BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Saluran Napas Bawah dan Paru-Paru
Trakea berukuran panjang sekitar 11,5cm dengan diameter 2,5cm, mulai dari batas bawah kartilago krikoid C6 dan berakhir dengan percabangan dua
setinggi sternal angle of Louis T45 dan membentuk bronkus kanan dan kiri. Trakea terletak pada bagian leher dan dada. Pada leher, bagian anterior trakea
terdapatisthmus kelenjar tiroid, vena tiroid inferior, otot-otot sternohyoid dan sternothyroid. Bagian lateral trakea terdapat lobus kelenjar tiroid dan arteri
karotid komunis. Pada bagian posterior trakea terdapat esofagus dengan n.laryngeal pada lekuk antara esofagus dan trakea Ellis, 2006.
Patensi trakea dipertahankan oleh rangkaian 15-20 tulang rawan berbentuk huruf U. Di bagian posterior, trakea mendatar karena kurangnya tulang rawan dan
dindingnya dilengkapi oleh jaringan berserabut dan otot polos. Di bagian dalam, trakea dilapisi epitel kolumnar bersilia dengan banyak sel goblet Ellis, 2006.
Bronkus kanan lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal daripada bronkus kiri. Panjangnya sekitar 2,5cm dan langsung menuju paru pada setinggi
T5. Sebelum masuk ke paru-paru, bronkus kanan membentuk cabang menuju lobus atas, dan dari bawah arteri pulmoner memasuki hilum paru-paru Ellis,
2006. Bronkus kiri memiliki panjang hampir 5 cm dan berlalu ke belakang
bawah melewati lengkung aorta, didepan esofagus dan aorta desendens. Tidak seperti bronkus kanan, bronkus kiri tidak bercabang hingga masuk ke hilum paru-
paru yang mencapai setinggi T6.Arteri pulmoner melingkari bagian depan dan atas bronkus Ellis, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Gambar skematis trakea dan organ sisi anterior. Sumber : Ellis, H., 2006. Clinical Anatomy Arevision and applied anatomy for
clinical students.11
th
ed. Blackwell publishing.
Gambar 2.2 Gambar skematis trakea dan percabangan utama bronkus. Sumber : Ellis, H., 2006. Clinical Anatomy Arevision and applied anatomy for
clinical students.11
th
ed. Blackwell publishing. Paru-paru berbentuk kerucut, bagian apeks tumpul pada ujung sternum
setinggi rusukpertama, dan bagian dasar yang mengikuti lekuk diafragma. Permukaan kostovertebra luas mencetak untuk membentuk dinding dada dan
permukaan mediastinum yang cekung untuk menopang perikadium. Paru-paru kanan berukuran sedikit lebih besar dariyang kiri dan terbagi menjadi tiga lobus –
atas, tengah, dan bawah, oleh fisura oblique dan horizontal. Pada paru-paru kiri hanya terdapat fisura oblik yang membaginya menjadi dua lobus Ellis, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Gambar skematis paru-paru penampang lateral. Sumber : Ellis, H., 2006. Clinical Anatomy Arevision and applied anatomy for
clinical students.11
th
ed. Blackwell publishing.
Gambar 2.4 Gambar skematis paru-paru penampang anterior. Sumber : Ellis, H., 2006. Clinical Anatomy Arevision and applied anatomy for
clinical students.11
th
ed. Blackwell publishing. Darah vena masuk kembali ke paru-paru melalui arteri pulmoner. Saluran
napas dipendarahi oleh arteri bronkial yang merupakan percabangan kecil dari aorta desendens. Arteri bronkial mengatur pasokan darah ke parenkim paru
setelah emboli paru, sehingga ketika pasien pulih, funsi paru kembali normal. Vena pulmoner superior dan inferior mengembalikan darah teroksigenasi ke
atrium kiri, sementara saluran vena bronkial kembali ke sistem azigos Ellis, 2006.
Aliran limfa paru sentripetal dari pleura menuju hilum. Dari node limfa bronkopulmoner di hilum, kanal limfa eferen menuju node tracheobronchial di
percabangan dua dari trakea, kemudian menuju node paratrakeal dan truncus limfa mediastinal biasanya langsung menuju vena brachiocephalica atau jarang
tidak langsung ke melalui thoracic atau saluran lymphatic kanan.Persarafan paru-
Universitas Sumatera Utara
paru berasal dari truncus vagus dan simpatis, dengan eferen ke otot bronkus dan aferen dari membran mukus dari bronkiolus dan alveolus Ellis, 2006.
2.2 Tumor Ganas Paru