sensus periode tahun 1990-2000.
2.3 Mata Pencaharian
Keadaan lahan dari kecamatan Sidikalang sebagian besar terdiri dari gunung- gunung dan bukit-bukit yang bergelombang yang memanjang dari timur kearah Barat
dan kemiringan lahan yang bervariasi hanya sebagian yang datarrata. Sebelum kedatangan
Hindia Belanda
ke Indonesia
produksi dari
kecamatan Sidikalangkabupaten Dairi berupa rotan, damar, kapur barus, kemenyan dan kayu
yang menjadi dominasi mata pencaharian yang diperdagangkan.
23
Sesuai dengan keadaan alamnya maka mata pencaharian masyarakat Sidikalang umumnya adalah bercocok tanam dimana lahan kecamatan Sidikalang
sangat cocok untuk tanaman padi dan tanaman muda lainnya sepeti jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan tanaman keras seperti kopi, cengkeh dan kemenyan. Terutama
penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, seperti Desa Kalang Simbara, Desa Belang Malum, dan Desa Bintang Mersada.
Salah satu tanaman utama di Sidikalang adalah tanaman kopi.Sidikalang dikenal sebagai daerah penghasil kopi karena banyaknya masyarakat yang mengolah
23
Kantor BPS, Dairi Dalam Angka 1985, Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Dairi.
28 lahan dengan menanami tanaman kopi.Kopi dari Sidikalang memiliki rasa yang khas
dan rasa pahitnya yang cukup kental, dimana kopi ini juga menjadi salah satu komiditi ekspor yang paling besar dari Sidikalang ke luar daerah.Jenis kopi yang
dapat tumbuh dengan baik sesuai iklim di daerah ini ada 2 dua varietas yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta
Sebagian kecil penduduk juga memelihara ternak unggas seperti ayam dan itik, kerbau, kambing, babi dan kolam perikanan. Namun pengolahan atau
pengerjaannya masih dilakukan secara sederhana tradisional sehingga tidak menjadi mata pencaharian pokok bisa dikatakan merupakan penghasilan tambahan
untuk menambah penghasilan pokok. Di pusat kota Sidikalang sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai
pedagang ataupun pengusaha baik besar maupun kecil. Selain itu ada yang bekerja sebagai sopir, buruh industribangunan, Pengawai Negeri Sipil PNS, pengawai
swasta, ABRI, dan sebagainya.Hal ini tentu di pengaruhi lokasi yang merupakan pusat pemerintahan, itulah sebabnya pertanian tidak berkembang disana.
Mata pencaharian yang lain juga dikerjakan penduduk Sidikalang adalah pedagang. Profesi pedagang banyak dikerjakan etnik Batak Toba dan juga etnik
Tionghoa, mereka membuka usaha berupa pertokoan di pusat kota, seperti toko kelontong, toko sepatu, toko elektronik, toko sepatu dan juga usaha jasa seperti
tukang jahit, tukang pangkas, bengkel dan lain-lain.Industri juga berkembang di
29 kecamatan Sidikalang.
24
Perkembangan perusahaanusaha industri menurut jenis kegiatan, misalnya pembuat roti, tukang jahit, tukang mas, gilingan kopi, bengkel
mobil, bengkel sepeda motor, pembuatan tahu, tukang tilam, dan reparasi alat-alat elektronik terkonsentrasi di kecamatan Sidikalang.
2.4 Sistem Kepercayaan