4.1.2 Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran Ikan
Nilai kepadatan K, kepadatan relatif KR, dan frekuensi kehadiran FK ikan pada setiap stasiun di Sungai Horas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Data kepadatan indm
2
, Kepadatan Relatif , dan Frekuensi Kehadiran Ikan Pada Setiap Stasiun Pengamatan
Keterangan: Stasiun 1
: daerah Kontrol Stasiun 2
: daerah wisata pemandian air terjun Stasiun 3
: daerah PLTM Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada stasiun 1 ditemukan 6 spesies ikan.
Tor douronensis memiliki kepadatan yang paling tinggi dengan nilai 0,014
indm
2
. Hal ini dapat disebabkan karena stasiun 1 merupakan daerah kontrol yang merupakan daerah berbatu dan masih jernih. Menurut Haryono 2006, ikan
jurung Tor douronensis umumnya ditemukan di hulu sungai dengan dasar perairan bebatuan, berarus deras dan airnya jernih. Jenis ikan ini merupakan
perenang aktif yang menyukai bagian sungai berarus. Sedangkan Channa striata dan Mastacembelus unicolor memiliki kepadatan terendah dengan nilai 0,003
indm
2
. Hal ini dapat disebabkan karena stasiun 1 merupakan daerah kontrol yang
memiliki suhu 23ºC. Menurut Fitriliyani 2005, ikan gabus dapat bertahan hidup pada kisaran suhu 25-32ºC. Selain itu stasiun 1 juga memiliki nilai DO yang
bernilai 6,1 mgl. Menurut Rahman et al. 2012, nilai oksigen terlarut yang baik untuk ikan Channa striata gabus adalah 3,70
–5,70 mgl. Tetapi Ikan gabus juga merupakan ikan yang mampu hidup pada perairan dengan kandungan oksigen
rendah hingga 2 mgl Kordi, 2011. Walaupun demikian, Channa striata gabus masih dapat hidup pada kondisi lingkungan demikian. Hal ini dikarenakan ikan
No Spesies
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK
1 Channa striata
0.003 8.82
4 0.006 13.95
8 0.004
12.5 6
2 Clarias teijmanni 0.004 11.76
6 0.004
9.30 6
0.003 9.37
4 3
Puntius binotatus 0.006 17.64 8
0.012 27.90 14
0.007 21.87 8
4 Puntius
lateristriga 0.004 11.76
6 0.009 20.93
12 0.007 21.87
8 5
Mastacembelus unicolor
0.003 8.82
4 0.003
6.97 4
- -
- 6
Tor douronensis 0.014 41.17
12 0.009 20.93 10
0.011 34.37 12
Total 0.034 99.97
0.043 99.98 0.032 99.98
Universitas Sumatera Utara
tersebut mempunyai kelebihan yaitu mampu mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan dibanding ikan lainnya Bijaksana, 2010.
Pada stasiun 2 ditemukan 6 spesies ikan. Puntius binotatus mempunyai nilai kepadatan tertinggi dengan nilai 0,12 indm
2
. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena stasiun 2 merupakan daerah wisata pemandian air terjun yang
memiliki kondisi lingkungan dengan parameter yang cocok untuk ikan tersebut. Stasiun 2 yang merupakan wisata pemandian air terjun memiliki kecepatan arus
yang lebih deras dibandingkan stasiun lainnya sehingga kepadatannya lebih tinggi. Menurut Kottelat et al., 1993, menyatakan Puntius binotatus dapat
ditemukan pada berbagai tipe perairan dan kondisi parameter fisika kimia perairan yang berbeda-beda. Habitat yang umumnya menjadi tempat bagi kehidupan
Puntius binotatus diantaranya adalah di mata air dekat air terjun, sungai besar maupun kecil, hingga saluran pengairan untuk sawah.
Pada stasiun 3 hanya didapatkan 5 spesies. Pada stasiun ini tidak ditemukan Mastacembelus unicolor padahal kondisi lingkungan faktor fisik-kimia
perairan masih mendukung untuk ikan ini hidup. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena tidak didapatkan pada penangkapan ikan menggunakan jala.
Menurut Wardoyo et al., 2002, ikan Mastacembelus unicolor senang menyendiri dan terdapat di sepanjang sungai tetapi lebih banyak ditemukan di sungai bagian
hilir karena ikan tilan menyukai habitat yang masih dipengaruhi oleh pasang surut. Ikan ini lebih senang hidup pada perairan tenang yang masih dipengaruhi
oleh pasang surut.
4.1.3 Indeks Keanekaragaman Shannon- Wienner H’ dan Indeks