Langkah-langkah Model Pembelajaran EXCLUSIVE

29

e. Sistem Pendukung

Menurut Abdurrahman, dkk. 2012: 221 sistem pendukung yang diperlukan sehingga model pembelajaran ini dapat diimplementasikan antara lain: kompetensi guru dalam pengembangan perangkat pembelajaran dan lingkungan belajar yang kondusif.

f. Dampak Instruksional dan Pengiring

1 Dampak Instruksional Pembelajaran Pembelajaran dengan menggunakan model EXCLUSIVE akan memiliki dampak instruksional. Menurut Abdurrahman, dkk. 2012: 221 dampak instruksional yang diperoleh adalah siswa memiliki kemampuan dalam mengkonstruksi pengetahuan, kemampuan pemecahan masalah, dan penguasaan materi pembelajaran baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan konsep konstrukvisme yang dikemukakan oleh Piaget dan Vigotsky Rusman, 2012: 202 yaitu adanya hakikat sosial dari sebuah proses belajar dan penggunaan kelompok- kelompok belajar dengan anggotanya yang beragam, maka membuat terjadinya perubahan konseptual. 2 Dampak Pengiring Setelah pembelajaran dengan model ini dilaksanakan maka akan timbul dampak pengiring. Dengan kata kalian hal-hal yang akan dirasakan setelah pembelajaran. Abdurrahman, dkk. 2012: 221 mengungkapkan dampak pengiring yang diperoleh adalah nilai-nilai positif dalam membangkitkan kesadaran akan 30 pengetahuan yang relevan dan sikap kritis siswa dalam belajar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak instruksional pembelajaran menggunakan model EXCLUSIVE adalah siswa memiliki kemampuan dalam membangun pengetahuan, pemecahan masalah dan penguasaan materi dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor melalui penggunaan kelompok-kelompok belajar. Sedangkan dampak pengiring yang diperoleh adalah pengetahuan, kesadaran dan sikap kritis siswa dalam belajar.

D. Metode Permainan

1. Pengertian Metode

Sebuah pembelajaran tentunya tidak terpisahkan oleh peranan seorang guru dalam menyajikan materi kepada peserta didik. Penyajian pembelajaran mencakup banyak hal mulai dari pendekatan, model, metode, teknik dan lain-lain. Menurut Rusman 2012: 132 metode adalah cara yang dapat digunakan guru untuk melaksanakan strategi pembelajaran. Sedangkan menurut Sani 2013: 90 metode adalah cara mengajar yang telah disusun berdasarkan prinsip dan sistem tertentu. Lebih lanjut Sani juga berpendapat metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Warsono dan Haryanto 2012: 174 pada metode pembelajaran langkah- langkah atau urutan kegiatannya tidak terstrukturkan secara ketat. 31 Menurut Sani 2013: 163 jenis metode yang umum digunakan diantaranya curah pendapat, studi kasus, diskusi, demonstrasi, ceramah, pembicara tamu, mentoring dan permainan. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk melaksanakan strategi pembelajaran dengan langkah-langkah dan urutan kegiatan tertentu. Jenis metode sangat bervariasi, dalam pemilihannya disesuaikan dengan tujuan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Metode Permainan

Guru sebagai pengelola pembelajaran harus pandai dalam memilih dan menggunakan metode sesuai dengan perkembangan usia anak sekolah dasar yang masih dalam masa bermain, agar mereka tidak merasa jenuh dan bosan. Menurut Supendi dan Nurhidayat 2008: 12 pendidikan saat ini menjadikan permainan sebagai salah satu metode dalam kegiatan belajar maupun pelatihan. Sani 2013: 164 mengemukakan metode permainan adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan peserta didik dimana mereka dilibatkan dalam permainan untuk simulasi suatu tugas atau topik tertentu. Sedangkan menurut Resmini dan Juanda 2007: 255 pada hakikatnya, permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan. Suyatno 2005: 14 permainan yang dimanfaatkan dengan bijaksana dapat menambah variasi, semangat dan minat pada sebagian program